Share

34. Teka-teki

Kakiku seolah terpaku di atas bumi saat melihat pemandangan yang tak mengerikan di hadapanku. Aku ingin segera berlari dan kembali mengunci pintu rumah saat melihat seseorang menginjak leher orang lain. Darah bercucuran dari orang yang kini keadaannya sangat mengenaskan. Untung saja, orang itu memunggungiku sehingga Ia tak melihat keberadaan ku. Apalagi, suaraku tadi tak terdengar olehnya.

"Ada apa, Neng?" tanya bu Asih.

Bukan hanya kaki, tapi mulutku juga terkunci. Aku tak mampu menjawab apapun. Pemandangan yang ku lihat terlalu mengerikan buatku.

Bu Asih yang tak mendapatkan jawaban apapun, malah keluar dan memeriksa sendiri tentang apa yang terjadi.

"Astagfirullah...!"

Kalimat yang sama keluar dari mulut bu Asih dan kali ini dengan suara yang keras, membuat orang yang sedang melakukan penyerangan itu pun menoleh ke arah kami.

Wajahnya sangar dan penuh bekas luka. Tindikan terlihat di telinga dan bibirnya. Tangannya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status