DUDA POLISI BUCIN

DUDA POLISI BUCIN

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-01
Oleh:  LystaniaOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
5Bab
5Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sempat melupakan rasa sukanya pada seorang perwira polisi, kenyataan justru membuat gadis cantik bernama Vanya harus menjalin hubungan dengan pria itu. Charles. Hubungan yang cukup rumit karena ada satu malaikat kecil yang membutuhkan kasih sayang seorang ibu.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Setelah Sekian Lama

Entah berapa lama Vanya tertidur. Tubuhnya masih merasa lelah setelah perjalanan dinas dari Pontianak kemarin. Masih bermalas-malasan di balik selimut, gadis itu menatap ke arah pintu kamar yang perlahan terbuka.

"Masih capek, Van?" Mama berjalan menghampiri Vanya lantas duduk di tepi tempat tidur.

"Sedikit." Gadis itu menyingkap selimutnya dan bersandar.

Sambil ikut merapikan tempat tidur Vanya, Mama mengajak anak gadisnya itu ke rumah sakit untuk menjenguk Irwan, Om nya Vanya yang akan operasi usus buntu hari ini. Tak ada bantahan, Vanya mengangguk seraya bersiap.

Sore hari di rumah sakit.

Setibanya di parkiran rumah sakit, mereka lantas berjalan menuju lift yang akan membawa mereka ke lantai empat di mana ruang operasi berada. Mama langsung menghampiri Tante Indah yang menunggu di luar ruang operasi bersama Nia, sepupunya. Sementara itu Vanya memperlambat langkah kakinya, kala mendengar pasangan suami istri berusia paruh baya yang sedang berdiri gusar di depan ruang operasi persalinan tengah menyebut nama seseorang yang ia kenal.

"Ini gimana sih Charles, istri lagi di ruang operasi dia malah gak bisa dihubungi," ucap wanita itu sambil sibuk menekan tombol di layar handphonenya. Mendengar hal itu rasa penasaran Vanya semakin bergejolak.

Gak tahu keyakinan dari mana, ia sangat yakin kalau Charles yang dimaksud adalah Charles yang sama dengan yang orang ia kenal.

“Itu keluarganya Charles?” batin Vanya yang saat itu berada tepat di depan mereka. Sadar kalau keluarga itu memandang ke arahnya, Vanya bergegas menghampiri Mama.

Setengah jam berlalu, Om Irwan akhirnya keluar dari ruang operasi dan akan diantar ke ruang perawatan. Berjalan mengikuti suster yang mendorong ranjang Om Irwan, langkah kaki Mama melambat saat mereka melewati ruang operasi bersalin tadi. Mama mendengar suster mengatakan kalau pasien mengalami pendarahan dan bayinya memerlukan transfusi darah, sementara persedian darah di rumah sakit dan PMI untuk golongan darah tersebut sedang kosong.

"Gimana ini, cuma Bang Charles yang golongan darahnya B negatif, Ma. Sandra takut banget kalau Kak Kirana sama bayinya kenapa-napa, Ma, " ucap perempuan berambut coklat itu gusar. Raut wajah mereka terlihat sangat tegang.

Baru beberapa langkah melewati ruang operasi persalinan itu, Mama menghentikan langkahnya yang membuat Vanya melakukan hal yang sama.

"Vanya, golongan darah kamu kan B negatif, kamu gak mau coba donor? Kasian lo itu bayinya."

"Hah…." Vanya memandang Mama heran. Belum sempat Vanya mencari alasan untuk menolak ucapan Mama, Mama sudah lebih dulu menggandeng tangannya berjalan menuju keluarga itu.

"Maaf mengganggu, ini anak saya golongan darahnya B negatif. Mau coba donor, siapa tahu cocok dan bisa membantu," ucap Mama bersamaan dengan keluarnya suster dari dalam ruangan operasi.

"Sus, dia golongan darahnya sama. Bisa tolong diperiksa dulu," ucap orang tua Charles tanpa banyak tanya, yang ada di pikirannya hanya keselamatan menantu serta cucunya.

Suster membawa masuk Vanya ke dalam ruangan untuk memeriksa kondisi kesehatan gadis itu. Tak ikut menunggu Vanya selesai mendonorkan darahnya, Mama pamit pada keluarga itu dan mendoakan hasil yang terbaik.

Setelah melalui serangkaian tes, hasil menunjukkan bahwa darah Vanya cocok untuk di transfusikan ke bayi mungil itu. Sekitar empat puluh lima menit transfusi darah itu berlangsung. Begitu suster melepaskan jarum dari tangannya, Vanya sudah bersiap untuk bangkit berdiri tapi tiba-tiba saja kepala merasa pusing.

"Pelan-pelan mungkin agak pusing, Mbak. Istirahat dulu sebentar ya, biar saya ambilkan air mineral." Suster itu pergi sebentar kemudian datang lagi dengan membawa sebotol air mineral. Tampak beberapa suster kasak kusuk membicarakan ibu sang bayi yang tidak tertolong. Seorang suster lewat mendorong kereta bayi.

"Sus, ini bayi yang terima donor darah saya?" tanya Vanya.

Suster itu mengangguk.

Vanya beranjak dari kursi dan menghampiri bayi itu. Rasanya tak tega melihat bayi mungil yang baru saja lahir ke dunia tapi sudah merasakan sakitnya kehilangan. Dalam hatinya berdoa untuk kebahagiaan bayi mungil itu. Keluar dari ruangan donor darah tadi, Vanya mengambil handphonenya dan menanyakan keberadaan Mama.

"Oke Vanya kesana sekarang, Ma." Vanya menyimpan handphonenya dan hendak bergegas masuk lift, tapi tangannya diraih oleh seseorang yang langsung memeluknya.

"Terima kasih ya, Nak. Kamu sudah menyelamatkan nyawa cucu saya, walaupun saya harus kehilangan menantu saya. Kamu memberikan kehidupan untuk cucu saya. Sekali lagi terima kasih," ucap wanita yang tak lain adalah Mamanya Charles dengan mata berkaca-kaca sambil melepaskan pelukannya.

"Sama-sama, Tante. Saya turut berduka cita buat menantu, Tante. Semoga dede bayinya sehat selalu ya, Tante," ucap Vanya dengan wajah empati. Tangan Vanya masih digenggam oleh wanita itu yang menatapnya penuh arti. Seolah ingin menyampaikan sesuatu.

"Ma, ayo." Tiba-tiba seorang pria datang dan langsung menggandeng tangan wanita paruh baya itu pergi meninggalkan Vanya.

Ia terdiam melihat pria itu. Pria yang sudah lama tidak pernah ia pikirkan lagi, sekarang muncul begitu saja. Sekilas ia melihat penampilan pria itu sangat berantakan dengan mata yang sembab habis menangis. Vanya masih berdiri mematung melihat mereka pergi. Perlahan tapi pasti beberapa ingatan masa lalu seolah terulang di pikirannya. Dimana ia bertemu dengan pria itu pertama kali. Momen saat ia bisa bicara dengan pria itu walau cuma sebentar, sampai hal konyol yang ia lakukan hanya untuk mendapat perhatian dari pria itu. Namun semua itu sia-sia sampai ia melihat unggahan foto dimana pria itu memamerkan cincin bersama seorang wanita. Sejak saat itu Vanya berhenti untuk mencari tahu tentang pria itu meski kadang ia masih sering bermimpi.

“Charles,” gumam Vanya tersenyum kecut meninggalkan tempat itu. Rasanya sedih melihat kondisi pria itu.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
5 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status