Share

Hanya Milikmu

Author: Erumanstory
last update Last Updated: 2025-11-21 14:07:27

“Sekarang kamu boleh buka mata, Ly.” Dewa memberikan instruksi.

Mereka berdua sekarang tengah berada di pusat perbelanjaan. Beberapa saat yang lalu, Dewa sempat meminta Lily untuk menunggunya. Lelaki itu meninggalkan Lily di sebuah tempat makan cepat saji. Saat kembali, Dewa meminta Lily untuk memejamkan matanya. Dia lalu memasangkan sesuatu di pergelangan tangan Lily. Sekarang wanita itu membuka matanya perlahan. Sebuah gelang emas putih dengan bandul kupu-kupu melingkar di sana.

Senyum Lily langsung terbit melihat itu. Ini memang bukan perhiasan pertama yang dia miliki. Aldo juga sering membelikannya perhiasan. Tapi rasa bahagia Lily berbeda. Mungkin ini karena yang memberikan gelang itu adalah Dewa. Lily memperhatikan gelang itu dengan seksama.

“Mas Dewa, Lily suka gelangnya. Bagus banget, ih. Mas Dewa kok kepikiran sih buat beliin Lily gelang?” tanyanya tanpa mengalihkan pandangan dari gelang yang menghiasi pergelangan tangannya tersebut.

“Tiga hari lagi aku balik ke Batam, Ly. Se
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dalam Rengkuhan Hasrat Kakak Ipar   Ekspektasi

    “Pah, walaupun dokter bilang mama harus mulai menjalani kemoterapi mulai bulan depan, tetapi mama benar-benar bahagia bisa berkumpul bersama anak-anak di rumah ini. Setidaknya, mama bisa melihat Dewa menikah dengan Lily. Dewa tidak boleh sedih di hari bahagianya. Mama sendiri tidak tahu, sampai kapan mama masih bernapas. Bisa juga, mama masih bernapas, tetapi keadaan mama sudah tidak sama dengan hari ini. Papa dengar sendiri, bukan? Kanker ini langka, dan bisa sewaktu-waktu akan membuat kesadaran mama hilang seperti mayat hidup.”Seharusnya saat mengatakan kalimat panjang itu, Rahma meneteskan air mata, bukan? Tetapi nyatanya tidak. Rahma mengatakan semuanya dengan senyum yang terus menghiasi wajahnya. Seakan dia sudah tahu, kalau menangis bukanlah solusi. Rahma ingin menikmati sisa hidupnya dengan bahagia. Mulai melukis kenangan manis bersama orang-orang yang mencintainya. Sudah cukup, dia hidup dalam dendam yang tak berkesudahan. Sekarang Rahma juga sadar kalau semua yang terjadi bu

  • Dalam Rengkuhan Hasrat Kakak Ipar   Lamaran

    “Mas, ini tempat kita dinner malam ini? Kita nggak salah tempat, kan?” tanya Lily sambil memperhatikan restoran bintang lima tempat mereka akan melakukan makan malam bersama.Bukan soal restorannya yang membuat Lily heran, tetapi suasana yang ada di sana. Mereka akan makan malam di area outdoor yang mereka miliki. Anehnya, suasana di area itu sangat sepi. Tidak ada pengunjung lain selain mereka, dan di area itu juga dihias dengan begitu indah.“Iya, Sayang. Kita nggak salah tempat, kok. Ini tempat yang aku pilih buat kita makan malam. Kamu tau nggak, kenapa di area ini sepi?” Dewa justru balik bertanya.“Memangnya kenapa, Mas?” Lily tampak bingung.“Aku udah sewa semua area outdoor dari restoran ini khusus untuk acara makan malam kita berdua.”Lily melongo mendengar penuturan Dewa.“Mas, kita cuma mau makan malam, itu waktunya paling cuma berapa menit, dan Mas Dewa sewa semua resto ini? Ini pemborosan, Mas. Uangnya kan bisa Mas Dewa tabung buat lahiran anak-anak kita nanti.” Bibir Lil

  • Dalam Rengkuhan Hasrat Kakak Ipar   Sebuah Persiapan

    Dewa sebenarnya sedang berbohong. Hari ini, dia tidak ada meeting dengan siapapun. Bahkan jadwalnya lumayan longgar. Dia sengaja berangkat pagi karena dia memiliki janji dengan Sandarra, sahabatnya yang merupakan pemilik toko berlian ketiga terbesar di Jakarta. Dewa sudah memesan sepasang cincin berlian yang akan dia gunakan untuk melamar Lily. Walaupun pernikahan itu akan digelar secara tertutup, Dewa tidak akan membiarkan cincin murahan melekat di jari Lily.Lelaki itu sengaja merahasiakan tentang cincin ini, karena Dewa ingin memberikan kejutan untuk wanita kesayangannya itu. Dia tidak sabar melihat ekspresi Lily saat melihat cincin berlian yang dipesannya, belum lagi kalau dia memberikan cincin itu di momen khusus. Membayangkannya saja sudah membuat Dewa tersenyum bahagia.“Hai, maaf Dewa, kamu pasti sudah lama menunggu, ya? Maaf, tadi di bawah aku kebetulan bertemu dengan teman lama, jadi kami berbincang sebentar. Maafkan aku,” Sandarra menjelaskan perihal apa yang membuatnya tel

  • Dalam Rengkuhan Hasrat Kakak Ipar   Hanya Demi Tita

    “Nila, sebaiknya kamu makan. Kalau kamu nggak mau makan, kasihan anak kamu. Nanti air susu kamu nggak keluar. Apalagi Tita lagi sakit, dia butuh banyak asupan asi,” saran Rima yang melihat putrinya tidak terlalu nafsu makan semenjak datang ke rumahnya.“Masih belum ingin makan, Bu. Tadi pagi aku sudah sarapan bubur ayam. Aku lagi nungguin mas Aldo datang. Rasanya melihat Tita rewel terus seperti ini selera makanku hilang. Aku berharap, setelah ketemu mas Aldo Tita bisa jauh lebih tenang,” ucap Nila yang sambil memperhatikan Tita yang tengah tidur pulas. Masih sambil mendekap kemeja Aldo. Sejak semalam, Tita tidak mau dipisahkan dari kemeja itu.“Nila, kamu seharusnya tidak usah mengganggu Aldo. Kamu lupa, bagaimana kamu sudah menghancurkan rumah tangganya? Kamu juga sudah menghianati dia, bahkan kamu juga sudah menipunya dengan memanfaatkan kekayaan dia untuk keperluan pribadimu.” Rima mengingatkan.Nila sendiri juga menyadari semua kesalahan yang sudah dia perbuat selama ini. Tapi di

  • Dalam Rengkuhan Hasrat Kakak Ipar   Cemburu (Pura-pura)

    “Bos, ada tiga orang laki-laki mencurigakan yang selalu mengikuti gerak-gerik Bos dan juga bu bos. Sepertinya ketiga laki-laki itu suruhan seseorang. Mereka bukan mengincar Bos, tetapi target utama mereka adalah bu Bos.”“.........”“Untuk sementara ini, saya bisa memastikan Bos dan bu bos akan selalu aman. Tapi sepertinya Bos harus semakin menjaga ketat bu bos. Terutama, peningkatan keamanan di area tempat tinggal bu bos.” “.........”“Baik Pak Bos. Saya akan melakukannya sesuai dengan arahan Pak Bos. Saya dan tim akan menangkap mereka, dan membuat mereka bicara tentang siapa yang menyuruhnya membuntuti kalian. Walaupun nanti sudah tertangkap, Bos harus tetap berhati-hati, dan selalu waspada.”Pembicaraan Dewa dengan salah satu orang suruhannya membuat lelaki itu menjadi tidak tenang. Lelaki itu menatap seksama wanita kesayangannya yang terlihat begitu damai dalam tidurnya. Seharusnya, setelah berdamai dengan ibunya, Lily bisa terus tersenyum bahagia, sama seperti yang dia lihat tad

  • Dalam Rengkuhan Hasrat Kakak Ipar   Naluri Seorang Ayah

    Aldo terbangun dari tidurnya karena suara nada panggilan yang terdengar dari ponselnya. Dia menatap ke arah jam dinding yang ada di ruang rawat ibunya, sudah jam satu dini hari. Pandangan lelaki itu dia edarkan ke arah ibunya yang masih lelap, juga ayahnya yang berada di kursi dekat dengan ibunya juga tertidur pulas. Aldo menatap layar ponselnya, dia menemukan nama Nila di sana. Dia sampai mengulangi lagi untuk memastikan, dan benar saja, nama Nila yang tertera di layar ponselnya.“Ada apa dia menghubungiku? Tapi Nila tidak mungkin menghubungiku hanya untuk sekedar iseng, bukan? Sebaiknya aku menerima panggilan darinya. Siapa tahu memang sangat penting.”Aldo segera beranjak dari sofa panjang tempatnya tidur, dia segera melangkah ke luar ruangan. Saat sudah berada di luar ruang rawat ibunya, barulah Aldo menekan tombol hijau untuk menerima panggilan dari Nila."H-ha-halo," sapa Nila dari ujung sana dengan sangat gugup. Setelah mereka pisah rumah, ini pertama kalinya mereka kembali ber

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status