Beranda / Romansa / DUDA POLISI BUCIN / Bertemu Kembali

Share

Bertemu Kembali

Penulis: Lystania
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-01 21:27:45

Pulang dari kantor Vanya melajukan mobilnya menuju toko bayi, membeli kado untuk teman kantornya yang baru saja melahirkan. Berjalan perlahan menyusuri beberapa rak, bibirnya mengulas senyum saat melihat seorang bayi yang tengah berada di dalam kereta tak jauh dari posisinya berdiri. Bayi laki-laki yang begitu menggemaskan.

“Lucu banget sih,” ucap Vanya penuh senyum tapi tetap menahan diri untuk tidak mencolek anak bayi sembarangan.

Seolah senang dengan keberadaan Vanya, bayi mungil itu mengeluarkan suara lucu sambil menggapai mainan yang berada di atasnya hingga mengeluarkan bunyi. Reflek seorang wanita yang berada tak jauh dari tempat itu menoleh dan mengecek keadaan bayi dalam kereta itu. Wanita itu terlihat serius sampai tidak menyadari keberadaan Vanya.

“Hah?” Vanya kaget melihat siapa yang menghampiri bayi itu. Otaknya mengingat kejadian beberapa bulan lalu di rumah sakit. Wanita yang sama dan itu artinya bayi mungil yang ada di depannya adalah anaknya Charles. Tak ingin terlibat pembicaraan dengan wanita itu, Vanya cepat membalikkan badannya.

"Eh tunggu dulu, Nak." Suara wanita itu membuat Vanya menghentikan langkah kakinya dan berbalik.

"Kamu yang di rumah sakit waktu itu bukan?" tanya wanita itu mencoba meyakinkan hatinya. Wajahnya terlihat tidak percaya bisa bertemu lagi dengan Vanya. Ia sempat mencari tahu soal Vanya ke rumah sakit, tapi sayang tidak ada informasi yang ia dapat karena Vanya memberikan nama dan nomor handphone palsu. Gadis itu tersenyum kecil seraya menganggukan kepala.

Niatnya untuk langsung pulang setelah mendapatkan apa yang ia cari, tertunda karena wanita paruh baya itu mengajaknya untuk bersantai di cafe yang ada di depan toko bayi. Setelah memesan minuman dan makanan kecil, pembicaraan mereka dimulai dengan memperkenalkan diri. Wanita itu memperkenal diri sebagai Mamanya Charles, Erin Kusuma. Layaknya wawancara kerja, tanpa sungkan Erin bertanya mengenai status dan pekerjaan Vanya saat ini.

Meski agak aneh dengan pertanyaan Erin, ia tetap menjawab pertanyaan Erin dengan sopan.

“Apa jangan-jangan aku mau dijadikan pengasuh cucunya’ batin gadis itu menerka-nerka. Pasalnya Erin tak henti menggali informasi pribadinya.

"Gadis manis dan mandiri kayak kamu, masa belum punya pasangan? Tante gak yakin deh.” Vanya tersenyum kecut mendengar perkataan Erin. "Kamu sudah lama kerja di bank?"

"Lumayan, Tante," jawab Vanya bersamaan dengan Charlos yang tiba-tiba menangis.

Walaupun Erin sudah menggendong Charlos, tapi bayi mungil itu tidak kunjung berhenti menangis.

"Kenapa anak ganteng?" Vanya menghampiri Erin dan mengelus-elus pipi Charlos.

Mendengar dan melihat Vanya, Charlos mengangkat tangannya hendak mengambil jepit rambut yang terpasang manis di rambut Vanya.

“Boleh, Tante?” Vanya agak ragu saat Erin menyodorkan Charlos padanya.

Erin menganggukan kepala dan dengan yakin membiarkan Charlos berada di gendongan Vanya. Ajaibnya tangis Charlos perlahan berhenti saat Vanya menggendongnya.

"Wah, Charlos senang ya digendong sama Tante Vanya." Erin membelai rambut Charlos. "Tumben lo, anak ini langsung mau sama orang baru," ucap Erin lagi.

Masih menggendong Charlos, ujung matanya melihat seseorang berseragam polisi berjalan mendekat ke arah mereka.

Charles.

Jantung Vanya langsung berdegup kencang saat pria itu berdiri tepat di sampingnya.

"Ayo pulang, Ma," ucap Charles sambil membuka tangannya untuk mengambil Charlos dari gendongan Vanya. Charlos memalingkan mukanya seolah enggan turun dari gendongan Vanya.

"Eh, kamu udah datang. Ayo kenalan dulu sama Vanya. Dia yang kemarin Mama ceritakan." Mereka berdua berjabat tangan, Namun Vanya tak berani memandang wajah Charles.

"Ayo Charlos, sama Oma. Papa udah datang jemput." Erin mencoba mengambil Charlos dari gendongan Vanya.

"Uuhh uhhh uhhh." Charlos memalingkan wajahnya. Vanya jadi merasa tak enak karena Charlos tidak mau lepas darinya. Dengan sedikit memaksa Charles menggendong Charlos dan berjalan ke arah mobil meninggalkan Vanya dan Erin. Setelah pamit dengan Vanya, buru-buru Erin menyusul anak dan cucunya itu.

Setibanya di rumah, Vanya langsung membersihkan diri dan menemui mama di dapur yang tengah menyiapkan makan malam.

"Kenapa agak lama pulangnya, Van?" tanya Mama sambil mematikan kompor dan memindahkan sayur yang baru dimasak ke dalam mangkok.

"Tadi pulang kerja mampir sebentar beli kado buat temen, Ma. Eh, di sana malah ketemu sama keluarga yang di rumah sakit itu."

Mama mengerutkan kening. Gak ingat dengan apa yang dimaksud oleh anaknya itu.

"Oh yang itu. Trus gimana?" Tanya Mama yang telah ingat setelah sedikit diceritakan kembali oleh Vanya.

"Gimana apanya, Ma?” Gantian Vanya yang bingung dengan pertanyaan Mama.

Sementara itu di rumah orang tua Charles, mereka tengah duduk santai di ruang keluarga setelah selesai makan malam. Melihat Charlos beberapa kali menguap Sandra lantas membawa keponakannya itu menuju kamar untuk tidur.

***

Entah ini kebetulan atau takdir, setelah seminggu ketemu di toko bayi, sekarang Vanya bertemu lagi dengan Charlos dan keluarganya di restoran salah satu mall. Saat itu Vanya baru saja keluar dari restroom hendak meninggalkan tempat itu namun seseorang yang tak lain adalah Erin, memanggilnya dengan suara lantang yang menyebabkan beberapa pengunjung restoran menoleh ke arah Vanya yang masih berada di depan ruangan restroom. Erin melambaikan tangan memanggil Vanya, membuat gadis itu mau tak mau harus mendekat.

“Kenapa jadi ketemu dia terus? Baru juga minggu kemarin,” ucap Vanya dalam hati. Vanya tersenyum berdiri di samping Erin.

"Ayo gabung di sini, Vanya. Kita sekeluarga lagi mau makan-makan, syukuran buat promosi Papanya Charlos di kantor," ucap Erin ramah.

"Makasih, Tante. Saya baru selesai makan," ucap Vanya sambil melihat ke layar handphonenya yang dari tadi terus berbunyi.

"Oh gitu. Ya sudah Tante minta nomor handphone kamu ya." Erin menyodorkan handphonenya yang disambut oleh Vanya.

Selesai mengetik nomor handphonenya, Vanya pamit pergi duluan. Tak lupa ia mengelus pipi tembem Charlos yang tersenyum sumringah menatapnya.

Semua memandang heran ke arah Erin saat Vanya telah menjauh.

"Mama kayaknya akrab betul sama perempuan tadi?" tanya Sandra sambil membuka bekal buah untuk Charlos.

"Dia yang waktu itu donor darah kan, Ma?" timpal Frans Kusuma, ayah Charles.

"Iya, Pa. Mama sih belum terlalu akrab sama Vanya. Tapi sejauh ini dia anaknya baik, ramah, juga sopan," ucap Erin sambil melirik Charles yang tak memberi respon apa-apa.

***

"Makasih ya." Vanya turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah. Entah kenapa, begitu melihat Mama di ruang tamu, Vanya spontan langsung menceritakan pertemuan tak sengajanya tadi dengan keluarga Charles pada Mama dengan sangat antusias.

"Barang kali, kalian jodoh," ucap Mama santai sambil mengganti siaran tivi. Vanya memandang Mama dengan kening berkerut.

"Emang Mama mau Vanya sama dia? Emang Mama gak masalah Vanya sama duda beranak satu? Mama yakin mau ngasih restu kalo Vanya jadian sama dia?" Bertubi-tubi Vanya menyerang Mama dengan pertanyaan, seolah dia sudah pasti jadian dengan Charles. Mama terdiam, tak menggubris pertanyaan Vanya yang sudah beranjak menuju kamar.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • DUDA POLISI BUCIN   Lahir Ke Dunia

    Susah payah Vanya mengangkat Charlos. Di balik pintu pagar, terdengar suara mobil berhenti yang tak berapa lama, dua orang masuk. Erin berteriak kecil melihat Vanya yang masih saja menggendong Charlos dengan perut yang sudah besar."Charlos, ayo sama onty Sandra," ucap Sandra sambil menunjukkan bungkusan berisi kue."Kamu ih, perut sudah besar masih aja gendong Charlos. Udah turun banget perut kamu loh. HPL nya kapan?” tanya Erin mengenai tanggal perkiraan lahir."Kemarin periksa ke dokter sih, katanya minggu-minggu ini, Ma. Disuruh banyak gerak supaya debaynya makin masuk jalan lahir," jawab Vanya. Erin menggandeng tangan Vanya, masuk dan duduk di ruang tamu."Semua yang terbaik buat kamu ya sayang," ucap Erin sambil mengusap perut besar Vanya. Ia dan Sandra datang membawakan perlengkapan untuk calon adik Charlos. Meskipun mulai kemarin ia sudah banyak mengirimkan barang, tapi entah mengapa ia selalu merasa kurang, hingga ada-ada saja perlengkapan yang tak begitu di

  • DUDA POLISI BUCIN   Kehidupan Baru

    Dengan mengendarai mobil, mereka berdua meninggalkan rumah dan pergi ke kedai es krim, tempat biasa yang Vanya dan Charles pernah kunjungi. Meski sedikit agak pusing dan badan yang sedikit panas dingin, Vanya memarkirkan mobilnya dan menggandeng tangan Charlos masuk ke dalam kedai."Mbak, yang ini sama ini aja ya," ucap Vanya memesan dua porsi es krim serta meminta izin pada Mba itu agar memperbolehkan daftar menu es krim itu tetap tinggal di meja karena Charlos masih asyik melihat-lihat.Tak berapa lama, Mbak yang tadi kembali dengan membawa dua porsi es krim. Sementara Vanya baru saja melahap sesuap es krimnya, kepalanya langsung terasa sakit. Nyut. Sampai ke ubun-ubun. Ia mengatur nafasnya mencoba menghilangkan rasa sakit di kepalanya itu.Dari arah belakang, suara yang cukup familiar menyapanya. Vanya menoleh dan sedikit melemparkan senyum."Lama gak ketemu sudah bawa anak aja, Bang. Nikah gak undang-undang," ucap Vanya."Ngeledek. In

  • DUDA POLISI BUCIN   Kembali Ke Aktivitas

    Saat jam makan siang, Charles tiba di rumah. Ia masuk ke kamar dan melepas jaketnya sembari mengganti bajunya."Kamu gak ngantor lagi?" tanya Vanya saat melihat Charles telah berganti pakaian."Nggak. Karena sore nanti mau piket malam." Vanya menautkan alisnya mendengar ucapan Bapaknya Charlos itu."Jadi kamu gak pulang?" tanya Vanya mengiringi Charles ke ruang makan. Charles menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Vanya."Kenapa? Gak mau tidur sendiri lagi ya? Enakkan tidur ada temennya kan, bisa--"PLAKSebuah pukulan mendarat di belakang Charles."Mancing yaa…" Vanya buru-buru kabur sebelum Charles mengejarnya.Selesai makan siang, Charles bersantai di ruang tengah menikmati siaran tivi, sementara Vanya membersihkan Charlos yang belepotan nasi juga lauk di wajahnya, kemudian menggantikan bajunya."Papa…" panggilnya seraya menghampiri Charles di ruang tengah. Ia membawa serta mainan dan meletakkannya di pangkuan Charles."Main

  • DUDA POLISI BUCIN   Masih Liburan

    Di restoran hotel mereka tengah menikmati sarapan pagi, sambil menunggu di jemput oleh Mas Andi. Vanya yang sedang mengantri mengambil salad buah, melihat seorang laki-laki dengan setelan jas hitam tersenyum ke arahnya.“Indra ya” gumam Vanya tak takun."Vanya," sapanya saat tiba di depan Vanya."Indra!" seru Vanya. Wajahnya tampak sumringah melihat Indra. Teman kuliahnya dulu yang tampak sangat berbeda sekarang."Sama siapa kamu kesini? Gak ngabarin deh kamu," ucap Indra akrab."Iya. Handphone aku sempat error, jadi banyak nomor kontak yang hilang."Merasa Vanya terlalu lama hanya untuk mengambil salad buah, Charles menyusul dan melihat Vanya tengah asyik berbincang dengan orang lain. Dalam hatinya bertanya-tanya siapa lelaki yang sedang berbicara dengan Vanya itu."Eh, Ndra. Ini kenalin suami aku, Charles." Saat menyadari kedatangan Charles, Vanya reflek memperkenalkan suaminya yang tampan itu. Mereka berjabatan tangan sebentar, sebelum Charles menggand

  • DUDA POLISI BUCIN   Liburan Dimulai

    Vanya telah siap sejak pukul enam pagi, berbanding terbalik dengan Charles yang masih tidur dengan pulasnya. Ia kemudian menggoyang-goyang pelan badan Charles, berusaha membangunkannya."Hoahh…." Mulut Charles menguap lebar sembari mengucek-ngucek matanya."Ayo, kamu siap-siap. Kita berangkat dari rumah Mama kan?""Sepagi ini kamu sudah cantik aja," puji Charles."Terimakasih pujiannya," sahut Vanya."Charlos mana?" tanya Charles seraya turun dari ranjang, memberi kesempatan agar Vanya bisa merapikan bantal dan selimut yang berantakan."Masih tidur. Paling sebentar lagi dia juga bangun."Selesai membereskan tempat tidur, Vanya melangkah ke arah lemari hendak menyiapkan pakaian untuk Charles."Bahagianya aku, kita mau liburan." Sebuah pelukan dari Charles membuat Vanya menghentikan aktivitas tangannya yang tengah mencari pakaian untuk Charles kenakan."Mandi lah, biar kita makan terus ke rumah Mama," uca

  • DUDA POLISI BUCIN   Persiapan

    "Kayaknya gak bisa deh, hari ini sampai beberapa hari kedepan Mama di Bandung. Di rumah Yuda.""Berarti lain kali harus atur jadwal dulu sama Mama ya," ucap Charles. "Gak gitu juga sih tapi jangan mendadak kaya gini juga. Gapapa kalian liburan aja ya. Nanti bawa oleh-oleh kabar baik ya," ucap Mama.Charles senyum-senyum mendengar ucapan Mama di telpon. Vanya yang dari tadi berdiri di depan connecting door, berjalan mendekat menanyakan apa yang mereka obrolan. Walaupun sebenarnya, Vanya sudah tahu Mama gak bakal bisa ikut liburan dengannya, tetap saja ia sedih mendengar jawaban dari Charles."Jadi mau gimana?" tanya Charles.Vanya mengangkat kedua pundaknya."Lain kali kita atur jadwal lagi kalau mau ajak Mama jalan," ucap Charles. Vanya mengangguk sambil mengajak Charlos ke ruang tamu untuk sarapan.Setelah menempatkan Charlos di kursinya, Vanya menyiapkan makanan untuk Charlos."Kalau kata Omanya Charlos barusan aku telpon, mereka excited buat libur

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status