Share

Bab 3

Author: Pena_kinan
last update Last Updated: 2022-07-25 14:56:33

CINTA IBU SAMBUNG

BAB 3

"Buka pintunya, Alma! Apa yang kamu lakukan di dalam?" Aku kembali berteriak. Meneriaki wanita yang ada di dalam ruangan itu. Tangan tak hentinya menggedor pintu cukup kuat.

Ceklek

"Berisik banget! Tania, kamu ini apa-apaan sih? Sudah malam," ucap Alma sembari membenarkan cardigan piyama yang sedikit terbuka.

"Kamu lagi ngapain? Sama siapa?" Aku langsung masuk begitu saja tanpa permisi. Langsung mencari ke penjuru ruangan. Mencari sosok pria yang selalu menghabiskan malam dengan Alma.

Namun sayang, tak ada seorang pun disana.

"Eh, kamu nyari siapa? Nggak ada siapa-siapa!" Alma terlihat tersenyum miring melihat kebodohanku. Seharusnya aku tidak bersikap kasar. Aku harus bersikap lembut agar bisa menemukan bukti-bukti itu. 

Bod*h, kamu bod*h Tania. Aku terus saja merutuki diriku sendiri dalam hati. Jika seperti ini tidak akan pernah aku mendapatkan bukti itu.

"Awas, kalau kamu mengkhianati Ayah! Aku akan menjadi orang pertama yang akan memberimu pelajaran!"

"Ow ya? Huu … takut! Kita lihat saja, siapa yang paling bod*h diantara kita!"

Melihat wanita yang berdiri di hadapanku, dengan pongah melipat tangannya. Rasanya aku ingin menyumpal mul*tnya. Dia terlalu percaya diri, pintar menyimpan rapat kebusukannya. Namun, bangkai yang disimpan akan tercium juga bau nya nanti. Kita lihat, siapa yang akan menang dalam hal ini.

Aku meninggalkan kamar Alma dengan hentakan kaki yang cukup kuat. 

Kemudian menutup pintu kamar dengan kasar. Aku menjatuhkan bobot tubuhku di atas ranjang. Pikiranku menerawang jauh. Memikirkan siapa laki-laki bersama Alma di foto itu? Siapa laki-laki yang membuat Alma mende*ah. 

Ah, sial. Wanita itu berhasil membuat hidupku kalang kabut. 

Aku segera meraih ponsel yang tergeletak tak jauh dari tempatku. Berselancar di media sosial mencari akun Alma. Padahal selama ini tak pernah sekalipun aku penasaran dengan hidup Alma. Ya Tuhan, tolong bantu hamba-MU ini.

Keningku mengkerut, kedua alisku saling bertautan ketika melihat akun bernama Alma. Ya Tuhan, foto-foto yang ia pamerkan di jagat maya begitu vulgar. Terlalu berani bagi wanita yang sudah bersuami. 

"Alma, kamu memang begitu menjijikkan. Apakah Ayah tidak tahu seperti apa istrinya selama ini?" gumamku pelan. Segera aku screenshot lalu menyimpannya dalam galeri. Tapi tunggu, ada satu akun yang membuatku penasaran. Akun bernama Baby hot, mengikuti setiap postingan yang dibagikan Alma. Dia selalu memberikan emotikom love dan juga selalu memberi pujian di setiap kolom komentar. Yang lebih parahnya Alma selalu membalasnya tak kalah mesra. Siapa Baby hot ini?

Namun sayang, akun miliknya di privasi. Sehingga aku tidak bisa mencari tahu siapa sebenarnya orang dibalik akun tak berfoto itu.

Aku keluar dari kamar menuju dapur. Berniat sarapan sebelum bekerja. Sudah ada Mbok Jum disana, berdiri sedang menyiapkan secangkir kopi.

"Kopi buat siapa, Mbok?" Aku bertanya pada Simbok sembari menjatuhkan bokong pada kursi. 

"Eh, Mbak Tania. Kopi buat bapak. Mbak Tania mau dibikini susu atau kopi?" 

"Susu aja deh, Mbok. Ayah sudah pulang, Mbok?"

"Sudah, Mbak. Tadi subuh, bapak pulang cepet. Katanya badannya nggak enak."

"Kok nggak bangunin Tania?"

"Mungkin Bapak kecapekan, Mbak. Lagian perjalanannya kan jauh dari luar kota." Simbok datang meletakan segelas susu dan juga secangkir kopi tepat dihadapanku.

"Kok bukan Alma yang bikin kopi?" Mbok Jum yang mendengar pertanyaanku hanya bisa senyum-senyum.

"Kenapa Simbok senyum-senyum?" tanyaku keheranan.

"Mbak Tania ini makanya buru-buru nikah sama Mas Satriya. Nanti baru tahu rasanya rindu kalau sudah lama nggak ketemu," ucap Mbok Jum sembari menutup wajahnya dengan nampan.

"CK," Tak ada jawaban yang keluar dari bibir ini. Membicarakan soal pernikahan membuatku pusing tujuh keliling. Apalagi semenjak aku bicara dengan Mas Satriya mengenai permintaanku untuk menunda pernikahan. Dia tak lagi menghubungiku. Apa iya aku yang harus mengalah? Aku harus siap untuk menikah tahun depan? Tahun depan itu tidak lama lho, ini sudah bulan ke sepuluh. Yang artinya bulan Oktober, jadi kalau tahun depan tinggal dua bulan lagi. Dan rencana semula bulan februari kita menikah. Ya Salam, tiga bulan lagi. Secepat itu? 

[Mama, pengen ketemu sama kamu. Jadi hari ini kamu nggak usah ke butik. Aku jemput, kita makan siang sama Mama]

Satu pesan kubaca dari Mas Satriya. Benar saja, dia pasti sudah mengadu dengan ibunya. Aku menghela napas panjang lalu membuangnya perlahan. Meletakan benda pipih itu di atas meja tanpa berniat membalasnya. 

Alma terlihat berjalan menuruni tangga bersama Ayah. Bergelayut manja seolah tidak ada pasang mata yang tengah memperhatikan mereka.

"Pagi, Tania," sapa Alma sok ramah. Aku yakin dia melakukan itu karena sedang bersama Ayah.

"Pagi, Yah? Kok nggak bangunin Tania sih? Tania kan juga rindu," ucapku sembari berlari kecil memeluk lelaki paruh baya itu. Sengaja tangan Alma aku singkirkan dengan kasar. 

Terlihat bibirnya mencebik, tidak suka akan sikapku.

"Maaf, sayang. Ayah, takut ganggu kamu. Sudah sarapan?" Cinta pertamaku itu mengusap rambutku dengan lembut. Seolah aku masih anak kecil baginya. Padahal usiaku sudah dua puluh enam tahun.

"Ini lagi mau sarapan. Ayah mau di siapkan roti?" 

"Nggak perlu, sudah aku siapkan sarapan buat Ayah. Sini, Sayang. Kita sarapan bareng. Tania, mending kamu sarapan yang banyak. Biar kuat mengahadapi urusan pekerjaan nantinya," tutur Alma, wanita itu berbicara ramah namun nadanya seakan mengintimidasiku.

Wanita itu benar-benar pandai bermain watak. Seharusnya dia menjadi artis papan atas, atau menjadi pemain sinetron dengan karakter antagonis.

Ayah mengikuti arahan Alma. Duduk didekatnya lalu mulai memasukan roti tawar pada mulutnya. 

"Pekerjaan kamu gimana, Tania?"

"Alhamdulilah lancar, Yah. Semuanya baik dan juga seperti yang direncanakan. Pekerjaan Ayah gimana?"

"Lancar, Satriya gimana kabarnya? Kok lama nggak main ke sini?" 

Uhuk … uhuk … uhuk.

Alma terlihat terbatuk-batuk ketika Ayah menanyakan Mas Satriya. Aku hanya menanggapinya seperti angin lalu. Tanpa memperdulikan tingkah Alma yang sedikit aneh.

"Baik, dia mau ke sini, Yah. Mau jemput Tania, kita ada janji sama Mama."

"Mamanya Satriya?"

Aku hanya mengangguk lalu menghabiskan susu yang tinggal separo gelas.

"Mbak Tania, di depan ada Mas Satriya." Tiba-tiba Mbok Jum sudah berdiri di sampingku.

"Suruh ke sini saja, Mbok. Suruh sarapan bareng," titah Ayah pada Simbok.

"Iya, Tuan." Simbok berjalan tergopoh-gopoh menghampiri Mas Satriya yang masih berada diluar. Aku yang sudah muak melihat wajah Alma berinsiatif menyudahi sarapan. 

"Nggak usah, Yah. Aku pergi aja sekarang." Aku menghampiri Ayah lalu mencium tangannya dengan takzim. 

"Lho kok malah pergi?"

"Iya, da …." Teriakku sembari melambaikan tangan.

"Terima kasih banyak, Mas Satriya. Simbok sudah terima uang itu. Sudah Simbok kirim pada keluarga Simbok di kampung," ucap Simbok pelan namun masih bisa terdengar ditelingaku.

Uang? Uang apa yang Simbok maksud? Selama ini Simbok kerja dengan Mas Satriya? Kenapa aku tidak tahu seperti ini sih?

"Eh, Sayang. Kamu sudah siap?" tanya Mas Satriya, terlihat gugup ketika aku datang.

"Ayah minta kamu sarapan dulu, kita masuk dulu atau langsung pergi?" tanyaku dengan ragu. Tenang, Tania. Kamu harus tenang, jangan gegabah. Cari tahu kebenaran dulu baru bertanya kepada mereka sebenarnya apa yang mereka sembunyikan dari kamu? 

"E- enggak usah! Kita langsung pergi saja!"

"Ya sudah, ayo!"

Segera aku masuk kedalam mobil. Terlihat Simbok juga langsung masuk ke dalam rumah. Meskipun tidak aku pungkiri banyak pertanyaan yang ada di kepalaku saat ini. Ada apa ini? Ada apa dengan Mas Satriya dan juga Simbok? Uang apa yang dimaksud? Pekerjaan apa yang Simbok lakukan?  Apakah ini ada hubungannya dengan Alma?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Anggiria Dewi
keknya simbok dibayar untuk menutupi kebejatan satria sama alma
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • DIKHIANATI IBU SAMBUNGKU DAN CALON SUAMIKU   Bab 44

    Desahan Ibu SambungBab 44Aku menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Merasa paru-paru maupun napas ini tidak bisa menghirup oksigen sebagaimana mestinya. Entah mimpi apa aku semalam yang pasti hari ini aku akan membuat sebuah keputusan. Keputusan besar yang akan merubah hidupku kelak. Keputusan yang akan aku pertanggungjawabkan pada Tuhan kelak. Keputusan yang harus aku ambil tanpa adanya paksaan maupun belas kasih. Tulus dari dalam hati.Aku menatap nanar Damar maupun Reza, kedua laki-laki itu baik. Mereka memiliki kelebihan masing-masing. Aku memiliki satu nama, nama diantara mereka yang mampu membuat hatiku sedikit terusik. Pandanganku kini berpindah pada Gladis, putri Reza. Parasnya begitu menawan mungkin mirip dengan Ibunya. "Tan, aku nggak mau kamu terbebani. Jika memang dia yang kau pilih. Tak masalah, aku mundur. Kebahagiaanmu jauh lebih penting," ucap Damar ketika mataku terus saja menatap Reza.Aku mengarahkan pandanganku ke arah laki-laki itu. Laki-laki yang pernah membay

  • DIKHIANATI IBU SAMBUNGKU DAN CALON SUAMIKU   Bab 43

    Desahan Ibu SambungBab 43"Kenapa nggak bisa, Tania? Uang kamu banyak kan?" Kini wanita itu tidak lagi sungkan meminjam uang. Malah terkesan memaksa.Aku berfikir sejenak, mencerna ucapan wanita itu. Haruskah aku meminjamkan uang dengan alasan kemanusiaan? Atau aku biarkan wanita itu kebingungan, entah apa yang ia katakan itu benar adanya atau tidak aku juga tidak tahu.****"Tania, bagaimana?" Wanita tua itu kembali memastikan bahwa aku akan memberinya pinjaman. "Maaf, Tante. Untuk uang sebesar itu Tania tidak bisa bantu. Lebih baik Tante berurusan dengan Karin. Nanti dia akan bantu. Kalau begitu Tania pergi dulu, Tan. Masih ada urusan, maaf." Aku berpamitan lalu meninggalkan Tante Mia yang masih memegangi gagang sapu. Aku harap wanita itu tidak tersinggung dengan sikapku, aku juga berharap dia mengerti akan sikapku. Aku membereskan semua pekerjaanku yang sudah selesai. Menaruh beberapa lembar kertas ke dalam map. Lembaran kertas ini adalah desain-desain pakaian terbaru yang akan

  • DIKHIANATI IBU SAMBUNGKU DAN CALON SUAMIKU   Bab 42

    Desahan ibu SambungBab 42"Kalau kamu gimana Damar?" tanya Tante Mila membuat semua orang mengalihkan pandangannya ke arah Damar.Damar pun melihat ke arahku, mataku sengaja aku lebarkan dan sedikit menggelang, aku harap lelaki itu mengerti akan kode yang aku berikan."Damar …."****"Damar sih terserah gimana Tania nya aja," ucap lelaki itu sembari tersenyum. Entah mengapa membuatku justru ingin menjambak rambutnya yang lebat nan hitam itu. Bagaimana tidak, aku sudah memberinya kode dengan melebarkan mata dan juga gelengan kepala. Dia masih tidak mengerti, dasar laki-laki.Kini semua pandangan tertuju padaku, aku yang masih mengunyah sisa mie dalam mulut hanya bisa nyengir. HahMati aku, sudah aku bilang kan aku tidak mau dijodohkan. Kenapa justru seperti ini."Mereka masih muda, kasihlah kesempatan untuk kenalan. Mengenal lebih dekat satu sama lain, biar keputusan mereka yang ambil. Lagian, menikah itu sekali seumur hidup yang jalani juga mereka. Kita selaku orang tua hanya bisa m

  • DIKHIANATI IBU SAMBUNGKU DAN CALON SUAMIKU   Bab 41

    DESAHAN IBU SAMBUNGBab 41Aku duduk di kursi paling ujung bersama Ayah. Malam ini kami memutuskan makan malam di restoran. Sudah cukup lama aku dan juga ayah jarang makan malam berdua, menikmati kebersamaan semenjak kedatangan Alma. Dulu sebelum Ayah menikah dengan wanita itu, kami kerap melakukannya. Karena dengan cara itulah, aku dan juga ayah semakin dekat. Semenjak kepergian Ibu, aku benar-benar merasa kesepian.Ayah selalu pulang larut malam. Menyibukan diri bekerja, agar tidak terlalu mengingat mendiang istrinya. Namun sayang, dia lupa akan diriku. Untuk mengganti semua waktu yang ia habiskan di kantor, ia selalu mengajakku keluar hanya sekedar makan malam. Berbagi cerita dan juga mendengar keluhku.Ayah adalah sosok yang hangat, adanya dia selalu disampingku aku tidak merasakan kesepian lagi. Namun wanita itu datang, merenggut senyum Ayah dariku. Aku kembali kosong, tapi tidak sekarang. Ayah benar-benar sudah kembali seperti dulu, semua hal yang berhubungan dengan Alma sudah

  • DIKHIANATI IBU SAMBUNGKU DAN CALON SUAMIKU   Bab 40

    Desahan Ibu SambungBab 40"Kang, temennya Mbak Tania yang kemarin ganteng ya?" ucap Juminten ketika pisau yang ia pegang tengah mengiris wortel.Srutt ah …Udin menyeruput kopi hitam. "Yang mana sih, Yu?" tanya Udin sembari tangannya meletakkan cangkir di atas lepek."Alah, yang nganter Mbak Tania sama Simbok pulang itu lho. Masak Ndak tahu?!""Ow yang itu? Ganteng sih, beda tipis sama Mas Satria.""Halah, sama Mas Satria? Beda jauh Yo, Kang. Mas Satria itu nggak ada apa-apanya dibandingkan Mas Damar, lagian Mas Satria itu tingkahnya nggak bermoral. Coba sekarang gimana kabarnya Mas Satria, Kang Udin tahu tidak?""Ya mana saya tahu tho, Mbok. Wong bukan anakku kok!""Lha iya, Mas Satria itu lembaran buku yang seharusnya ditutup lalu disimpan di gudang. Sudah nggak perlu dicari keberadaanya. Cukup, cari buku baru," tutur Juminten panjang lebar. Membuat Udin tertawa cekikikan. "Bahasamu itu lho, Mbok. Sok puitis, kebanyakan nonton sinetron ini.""Iya, simbok paling suka nonton sinetr

  • DIKHIANATI IBU SAMBUNGKU DAN CALON SUAMIKU   Bab 39

    Desahan Ibu SambungBab 39"Minta tolong apa ya, Tan?" tanya Tania. Mona dan juga Susi pun terlihat sikut menyikut. Mona hanya bisa memainkan bibirnya dan kedua alisnya. Membuat Susi yang daya tangkapnya rendah kebingungan."Begini Tania, maksud kedatangan Tante ke sini, mau minta tolong sama kamu buat …."*****"Dam, cantik ya Tania?" Mila bertanya pada Damar setelah meninggalkan kediaman Tania."Cantiklah, Bu. Namanya juga perempuan," jawab Damar benar adanya. Kalau laki-laki tentunya ganteng."Ibu serius, kamu sepertinya juga suka sama dia. Iya kan? Dari cara kamu menatap Tania, Ibu sudah bisa membaca kalau kamu juga suka sama dia.""Ibu bisa aja. Itu cuma perasaan Ibu saja.""Masak?" Bibir Mila mencebik seolah mengejek putra keduanya itu. Ya Mila memiliki dua putra, anak pertama sudah menikah dia bernama Bagas, sedangkan istrinya bernama Sarah, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Revan. Adam Margono adalah suami Karmila. Kini tengah berada di luar negeri. Ada bebera

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status