Home / Romansa / DUDA POLISI BUCIN / Kembali Ke Aktivitas

Share

Kembali Ke Aktivitas

Author: Lystania
last update Last Updated: 2025-08-12 09:29:41

Saat jam makan siang, Charles tiba di rumah. Ia masuk ke kamar dan melepas jaketnya sembari mengganti bajunya.

"Kamu gak ngantor lagi?" tanya Vanya saat melihat Charles telah berganti pakaian.

"Nggak. Karena sore nanti mau piket malam." Vanya menautkan alisnya mendengar ucapan Bapaknya Charlos itu.

"Jadi kamu gak pulang?" tanya Vanya mengiringi Charles ke ruang makan. Charles menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Vanya.

"Kenapa? Gak mau tidur sendiri lagi ya? Enakkan tidur ada temennya kan, bisa--"

PLAK

Sebuah pukulan mendarat di belakang Charles.

"Mancing yaa…" Vanya buru-buru kabur sebelum Charles mengejarnya.

Selesai makan siang, Charles bersantai di ruang tengah menikmati siaran tivi, sementara Vanya membersihkan Charlos yang belepotan nasi juga lauk di wajahnya, kemudian menggantikan bajunya.

"Papa…" panggilnya seraya menghampiri Charles di ruang tengah. Ia membawa serta mainan dan meletakkannya di pangkuan Charles.

"Main. Main," kata Charlos berulang-ulang. Charles mengubah posisi duduknya jadi menghadap Charlos dan mengikuti permintaan anaknya itu untuk bermain.

Vanya melirik jam yang tergantung di dinding, telah menunjukkan hampir pukul satu. Jam tidur siang Charlos. Ia melepas mainannya dan beralih ke pangkuan Vanya sambil merebahkan diri.

"Ini susunya," ucap Vanya memberikan botol dot sambil mengelus-elus kepala Charlos agar tertidur.

Charles melirik Vanya sejenak kemudian fokus lagi menatap layar handphonenya.

"Sini, sini," ucap Charles pelan saat melihat Vanya hendak mengangkat Charlos yang telah tertidur. Dengan perlahan ia mengangkat Charlos yang sudah tepar ke dalam kamarnya, diikuti oleh Vanya di belakang.

"Mau kemana?" Tangan Vanya ditarik oleh Charles.

"Kita yuk," ajak Charles lagi menuntun Vanya masuk ke kamar melalui pintu penghubung.

Kini tak perlu menunggu izin dari Vanya lagi, Charles langsung melumat bibir Vanya dan mendudukkannya di tepi ranjang.

"Masih siang, Charles," ucap Vanya melepas kecupan Bapaknya Charlos itu.

"Mau siang, pagi, malam, sore, tengah malam, subuh sekalipun, memangnya ada masalah?" Charles melepas pakaiannya.

"Iya, tapi kan--"

"Gak ada tapi-tapian Aminya Charlos. Nurut aja ya."

Charles melucuti satu persatu pakaian yang dikenakan Vanya kemudian menjatuhkannya pelan di atas ranjang dan memulai aksinya. Ia tak membiarkan Vanya untuk beristirahat walau sebentar, meski Vanya sudah terlihat tampak lelah.

"Sayang," panggil Vanya lembut di telinga Charles. Hembusan nafas Charles yang besar akhirnya menyudahi permainan siang ini.

"Makasih ya, Sayang." Charles mencium kening Vanya kemudian memeluknya erat.

"Kalau nggak aku panggil tadi, mungkin kamu masih minta jatah ya. Ckckck," ucap Vanya.

"Iya lah. Siapa suruh kamu nahan jatah aku hampir dua tahun, jadinya kan kamu harus rapel sama aku," ujar Charles santai.

"Astaga, kamu ada-ada aja. Pake acara rapel katanya." Charles terkekeh.

Sore sekitar jam setengah lima, setelah makan sore dan bermain dengan Charlos yang sudah rapi selesai mandi, Charles pamit pergi kerja.

"Jangan tunggu aku pulang ya. Kalau nggak tengah malam mungkin besok pagi aku baru pulang."

"Iya. Kamu hati-hati ya kerjanya," pesan Vanya sambil mengambil Charlos dari gendongan Charles.

Mereka berdua kembali masuk ke dalam rumah saat mobil Charles telah keluar dari halaman. Sebelum pergi tadi, Charles sudah meminta Bu Sum untuk menginap di rumah guna menemani Vanya dan Charlos.

***

Tepat jam setengah empat subuh, Charles pulang. Ia masuk lewat pintu samping rumah yang kebetulan terbuka karena Bu Sum sudah bangun dan beres-beres di dapur.

"Astaga Pak, bikin kaget aja." Bu Sum tersentak saat melihat bayangan Charles.

"Maaf bikin Bu Sum kaget. Saya masuk dulu ya Bu," ucap Charles seraya berlalu dari hadapan Bu Sum. Begitu masuk ke dalam kamar, ia tak mendapati Vanya di sana. Ia memutuskan untuk berganti baju dan membersihkan diri sebelum memindahkan Vanya dari kamar Charlos agar dapat tidur bersamanya.

Merasa badannya terangkat, Vanya memaksa untuk membuka matanya.

"Kamu sudah pulang?" tanyanya yang kembali memejam mata.

"Iya." Singkat, jelas, dan padat Charles menjawab. Ia meletakkan pelan Vanya di atas ranjang dan tidur di samping sambil memeluknya.

Setelah kejadian yang terjadi barusan, ia merasa sangat lelah. Baru kali ini ia kecewa karena dicurangi oleh teman selettingnya. Meski belakangan karir Charles lebih meroket daripada temannya itu, tapi ia tak pernah membanggakan itu semua. Tak pernah sekalipun ia bersikap sombong, malah ia terus memberi semangat pada teman selettingnya itu.

Vanya terbangun seperti biasa, pukul setengah enam pagi. Setelah selesai membersihkan diri, entah mengapa ia tertarik untuk memeriksa pakaian kotor Charles yang teronggok di keranjang. Tangannya menemukan sebuah kertas tagihan kamar salah satu hotel.

"Apa ini?" Ia membaca kertas yang berisikan jumlah tagihan dan tanggal pemesan kamar. Dengan hati risau, ia membawa kertas itu dan berniat menanyakan langsung pada Charles.

Makasih ya, Bang.

Baca Vanya di pesan yang tertera di layar handphone Charles.

“Tere” gumamnya dalam hati. Makin berkecamuk perasaan Vanya sekarang. Setelah menemukan tagihan hotel, kini isi pesan ambigu dari Tere. Vanya meraih ponsel Charles dan mengusap layarnya. Menerima panggilan telepon.

"Bang, cepet nonton tivi. Rese banget tuh si Yono. Harusnya yang kasih keterangan ke media kan Abang bukan dia." Orang di ujung telpon langsung nyerocos tanpa henti saat telepon tersambung.

"Halo, Bang Charlesnya masih tidur," ucap Vanya.

"Oh, Maaf ya Mbak. Minta tolong bilangin aja, saya tadi telepon." Pesan orang itu sambil mematikan sambungan telepon.

Makin tak mengerti apa yang sedang terjadi, Vanya pergi ke ruang tengah dan menyalakan tivi. Setelah mengganti beberapa siaran tivi, ia akhirnya menemukan siaran yang dimaksud oleh teman Charles tadi.

"Hotelnya sih sama kayak di kertas tagihan itu." Vanya masih berdiri di depan tivi mendengarkan berita yang sedang disiarkan. Begitu siaran berita itu selesai, Vanya kembali masuk ke kamar dan memandang Charles yang masih tertidur. Ia sedikit ragu untuk membangunkan Charles, tapi ia sendiri sudah tak bisa menahan rasa penasaran di hati dan pikirannya.

Ia menarik nafas dalam kemudian menggoyang-goyangkan bahu Charles dengan pelan. Charles mengerjap-ngerjapkan kedua matanya, sambil melingkarkan tangannya di pinggang Vanya yang tengah duduk di sampingnya.

"Ini tagihan hotel apa?" Vanya mengibarkan kertas putih di depan mata Charles. "Kamu di hotel sama Tere?" sambung Vanya lagi.

"Kamu ngomong apa sih? Kamu ngigau?" Charles tak mengerti perkataan Vanya. Vanya kemudian membacakan tanggal, jam, serta nama hotel yang tertera di kertas itu.

"Katanya piket. Berarti kamu piket di hotel sama Tere?" Tuding Vanya.

"Kok jadi bawa-bawa Tere?" Charles bingung. Ia kemudian menjelaskan perihal tagihan kamar hotel itu. Kamar hotel yang digunakan sebagai tempat untuk menangkap basah ketua sindikat salah satu prostitu$i online terbesar di Jakarta dengan memakai Charles sebagai umpannya.

"Tere?" tanya Vanya sambil memperlihatkan isi pesan Terakhir di layar handphone.

"Kemarin sebelum pulang, aku bantu ganti ban mobil dia. Kamu kayak gak tahu Tere aja." Jelas Charles.

"Kali aja kamu sama kayak yang lain. Suka main wanita kalau lagi tugas luar," ucap Vanya sedikit cemberut.

"Ya enggak lah. Aku gak mau bawa penyakit ke dalam rumah." Charles bergelayut manja di pangkuan Vanya.

"Tadi temen kamu telepon. Si Yono siapa sih, kok rese."

Charles menghela nafas panjang lantas menceritakan apa yang terjadi kemarin. Vanya sampai tak habis pikir dengan apa yang ia dengar.

"Tapi terserah lah. Yang penting sekarang aku bersyukur sudah ada kamu." Sambung Charles yang siap membawa Vanya merasakan indahnya peraduan. Sayang, indahnya peraduan itu gagal akibat suara Charlos yang memanggil-manggil Vanya dari kamar sebelah.

"Ayolah sebentar," pinta Charles menahan Vanya yang ingin turun dari ranjang.

"Kasian Charlos."

"Kamu gak kasian sama aku?" Tatap Charles yang dibalas dengan gelengan kepala Vanya.

"Astaga. Selain tega kamu juga kejam!" seru Charles. Ia menyesap bibir Vanya beberapa menit sebelum akhirnya membiarkan Vanya menghampiri Charlos di kamarnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DUDA POLISI BUCIN   Lahir Ke Dunia

    Susah payah Vanya mengangkat Charlos. Di balik pintu pagar, terdengar suara mobil berhenti yang tak berapa lama, dua orang masuk. Erin berteriak kecil melihat Vanya yang masih saja menggendong Charlos dengan perut yang sudah besar."Charlos, ayo sama onty Sandra," ucap Sandra sambil menunjukkan bungkusan berisi kue."Kamu ih, perut sudah besar masih aja gendong Charlos. Udah turun banget perut kamu loh. HPL nya kapan?” tanya Erin mengenai tanggal perkiraan lahir."Kemarin periksa ke dokter sih, katanya minggu-minggu ini, Ma. Disuruh banyak gerak supaya debaynya makin masuk jalan lahir," jawab Vanya. Erin menggandeng tangan Vanya, masuk dan duduk di ruang tamu."Semua yang terbaik buat kamu ya sayang," ucap Erin sambil mengusap perut besar Vanya. Ia dan Sandra datang membawakan perlengkapan untuk calon adik Charlos. Meskipun mulai kemarin ia sudah banyak mengirimkan barang, tapi entah mengapa ia selalu merasa kurang, hingga ada-ada saja perlengkapan yang tak begitu di

  • DUDA POLISI BUCIN   Kehidupan Baru

    Dengan mengendarai mobil, mereka berdua meninggalkan rumah dan pergi ke kedai es krim, tempat biasa yang Vanya dan Charles pernah kunjungi. Meski sedikit agak pusing dan badan yang sedikit panas dingin, Vanya memarkirkan mobilnya dan menggandeng tangan Charlos masuk ke dalam kedai."Mbak, yang ini sama ini aja ya," ucap Vanya memesan dua porsi es krim serta meminta izin pada Mba itu agar memperbolehkan daftar menu es krim itu tetap tinggal di meja karena Charlos masih asyik melihat-lihat.Tak berapa lama, Mbak yang tadi kembali dengan membawa dua porsi es krim. Sementara Vanya baru saja melahap sesuap es krimnya, kepalanya langsung terasa sakit. Nyut. Sampai ke ubun-ubun. Ia mengatur nafasnya mencoba menghilangkan rasa sakit di kepalanya itu.Dari arah belakang, suara yang cukup familiar menyapanya. Vanya menoleh dan sedikit melemparkan senyum."Lama gak ketemu sudah bawa anak aja, Bang. Nikah gak undang-undang," ucap Vanya."Ngeledek. In

  • DUDA POLISI BUCIN   Kembali Ke Aktivitas

    Saat jam makan siang, Charles tiba di rumah. Ia masuk ke kamar dan melepas jaketnya sembari mengganti bajunya."Kamu gak ngantor lagi?" tanya Vanya saat melihat Charles telah berganti pakaian."Nggak. Karena sore nanti mau piket malam." Vanya menautkan alisnya mendengar ucapan Bapaknya Charlos itu."Jadi kamu gak pulang?" tanya Vanya mengiringi Charles ke ruang makan. Charles menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Vanya."Kenapa? Gak mau tidur sendiri lagi ya? Enakkan tidur ada temennya kan, bisa--"PLAKSebuah pukulan mendarat di belakang Charles."Mancing yaa…" Vanya buru-buru kabur sebelum Charles mengejarnya.Selesai makan siang, Charles bersantai di ruang tengah menikmati siaran tivi, sementara Vanya membersihkan Charlos yang belepotan nasi juga lauk di wajahnya, kemudian menggantikan bajunya."Papa…" panggilnya seraya menghampiri Charles di ruang tengah. Ia membawa serta mainan dan meletakkannya di pangkuan Charles."Main

  • DUDA POLISI BUCIN   Masih Liburan

    Di restoran hotel mereka tengah menikmati sarapan pagi, sambil menunggu di jemput oleh Mas Andi. Vanya yang sedang mengantri mengambil salad buah, melihat seorang laki-laki dengan setelan jas hitam tersenyum ke arahnya.“Indra ya” gumam Vanya tak takun."Vanya," sapanya saat tiba di depan Vanya."Indra!" seru Vanya. Wajahnya tampak sumringah melihat Indra. Teman kuliahnya dulu yang tampak sangat berbeda sekarang."Sama siapa kamu kesini? Gak ngabarin deh kamu," ucap Indra akrab."Iya. Handphone aku sempat error, jadi banyak nomor kontak yang hilang."Merasa Vanya terlalu lama hanya untuk mengambil salad buah, Charles menyusul dan melihat Vanya tengah asyik berbincang dengan orang lain. Dalam hatinya bertanya-tanya siapa lelaki yang sedang berbicara dengan Vanya itu."Eh, Ndra. Ini kenalin suami aku, Charles." Saat menyadari kedatangan Charles, Vanya reflek memperkenalkan suaminya yang tampan itu. Mereka berjabatan tangan sebentar, sebelum Charles menggand

  • DUDA POLISI BUCIN   Liburan Dimulai

    Vanya telah siap sejak pukul enam pagi, berbanding terbalik dengan Charles yang masih tidur dengan pulasnya. Ia kemudian menggoyang-goyang pelan badan Charles, berusaha membangunkannya."Hoahh…." Mulut Charles menguap lebar sembari mengucek-ngucek matanya."Ayo, kamu siap-siap. Kita berangkat dari rumah Mama kan?""Sepagi ini kamu sudah cantik aja," puji Charles."Terimakasih pujiannya," sahut Vanya."Charlos mana?" tanya Charles seraya turun dari ranjang, memberi kesempatan agar Vanya bisa merapikan bantal dan selimut yang berantakan."Masih tidur. Paling sebentar lagi dia juga bangun."Selesai membereskan tempat tidur, Vanya melangkah ke arah lemari hendak menyiapkan pakaian untuk Charles."Bahagianya aku, kita mau liburan." Sebuah pelukan dari Charles membuat Vanya menghentikan aktivitas tangannya yang tengah mencari pakaian untuk Charles kenakan."Mandi lah, biar kita makan terus ke rumah Mama," uca

  • DUDA POLISI BUCIN   Persiapan

    "Kayaknya gak bisa deh, hari ini sampai beberapa hari kedepan Mama di Bandung. Di rumah Yuda.""Berarti lain kali harus atur jadwal dulu sama Mama ya," ucap Charles. "Gak gitu juga sih tapi jangan mendadak kaya gini juga. Gapapa kalian liburan aja ya. Nanti bawa oleh-oleh kabar baik ya," ucap Mama.Charles senyum-senyum mendengar ucapan Mama di telpon. Vanya yang dari tadi berdiri di depan connecting door, berjalan mendekat menanyakan apa yang mereka obrolan. Walaupun sebenarnya, Vanya sudah tahu Mama gak bakal bisa ikut liburan dengannya, tetap saja ia sedih mendengar jawaban dari Charles."Jadi mau gimana?" tanya Charles.Vanya mengangkat kedua pundaknya."Lain kali kita atur jadwal lagi kalau mau ajak Mama jalan," ucap Charles. Vanya mengangguk sambil mengajak Charlos ke ruang tamu untuk sarapan.Setelah menempatkan Charlos di kursinya, Vanya menyiapkan makanan untuk Charlos."Kalau kata Omanya Charlos barusan aku telpon, mereka excited buat libur

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status