Home / Romansa / DI BAWAH KUASA SANG MAFIA / Menolong orang yang salah

Share

Menolong orang yang salah

Author: CHRISTINL
last update Huling Na-update: 2023-03-08 17:24:14

Setelah beberapa saat menunggu, sebuah pesan balasan masuk di ponselnya.

Yah, sudah ia duga. Pelariannya membuat sang Ayah dengan bebas mengutak-atik kamarnya, ia pikir kini Ayahnya tahu jika Putri pembangkangnya tidaklah selemah yang ia kira saat ini.

Setelah beberapa saat menunggu, sebuah pesan balasan masuk di ponselnya.

Rahasianya telah terungkap, ia tahu mulai hari ini tidak akan mudah. Daddynya pasti cepat atau lambat akan menyewa profesional untuk mencarinya dan itu tidak boleh terjadi.

Dengan memandang langit pada langit malam ia berucap, "maaf Dad, tapi aku ingin bebas."

'Maaf menghianati kepercayaanmu Dad.' Batin Jia sebelum melangkah menuju hotel kecil yang sudah ia pesan sebelumnya. Berdiam diri pada hotel kecil tidaklah mudah, apalagi menunggu makanan yang belum juga tiba.

Memutuskan untuk mengecek secara langsung, Jia keluar dari kamarnya.

Deg!

"Apa yang terjadi–"

"Tolong." Ucap pelan seorang Pria yang berdiri tepat di depan kamarnya, tapi bukan itu masalahnya. Tubuh Pria itu penuh dengan darah, sangat banyak hingga ia bisa melihat jejak sepanjang lorong darinya.

Jia waspada, tapi nuraninya tidak bisa membiarkan kewaspadaannya menguasainya.

"Masuklah, akan ku obati."

Dengan tertatih-tatih Pria itu masuk, Jia tidak langsung mengobati luka Pria asing tersebut. Tapi ia membesihkan darah di sepanjang lorong, sampai semuanya hilang.

"Maaf, tapi bisa tolong lepaskan baju Anda?" Tanya Jia dengan sopan, yang langsung membuat Pria itu bergerak cepat melepas bajunya sendiri walau kesusahan.

'Revandro Maxio.' Batin Jia saat melihat tato pada tubuh Pria di depannya, namun ia bersikap santai seolah tidak mengetahui apapun.

Setelahnya Jia mengobati Revandro, dengan telaten membersihkan lukanya.

"Anda bisa istirahat di sini, kurasa sofanya cukup besar untuk kau tiduri. Ada apa dengan tatapanmu?"

"Temani,"

"Apa maksudmu–" belum sempat melanjutkan perkataannya, tangan Jia di genggam oleh Revandro. Menariknya pelan, agar duduk di samping Pria itu.

Menyadarkan kepala pada bahunya, Revandro menutup matanya. Sedangkan Jia yang tahu siapa itu Revandro hanya bisa membuang nafas pasrah, tangannya bahkan terasa digenggam erat. Seolah tak ingin membiarkan ia pergi.

Beberapa menit berselang, Jia menatap keluar jendela. Menatap cahaya matahari yang mulai pudar, 'Sial aku lapar!'

"Hei bangun... Sudah sore, apa Anda tidak lapar?" Ucap Jia yang berusaha membangunkan Revandro, untunglah ia tak harus berusaha keras dalam membangunkannya.

"Jam berapa?"

"Hampir memasuki jam 4, ingin makan sesuatu?"

Revandro tak bergeming dari posisinya, hingga matanya perlahan terbuka. Menegakkan tubuhnya, ia menatap Jia dalam diam.

Jia yang di tatap sontak menjadi waspada, sampai suara ketukan pintu yang sangat keras mengalihkannya.

"SIAPAPUN YANG BERADA DI DALAM, HARAP UNTUK MEMBUKA PINTU. WAKTU ANDA 2 MENIT DARI SEKARANG SEBELUM PINTU KAMI DOBRAK!"

Jia bangkit, tetap tenang ia melihat di balik layar monitor.

'Black Snack? Mereka,kan. Musuh keluarga Maxio?' Batin Jia.

"Apa mereka yang melukai Anda?" Tanya Jia, yang dibalas anggukan oleh Revandro.

Jia mengusap kasar wajahnya, ia tak punya pilihan selain melawan. Mengharapkan Revandro itu tidak mungkin, luka di tubuh Pria itu cukup parah. Meski ia tahu itu bukanlah luka terburuk yang pernah ia dapatkan.

Jia beranjak dari hadapan Revandro, namun sebelum itu suara baku terdengar dari luar. Membuat ia mengurungkan niatnya, hingga...

"Wanita yang menarik, aku suka."

"Apa yang Anda katakan–"

Belum sempat melanjutkan kata-katanya, Jia tiba-tiba tak sadarkan diri. Namun sebelum itu ia sempat mendengar, "Terima kasih sudah merawatku, tapi sepertinya kau menolong orang yang salah."

bersambung...

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • DI BAWAH KUASA SANG MAFIA   Kembali pada kesadaran

    "Melihat apa?" Tanya Vier yang menoleh mengikuti arah pandang Jia. "Oh itu, hanya beberapa dokumentasi dari karya-karya yang berhasil aku ciptakan. Akan kuberi salah satunya jika kau menyukainya,"Jia menatap ngeri Vier, apa pikirnya dengan pandangan yang terarah pada foto itu membuat Vier berpikir jika ia tertarik pada foto itu? Oh Tuhan, siapa juga yang menginginkan foto dengan gambar yang mengerikan.Mayat dengan beberapa luka ukiran hasil tangan Vier, nampak sangat menjijikan dan membuat mual jika bukan karena Jia sudah terbiasa dengan hal mengerikan yang sang ayah lakukan. Mungkin saat ini ia sudah pingsan, tidak! Mungkin ia sudah mati, saking terkejutnya."Tidak!" Tolak Jia tegas setelah beberapa saat terdiam, "aku masih waras,""Tapi percayalah, semua wanita yang ada pada foto itu tidak pernah datang ke tempat ini sebelumnya. Maksudnya, aku tidak pernah melakukan pembunuhan dan penyisaan di ruangan ini. Khusus untukmu, ruangan ini hanya khusus digunakan untuk Perempuan istimewa

  • DI BAWAH KUASA SANG MAFIA   Speell it!

    'SIAL! SIAL! SIAL!!'Entah sudah berapa kali Jia mengumpat dalam hati.Ia mengumpati Pria sialan di depannya, yang asik menciptakan huruf demi huruf pada lengannya. Yah tak lupa juga mengumpati dirinya sendiri karena tidak bisa melawan, dan malah bersikap patuh seperti ini. Ia yakin, di hadapan Vier ia tak ada bedanya dengan seekor kelinci yang tak berdaya di hadapan singa. Merindingnya belum juga hilang, matanya memejam erat. Ingin menangis rasanya, tapi sekuat tenaga ia menahannya. Karena jujur saja ia tidak ingin Pria atasnya ini merasa menang, juga sebagai pertahanan satu-satunya agar tidak dianggap lemah dan berakir tewas di tangan Vier.Ketika duri menggores kulitnya, rasanya sangat sakit bahkan lebih sakit daripada tertusuk jarum. Tapi ketahuilah, rasa sakit itu bahkan bukan apa-apa jika berniat menghancurkan pertahanannya. Ia harus menahannya, sedikit lagi. Sebentar lagi, Vier akan menyelesaikan kegiatan tidak warasnya.Dan benar saja..."Selesai," ucap Vier setelah menyelesa

  • DI BAWAH KUASA SANG MAFIA   Mengukir tanda dengan duri

    Selesai mengatakannya, Vier mengambil setangkai bunga mawar putih pada salah satu vas bunga yang tak jauh darinya.Memusatkan pandangannya pada Jia, "justru sebaliknya, kau akan terbakar dengan cintaku Jia sayang..."Tangai mawah putih itu ia gigit, Jia yang melihatnya mendadak merasakan perasaan asing yang sama seperti di saat Vier menyentuhnya waktu itu. Pria itu menaiki ranjang kembali, masih dengan tatapan sama.Jia sebisa mungkin menahan air matanya agar tidak keluar, entahlah. Ia tidak paham mengapa dirinya bereaksi berlebihan seperti ini, ia tidak ingin menjadi lemah dihadapan Vier."Jia-""Tidak Vier, itu bukanlah cinta. Sedikitpun tidak, itu adalah obsesi. Obsesimu karena melihatku yang berbeda dari orang lain dalam menanggapimu,"Vier memekan pelan bahunya agar terbaring, naik keatasnya. Memandangnya dalam, "Jia, sadarlah. Aku mencintaimu,""Tidak, kau tidak mencitaiku Vier. Harus berapa kali kukatakan padamu!" Tekannya dengan suara pelan. "Kau hanya mencitai dirimu sendiri,

  • DI BAWAH KUASA SANG MAFIA   Perdebatan dalam ruang penyiksaan

    "Anggaplah aku gila karena saat itu memberimu kesempatan untuk menjamah tubuhku, namun kali ini... tidak, tidak lagi. Kejadian itu tak mungkin ku ulang lagi," Jawab Jia dengan gelengan kepala pelan, menjawab perkataan Vier yang keterlaluan.Apa Vier pikir jika dirinya semurah itu sampai harus rela di sentuh kembali oleh Pria itu?"Aku tidak peduli, aku ingin menyentuhmu seperti saat itu. Kali ingin biarkan aku melakukannya dengan benar,"Dada Jia sontak naik-turun mendengar penuturan Pria di depannya, napasnya memburu dengan mata tajam yang menyorot pada Vier. Tangannya bahkan mengepal erat, tidak peduli dengan luka yang baru saja ia terima. Sedangkan Vier? Pria itu bingung, entah mengapa ia tidak suka dengan reaksi Jia yang terlihat penuh amarah di depannya. Mengenyahkan pemikirannya, Vier kembali berucap. "Ayalah Jia sayang, kau menginginkan sentuhanku bukan? Itulah sebabnya waktu itu kau memberiku kesempatan, Kau mendambakan tubuh ini bukan? Kau juga-"Bukk!Melayangkan satu boge

  • DI BAWAH KUASA SANG MAFIA   Mengakhiri drama dengan luka

    Tak memedulikan perkataan Jia, Vier malah membelai seluruh rahang Jia dengan gerakan pelan menggunakan pisau itu. Gerakan yang sangat pelan, tidak melukai wajah Jia sedikitpun."Kau tahu, aku jadi tidak sabar untuk menacapkannya pada kedua mata hitammu dan mencabutnya keluar." Kata Vier dengan menghentikan pisaunya tepat di depan mata Jia.Menahan nafas sejenak, Jia memutuskan untuk mengakhiri drama kepura-puraannya. "Singkirkan!""Ouw! Kau benar-benar takut heh?""AKU BILANG SINGKIRKAN SIALAN!" Seru Jia dengan menyingkirkan pisau di depannya, menepis kasar pisau tersebut menggunakan tangannya hingga terlepas dari genggaman Vier.Menghempaskannya jauh ke lantai, hasil perbuatannya. Jia mendapatkan luka gores yang cukup dalam pada telapak tangannya, membuat cairan merah pekat merembes keluar.Vier menatap pisau yang kini tergeletak di lantai sebentar, sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya pada Jia dengan raut wajah ketidapercayaannya."Kau nekat juga ternyata," katanya, "Kemarikan

  • DI BAWAH KUASA SANG MAFIA   Sisi lain yang kembali mengambil alih

    "Karena aku tidak sama dengan mereka!" Dengan lantang, "Bagaimana bisa kau berharap jika aku akan mengormatimu sama seperti mereka? Disaat kau tahu sendiri yang kuinginkan bukanlah perlindungan dari kekuasaanmu, tapi kebebasan!" Sambungnya.Tangan yang mengepal erat, Jia menunjukan emosi bahwa ia tengah tidak baik-baik saja saat ini. Amarah seakan membakar seluruh akal sehatnya, Dia. Jia, meluapkan emosinya.Sedangkan Revandro? Pria tertegun sejenak, sebelum akhirnya kembali tertawa namun bukan tawa jahat. Tapi sebuah tawa yang terdengar lirih, Pria itu memandang Jia lama. "Huftt! Padahal aku sudah berusaha menekannya, tapi ungkapanmu barusan benar-benar membuatku kehilangan kendali atas kesadaranku. Sungguh luar biasa,"Jia mengerutkan keningnya, mencerna arti dari setiap kata yang terucap dari mulut Pria di depannya. Hingga di detik berikutnya retina mata Pria di depannya berubah, sorot mata yang sangat jelas diingat Jia.Vier, Dia mengambil alih Revandro."Lama tidak jumpa little g

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status