Home / Romansa / DUDA POLISI BUCIN / Cuti Yang Terganggu

Share

Cuti Yang Terganggu

Author: Lystania
last update Last Updated: 2025-05-25 06:37:38

Rasanya begitu nyaman saat masih bisa bersantai di atas kasur, kala waktu telah menunjukkan pukul sembilan pagi. Hari ini gadis manis itu mengambil jatah cuti tahunannya selama empat hari, untuk menemani Mama yang dari bulan kemarin terus mengajaknya ke Bandung untuk main ke rumah Yuda, abangnya. Namun lebih tepatnya, Mama ingin bertemu dengan cucu kembarnya.

"Ayo cepetan kamu mandi terus sarapan. Sebelum jam sepuluh kita sudah harus berangkat," ucap Mama sambil berlalu dari kamar Vanya. 

Memaksa dirinya untuk bangun, gadis itu beranjak dari tempat tidur kemudian bersiap-siap. Sesuai rencana mereka berdua akan menginap di sana sekitar dua hari dan pulang di hari Minggu pagi. Selesai sarapan dan memastikan semua pintu dan jendela telah tertutup rapat, mereka lantas berkendara menuju Bandung. Setelah menempuh dua setengah jam perjalanan, akhirnya mereka tiba juga di kota kembang itu. Begitu tiba di rumah, mereka disambut hangat oleh si kembar serta istri Yuda, Nadia. 

Dengan senyum ramah Nadia mempersilahkan Mama dan Vanya masuk. Sementara Mama dan Nadia menuju ke ruang tamu, Vanya membawa barang-barang mereka ke kamar.

***

Sore harinya, Yuda mengajak mereka semua jalan ke Alun Alun kota Bandung. Setelah menyiapkan camilan buat si kembar, mereka bergegas meninggalkan rumah. Baru saja selesai memarkirkan mobil, si kembar langsung berlarian tak tentu arah, membuat Nadia dan Vanya langsung mengejar mereka sebelum kehilangan jejak. Yuda hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah anak kembarnya itu.

"Gimana kerjaan di kantor?" tanya Mama ketika mereka telah duduk di salah satu kursi yang ada di sana.

"Gak ada yang menarik. Masih kaya itu.”

"Usaha distro kamu?"

"Belakang ini penjualan agak menurun, tapi masih lumayan lah, Ma. Yuda sama Nadia lagi mau nyoba jualan online,” ucap Yuda sempat terdiam beberapa menit, kemudian melanjutkan percakapannya dengan Mama.

"Ma, ingat gak sama Tristan teman Yuda waktu kuliah yang sering nginap di rumah?"

Mama terdiam sejenak sembari mengingat nama yang baru saja Yuda sebutkan. Beberapa detik kemudian Mama mengangguk kepala sembari menanyakan kabar orang yang Yuda maksud tadi.

"Kabar baik dia, Ma. Sekarang dia sudah balik ke Jakarta, kerja di kantor pajak." Mama menjawab ucapan Yuda dengan anggukan kepala lagi. "Kemarin dia nelpon Yuda, Ma. Minta dikenalin sama Vanya. Vanya belum punya pacar kan, Ma?" tanya Yudalagi.

"Belum punya sih kayaknya."

"Kayaknya? Mama kok ngomongnya gitu? Vanya gak pernah ngenalin cowo ke Mama?”

"Sebenarnya ada yang mau Mama ceritain, Yud. Jadi, Vanya ini lagi dekat sama seseorang. Eh, bukan deket juga sih."

"Lah, gimana maksudnya, Ma? Yuda gak ngerti." Mama kemudian menceritakan awal mula kejadian di rumah sakit sampai keinginan Vanya yang mungkin saja ingin mencoba menjalin hubungan dengan Charles.

"Mama gak salah? Vanya sama duda anak satu?” Yuda tidak terima. “Mama kenal orangnya?”

"Ketemu secara langsung sih belum, Vanya juga belum cerita lebih banyak tentang orang ini. Mama yakin sih Vanya masih ragu,” ucap Mama lagi. Omongan mereka terhenti saat Vanya, Nadia, dan si kembar datang.

"Pah, lapar,"

"Pah, haus," si kembar merengek.

Melihat si kembar yang terus merengek, Yuda kemudian mengajak mereka untuk makan di salah satu rumah makan yang berada di sekitar tempat itu. 

“Kamu ingat Tristan gak?” tanya Yuda yang duduk di depan Vanya.

Dengan cepat Vanya menggelengkan kepalanya. 

"Teman kuliah Abang yang dulu sering nginap di rumah, masa kamu gak ingat?" Yuda menatap tajam pada adiknya itu.

“Abang mau ngasih nomor kamu sama dia.”

"Buat apa, Bang? Kan dia teman Abang?" Vanya memasang wajah kaget.

"Siapa tahu kamu sama dia jodoh. Dia kemarin ada lihat kamu di kantornya,” kata Yuda.

“Lihat Vanya? Di kantornya?”

“Waktu kamu ngurus lupa efin di kantor pajak. Awalnya dia mau nyapa, tapi takut kalau kamu lupa sama dia,” kata Yuda menjelaskan.

"Abang kasih ya? Lagian kamu sudah cukup umur gini belum kepikiran mau punya hubungan yang serius?" lanjut Yuda.

“Iya kasih aja, Bang." Vanya pasrah daripada berdebat tidak jelas dengan Yuda.

"Oke deh. Tapi kamu jangan ngasih harapan palsu sama dia ya, soalnya dia maunya serius."

"Abang apaan sih, baru juga mau kenalan udah bilang serius-serius." Vanya memukul pelan lengan Yuda dan mempercepat langkahnya menyusul Mama.

***

Setibanya di rumah, Nadia dan Yuda menggendong si kembar yang ketiduran di dalam mobil. Mama masuk ke dalam kamar lantas berganti baju. Selesai memarkir mobil, Vanya mengambil handphonenya dari dalam tas.

'Sudah jam 8 lewat' batinnya.

"Banyak banget w******p." Vanya membuka pesan di handphonenya. "Astaga, sampai Pak Didi juga ikutan nelepon," ucap Vanya sedikit kaget saat melihat satu picture w******p dari nomor yang meneleponnya.

"Iya, Pak," sahut Vanya saat handphonenya berdering panggilan masuk dari atasannya, Irwan. 

"Bisa kan besok pagi ke kantor? Ada yang mau audit tanyain,” ucap Pak Irwan. Di kantor Vanya ternyata kedatangan audit internal dari kantor pusat bertepatan dengan hari pertama Vanya cuti, hari kamis. 

"Saya sih lagi di Bandung, Pak. Memang tanya-tanyanya gak bisa lewat telepon aja, Pak?" tanya Vanya.

“Tadi susah dijelaskan kayak gitu, tapi auditnya mau ketemu langsung,” jawab Pak Irwan yang kemudian menawarkan supir kantor untuk menjemput Vanya di Bandung.

"Eh, gak usah Pak, kasian Indra jam segini bolak balik Jakarta Bandung." Vanya menolak.

"Maaf ganggu cuti kamu ya, Van."

"Iya gak apa-apa, Pak." Vanya mematikan sambungan teleponnya.

Yuda dan Mama yang dari tadi mendengarkan percakapan Vanya di telepon jadi bingung.

"Gimana sih orang kantor kamu, Van? Mana Abang sudah pesan penginapan buat besok kita jalan? Kalo gini kan jadinya terancam batal."

"Ya jangan batal dong, Bang. Kan masih ada Mama. Mau gimana lagi, Bang, audit kantor pusat sih yang datang. Vanya berangkat sekarang aja ya," ucap Vanya sambil melirik jam yang menunjukkan pukul delapan malam.

"Sudah malam gini, kamu berani sendirian nyetir, Mama jadi khawatir."

"Makanya, coba kamu sudah kenal dekat sama Tristan, kan jadi bisa minta jemput," ucap Yuda.

"Apaan sih, Bang." Vanya melengos masuk dalam rumah dan mengambil perlengkapan serta tasnya. Setelah pamit Vanya langsung berangkat menuju Jakarta. Sebenarnya sih horor juga jalan malam dari Bandung ke Jakarta sendirian gini. Begitu masuk jalan tol, entah kenapa kantuk mulai melanda, Vanya membuka minuman kaleng yang dibelinya tadi berharap bisa mengurangi sedikit rasa kantuknya.

"Gak bener nih," ucap Vanya sedikit takut sambil membesarkan volume lagu yang diputar. Barusan dia melihat sosok putih melayang di depan mobilnya. Gadis itu memacu sedikit lebih kencang mobilnya berharap segera sampai di rest area.

Begitu sampai di rest area, Vanya memarkir mobil dan menuju kamar mandi. Ia mencuci mukanya agar tampak lebih segar karena kantuk yang mulai menyerang. Ia kemudian duduk di bangku depan minimarket sambil menghubungi Mama ngasih kabar kalau dia lagi istirahat sebentar di rest area. Tak lama sebuah mobil patroli polisi parkir tak jauh dari tempat duduknya. Entah kenapa, dalam hatinya berharap kalau Charles yang keluar dari mobil itu, dan demi apa? Ternyata memang benar Charles yang keluar.

Charles yang sudah meliat Vanya dari dalam mobil langsung menghampirinya.

"Ngapain kamu jam segini di sini?" tanya Charles sambil memandang sekitar, mencari seseorang yang mungkin saja sedang menemani Vanya. "sendirian?"

"Mau balik ke Jakarta, tadi dari rumah saudara," ucap Vanya yang dalam hatinya terus berdoa dan berharap Charles bisa mengantarnya ke Jakarta.

"Jangan kemana-mana, tunggu aku di sini!" Perintah Charles masuk ke minimarket sebentar lalu pamit dengan rombongan temannya tadi. Sekilas Vanya melihat polwan yang tempo lalu bertemu dengannya saat razia, melotot menatap ke arah dirinya saat Charles meminta kunci mobil. Sepanjang perjalanan Vanya memejamkan mata mencoba untuk tidur. Tak ada perbincangan sama sekali, hanya Charles sesekali bersenandung mengikuti irama lagu. Satu setengah jam kemudian mereka sudah sampai di depan rumah Vanya, tapi gadis itu sangat lelap tertidur.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DUDA POLISI BUCIN   Lahir Ke Dunia

    Susah payah Vanya mengangkat Charlos. Di balik pintu pagar, terdengar suara mobil berhenti yang tak berapa lama, dua orang masuk. Erin berteriak kecil melihat Vanya yang masih saja menggendong Charlos dengan perut yang sudah besar."Charlos, ayo sama onty Sandra," ucap Sandra sambil menunjukkan bungkusan berisi kue."Kamu ih, perut sudah besar masih aja gendong Charlos. Udah turun banget perut kamu loh. HPL nya kapan?” tanya Erin mengenai tanggal perkiraan lahir."Kemarin periksa ke dokter sih, katanya minggu-minggu ini, Ma. Disuruh banyak gerak supaya debaynya makin masuk jalan lahir," jawab Vanya. Erin menggandeng tangan Vanya, masuk dan duduk di ruang tamu."Semua yang terbaik buat kamu ya sayang," ucap Erin sambil mengusap perut besar Vanya. Ia dan Sandra datang membawakan perlengkapan untuk calon adik Charlos. Meskipun mulai kemarin ia sudah banyak mengirimkan barang, tapi entah mengapa ia selalu merasa kurang, hingga ada-ada saja perlengkapan yang tak begitu di

  • DUDA POLISI BUCIN   Kehidupan Baru

    Dengan mengendarai mobil, mereka berdua meninggalkan rumah dan pergi ke kedai es krim, tempat biasa yang Vanya dan Charles pernah kunjungi. Meski sedikit agak pusing dan badan yang sedikit panas dingin, Vanya memarkirkan mobilnya dan menggandeng tangan Charlos masuk ke dalam kedai."Mbak, yang ini sama ini aja ya," ucap Vanya memesan dua porsi es krim serta meminta izin pada Mba itu agar memperbolehkan daftar menu es krim itu tetap tinggal di meja karena Charlos masih asyik melihat-lihat.Tak berapa lama, Mbak yang tadi kembali dengan membawa dua porsi es krim. Sementara Vanya baru saja melahap sesuap es krimnya, kepalanya langsung terasa sakit. Nyut. Sampai ke ubun-ubun. Ia mengatur nafasnya mencoba menghilangkan rasa sakit di kepalanya itu.Dari arah belakang, suara yang cukup familiar menyapanya. Vanya menoleh dan sedikit melemparkan senyum."Lama gak ketemu sudah bawa anak aja, Bang. Nikah gak undang-undang," ucap Vanya."Ngeledek. In

  • DUDA POLISI BUCIN   Kembali Ke Aktivitas

    Saat jam makan siang, Charles tiba di rumah. Ia masuk ke kamar dan melepas jaketnya sembari mengganti bajunya."Kamu gak ngantor lagi?" tanya Vanya saat melihat Charles telah berganti pakaian."Nggak. Karena sore nanti mau piket malam." Vanya menautkan alisnya mendengar ucapan Bapaknya Charlos itu."Jadi kamu gak pulang?" tanya Vanya mengiringi Charles ke ruang makan. Charles menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Vanya."Kenapa? Gak mau tidur sendiri lagi ya? Enakkan tidur ada temennya kan, bisa--"PLAKSebuah pukulan mendarat di belakang Charles."Mancing yaa…" Vanya buru-buru kabur sebelum Charles mengejarnya.Selesai makan siang, Charles bersantai di ruang tengah menikmati siaran tivi, sementara Vanya membersihkan Charlos yang belepotan nasi juga lauk di wajahnya, kemudian menggantikan bajunya."Papa…" panggilnya seraya menghampiri Charles di ruang tengah. Ia membawa serta mainan dan meletakkannya di pangkuan Charles."Main

  • DUDA POLISI BUCIN   Masih Liburan

    Di restoran hotel mereka tengah menikmati sarapan pagi, sambil menunggu di jemput oleh Mas Andi. Vanya yang sedang mengantri mengambil salad buah, melihat seorang laki-laki dengan setelan jas hitam tersenyum ke arahnya.“Indra ya” gumam Vanya tak takun."Vanya," sapanya saat tiba di depan Vanya."Indra!" seru Vanya. Wajahnya tampak sumringah melihat Indra. Teman kuliahnya dulu yang tampak sangat berbeda sekarang."Sama siapa kamu kesini? Gak ngabarin deh kamu," ucap Indra akrab."Iya. Handphone aku sempat error, jadi banyak nomor kontak yang hilang."Merasa Vanya terlalu lama hanya untuk mengambil salad buah, Charles menyusul dan melihat Vanya tengah asyik berbincang dengan orang lain. Dalam hatinya bertanya-tanya siapa lelaki yang sedang berbicara dengan Vanya itu."Eh, Ndra. Ini kenalin suami aku, Charles." Saat menyadari kedatangan Charles, Vanya reflek memperkenalkan suaminya yang tampan itu. Mereka berjabatan tangan sebentar, sebelum Charles menggand

  • DUDA POLISI BUCIN   Liburan Dimulai

    Vanya telah siap sejak pukul enam pagi, berbanding terbalik dengan Charles yang masih tidur dengan pulasnya. Ia kemudian menggoyang-goyang pelan badan Charles, berusaha membangunkannya."Hoahh…." Mulut Charles menguap lebar sembari mengucek-ngucek matanya."Ayo, kamu siap-siap. Kita berangkat dari rumah Mama kan?""Sepagi ini kamu sudah cantik aja," puji Charles."Terimakasih pujiannya," sahut Vanya."Charlos mana?" tanya Charles seraya turun dari ranjang, memberi kesempatan agar Vanya bisa merapikan bantal dan selimut yang berantakan."Masih tidur. Paling sebentar lagi dia juga bangun."Selesai membereskan tempat tidur, Vanya melangkah ke arah lemari hendak menyiapkan pakaian untuk Charles."Bahagianya aku, kita mau liburan." Sebuah pelukan dari Charles membuat Vanya menghentikan aktivitas tangannya yang tengah mencari pakaian untuk Charles kenakan."Mandi lah, biar kita makan terus ke rumah Mama," uca

  • DUDA POLISI BUCIN   Persiapan

    "Kayaknya gak bisa deh, hari ini sampai beberapa hari kedepan Mama di Bandung. Di rumah Yuda.""Berarti lain kali harus atur jadwal dulu sama Mama ya," ucap Charles. "Gak gitu juga sih tapi jangan mendadak kaya gini juga. Gapapa kalian liburan aja ya. Nanti bawa oleh-oleh kabar baik ya," ucap Mama.Charles senyum-senyum mendengar ucapan Mama di telpon. Vanya yang dari tadi berdiri di depan connecting door, berjalan mendekat menanyakan apa yang mereka obrolan. Walaupun sebenarnya, Vanya sudah tahu Mama gak bakal bisa ikut liburan dengannya, tetap saja ia sedih mendengar jawaban dari Charles."Jadi mau gimana?" tanya Charles.Vanya mengangkat kedua pundaknya."Lain kali kita atur jadwal lagi kalau mau ajak Mama jalan," ucap Charles. Vanya mengangguk sambil mengajak Charlos ke ruang tamu untuk sarapan.Setelah menempatkan Charlos di kursinya, Vanya menyiapkan makanan untuk Charlos."Kalau kata Omanya Charlos barusan aku telpon, mereka excited buat libur

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status