Share

Part18

Kami sampai di rumah dan masuk ke kamar masing-masing. Aku mengunci diri agar Zein nggak bisa ngeliat aku yang sedang menangis. Aku jadi menyesal karena tadi bersikap cuek sama dia, dan lebih memilih ketemuan sama Refan.

Zein pasti udah mikir kalau ternyata aku ini bukan perempuan baik-baik. Sejak awal, Zein emang nggak pernah nanyak alasan kenapa aku harus menikah kontrak dengan dia. Mungkin karena emang lagi butuh uang, apapun alasannya dia pasti terima.

Lagi pula, aku kan udah membayarnya. Harusnya masalah itu jadi urusanku dan bukan urusan dia. Ah, terserahlah. Perduli amat tentang pemikiran dia sama aku.

Tuk tik tak tik tuk.

Terdengar suara ketukan dari pintu. Aku lagi males ketemu sama Zein. Mending pura-pura tidur aja.

"Yas... Makan malam yuk!" ucapnya lembut.

Aku diam tak menjawab. Tak lama dia memanggil lagi.

"Yas."

"Tyas."

"Istriku?"

Hish... berisik amat sih.

"Raden Roro Diningtyas?"

Mau apa lagi sih dia.

"Kamu udah tidur, Yas?"

"Udah," sahutku spontan. Lalu tersadar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Isabella
authoernya keren ceritanya asik sampai senyum" sendiri
goodnovel comment avatar
Rohmat
sayangnya nunggu poin dulu mau trs baca adudududu
goodnovel comment avatar
dini handikasari
keren nih authornya.. ceritanya sejauh ini bagus, asik, lucu ^^
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status