Home / Romansa / DENDAM SANG PUTRI / Bab 1. FITNAH SEORANG SELIR

Share

DENDAM SANG PUTRI
DENDAM SANG PUTRI
Author: Vanessa_nesa

Bab 1. FITNAH SEORANG SELIR

Author: Vanessa_nesa
last update Last Updated: 2021-12-07 16:18:07

"Tuan, coba ikut aku, cepat! Atau kau tidak akan bisa melihat bagaimana permaisurimu yang sangat kau puja-puja itu sedang menghianatimu." Zelena menarik tangan sang raja dengan pengawalan ketat dari para pengawal kerajaan.

"Apa maksudmu, Zelena?" Rehard menghentakkan tangannya, berusaha melepaskan tarikan tangan Zelena, selirnya itu.

Zelena tentu saja tak dapat memaksanya, meski lelaki itu adalah suaminya. Suaminya yang menganggapnya sebagai wanita pemuas nafsunya saja.

Zelena dengan senyum liciknya terus berjalan di samping lelaki itu.

"Pengawal, buka pintu kamar itu!" teriak Zelena keras.

Bruuukkk …

Pintu pun terbuka. Zelena memandang tajam wajah Rehard. Sambil tangannya menunjuk ke dalam kamar itu.

Rehard terdiam. Dadanya terlihat turun naik sedang menahan amarahnya. Tangannya mengepal melihat permaisurinya sedang tidur berdua dengan salah seorang kepercayaannya bernama Jose.

"Alice!" teriaknya kencang sekali.

Selanjutnya, keduanya diseret untuk menjalani hukuman.

Jose, pemuda tampan itu harus menjalani hukuman di penjara bawah tanah seumur hidup. Sedang Permaisuri Alice bersama bayinya, Putri Kimberley dibuang ke hutan. 

Setelah melihat kenyataan istrinya melakukan hubungan gelap dengan orang kepercayaannya, akhirnya Rehard menganggap Putri Kimberley bukanlah darah dagingnya.

Zelen puas dengan kemenangannya. Sandiwara yang dibuatnya ternyata berhasil.

"Terima kasih, Josep, Michael dan Fizzy, ini untuk kalian!" Zelena pun menyerahkan kotak kecil yang berisi banyak sekali koin emas sebagai hadiah untuk ketiga orang pengawal kerajaan yang telah membantunya menjalankan semua rekayasa untuk menyingkirkan Alice dan Kimberley.

"Ha … ha … ha … sekarang akulah permaisuri di sini, dan putriku akan menggantikan Putri Kimberley yang bernasib malang itu untuk menjadi kesayangan Raja Rehard yang dungu itu!" Zelena tertawa terbahak-bahak di dalam kamarnya.

***

"Terima kasih, Zelena, kau telah membuka mataku, hingga aku tahu siapa Alice sebenarnya." 

"Tak perlu kau mengucapkan itu, Sayang, ini semua kulakukan karena aku tak ingin kau terus-terusan menjadi pecundang." Zelena membalas pelukan mesra Rehard dan bibirnya terus menyunggingkan senyum tipis penuh arti.

"Akhirnya perjodohan yang kubuat dengan Raja Daltun batal. Sekarang aku ingin anakku yang kau lahirkan lah yang akan kujodohkan dengan pangeran Alden." 

"Benarkah?" Mata Zelena terus berbinar-binar menatap sang raja.

"Benar, Sayangku!" Kini Rehard menciumi wajah Zelena yang masih dalam pelukannya.

Jadilah malam ini malam pertama yang paling indah bagi Zelena. Malam pertamanya tanpa Permaisuri Alice yang selama ini membuatnya merasa tak pernah diberi tempat di kerajaan ini, bahkan di kamarnya sendiri.

Zelena adalah seorang perempuan licik. Sebenarnya ia hanya seorang pelayan kerajaan. Tapi dengan wajahnya yang sangat cantik, dan dengan kelihaiannya memikat lawan jenis, akhirnya ia mampu menaklukkan hati Raja Rehard.

Zelena ingin hidupnya berubah, ia tak ingin lagi hidup menderita sebagai rakyat jelata yang miskin, jelek dan selalu dihina.

Meski hanya menjadi seorang selir, namun ia rasa itu sudah cukup membuatnya bahagia.

***

Permaisuri Alice, maaf kami harus meninggalkan kau dan Putri Kimberley di tempat ini. Tapi sebelum kami meninggalkan kalian, kami ingin membuatkan sebuah rumah kayu di atas pohon untuk kalian berteduh dan agar kalian terhindar dari serangan binatang buas. Ini sebenarnya di luar perintah Raja, tapi aku dan yang lainnya sangat mencintaimu sebagai permaisuri yang sangat baik hati. Aku akan terus mendatangi kalian untuk membawakan makanan dan kebutuhan lainnya untuk kalian." Daroll menundukkan kepalanya saat berhadapan dengan Permaisuri Alice.

“Terima kasih, Daroll. Kau dan teman-temanmu sangat baik telah membantuku.” 

Sepeninggal Daroll dan yang lainnya, Alice merasa nyaman berada di rumah pohon yang dibuatkan oleh mereka.

“Diam, Sayang ... Ibu akan selalu melindungimu. Suatu hari Ibu akan mengajarkanmu bagaimana caranya balas dendam.” Udara malam semakin terasa dingin, Alice mendekap putrinya yang terus menangis. Suara binatang malam pun mulai terdengar. Sesekali suara lolongan anjing hutan terdengar, menambah suasana malam semakin mencekam.

Tiba-tiba terdengar suara cakaran pada dinding rumah kayu mereka. Jelas itu membuat Alice ketakutan. Semakin ia dekap erat tubuh mungil putrinya itu, Putri Kimberley.

Alice memberanikan diri untuk mengintip. Matanya membesar saat dari balik rumah kayunya ia lihat ada sesuatu yang sangat mengerikan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tasman Azza
keyen kali mbak.........
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 41. Siapa Mereka?

    Putri Kimberley terus nekat menuruni anak tangga untuk mendatangi kandang Jessy dan Rurry, dua hewan kesayangannya.Teriakan sang ibu tak lagi digubrisnya. Selama seminggu tidak pernah bertemu dengan keduanya membuat kerinduan di hati Sang Putri kian membuncah."Jessy! Rurry! Aku datang!" teriak Putri Kimberley memecah kesunyian malam.Dengkuran binatang malam pun seakan ikut berpacu mengisi kesunyian malam itu. Namun sedikit pun tidak membuat nyali Putri Kimberley menjadi ciut. Tak ada ketakutan yang menghinggapi hatinya saat itu."Ngghhhiiik! Ngghhhiiik!" ringkikan Jessy kuda kesayangan Sang Putri pun terdengar seolah ingin menyambutnya. Kreeeiiikkk …Tangan gadis cantik itu pun terlihat tak ragu saat membuka pintu kandang keduanya."Heiiii … apa kalian sudah tidur?" Bola matanya ia besarkan mencoba menembus pekatnya malam."Ngghhhiiik …" "Kau kah itu Jessy?" tangannya meraba-raba ruangan tempat tinggal kedua hewan kesayangannya itu, mencoba meraih keduanya.Haaaappp …Tiba-tiba a

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 40. Jangan Ada Yang Tahu Kalau Kita Masih Hidup

    "Kim, dari mana kau kenal dengan Dorothy?""Saat aku pertama kali hendak pergi mengikuti tes menjadi perawat kuda Pangeran Alden waktu itu, Bu. Aku beristirahat di rumahnya," jelasnya sambil bermanja memeluk tubuh ibunya. Kerinduannya pada sang ibu membuatnya ingin selalu dekat pada wanita ini."Oh, aku rasa Dorothy yang kau maksud adalah Dorothy yang aku kenal itu. Apa kau pernah menceritakannya padaku?" Lagi-lagi ia mencoba mengingat soal Dorothy."Sepertinya belum, Bu. Tapi, entahlah. Aku sering lupa dengan apa yang pernah aku katakan, mungkin karena kesibukan ku merawat kuda-kuda Pangeran Alden. Oh, ya, dua kesayanganku, Rury dan Jessy mana Bu?""Mereka ada di bawah. Besok kau bisa menemuinya." Permaisuri Alice masih penasaran dengan wanita bernama Dorothy tadi."Iya, Bu, aku sanga

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab. 39. Nyonya Dorothy?

    Putri Kimberley menunduk. Gadis itu bingung harus melakukan apa. Mengaku tentang siapa dia sebenarnya, atau terus menyimpan semuanya rapat-rapat sampai saatnya tiba ia bisa mengungkapnya.“Wilona, seperti ada yang kau sembunyikan padaku. Apa kau tidak menganggap aku ini sebagai orang yang kau sayangi?” suara Dorothy mulai merendah, ia tak ingin gadis cantik yang membuatnya jatuh hati ini merasa takut mendengar suaranya yang keras.“Heeem, Nyonya boleh aku habiskan susu ini?” Putri Kimberley berusaha mengalihkan pembicaraan, padahal susu dalam gelasnya sudah habis.Dengan tersenyum tipis, Dorothy mengangguk kecil.“Tapi, susu dalam gelasmu itu sudah habis, Sayang,” ucapnya sambil menahan rasa gelinya melihat tingkah canggung gadis itu,“Oh…” mu

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 38. Sebuah Kebingungan

    “Sebentar, Nyonya Dorothy, biar aku lihat Tuan Freddy. Semoga tidak terjadi apa-apa dengannya,” ujar gadis itu, dan langsung bangkit dari duduknya.Setelah berada di luar kamar, Putri Kimberley, mengedarkan pandangannya, matanya mencari-cari arah sumber suara lelaki itu. Akhirnya, ia mendapatkannya.Putri Kimberley, melangkahkan kakinya menuju ke luar arah depan rumah itu.“Ada apa Freddy?” tanyanya saat ia sudah berada di dekat lelaki itu.“Lihat Wilona, rombongan prajurit istana baru saja lewat!” jawabnya, sambil tangannya menunjuk ke arah jalanan.Ekor mata Putri Kimberley melihat apa yang dikatakan lelaki itu barusan.Dilihatnya memang banyak sekali para prajurit dari istana Kerajaan White Tiger di sana, mereka menunggangi

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 37. Kedatangan Tamu Istimewa

    Bab 37. Kedatangan Tamu Istimewa “Dorothy coba lihat siapa yanga datang!” Freddy menggerakkan tubuh istrinya itu. Matanya membuka sedikit, lalu membesar setelah tahu siapa yang datang. “Freddy, apakah aku tidak salah lihat?” “Nyonya Dorothy … apa kau tidak suka aku datang?” Wilona alias Putri Kimberley mendekat dan duduk di sisi ranjang. “Ooooohhhhh … Wilona, sungguh aku mengharapkan kau datang. Dari tadi malam aku dan Freddy hanya membicarakanmu dan berharap kau datang mengunjungi kami di sini,” mata itu mulai berair, dan jatuh di kedua pipinya yang keriput. “Betulkah, Nyonya Dorothy?” tangannya langsung memeluk tubuh itu. Dorothy hanya mengangguk, mulutnya tak mampu untuk bicara, hanya isakannya saja yang kini mulai terdengar.

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 36. Kerinduan Dorothy

    "Bukan … bukan aku sok tahu, Freddy, tapi itu hanya dugaanku saja.""Sama saja, Dorothy!" Bibir tebal lelaki itu mencibir pada sang istri.Dorothy hanya diam, ia tak ingin menanggapi lagi ucapan Freddy, lelaki yang sedikitpun tak pernah bersikap romantis pada dirinya."Ayo, kita pulang! Matahari sudah mulai meninggi!" Lelaki itu bangkit dan berjalan menuju sapi-sapinya.Dorothy yang masih terlihat diam, akhirnya mengikuti juga langkah sang suami."Ayo, kita pulaaaang!" Freddy dengan suaranya yang melengking meminta pada sapi-sapinya itu untuk kembali ke kandang mereka.Dorothy pun membantunya.Setelah selesai memasukkan sapi-sapinya masuk ke dalam kandang, lalu keduanya pun masuk ke dalam rumah mereka yang sederhana namun

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status