Adam mencoba mengingat kembali dengan semua peristiwa dalam hidupnya. Namun ingatannya hanya berjangka sebatas 3 tahun silam. Setelah dirinya tersadar dari koma.
Sang Jendral yang tampak memakai pakaian lengkap dengan lencana dan tongkat komando kemudian kembali menghadap kepada Adam Rudiant."Jendral Adam, Saya merasa senang bisa bertemu dengan anda. Mari kita ke markas besar militer di Kota Houston. Keluarga besar Angkatan Bersenjata Nasional, terutama Kesatuan Pasukan Khusus 202 sudah menunggu kepulangan anda!" ucap Letnan Jendral Charles.Mendengar itu, Adam tampak tak tertarik. Namun di satu sisi. Ini adalah kesempatannya untuk membalaskan dendam terhadap semua orang yang telah merendahkannya. Serta membunuh keluarganya.Adam menganggukkan kepala lalu berkata, "Baik, aku akan ikut denganmu. Tapi aku meminta satu syarat!""Apa persyaratan itu Mayjen Adam?" tanya Letjen Charles."Setelah kamu membawaku ke markas besar kemiliteran. Tolong antarkan aku ke kota Venice. Karena aku akan menemui seseorang di D'Golden City," ucap Adam, memintanya."Siap laksanakan Jendral!" Jawab Letjen Charles.Setelah sejenak berbincang, Adam keluar dari gedung lapas dikawal puluhan prajurit bersenjata lengkap.Penyambutan Adam oleh Tentara Nasional membuat geger seisi kota. Pasalnya jalan besar ditutup serta banyak pasukan bersenjata lengkap yang berjaga di pusat kota.Pakaian Adam telah berganti dari baju tahanan menjadi Baju kebesaran militer.Kemudian ia dibawa menggunakan mobil Range Rover anti peluru menuju ke markas besar kemiliteran.Sesampainya di markas besar militer kota Houston.Adam keluar dari mobil lalu melangkah di atas karpet merah menuju ke gedung kebesarannya.Adam tampak begitu gagah dengan tongkat komandonya."Beri penghormatan kepada Mayor Jendral Adam Rudiant!"Barisan tentara serentak melakukan penghormatan militer.Seluruh petinggi militer telah berdiri di depan gedung kebesaran Sang Jendral besar untuk menyambutnya."Selamat datang Jendral Adam Rudiant. Kami sudah menunggu anda kembali ke kesatuan Angkatan Bersenjata Nasional," ucap seorang Jendral bintang tiga kepada Adam."Terima kasih, senang juga berjumpa dengan anda," jawab Adam. Lalu Mereka saling berjabat tangan.Di tengah acara penyambutan yang begitu meriah. Adam menghampiri Letjen Charles lalu berkata, "Letnan, saya tidak punya banyak waktu. Antarkan saya ke Kota Venice!""Siap laksanakan Jendral. Saya akan kerahkan tiga puluh pasukan khusus untuk mengawal perjalanan anda!" ucap Letnan Charles."Baik, saya pergi dulu," ucap Adam. Lalu ia melangkahkan kaki menuju ke mobil Range Rover. Dan seketika para ajudan mengikutinya dari belakang.Iringan mobil militer yang membawa Jendral Adam Rudiant langsung menuju ke kota Venice.Sesampainya di dekat rumah yang kini dikuasai oleh Any, ibu tiri Lusiana.Tampak suasana begitu ramai. Para tamu berdatangan. Hal itu membuat Adam bertanya-tanya.Lalu Adam keluar dari mobil Range Rover. Para pengawal mengikutinya dari belakang. Namun Adam berbalik badan lalu memberikan arahan kepada para Adujan untuk tidak mengikutinya sampai rumah. Hanya beberapa Intelegent saja yang menjaganya melalui penyamaran sebagai orang biasa.Sementara itu di kediaman keluarga Any. Pada tamu undangan telah berkumpul. Di antaranya hadir juga keluarga dari James, pria yang dijodohkan oleh Any kepadanya Lusiana.Sebenarnya Lusiana tak ingin acara ini berlangsung. Lantaran ia masih menyandang status istri dari Adam. Namun Any terus memaksa agar mereka berpisah. Dan kini ia terpaksa mendengar suaminya itu dihina-hina di depan matanya."Si Adam itu memang lelaki bodoh. Kerjaannya hanya serabutan. Berbeda jauh dengan kamu James," ucap Any dengan wajah ketusnya.James tertawa lalu berkata, "Itu mungkin kesialan Lusiana sempat mendapatkan suami yang tak berguna. Tapi tak apa, sedikit lagi Lusiana akan bahagia bersamaku Ma.""Coba saja dari dulu kamu sudah melamar Lusi. Mungkin tidak akan seperti ini nasibnya sekarang. Ditelantarkan begitu saja." ujar Jhony, Adik tiri Lusiana.Padahal keluarga Any telah memutar balikkan fakta yang sesungguhnya. Merekalah yang mengusir dan memutus hubungan antara Adam dan Lusiana hingga ia kesulitan untuk memberikan nafkah.Sebenarnya Lusiana sangat sakit hati mendengar ucapan-ucapan tak pantas dari mulut keluarga Any. Namun, apalah daya Lusi di sana.Lamaran pun dimulai, James berdiri di hadapan Lusiana dengan menyodorkan sebuah cincin pernikahan. Senyuman sumringah begitu terpancar dari wajah James. Namun tidak dengan Lusi. Ia menahan air matanya. Kecewa terhadap sikap Any yang memaksakan semuanya hingga lamaran ini pun terjadi.Tiba-tiba, Seseorang datang dengan gagahnya dari sudut ruangan. Suara langkahnya terdengar bagai puluhan prajurit yang akan datang menyerang. Menggelegar hingga ke ujung ruangan. Seketika Mereka para tamu undangan pun terheran-heran melihatnya."Itu Adam, si sampah itu. Kenapa dia bisa datang ke acara mewah ini? Dia pasti akan merusak kemewahan pesta dengan dirinya yang gembel itu!"Jhony yang melempar tubuh Adam di tol seketika terkejut melihat Adam yang tiba-tiba datang dengan begitu gagahnya."Tidak mungkin! Harusnya dia sudah mati. Bagaimana bisa dia hidup kembali!" ucap Jhony kepada Any, ibunya."Caramu salah dalam membunuhnya! Sekarang, cepat hadang si sampah itu! Jangan sampai dia mengganggu acara yang sakral ini!" Seru Any kepada Jhony.Jhony langsung berdiri dari kursi dan menghampiri Adam. Saat ia mulai mendekati. Sontak saja Ia terkejut bukan main melihat perubahan pada diri Adam.Adam berjalan layaknya seorang Jendral besar yang gagah berani. Begitu berwibawa dan begitu kuat aura yang terpancar dari tubuhnya.Walau begitu, keluarga Any masih selalu menganggap Adam sebagai sampah yang harus dibuang."Hey, buat apa kamu datang ke acara lamaran Lusiana? Memang kamu siapa?" Seru Jhony dengan membusungkan dada dan menaikkan dagu."Aku ingin bertemu dengan Lusiana dan Paul. Dan aku nyatakan lamaran ini tidak sah! Aku adalah suaminya!" tegas Adam dengan suara lantang. Layaknya seorang Jendral yang memerintahkan pasukannya.Suara menggema itu membuat Jhony mundur beberapa langkah karena terkejut dengan suaranya yang mengerikan.Semua orang yang hadir pun terkejut dengan suara yang menggelegar itu. Mereka semua nenengok ke arah Adam. Termasuk juga James yang terpancing dengan suara itu.Lalu James turun dari podium untuk menghampiri Adam. Dengan wajah tersenyum namun seperti merendahkan. James berkata, "Setelah sekian lama aku mencarimu! Akhirnya aku menemukanmu sebagai lelaki yang tak berguna! Sekarang biarkan aku yang akan menafkahi Lusiana secara lahir dan batin. Kamu lanjutkan saja kerjaanmu yang serabutan itu. Hahaha!"Adam masih bersikap tenang. Walau hatinya sebenarnya terbakar. Adam belum mengetahui bahwa yang di hadapannya adalah musuh bebuyutan yang dicari selama ini.Di atas Podium, Lusiana memandang Adam seakan tak percaya. Karena keluarganya mengabarkan bahwa suaminya telah mati.Lusiana memerah wajahnya, ia menghampiri Any dan tiba-tiba ia berteriak, "Mama sangat keterlaluan! Mama rela melakukan hal keji demi memisahkan aku dan Adam! Dasar berhati iblis!"Tak ada kata-kata lagi yang bisa diungkapkan Lusiana saat ini untuk mengungkapkan kekecewaannya.Any tersenyum puas melihat Lusiana menangis. Pemandangan itu adalah sebuah hiburan baginya. Mengingat saat dulu, ketika Ibu kandung dari Lusiana yang merupakan istri pertama Sanjaya. Pernah membuatnya menangis karena sejatinya Sanjaya lebih mengutamakan Ibu kandung Lusiana dibanding dirinya yang hanya istri simpanan.Lalu dengan menyipitkan mata dan tersenyum licik Any berkata, "Sampah itu memang layak untuk dibuang. Biar nanti para anak buah Pak James yang akan menghajar dia, Lusiana. Ayo kita lanjutkan lamaran ini dan tersenyumlah!"Any mengangkat dagu memandang Lusiana lalu merangkul tangannya untuk mengajaknya ke podium."Lepaskan!" Pekik Lusiana terus meronta-ronta.Sebenarnya Any ingin menyingkirkan Adam untuk mengorbankan Lusiana agar dijodohkan dengan seorang konglomerat. Hal itu dilakukan demi melunasi hutang perusahaan D'Golden Grup yang akan pailit.Tiba-tiba Lusiana menghentak tangan Any dengan keras hingga melepaskan genggaman tangannya.Hal itu seketika membuat Any meradang. Lalu Lusiana berlari untuk menghampiri Adam. Seluruh keluarga Any langsung menghadangnya.James masih berhadapan dengan Adam. Sorot matanya tajam memandang namun mulutnya menyeringai."Hey Adam Rudiant! Apakah kau tidak mengenalku?!""Akulah yang telah menghabisi keluargamu. Dan sekarang, aku akan menikahi istrimu! Kami akan berbulan madu! Hahaha!"Mendengar ucapan James tersebut membuat Adam meradang hingga urat-urat di lehernya tampak menyembul keluar. Kedua tangannya tampak mengepal erat mengisyaratkan hasrat pembalasan."Kau yang telah membunuh keluargaku! Berarti aku harus membunuhmu!"Tiba-tiba Adam melayangkan pukulan ke wajah James.James menangkis pukulan itu dan mendorong Adam dengan keras. Namun itu pun tak menggoyahkan sama sekali tubuh Adam.Di saat yang sama, tiba-tiba terdengar suara iringan mobil berdatangan lalu memarkir di pekarangan.Semua mata tertuju ke arah belasan mobil militer yang memarkir di depan rumah."James, siapakah mereka? Apakah mereka tamu undangan mu?" tanya Any.James tampak gelagapan dan gemetar ketakutan.Semua orang tidak mengetahui bahwa Adam adalah seorang Jendral, kecuali James."Me–mereka..." Ucapnya, bergemetar dan berkeringat dingin sekujur tubuhnya.Adam tersenyum dan berkata, "Sudah siap untuk menerima semua konsekuensi perbuatanmu?"Wanita itu tampak begitu agresif kepada Adam. Membuat Adam semakin geram kepadanya."Aku tidak mengenalmu!""Pergi Kamu!" Adam membentak wanita itu.Namun perempuan itu semakin tak terkendali layaknya seorang pemabuk."Sayang, jangan begitu dong. Kamu kan sudah menyewa jasaku. Harusnya kamu menerima aku untuk melayani kamu...""Pergi!" Tiba-tiba Adam mendorong wanita itu lalu melangkah pergi begitu saja.Ia meninggalkannya di luar gerbang seorang diri.Namun sebenarnya, wanita itu tidaklah datang seorang diri.Ia melirik sambil tersenyum seseorang di sisi jalanan yang tengah merekam video.Lalu ia memberikan sebuah jempolnya yang menandakan semua berjalan dengan lancar.***Adam kembali ke dalam pagar dan menghampiri Lusiana yang tengah berdiri menunggunya di pekarangan."Ada apa sih? Kenapa ada suara seorang wanita?" tanya Lusiana, khawatir."Orang gila baru saja datang di rumah kita. Abaikan, Kita masuk saja ke rumah," ucap Adam.Lusiana yang penasaran tiba-tiba melangkahkan kaki ke
Mendengar permintaan Any, Lusiana dan Adam saling bertatapan.Lalu Lusiana kembali menatap Any seraya menggelengkan kepala. "Aku gak tau lagi harus berbicara apa. Jumlah itu terlalu besar. Untuk apa uang sebanyak itu ma?"Any lantas menjawab, "Sejujurnya, mama terpaksa meminjam uang kepadamu. Dikarenakan Mama memiliki hutang pada bank dan harus diganti dalam satu bulan ini.""Astaga, hutang untuk apa ma?" tanya Lusiana."Mama baru saja membeli mobil baru. Mobil yang lama sudah reot. Mama malu membawanya," Ucap Any.Mengetahui hal itu, Lusiana semakin murka terhadap Any. Kehidupannya yang terlalu hedonis membuat Any terjebak ke dalam jeratan hutang."Mama sangat keterlaluan. Padahal mobil mama masih bagus dan layak pakai. Kenapa Mama mudah sekali membuang-buang uang untuk suatu hal yang kurang berguna!" Seru Lusiana."Mama malu, Teman-teman arisan Mama sudah memiliki mobil baru yang mewah. Tapi mama, selama 3 tahun ini belum mengganti mobil baru," Jawab Any.Mendengarnya ucapan Any, me
Setelah memakan waktu setengah jam perjalanan, mobil yang membawa Adam telah tiba di AR Hospital.Mereka keluar dari mobil lalu seorang penjaga keamanan seketika menghampiri."Selamat datang pak Adam dan ibu Lusiana," Ucap penjaga keamanan tersebut."Terima kasih, apakah semua sudah berkumpul di ruang rapat?" tanya Adam."Sudah pak. Silahkan bapak menuju ke sana. Karena seluruh petinggi sudah menunggu bapak," Ucap sang petugas keamanan.Lalu Adam berbalik badan dan menatap Lusiana yang tengah duduk di bangku tengah."Lusiana, kamu mau ikut denganku ke dalam?" tanya Adam.Lusiana tampak tengah memperhatikan ponselnya. Namun ia seketika berbalik arah memandang Adam dan berkata."Tidak, biar aku akan menunggumu saja. Aku sedang berkomunikasi dengan keluarga," Ucap Lusiana."Baik, tak apa. Kamu tunggu saja di sini. Aku akan kembali beberapa jam lagi," Jawab Adam."Aduh, apakah bisa sedikit dipercepat?""Aku harus ke rumah mama. Karena keadaan mama sedang tidak baik-baik saja," ucap Lusian
Setelah dua jam pertempuran berdarah. Suara sirine ambulance terdengar berdatangan. Untuk membawa jasad seluruh anggota mafia dan dua pemimpinnya untuk kemudian dibawa menuju ke rumah sakit kepolisian.Adam dan seluruh pasukannya kembali ke Kediamannya.Di istana Rudiant, Lusiana dan Paul menunggunya dengan harap-harap cemas.Kala mobil Pasukan telah tiba, raut wajah sumringah seketika terpancar dari wajah Lusiana.Adam keluar dari mobil langsung menghampiri Lusiana yang tengah menggendong Paul."Lusiana! Kamu sudah menungguku dari tadi?" tanya Adam, seraya melangkah mendekati istri dan anaknya."Aku sudah sangat mengkhawatirkanmu, kamu kenapa lama sekali pulangnya?" tanya Lusiana."Kami mendapat perlawanan sengit saat melakukan penyergapan. Beruntung seluruh pasukan selamat dalam bertugas," Ucap Adam."Bagus kalau begitu, aku pikir akan banyak memakan korban. Tapi ternyata semua baik-baik saja," Ucap Lusiana."Ya sudah, mari kita masuk rumah. Aku sudah sangat lelah dan lapar,"ucap Ad
Mendengar suara bising di ruangan parkir, membuat semua orang mengalihkan perhatiannya."Tolong periksa di ruangan parkir!" Seru Dasvanco kepada anak buahnya."Siap tuan!" Jawab salah satu anak buahnya.Lalu dua anak buah menuju ke ruangan parkir yang tak jauh dari ruangan tengah.Sesampainya di parkiran mobil, mereka terkejut melihat ban mobil yang telah kempes."Sungguh aneh! Bagaimana mungkin ban mobil ini bisa kempes dengan sendirinya," Ucap salah satu mafia, terlihat keheranan."Biar aku yang memeriksanya," Ucap rekannya.Lalu ia memeriksa ban mobil itu dengan seksama.Tiba-tiba sebuah peluru melesat menembus kepala dua mafia tersebut.Dua anggota mafia seketika tewas di tempat.Hingga 10 menit berselang, Dasvanco menunggu dua anak buahnya. Namun tak kunjung kembali ke hadapannya."Kenapa mereka berdua tidak kembali! Tolong periksa keadaan mereka!" Seru Dasvanco."Siap Tuan,"jawab salah satu anak buahnya.Lalu ia menuju ke ruangan parkir tersebut.Dan selang beberapa menit, satu
Saat malam mulai menjelang, sebuah mobil audy hitam telah tiba di depan istana Rudiant.Dua pengawal seketika menghampiri untuk menyambutnya."Selamat malam Tuan Jody, senang anda bersedia untuk datang memenuhi panggilan. Pak Adam sudah menunggu anda," Ucap Sang pengawal."Ya, di mana dia sekarang?" tanya Jody."Pak Adam sudah menunggu anda di ruang tamu. Silahkan masuk Tuan," Ucap sang pengawal."Baik, Terima kasih," Jawab Jody.Lalu ia melangkah menuju ke arah pintu rumah. Saat ia memasuki rumah bak istana tersebut.Adam langsung berdiri dari bangku sofa. Dan menyambut kedatangan Jody."Selamat datang Jody, bagaimana kabar anda sekarang?" tanya Adam, seketika menyodorkan tangan kepadanya."Aku baik-baik saja. Bagaimana juga dengan keadaan anda sekarang?" tanya Jody."Akhir-akhir ini, aku dibuat pusing oleh para mafia. Mereka sedang gencar-gencarnya melakukan serangan balas dendam. Tadi pagi, rumah sakit diserang oleh seseorang tak dikenal. Dan aku mengundang kamu kesini untuk menany