Share

BAB 4B

Mataku mengerjap. 

Aroma minyak kayu putih tercium di sekitarku. Sudah lama aku tak pernah pingsan. Aku benar-benar shock mengetahui kenyataan kalau aku pun hendak dilamar. 

Bagiku pernikahan itu menentukan masa depan seseorang. Aku tak boleh gegabah. 

Mungkin itu juga yang menyebabkan hingga usia mendekati kepala tiga aku masih memilih sendiri. 

Setiap ada lelaki yang mendekat, aku memilih untuk menjaga jarak. Dan entahlah, sampai kapan itu akan terus terjadi, aku tak tahu. 

“Nduk, tamunya sebentar lagi datang. Kamu sebaiknya segera bersiap,” tutur Bulik dengan lembut, saat aku masih terbaring di kasur.

Aku mengangguk, lalu berusaha bangkit. 

“Kamu tidak usah mikir macem-macem. Paklikmu sudah tahu siapa Nak Rizal itu. Anaknya baik. Rajin ke masjid. Nggak bakal jahat sama kamu,” terang Bulik di sela-sela merias wajahku. Aku hanya menurut saja. 

Rumah Paklik dengan rumah Rizal memang cukup dekat. Tak heran kalau Paklik mengenal Rizal dengan baik.

Mendengar kata jahat, tiba-tiba hatiku kembali merasa nyeri. 

Iya, memang dari dulu Rizal suka ke mesjid. Itu juga daya tariknya. Tapi, kenapa waktu itu dia bisa berkata kasar kepadaku? Bukankah orang yang rajin ke masjid harusnya tidak berkata kasar? 

Aku menghela nafas. Mendadak kata-kata Dewi berkelidan di kepala. Bukankah orang juga boleh salah? Manusia bukan makhluk yang sempurna. Jadi, mengapa harus mempermasalahkan masa lalu? 

Tapi, masalahnya Rizal sudah duda. Sementara, aku masih perawan? Apa karena aku sudah tidak laku, hingga bersedia diperistri duda? Tiba-tiba muncul bisikan lain dalam hatiku. 

“Kok ngalamun lagi?” tanya Bulik menyadari pikiranku yang kosong. 

Berbeda dengan Dini tadi yang saat dirias banyak bicara. Aku memang malah sibuk dengan lamunan. 

“Duda malah sudah berpengalaman. Kalaupun dia gagal, pasti dia tak mau mengulangi kegagalannya.” Bulik seperti mampu membaca pikiranku.

Bagaimanapun Bulik lebih punya pengalaman dalam berumah tangga dibandingkan aku. Jadi, apa salahnya aku mendengar pendapatnya.

Tak lama, tamu yang dimaksud itu, keluarga Rizal, sudah datang. 

Aku sebenarnya enggan untuk keluar. Tapi, Dini memaksa. Dia menemaniku ke depan. Bahkan, calon suami Dini juga sudah datang. 

Tamu sudah dipersilahkan duduk di tempat yang telah disediakan, begitu juga kami, keluarga penerima tamu.

Entahlah, pikiranku semrawut aku jadi tak mengerti kenapa bisa ada acara lamaran yang digabung seperti ini. 

Namun, aku memilih menurut saja. Beginikah kalau usia merangkak berumur. Tak dapat banyak berpendapat dan tak punya pilihan.

“Tante!” teriakan Sasti mengagetkanku. 

Gadis kecil itu berlari mendekat ke arahku.

Aku merasa semua mata memandang ke arahku yang langsung memeluk Sasti saat gadis kecil itu mendekat. Kami menjadi pusat perhatian.

“Nah, kan. Sudah cocok!” Celetukan Pakde, membuat para tamu menjadi riuh. 

Sasti langsung sibuk di sebelahku. Dia pun berceloteh dengan Dini. 

Entah bakat dari mana, adikku itu memang lebih pandai mengurus anak kecil dibanding aku. Dini menyukai dunia anak-anak. Keduanya asyik ngobrol apa saja seperti tak peduli dengan acara formal yang sedang berlangsung. 

Sementara, pikiranku menggembara. Aku pun belum sempat istikharah untuk memantapkan hati. Tapi, tiba-tiba acara lamaran sudah berlangsung. 

Aku bingung. Haruskah aku marah? Atau aku senang? 

Melihat Sasti, memang hatiku sering menghangat. Apalagi anak itu sama sekali tidak menyulitkan. Malah sangat mudah diajak berkomunikasi. 

Kehadiran Sasti bukannya justru berkah bagiku. Aku bisa berlatih menjadi ibu, sebelum memiliki anak yang sesungguhnya dari rahimku? Apakah semua ini kemudahan bagiku? 

“Gimana, Nak Ratih? Bersedia?” tiba-tiba suara Pakde mengagetkanku. 

“Mbak, ditanya, tuh.” Dini menyikut lenganku. 

“Kalau diam saja, artinya iya.” Tiba-tiba Ayah Rizal ikut menyeletuk. Lalu disambut gemuruh oleh tamu yang hadir.

BERSAMBUNG...

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ti N Baliando
lamaran yang amat mengejutkan
goodnovel comment avatar
Kiki Sulandari
Apa jawaban Ratih atas lamaran dari keluarga Rizal?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status