Share

Bab 5 Tingkah Rafael

Bima asisten pribadi Rafael yang sebenarnya juga sepupu Rafael memiliki banyak tanda tanya besar saat melihat sang CEO tampak lebih fokus memperhatikan wanita yang ditolongnya tadi, bahkan tidak sekali dua kali Bima berdehem demi Rafael kembali fokus.

“Aku perhatikan hari ini kamu aneh bos,” ucap Bima saat keduanya kembali ke kantor pusat.

“Aneh apanya ?”

“Apa kamu sedang jatuh cinta pada pandangan pertama pada wanita itu hingga tidak fokus? tatapan matamu lebih banyak memperhatikan wanita itu”.

Rafael hanya tersenyum simpul mendapati ocehan dari asistennya yang hari ini super cerewet, saat ini keduanya sedang dalam mode sebagai saudara sehingga Bima bisa bebas berbicara tanpa ada sekat atasan dan bawahan.

“Dia Airin, dialah wanita aku cintai sampai sekarang”

Ciiiittt….

Tanpa sengaja Bima menginjak rem hingga mobil yang dikendarainya berhenti mendadak, tentu saja Rafael mengomel atas keteledoran Bima.

“Maaf gak sengaja, aku terkejut mendengar omonganmu, jadi dia wanita yang selama ini kamu cari – cari keberadaannya ?”

Rafael hanya menganggukan kepalanya , “Trus apa rencanamu sekarang ? apa tidak mungkin dia sudah menikah ?”

“Dia memang sudah menikah saat aku masih tinggal di luar negeri”

“Trus kenapa kamu masih mencarinya ? gak ada wanita lain apa ?”

“Kamu tidak usah banyak bicara Bim, kamu belum pernah merasakan jatuh cinta”

“Tapi aku juga tidak ingin jadi pebinor seperti kamu, sudah tahu istri orang masih juga ditunggu” omel Bima

Plak

Pukulan mengenai lengan Bima diberikan oleh Rafael demi mendengar ucapan Bima “Jangan bicara sembarangan !”.

“Sebagai saudara aku hanya mau mengingatkan segera move on, bagaimanapun juga dia itu masa lalumu”.

Bima tidak tahu saja jika Rafael tipe pria yang sulit untuk mencintai wanita, namun jika dia sudah mencintai seorang wanita maka akan sulit juga bagi Rafael untuk berpaling, meski Rafael memiliki pesona yang bisa memikat banyak wanita , namun Rafael tipe laki - laki setia dan tidak suka mempermainkan perempuan, terbukti sampai saat ini hatinya masih dipenuhi oleh seorang Airin yang entah karena alasan apa malah menikah dengan laki – laki lain di saat Rafael melanjutkan studinya, padahal jelas sekali saat Rafael hendak berangkat Rafael sudah berpesan agar Airin menunggunya.

“Bim, kita kembali ke kantor cabang Thamrin” titah Rafael.

“Kembali ? untuk apa ?,” namun tatapan mata Rafael yang diarahkan kepadanya membuat Bima tidak berani banyak bertanya “Iya..iya kita balik kesana”.

Sementara itu di kantor cabang Dirgantara sejak kepulangan Rafael, Airin kurang fokus bekerja, Airin sama sekali tidak menyangka jika dia kembali bertemu dengan Rafael, pria yang pernah menjadi kekasihnya saat keduanya masih berstatus mahasiswa.

Terbayang  kembali dalam benak Airin saat Rafael hendak melanjutkan kuliahnya diluar negeri dan berjanji akan kembali, namun nyatanya justru Airin dipertemukan dengan wanita yang mengaku jika dia istri Rafael. Bahkan wanita inipun menunjukkan bukti foto kebersamaan keduanya saat di luar negeri.

Tentu saja Airin kecewa mendapati kenyataan yang justru dia ketahui dari orang lain.

“Kamu kenapa melamun sedari tadi?” tanya Desi saat melihat kelakuan aneh sahabatnya.

“Mana ada aku melamun, aku hanya fokus melihat data ini” tunjuk Airin pada layar komputernya.

“Gak usah bohong ! dari tadi aku panggil gak nyahut, ngomong – ngomong CEO yang baru ganteng banget ya, ramah lagi “.

“Tidak baik kita membahas pria yang sudah beristri, fokus kerja !”

“Eh kamu tahu dari mana jika pak Rafael sudah beristri?” tanya Desi heran.

“A....i...itu aku hanya menebak, mana ada laki – laki tampan dan mapan masih single,” jawab Airin sedikit gugup karena keceplosan

“Belum tentu Rin, ada banyak laki – laki mapan malah lebih suka main wanita tanpa mau ada ikatan”.

“Tapi pak Rafael beda Des , dia bukan laki – laki seperti itu,” lagi – lagi Airin tanpa sengaja keceplosan , Desi yang mendengarnya jadi mengeryitkan dahinya seraya menoleh ke arah sahabatnya , di tatapnya saja sahabatnya itu sembari Desi mencari tahu sesuatu dari balik wajah cantik Airin.

“Apaan sih menatap seperti itu?”

“Heran saja , sepertinya kamu sudah mengenal tentang  pak Rafael deh” tebak Desi

Uhuk uhuk Airin terbatuk karenanya.

“Rin, apa tebakanku benar ?”

“Fokus kerja Desi Puspita ! gak usah membahas sesuatu yang kita tidak tahu !”

Kedua wanita ini sedang tidak tahu saja jika pria yang sedang mereka bicarakan posisinya sudah tidak jauh dari kantor mereka.

Tak butuh waktu lama Rafael sudah tiba kembali ke kantor tempat Airin, tentu saja kedatangannya kali ini membuat beberapa staff  yang ada di lobby heran, begitupun dengan pak Handoko yang sama sekali tidak menyangka jika pimpinannya tiba – tiba masuk ke ruangannya.

“Pak Handoko, bisakah aku meminta bu Airin salah satu staff bapak untuk berbicara sebentar dengan saya?”

“Bi..bisa pak”

“Baik, saya tunggu di ruang meeting”

Bima yang berada di belakang Rafael hanya mengeryitkan dahinya heran dengan tingkah Rafael , namun Bima hanya bisa menggerutu dalam hatinya ‘putar balik ternyata hanya untuk urusan wanita, dasar !”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status