Share

Session 2 - Bab 16

“Biarin Ibu berdua dengan Pak Hakim. Jangan ganggu dulu.” Aku bicara padanya dengan ekspresi datar. Tak mau terlihat kalau aku terkesima dengan wajahnya yang hmmm, kuakui memang tampan. Berkali-kali lipat jauh di atas Bang Irfan malah.

“Kenapa?” tanyanya dengan kedua alis saling bertaut.

Aku mengusap wajah. Namun baru saja hendak menjelaskan, sorot lampu mobil membuat perhatianku teralihkan. Seketika senyum pada bibirku mengembang. Tuhan sedang baik padaku hari ini.

Mobil yang sangat kukenal menepi. Tak berapa lama, laki-laki paruh baya yang bergelar dokter itu turun. Kaca matanya yang membuatnya terlihat gagah bertengger pada hidung mancungnya. Tak kupungkiri, Bapak memang tampan. Karena itu juga tak bisa kusalahkan jika Ibu masih saja gagal move on.

“Ibu kamu ada, Fa?” tanya Pak Dokter Restu Handika alias Bapak.

“Ya, di dalam! Hanya saja sedang ada tamu.”

“Tamu? Tumben.” Alis Bapak saling bertaut, keningnya berkerut. Namun, tak banyak tanya lagi. Dia langsung beranjak pergi da
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status