Share

Bab 4 Bertemu Rafael

Dengan langkah gontai Airin pun menyeret kopernya keluar meninggalkan rumah ibu mertuanya, rumah yang selama ini menjadi tempat tinggalnya, rumah yang menjadi saksi atas kesabaran Airin menjalani hari – hari dimana dia mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari semua penghuninya.

Hati Airin sangat kecewa terlebih kepada Mario , laki – laki yang sampai saat ini masih sah menjadi suaminya yang seharusnya bisa melindunginya tapi malah menyakitinya.

“Dengan mbak Airin ?” tanya sopir taxi online yang dipesan Airin tampaknya sudah datang.

“Iya pak”

“Silahkan masuk mbak, saya bantu menaruh kopernya di bagasi”

Setelah meletakkan koper Airin sopir taxi pun segera menjalankan mobilnya menuju ke tempat yang sudah di pesan oleh Airin, kemana lagi jika bukan ke rumah Desi  satu – satunya sahabat Airin sekaligus teman kantornya.

Selama dalam perjalanan  tadi Airin sudah menghubungi Desi jika pagi ini akan ke rumahnya , tentu saja Desi menunggunya dengan senang meski ada sedikit rasa heran karena tidak biasanya sahabatnya itu akan ke rumahnya pagi – pagi begini apalagi di hari kerja.

Desi yang tahu bagaimana keseharian dari sahabatnya tentu tahu jika pagi hari sebelum berangkat ke kantor , Airin terlebih dahulu harus menyelesaikan pekerjaan rumah di kediaman mertuanya.

“Lho..lho kenapa ini ,Rin?” Desi tampak heran mendapati sahabatnya datang dengan membawa kopernya serta tas besar yang isinya entahlah Desi sendiri tidak tahu

“Masuklah dulu !, kita bicara di dalam yuk” Desi merangkul bahu Airin dan meminta tolong Rizal suaminya untuk membawa koper sahabatnya itu masuk ke dalam rumah.

Setelah agak tenang  barulah Airin menceritakan semuanya tanpa ada satupun yang ditutupinya, Desi meminta Airin untuk sementara tinggal di rumahnya dulu untuk beberapa hari agar tenang sembari mencari tempat kost.

“Tidak Des,hari ini aku harus mencari tempat kost, tolong kamu ijinkan aku ke HRD jika aku tidak bisa masuk kerja hari ini”

“Aku akan telepon Anton dulu, dia punya tempat kost yang tidak jauh dari kantormu  semoga saja masih ada kamar kosong” ujar Rizal yang sedari tadi  hanya menyimak percakapan antara istri dengan sahabatnya itu.

“Bagaimana mas ?” tanya Desi tidak sabar saat suaminya baru saja menutup teleponnya.

“Ada dua kamar yang masih kosong, bagaimana kalau kita lihat sekarang mumpung masih pagi sekalian kita berangkat ke kantor, aku rasa waktunya masih bisa kita kejar”

“Aku setuju, ya sudah kita berangkat sekarang !”

==

Ini adalah hari kedua Airin tinggal di tempat kost setelah semalam dia resmi menjadi salah satu penghuni tempat ini, Airin harus kembali masuk kantor mengingat hari ini ada kunjungan dari kantor pusat dimana CEO yang baru saja menggantikan ayahnya akan melakukan agenda kunjungan ke beberapa kantor cabangnya di Jakarta sebelum ke kota yang lain.

Setelah bersiap – siap Airin pun segera menaiki motornya , untung saja Desi kemarin sudah mengambil motor sahabatnya itu ditemani oleh Rizal dan segera membawanya ke tempat kost Airin sekarang.

Menyusuri jalanan ibukota yang pagi ini cukup macet , akhirnya sampailah Airin di kantornya yang merupakan anak cabang dari Dirgantara Group, perusahan besar di negeri ini.

Segera saja Airin menuju ruangannya untuk mempersiapkan diri karena dia semalam mendapatkan mandat dari atasannya untuk ikut ke ruang meeting saat ada kunjungan dari CEO kantor pusat.

Data yang sekiranya diperlukan sudah Airin siapkan.

Akhirnya jam yang ditunggupun tiba, tepat pukul 10 pagi lobby kantor tampak heboh saat ada mobil mewah baru saja berhenti di lobby , tampak  keluar dari sana sosok pria tampan berkulit bersih, pewaris tunggal dari Dirgantara Group , sementara di sampingnya ada Bima asisten pribadinya.

Banyak tatapan mata kaum hawa yang terpesona dengan penampilan laki – laki nan gagah yang ternyata murah senyum itu, ya dia adalah Rafael Dirgantara anak tunggal dari Bramantyo Dirgantara yang sudah 2 bulan ini menggantikan papanya menjadi pucuk pimpinan Dirgantara Group, namun karena kesibukannya maka baru kali ini Rafael memiliki kesempatan untuk mengunjungi kantor cabangnya salah satunya di tempat di mana Airin berada.

“Aduh seperti titisan Dewa saja, ganteng banget” terdengar celotehan beberapa karyawan wanita meski hanya bisa dengan berbisik.

Rafael yang kedatangannya tadi disambut oleh Handoko sang kepala cabang , saat ini sudah memasuki lift bersama dengan Bima tentunya.

Sementara itu di tempat lain, Airin sudah berada di ruang meeting bersama dengan beberapa staff yang lain termasuk ada Desi di dalamnya, beberapa kali Airin tampak membolak – balik isi mapnya.

“Kenapa ? ada yang ketinggalan ?” tanya Desi yang sedari tadi memperhatikan aktifitas sahabatnya itu.

“Sepertinya begitu, perasaan sudah aku masukkan disini tapi kok gak ada.”

“Kenapa Rin?” tanya Rahayu  kepala divisi keuangan dimana Airin berada.

“Ada yang ketinggalan bu, mohon ijin untuk mengambilnya sebentar dimeja saya.”

“Pergilah ! tapi jangan lama – lama”

“Baik bu”

Airin segera beranjak dari kursinya menuju pintu yang tanpa dia sadari sebenarnya dari arah luar pintu sudah ada tangan lain yang siap untuk membuka pintu itu bersamaan dengan Airin, tubuh Airin kehilangan keseimbangan hingga hampir terjatuh ,untung saja ada tangan kokoh yang secara spontan menahan tubuhnya hingga Airin tidak sampai terjatuh.

Kedua pasang mata manusia inipun tanpa sengaja saling bertatapan.

“Airin “

“Mas Rafa” ya pria yang menahan bobot tubuh Airin adalah Rafael sang CEO , untuk beberapa saat keduanya tampak saling termangu hingga akhirnya deheman dari Bima membuat Rafael dan Airin membetulkan posisinya.

“Terima kasih, permisi” ujar Airin gugup, gegas Airin melanjutkan tujuannya untuk mengambil berkas yang tertinggal, tatapan mata dari Rafael tampak terus memindai wanita itu sampai tubuhnya hilang dari penglihatannya.

‘Akhirnya aku menemukanmu ’ guman Rafael dalam hati.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status