Share

Bab 42

“Aku sudah pernah bilang, jangan pedulikan aku jika suatu saat kamu kembali melihatku dalam keadaan seperti ini.”

“Bagiamana aku tak peduli jika kamu menangis di hadapanku, Ay. Aku ... nggak suka lihat kamu seperti ini.”

Hening menguasai, hanya sesekali kudengar pria yang berdiri bersandar di meja kerjanya sambil menyilangkan kaki itu menghela napasnya panjang. Ingin sekali kutanyakan padanya kenapa ia harus peduli padaku, tapi leherku tercekat. Tak sanggup bertanya.

Atau mungkin tak sanggup mendengar jawabannya.

“Aku nggak apa-apa, Van. Aku mengenal wanita itu. Mas Adam dan Nindya hanyalah rekan kerja.” Aku harus meluruskan apa yang ada dalam pikirannya.

“Aku tak bertanya siapa dia, dan aku juga tak peduli,” katanya sambil kembali menghela napas panjang.

“Aku hanya peduli kamu,” lanjutnya lagi.

Sekali lagi aku tersentuh. Selama ini, tak pernah ada yang berkata seperti itu padaku. Karena semua memang terlihat baik-baik saja.

Kembali hening. Hanya terdengar helaan napas kami masing-mas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Etien Kurniarin
aduuuh gregetan sama Aya kenapa sih lembek banget ,GK berani menyuarakan hatinya ...
goodnovel comment avatar
Iranika Juliana
dikit banget Thor per babnya
goodnovel comment avatar
Isabella
ah mewek dan baper aku bacanya benar benar keren nih cerita authoernya benar" cerdas bikin darting bacanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status