"Satu hari setelah kematian Kinara, Polisi menemukan bukti lain di TKP bahwa keberadaan Kinara tidak sendirian saat berada di atas rofftop gedung rumah sakit," cerita Malik masih terus berlanjut."Dan dari kesaksian pihak medis, suster jaga mengatakan bahwa sebelum Kinara dinyatakan meninggal dan terjatuh dari atas gedung rofftop, ada seorang perempuan yang mendatangi Kinara untuk menjenguknya. Saat pihak kepolisian bertanya pada suster mengenai ciri-ciri perempuan itu, barulah, fakta mengenai Kinara yang memiliki seorang saudara kembar terkuak,""Nama perempuan itu Kenari Larasati. Dia adalah saudara kembar Kinara. Jadi, sewaktu kedua orang tua Kinara bercerai, Kinara ikut bersama Ibunya ke Jakarta sementara Kenari tetap tinggal di Palembang dengan Ayahnya. Mereka terpisah dan tak pernah lagi bertemu sejak hari itu. Dan mengenai alasan mengapa selama ini Kinara nggak pernah menceritakan tentang sosok Kenari padaku, aku masih belum mengetahuinya hingga saat ini,""Setelah semua bukti
Setelah malam tadi Malik menceritakan kasus kematian Kinara pada Isna, perlahan tapi pasti Isna mulai mengerti apa yang sebenarnya terjadi.Meski, masih ada beberapa hal yang masih belum terkuak dan masih menjadi misteri baik bagi Isna maupun bagi diri Malik sendiri.Setelah Kenari dijatuhi hukuman penjara lima belas tahun, lalu bukti tes DNA yang ditunjukkan Kenari bahwa anak yang dikandung perempuan itu adalah anak Malik hingga Malik pun akhirnya dijatuhi hukuman pidana selama dua belas tahun penjara serta fakta bahwa Kinara tak pernah berselingkuh dengan Linggar, kehidupan Malik perlahan berubah.Di dalam penjara, Malik menjadi pemurung dan penyendiri hingga berakhir pada sebuah insiden percobaan bunuh diri akibat rasa bersalah yang teramat sangat.Malik dinyatakan sakit jiwa dan dibawa oleh pihak keluarga ke rumah sakit jiwa di Los Angeles, Amerika setelah pihak keluarga menebus Malik dengan sejumlah uang ke pengadilan.Sejak saat itu, Malik tak lagi tahu menahu tentang nasib Kena
Hari ini Isna benar-benar diperlakukan bak ratu oleh Malik.Semua menu makanan yang dia inginkan disediakan. Bahkan saking banyaknya makan, Isna merasa perutnya hampir meledak.Pengunjung resto hari ini cukup ramai dan Malik meminta Isna untuk menunggunya di ruangan pribadi sang Chef yang biasa Malik gunakan untuk beristirahat setelah lelah bekerja di dapur.Meski Malik adalah pemilik resto dan sudah menjadi master chef, namun Malik tak mau berdiam diri dengan mempercayakan semua menu makanan pada asistennya. Setidaknya ada waktunya Malik harus ikut turun tangan memasak jika ada pengunjung VIP yang memang hanya menginginkan hidangan yang dibuat oleh Malik sendiri.Isna sedang asik membaca buku sambil duduk di sofa empuk di dalam kantor Malik ketika pintu ruangan itu terbuka. Dilihatnya Malik masuk masih menggunakan seragam chefnya."Ada yang mau dipesan lagi Nona?" Tanya Malik seperti bertanya pada pelanggannya.Isna jadi tertawa. "Ada," jawabnya."Silahkan dipilih pesanannya," Malik
"Siapa namanya Mba?""Isna," jawab Isna apa adanya."Kenalkan, nama saya Linggar," ucap lelaki yang mengaku bernama Linggar itu seraya mengulurkan tangannya ke arah Isna.Meski ekspresi wajah Isna sempat berubah begitu mendengar nama Linggar, namun Isna berusaha untuk tetap bersikap ramah. Dia menyambut uluran tangan lelaki dewasa berwajah tampan itu."Sendirian ke sini?" Tanya Linggar lagi membuka percakapan baru seolah tak ingin Isna berlalu dari hadapannya.Saat itu Isna hendak menjawab namun sebuah suara dari arah lain sudah lebih dulu menyela."Isna datang bersamaku," ucap suara itu mendominasi.Seorang lelaki berdiri di samping Isna dan menggenggam jemari Isna dengan posesif seolah memberi kode bahwa Isna adalah miliknya."Wah, kebetulan sekali kita bisa bertemu di sini Tuan Malik. Apa kabar?" Sambut Linggar sopan dan ramah. Lelaki itu kembali mengulurkan tangannya namun kali ini ke arah Malik.Malik bergeming dan hanya menatap sinis ke arah lelaki berseragam kantor di hadapanny
Permainan panas itu sudah berlangsung dua babak.Peluh sudah bercampur menjadi satu. Lenguhan dan desahan yang terlontar dari mulut dua insan manusia yang kini sedang bergulat mencari kenikmatan duniawi terdengar semakin intens.Gerakan si lelaki semakin cepat tatkala dia merasa tubuh bagian bawahnya akan segera mencapai pelepasan kedua.Desahan berubah menjadi jeritan tertahan saat kini tubuh si wanita semakin berguncang dengan hebatnya.Si lelaki mencabut pusakanya dengan cepat dan mengarahkannya ke dada si wanita hingga lendir putih miliknya meleleh di sana.Tubuh si lelaki pun ambruk dalam senyum penuh kepuasan.Sementara si wanita langsung beranjak dari sisinya menuju kamar mandi."Loh, dilap saja pakai tissue," ucapnya namun si wanita sudah terlanjur berlari.Lelaki itu geleng-geleng kepala, merasa lucu.Dasar ABG.Pikirnya membatin.Masih dengan tubuh polos lelaki itu berbaring santai di atas tempat tidur hanya dengan menutupi bagian inti tubuhnya saja.Dia meraih ponselnya di
Warning : Terdapat adegan dewasa, harap bijak dalam membaca!*****Setelah pertemuannya dengan Dokter Prin di rumah sakit tadi, Isna memang terus bertanya-tanya mengenai maksud ucapan sang Dokter sebelum berpamitan.Terlebih saat jawaban Malik tak juga menuntaskan rasa penasarannya itu.Hingga akhirnya, Isna pun memilih diam.Mungkin lain waktu jika dia diberi kesempatan bertemu kembali dengan Dokter Prin, Isna akan menanyakan hal ini secara langsung.Malam ini, Isna berencana untuk menghibur Malik.Sejak pulang dari rumah sakit tadi Malik terus saja murung.Dan sebagai Istri yang baik sudah sepatutnya Isna membuat senang hati suaminya.Kebetulan sebelum mereka kembali ke rumah, Malik mengajak Isna mampir ke sebuah mall di pusat Jakarta, Malik bilang ada pertemuan mendadak dengan Kliennya.Jadilah Isna memutuskan untuk memanfaatkan waktu luangnya itu untuk berjalan-jalan mengitari mall sementara Malik mengurus pekerjaannya.Saat itu Isna iseng mampir ke toko pakaian dalam wanita dan m
Suara dentuman house music langsung menyapa gendang telinga seorang lelaki berkemeja hitam yang baru saja memasuki area Club.Lelaki itu berjalan santai ke arah meja bar, duduk di sana dan memesan minuman beralkohol.Kepala lelaki itu celingukan ke segala arah Club seperti mencari sessuatu hingga sebuah tepukan keras di bahunya dari arah belakang membuat si lelaki cukup terkejut."Hahahaah... Kaget ya Om? Makanya kalau ke sini itu jangan bengong! Banyak setan... Hahhaha..." Ucap seorang pemuda dengan gayanya yang terlihat keren. Pemuda itu memakai celana jeans yang dia padu padankan dengan kaus dan jaket kulit hitam.Pemuda itu duduk bersebelahan dengan si lelaki tadi. Seorang bartender perempuan menghampiri mereka dan menyuguhkan minuman yang tadi di pesan si lelaki."Gue mau Vodka satu ya manis," goda pemuda yang baru datang tadi.Si lelaki berkemeja biru itu memperhatikan pemuda di hadapannya. Dari gayanya sih, sudah pasti pemuda ini, kini berada dalam pengaruh alkohol. Lelaki itu
"Terus gimana caranya kamu bisa bebas dari kasus Hasna setelah Malik melaporkan kamu ke kantor polisi? Pastinya dia menambahkan laporannya tentang kasus Isna dong ke kantor polisi?""Nah di situlah justru dewi fortuna berpihak sama Julian Om, kebetulan yang menguntungkan jika kenyataannya Hasna itu adalah adiknya Isna! Cewek yang udah dihamilin sama Malik!""APA?"Dan Linggar pun terkejut!Melihat wajah Linggar yang tampak kaget setengah shock, Julian sempat terheran-heran meski setelahnya dia tak terlalu mau ambil pusing hingga memutuskan untuk melanjutkan ceritanya."Jadi maksud kamu, Isna menikah dengan Malik karena dia sudah hamil duluan? Begitu?" Tanya Linggar memastikan. Dia jelas terkejut setengah mati mendengar hal itu karena sejauh yang Linggar ketahui mengenai sosok Malik, lelaki itu bukan tipikal lelaki brengsek yang bisa merusak perempuan sebelum kata ijab dan kabul terlaksana."Jadi gini Om, malam itu, sewaktu Julian mau ngerjain Isna. Julian udah cekokin Isna alkohol dan