Share

Bab 3

Author: Aina D
last update Huling Na-update: 2022-09-22 09:26:42

“Mas aku ke sana dulu, ya,” pamitku pada Mas Adam setelah merasa bosan duduk di hadapannya sementara pandangannya hanya terfokus pada ponselnya.

“Hmm.” Ia hanya menaikkan alisnya.

Aku pun bangkit dari tempatku duduk, lalu berjalan menuju ke arah yang ditunjuk Ivan tadi. Senyumku langsung merekah ketika melihat taman kecil yang ada di bagian belakang kafe. Taman bunga yang terlihat masih baru dan terawat, di sudutnya ada kolam ikan kecil lengkap dengan air terjun mini. Beberapa pengunjung juga terlihat mengagumi taman kecil yang indah ini, bahkan beberapa anak-anak terlihat memainkan ikan-ikan kecil di kolam.

“Suka tamannya?” Suara bariton itu mengejutkanku.

“Eh ... k-kamu!” Pemilik coffeshop itu sudah berdiri di sampingku.

“Kamu benar-benar nggak ingat aku, Cahaya?”

Aku menggeleng. “Maaf,” ucapku lirih.

Dia terkekeh. Kemudian menatap lurus ke arah taman bunga mini.

“Aku udah lama nyari kamu. Nggak nyangka kalau ketemunya justru di sini. Lebih nggak nyangka lagi ternyata kamu udah nikah sama teman aku.”

“Udah lama kenal Mas Adam?” tanyaku basa-basi.

“Hmm. Dulu satu tim basket di SMA. Satu kampus juga kan sama kita, hanya beda jurusan.”

“Oh.”

“Kalian udah lama nikahnnya?”

Aku menghela napas.

“Ah, maaf, Ay. Tak seharusnya aku menanyakan hal pribadi. Maafkan aku,” lanjutnya.

Aku tak menjawab.

“Oiya, tadi aku chat di grup alumni. Anak-anak pada heboh pas tau kamu datang di acara grand opening kafeku. Kamu masih ingat teman-teman kita dulu kan. Sari, Lusi, Imelda, Shafa, Doni, Yoga, Pram dan banyak lagi. Mereka pada heboh nih di grup WA bahas kamu. Pada nitip salam juga. Kebetulan memang aku nggak undang mereka kali ini karena ini hanya cabang kecil. Kalau tau kamu akan muncul di sini, aku pasti udah ngumpulin mereka dari kemarin-kemarin.”

Aku hanya tersenyum tipis.

“Iya, aku ingat mereka kok.”

“Aku masukin grup ya. Nomor WA kamu berapa?”

“Jangan, aku bukan bagian dari kalian karena aku bukan alumni. Seperti yang dikatakan suamiku tadi, aku bahkan tak berhasil menjadi sarjana dan hanya setahun menjadi mahasiswi.”

“Cahaya, kamu kenapa berubah seperti ini? Cahaya yang kukenal dulu adalah gadis yang sangat aktif di kampus, di organisasi, terkenal seantero anak teknik. Banyak fans dan banyak yang antre pengen jadi pacar, termasuk aku.”

Ia tertawa, aku pun ikut tertawa kecil.

“Ngaco, kamu!”

“Iya, kamu nggak sadar dulu jadi idola di kalangan anak-anak teknik? Kamu nggak tau berapa banyak yang patah hati saat kamu jadian sama Hendra si ketua BEM? Nih anak-anak masih pada rame nih bahas kamu di grup WA.” Ia memperlihatan layar ponselnya yang memang dari tadi kudengar tak pernah berhenti berbunyi.

“Salamin sama anak-anak, ya,” ucapku.

“Aku masukin grup, ya. Mana nomormu?”

Aku menggeleng. “Nggak usah.”

Ia menatapku. “Kamu benar-benar nggak ingat aku? Nggak ingat cowok yang ngasih coklat terus dibully satu fakultas?”

“Astaga! Itu kamu?” pekikku.

“Kamu ingat?” Ivan tertawa sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Aku tertawa lebar mengingat momen itu, di mana ada sebatang cokelat S*lver Queen di samping ranselku yang diikat pita berwana pink lengkap dengan setangkai bunga. Waktu itu, Hendra pacarku kebetulan ada di sana dan langsung mencari tau siapa yang menaruh coklat itu di mejaku. Posisinya sebagai ketua BEM tak menyulitkannya memparoleh rekaman cctv yang memperlihatkan seorang pria meletakkan benda itu di dekat tas ranselku. Lalu aku tak tau bagaimana kejadiannya sehingga ada seorang pria yang kemudian diarak dan dibully oleh seantero fakultas teknik karena berani mengirimkan coklat dan bunga diam-diam padaku, yang nota bene kekasih dari ketua BEM. Aku pun tak mempedulikannya pada saat itu, hanya mendengar ceritanya dari Sari, salah satu sahabatku saat masih mengenyam bangku kuliah.

Bersambung.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Hasdi Nursi
so sweet...bgt ngasih coklat,,......
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • DOSA TERINDAH   Extra Part 2

    “Kalian ini ya ... sama aja dua-duanya! Bucin gak ada obat emang!” Tak kupedulikan suara Kak Dian. Aku segera memeluk Aya sebisaku, membuatnya senyaman mungkin.“Untung bayimu nggak kembar, Ay. Kamu bayangin deh kalo dapat bayi kembar, punya tiga bayi kamu di rumah. Sanggup?” Kak Dian kembali bicara. “Kurasa yang paling ngerepotin sih bayi raksasamu yang ini, Ay.” Telunjuk Kak Dian mengarah padaku.“Jangan bikin Aya ketawa, Kak! Kakak nggak tau kan gimana rasanya ketawa pasca operasi lahiran?” Aku mengulangi kata-kata Kak Dian.“Oiya, sanggup puasa nggak lu, Bro! Empat puluh hari loh.” Kak Dian menekankan kata empat puluh. “Nggak bisa bikin anak orang keramas tiap hari lagi lu.” Suara kekehan Kak Dian terdengar mengejek.“Nak Dian dan Ivan di sana. Biar Ibu yang di sini.” Sebuah perintah lain membuatku dan Kak Dian tak bisa membantah lagi. Ibu mengambil alih posisiku, mengusap lembut kening putri sulungnya dan memberi bisikan-bisikan yang kurasa berisi banyak makna, sebab setelahnya k

  • DOSA TERINDAH   Extra Part 1

    PoV IvanAku seperti berada di sebuah ruangan sempit, terkunci rapat dan membuatku tak bisa bernapas. Kilasan-kilasan kebersamaan selama lima tahun lebih pernikahanku dengan Aya berputar kembali di kepala seperti adegan film yang membuat dadaku semakin sesak terhimpit.Tahun-tahun bersama Cahaya adalah tahun-tahun terbaik dalam kehidupanku. Tentu saja jika ini adalah film, seharusnya ini adalah film romantis, bukan film sedih yang membuat dadaku sesak seperti ini. Akan tetapi, sesak ini semakin tak dapat kutahan saja. Tak kupeduikan lagi bagaimana rupaku sekarang. Aku terisak ketika sudah tak dapat menahan sesak, lalu kembali menghirup udara ketika merasa sudah hampir kehilangan napasku.Ruangan ini tentu saja bukanlah ruangan yang sempit mengingat aku sedang berada di ruang VIP salah satu rumah sakit ternama. Di ruangan ini aku juga tak sendirian, ada ibu, Candra dan kembarannya, Kak Dian dan Bang Malik, namun meski banyak orang di ruangan ini, tak ada satu pun di antara kami yang be

  • DOSA TERINDAH   Bab 191

    “Terima kasih buat keluarga dan teman-teman yang udah hadir malam ini.” Ivan mengambil momen, menghentikan alunan music akustik yang sedari tadi mengisi pendengaran. Pria itu mengucapkan terima kasih yang tulus pada keluarga kami yang hadir malam ini, lalu pada teman-teman dekat yang diundang khusus olehnya. Aku menatapnya dari tempatku duduk tepat di depan panggung kecil di mana ia berdiri. “Malam ini kami merayakan tahun kelima pernikahan. Aku dan Cahaya Kirana, istriku, sudah lima tahun bersama-sama.” Dia menatapku dari depan sana, dan tatapan itu selalu membuatku merasa dicintai. Ivan masih menatapku sambil bicara. “Aku jatuh cinta pada wanita ini sejak kami masih memakai almamater yang sama, lalu Tuhan begitu baik mempertemukanku kembali dengannya belasan tahun kemudian hingga kami menikah. Dan sejak menikahinya, aku masih jatuh cinta padanya setiap hari, masih saja jatuh cinta padanya berulang kali. Malam ini saya meminta doa pada kalian semua agar kami tetap dikuatkan dalam

  • DOSA TERINDAH   Bab 190

    “Terima kasih buat keluarga dan teman-teman yang udah hadir malam ini.” Ivan mengambil momen, menghentikan alunan music akustik yang sedari tadi mengisi pendengaran. Pria itu mengucapkan terima kasih yang tulus pada keluarga kami yang hadir malam ini, lalu pada teman-teman dekat yang diundang khusus olehnya. Aku menatapnya dari tempatku duduk tepat di depan panggung kecil di mana ia berdiri. “Malam ini kami merayakan tahun kelima pernikahan. Aku dan Cahaya Kirana, istriku, sudah lima tahun bersama-sama.” Dia menatapku dari depan sana, dan tatapan itu selalu membuatku merasa dicintai. Ivan masih menatapku sambil bicara. “Aku jatuh cinta pada wanita ini sejak kami masih memakai almamater yang sama, lalu Tuhan begitu baik mempertemukanku kembali dengannya belasan tahun kemudian hingga kami menikah. Dan sejak menikahinya, aku masih jatuh cinta padanya setiap hari, masih saja jatuh cinta padanya berulang kali. Malam ini saya meminta doa pada kalian semua agar kami tetap dikuatkan dalam

  • DOSA TERINDAH   Bab 189

    Lima tahun bersamanya, lima tahun penuh bahagia meski tak sedikit pula ombak kecil yang menghantam. Lima tahun bisa menjadi diriku sendiri setelah tahun-tahun sebelumnya terjebak dalam hubungan yang membuatku nyaris kehilangan kepercayaan diri. Malam ini Twin House ditutup untuk umum demi merayakan lima tahun pernikahan ku dan Ivan.Dekorasi anniversary sudah menghiasi Twin House, deretan-deretan makanan pun sudah tertata rapi di sana. Aku sendiri tak terlibat sedikit pun mempersiapkan malam ini, aku hanya memperhatikan kesibukan Iin yang berlalu lalang mengatur venue, lalu Byan yang mondar mandir menyusun catering. Sepasang kekasih itu kini benar-benar menjadi orang kepercayaanku dan Ivan.Aku juga sama sekali tak terlibat mengatur siapa saja undangan malam ini, sebab beberapa hari terakhir aku benar-benar hanya fokus pada diriku sendiri. Setelah siang itu di mana aku berbincang dengan Nindya dan baru menyadari ada yang aneh pada diriku, aku benar-benar melakukan pemeriksaan demi mem

  • DOSA TERINDAH   Bab 188

    “Emang akunya yang kecepatan sih, Ay. Sebenarnya janjinya agak sorean, tapi karena tadi kebetulan Mas Adam juga pas mau keluar, ya udah aku ikut aja. Aku nggak apa kan nunggu di sini?”“Nggak apa, Nin.”“Oiya, Aya. Aku tadi bareng Mas Adam,” katanya lagi tepat di saat sosok yang dibicarakannya itu muncul dari arah parkiran.“Hai, Aya. Gimana kabarmu?” Kaku sekali, pria itu menyapa.“Baik, Mas. Mas Adam gimana kabarnya?” Akupun menjawab sama kakunya. Kini aku mengerti mengapa Ivan berusaha menghindarkan pertemuan seperti ini. Aku dan dia pernah punya cerita, dan meski selalu berusaha untuk saling biasa saja, namun tak bisa dipungkiri akan ada kekakuan seperti ini saat berinteraksi.“Aku juga baik. Oiya, Ivan ada?”Kembali kujelaskan bahwa suamiku baru saja keluar.“Kalo gitu aku titip Nindya ya, Ay. Dia ada urusan dikit sama Ivan untuk urusan pekerjaan.” Mas Adam menjelaskan dengan detail urusan pekerjaan antara Nindya dan Ivan padaku.Aku kembali mengangguk setuju.“Ya udah, kutinggal

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status