Home / Romansa / DUDA POLISI BUCIN / Kaget Bertemu Lagi

Share

Kaget Bertemu Lagi

Author: Lystania
last update Last Updated: 2025-04-01 21:28:32

Pagi-pagi Vanya mendapati meja kerja sudah ditempati oleh orang lain, Rian yang berada di unit lain. Permintaannya agar Rian menjauh dari mejanya, ditolak mentah-mentah.

“Gak salah ini?” Vanya syok membaca memo rotasi yang Rian tunjukkan. Sejak kemarin sampai pagi ini Vanya belum membuka WAG kantornya. Ingin membuktikan Rian tidak sedang bercanda, gadis itu buru-buru mengecek ulang memo dari handphonenya sendiri dan ternyata itu benar.

"Ini kan awal bulan, tadi sudah ada beberapa bendahara kantor yang info mau minta jemput setoran. Nanti aku ikut ya kalau kamu jalan. Chat aja aku, oke," ucap Rian sambil mengedipkan mata. Vanya hanya berdehem. Dia mengambil barang-barangnya di laci meja kemudian menuju lantai tiga dengan menaiki anak tangga. Begitu sampai di ruangan, Vanya langsung disambut tepuk tangan teman-teman collection yang kesemuanya adalah laki-laki. Berjalan penuh percaya diri ke meja Rian yang sekarang menjadi mejanya, gadis itu melambaikan tangan bak putri Indonesia.

***

Vanya sudah menunggu di dalam mobil sekitar sepuluh menit tapi Rian belum terlihat batang hidungnya. Tidak ingin terlalu lama menunggu, ia lantas menghubungi Rian. Itu juga tidak langsung diangkat oleh Rian.

"Coba kamu bilang dari tadi, aku kan jadi gak nungguin kamu. Chat ya kantor mana aja yang mau dikunjungi hari ini," ucap Vanya sambil mematikan sambungan teleponnya.

Berdua bersama Indra, Vanya meninggalkan kantor dan menuju beberan kantor dinas untuk kunjungan dan mengambil setoran. Mengira kunjungannya sudah selesai, ia terdiam sejenak menatap layar handphonenya. Pasalnya Rian baru saja mengirimkan pesan bahwa ia harus menuju salah satu polres yang ada di Jakarta Selatan. Seingatnya itu adalah kantor Charles dulu. Sudah bertahun-tahun lebih, Vanya berusaha meyakinkan diri mungkin saja Charles sudah pindah dari kantor itu.

Meski begitu, jantungnya tak berhenti berdegup kencang saat kembali membaca pesan dari Rian. Rasa yang sama seperti beberapa tahun lalu muncul kembali. Ia kemudian meminta Indra untuk putar balik dan menuju polres yang ada di Jakarta Selatan itu.

“Tenang. Dia pasti sudah gak dinas di sana lagi,” batin Vanya risau. Pikirannya sudah kacau membayangkan bagaimana harus bersikap kalau ternyata Charles masih dinas di sana dan bertemu dengannya.

"Mbak, saya tunggu disini aja ya," ucap Indra saat mobil sudah sampai di tujuan.

"Ikut aja, Ndra. Aku sudah lama gak ke sini. Lupa ruangan bendaharanya ada di mana," ucap Vanya memelas. Setidaknya kalau ia berdua, itu bisa mengurangi rasa gugupnya.

Berjalan menyusuri lorong, beberapa polisi melirik ke arah mereka dengan tatapan bingung. Semakin jauh jalan yang mereka lalui, semakin sepi keadaan lorong yang mereka lewati.

"Indra, ini bener gak sih? Sejauh ini sepi gak ada tanda-tanda kehidupan." Vanya melihat kiri kanannya yang ada hanya ruangan kosong yang berantakan. "Balik arah aja yuk tanya sama petugas di depan."

Seseorang menepuk pundak Vanya, yang membuatnya terpekik kaget dan tambah kaget lagi saat melihat siapa yang menepuk pundaknya. Charles.

"Kamu ngapain kesini?" tanya Charles heran.

Dengan terbata-bata Vanya menjelaskan maksud kedatangannya. Terlihat jelas salah tingkahnya saat bicara dengan Charles. Pria itu lantas menunjuk ruangan yang sedang ia cari. Baru beberapa langkah hendak mengantarkan Vanya, tiba-tiba seorang polwan memanggil Charles. Reflek Vanya ikut menoleh dan melihat ekspresi polisi wanita itu yang sangat jutek menatapnya.

“Makasih ya,” ucap Vanya pada Charles kemudian berlalu menuju ruangan bendahara.

Sekembalinya ke kantor Vanya menuju loket teller dan menyetorkan setoran yang baru ia ambil. Gadis itu memilih untuk duduk sambil menunggu transaksinya selesai. Iseng melihat ke sekelilingnya, Vanya lalu melempar senyum pada salah satu nasabah yang ternyata tengah memperhatikannya.

“Ini apalagi, tadi ketemu anaknya sekarang ketemu sama Mamanya” gumam Vanya dalam hati. Erin berjalan menghampirinya.

"Siang Tante, baru selesai nabung ya?" tanya Vanya basa basi.

Erin mengangguk.

Vanya sama sekali tak menyangka bahwa Erin adalah nasabah di bank tempatnya bekerja. Ngobrol beberapa saat, Erin kemudian pamit pada Vanya.

"Kapan-kapan kita makan siang bareng ya," ucap Erin ramah penuh harap.

"Iya, Tante," jawab Vanya sambil berpelukan dan mencium pipi kanan kiri Erin.

***

Erin sangat bersemangat menceritakan pertemuannya dengan Vanya saat mereka sedang makan malam.

"Charles juga ketemu dia di kantor," ucap Charles datar menanggapi ucapan Erin. Sandra dan Frans saling berpandangan penuh arti.

"Menurut kamu dia gimana orangnya?" tanya Erin membuat Charles bingung.

"Gimana apanya, Ma? Kenal banget sama dia aja enggak." Nada suara Charles sedikit sewot.

"Kamu gak mau kenal lebih dekat sama dia? Keliatannya dia anak baik, terus dia bisa dekat sama Charlos. Dia juga tulus sama Charlos. Kayaknya dia cocok-" Erin tidak meneruskan ucapannya.

"Mama, apaan sih? Tulus, cocok apanya?" Ekspresi wajah Charles mulai tak bersahabat. Pria itu tahu apa maksud perkataan Erin barusan. Pasti ingin Vanya menjadi Ibu buat Charlos.

"Tulus lah, dia mau membantu orang yang gak dikenalnya." Erin menatap Charles tajam. Sebelum perbincangan ini menjadi panjang, Charles memilih pergi dan masuk kamar. Di dalam kamar, pria itu memandangi foto pernikahannya yang menjadi wallpaper handphonenya.

“Apakah harus secepat ini aku belajar melupakanmu? Kenapa kamu pergi secepat ini, Kirana? Tak pernah terbayangkan kalau aku akan membesarkan anak kita dengan wanita lain. Wanita yang entah darimana Mama tahu kalau dia bisa tulus menyayangi anak kita” Charles mencium poto Kirana.

Di ruang kerja, Charles sedang menatap layar komputer, mengerjakan laporan saat seorang wanita berambut coklat masuk sambil tersenyum. Wanita itu duduk tepat di hadapannya, menatap Charles dengan penuh cinta dan menggenggam tangannya.

"Tenanglah, aku sudah bahagia. Kamu dan anak kita juga harus bahagia," ucap wanita itu.

"Kirana," gumam Charles.

Merasa badannya digoyang-goyang, dengan kening berkerut perlahan Charles bangun. Salah satu tangannya memijat kening. Terdengar beberapa kali Charles menghela nafas panjang. Menyadari apa yang baru saja terjadi hanyalah mimpi.

"Kamu gak kerja ya?" Erin datang membuka lebar gorden jendela, membuat cahaya matahari dengan bebas memasuki kamar tidur Charles.

Dengan malas Charles melirik jam di dinding, yang telah menunjukkan pukul setengah delapan pagi.

"Mama, kenapa gak bangunin Charles sih?" Bukannya berterima kasih sudah dibangunkan, Charles malah bertanya balik dengan nada sedikit menyala. Ia kemudian mengambil handphonenya dan melihat banyak panggilan tak terjawab serta beberapa pesan penting yang mengatakan bahwa hari ini ia ada rapat dengan atasannya.

"Lah, biasanya kan kamu bangun sendiri,” ucap Erin sedikit mendengus, “dari tadi Mama sama Charlos di teras. Waktu lihat mobil kamu masih parkir, makanya Mama ngecek kamu ke kamar." Sambung Erin keluar dari kamar dan membiarkan Charles bersiap-siap pergi ke kantor. Pria itu masih kepikiran mengenai mimpi yang baru saja ia alami. Akhir-akhir ini Kirana sering mampir ke dalam mimpinya, seolah ingin menyampaikan sesuatu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DUDA POLISI BUCIN   Lahir Ke Dunia

    Susah payah Vanya mengangkat Charlos. Di balik pintu pagar, terdengar suara mobil berhenti yang tak berapa lama, dua orang masuk. Erin berteriak kecil melihat Vanya yang masih saja menggendong Charlos dengan perut yang sudah besar."Charlos, ayo sama onty Sandra," ucap Sandra sambil menunjukkan bungkusan berisi kue."Kamu ih, perut sudah besar masih aja gendong Charlos. Udah turun banget perut kamu loh. HPL nya kapan?” tanya Erin mengenai tanggal perkiraan lahir."Kemarin periksa ke dokter sih, katanya minggu-minggu ini, Ma. Disuruh banyak gerak supaya debaynya makin masuk jalan lahir," jawab Vanya. Erin menggandeng tangan Vanya, masuk dan duduk di ruang tamu."Semua yang terbaik buat kamu ya sayang," ucap Erin sambil mengusap perut besar Vanya. Ia dan Sandra datang membawakan perlengkapan untuk calon adik Charlos. Meskipun mulai kemarin ia sudah banyak mengirimkan barang, tapi entah mengapa ia selalu merasa kurang, hingga ada-ada saja perlengkapan yang tak begitu di

  • DUDA POLISI BUCIN   Kehidupan Baru

    Dengan mengendarai mobil, mereka berdua meninggalkan rumah dan pergi ke kedai es krim, tempat biasa yang Vanya dan Charles pernah kunjungi. Meski sedikit agak pusing dan badan yang sedikit panas dingin, Vanya memarkirkan mobilnya dan menggandeng tangan Charlos masuk ke dalam kedai."Mbak, yang ini sama ini aja ya," ucap Vanya memesan dua porsi es krim serta meminta izin pada Mba itu agar memperbolehkan daftar menu es krim itu tetap tinggal di meja karena Charlos masih asyik melihat-lihat.Tak berapa lama, Mbak yang tadi kembali dengan membawa dua porsi es krim. Sementara Vanya baru saja melahap sesuap es krimnya, kepalanya langsung terasa sakit. Nyut. Sampai ke ubun-ubun. Ia mengatur nafasnya mencoba menghilangkan rasa sakit di kepalanya itu.Dari arah belakang, suara yang cukup familiar menyapanya. Vanya menoleh dan sedikit melemparkan senyum."Lama gak ketemu sudah bawa anak aja, Bang. Nikah gak undang-undang," ucap Vanya."Ngeledek. In

  • DUDA POLISI BUCIN   Kembali Ke Aktivitas

    Saat jam makan siang, Charles tiba di rumah. Ia masuk ke kamar dan melepas jaketnya sembari mengganti bajunya."Kamu gak ngantor lagi?" tanya Vanya saat melihat Charles telah berganti pakaian."Nggak. Karena sore nanti mau piket malam." Vanya menautkan alisnya mendengar ucapan Bapaknya Charlos itu."Jadi kamu gak pulang?" tanya Vanya mengiringi Charles ke ruang makan. Charles menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Vanya."Kenapa? Gak mau tidur sendiri lagi ya? Enakkan tidur ada temennya kan, bisa--"PLAKSebuah pukulan mendarat di belakang Charles."Mancing yaa…" Vanya buru-buru kabur sebelum Charles mengejarnya.Selesai makan siang, Charles bersantai di ruang tengah menikmati siaran tivi, sementara Vanya membersihkan Charlos yang belepotan nasi juga lauk di wajahnya, kemudian menggantikan bajunya."Papa…" panggilnya seraya menghampiri Charles di ruang tengah. Ia membawa serta mainan dan meletakkannya di pangkuan Charles."Main

  • DUDA POLISI BUCIN   Masih Liburan

    Di restoran hotel mereka tengah menikmati sarapan pagi, sambil menunggu di jemput oleh Mas Andi. Vanya yang sedang mengantri mengambil salad buah, melihat seorang laki-laki dengan setelan jas hitam tersenyum ke arahnya.“Indra ya” gumam Vanya tak takun."Vanya," sapanya saat tiba di depan Vanya."Indra!" seru Vanya. Wajahnya tampak sumringah melihat Indra. Teman kuliahnya dulu yang tampak sangat berbeda sekarang."Sama siapa kamu kesini? Gak ngabarin deh kamu," ucap Indra akrab."Iya. Handphone aku sempat error, jadi banyak nomor kontak yang hilang."Merasa Vanya terlalu lama hanya untuk mengambil salad buah, Charles menyusul dan melihat Vanya tengah asyik berbincang dengan orang lain. Dalam hatinya bertanya-tanya siapa lelaki yang sedang berbicara dengan Vanya itu."Eh, Ndra. Ini kenalin suami aku, Charles." Saat menyadari kedatangan Charles, Vanya reflek memperkenalkan suaminya yang tampan itu. Mereka berjabatan tangan sebentar, sebelum Charles menggand

  • DUDA POLISI BUCIN   Liburan Dimulai

    Vanya telah siap sejak pukul enam pagi, berbanding terbalik dengan Charles yang masih tidur dengan pulasnya. Ia kemudian menggoyang-goyang pelan badan Charles, berusaha membangunkannya."Hoahh…." Mulut Charles menguap lebar sembari mengucek-ngucek matanya."Ayo, kamu siap-siap. Kita berangkat dari rumah Mama kan?""Sepagi ini kamu sudah cantik aja," puji Charles."Terimakasih pujiannya," sahut Vanya."Charlos mana?" tanya Charles seraya turun dari ranjang, memberi kesempatan agar Vanya bisa merapikan bantal dan selimut yang berantakan."Masih tidur. Paling sebentar lagi dia juga bangun."Selesai membereskan tempat tidur, Vanya melangkah ke arah lemari hendak menyiapkan pakaian untuk Charles."Bahagianya aku, kita mau liburan." Sebuah pelukan dari Charles membuat Vanya menghentikan aktivitas tangannya yang tengah mencari pakaian untuk Charles kenakan."Mandi lah, biar kita makan terus ke rumah Mama," uca

  • DUDA POLISI BUCIN   Persiapan

    "Kayaknya gak bisa deh, hari ini sampai beberapa hari kedepan Mama di Bandung. Di rumah Yuda.""Berarti lain kali harus atur jadwal dulu sama Mama ya," ucap Charles. "Gak gitu juga sih tapi jangan mendadak kaya gini juga. Gapapa kalian liburan aja ya. Nanti bawa oleh-oleh kabar baik ya," ucap Mama.Charles senyum-senyum mendengar ucapan Mama di telpon. Vanya yang dari tadi berdiri di depan connecting door, berjalan mendekat menanyakan apa yang mereka obrolan. Walaupun sebenarnya, Vanya sudah tahu Mama gak bakal bisa ikut liburan dengannya, tetap saja ia sedih mendengar jawaban dari Charles."Jadi mau gimana?" tanya Charles.Vanya mengangkat kedua pundaknya."Lain kali kita atur jadwal lagi kalau mau ajak Mama jalan," ucap Charles. Vanya mengangguk sambil mengajak Charlos ke ruang tamu untuk sarapan.Setelah menempatkan Charlos di kursinya, Vanya menyiapkan makanan untuk Charlos."Kalau kata Omanya Charlos barusan aku telpon, mereka excited buat libur

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status