Bima asisten pribadi Rafael yang sebenarnya juga sepupu Rafael memiliki banyak tanda tanya besar saat melihat sang CEO tampak lebih fokus memperhatikan wanita yang ditolongnya tadi, bahkan tidak sekali dua kali Bima berdehem demi Rafael kembali fokus.
“Aku perhatikan hari ini kamu aneh bos,” ucap Bima saat keduanya kembali ke kantor pusat.
“Aneh apanya ?”
“Apa kamu sedang jatuh cinta pada pandangan pertama pada wanita itu hingga tidak fokus? tatapan matamu lebih banyak memperhatikan wanita itu”.
Rafael hanya tersenyum simpul mendapati ocehan dari asistennya yang hari ini super cerewet, saat ini keduanya sedang dalam mode sebagai saudara sehingga Bima bisa bebas berbicara tanpa ada sekat atasan dan bawahan.
“Dia Airin, dialah wanita aku cintai sampai sekarang”
Ciiiittt….
Tanpa sengaja Bima menginjak rem hingga mobil yang dikendarainya berhenti mendadak, tentu saja Rafael mengomel atas keteledoran Bima.
“Maaf gak sengaja, aku terkejut mendengar omonganmu, jadi dia wanita yang selama ini kamu cari – cari keberadaannya ?”
Rafael hanya menganggukan kepalanya , “Trus apa rencanamu sekarang ? apa tidak mungkin dia sudah menikah ?”
“Dia memang sudah menikah saat aku masih tinggal di luar negeri”
“Trus kenapa kamu masih mencarinya ? gak ada wanita lain apa ?”
“Kamu tidak usah banyak bicara Bim, kamu belum pernah merasakan jatuh cinta”
“Tapi aku juga tidak ingin jadi pebinor seperti kamu, sudah tahu istri orang masih juga ditunggu” omel Bima
Plak
Pukulan mengenai lengan Bima diberikan oleh Rafael demi mendengar ucapan Bima “Jangan bicara sembarangan !”.
“Sebagai saudara aku hanya mau mengingatkan segera move on, bagaimanapun juga dia itu masa lalumu”.
Bima tidak tahu saja jika Rafael tipe pria yang sulit untuk mencintai wanita, namun jika dia sudah mencintai seorang wanita maka akan sulit juga bagi Rafael untuk berpaling, meski Rafael memiliki pesona yang bisa memikat banyak wanita , namun Rafael tipe laki - laki setia dan tidak suka mempermainkan perempuan, terbukti sampai saat ini hatinya masih dipenuhi oleh seorang Airin yang entah karena alasan apa malah menikah dengan laki – laki lain di saat Rafael melanjutkan studinya, padahal jelas sekali saat Rafael hendak berangkat Rafael sudah berpesan agar Airin menunggunya.
“Bim, kita kembali ke kantor cabang Thamrin” titah Rafael.
“Kembali ? untuk apa ?,” namun tatapan mata Rafael yang diarahkan kepadanya membuat Bima tidak berani banyak bertanya “Iya..iya kita balik kesana”.
Sementara itu di kantor cabang Dirgantara sejak kepulangan Rafael, Airin kurang fokus bekerja, Airin sama sekali tidak menyangka jika dia kembali bertemu dengan Rafael, pria yang pernah menjadi kekasihnya saat keduanya masih berstatus mahasiswa.
Terbayang kembali dalam benak Airin saat Rafael hendak melanjutkan kuliahnya diluar negeri dan berjanji akan kembali, namun nyatanya justru Airin dipertemukan dengan wanita yang mengaku jika dia istri Rafael. Bahkan wanita inipun menunjukkan bukti foto kebersamaan keduanya saat di luar negeri.
Tentu saja Airin kecewa mendapati kenyataan yang justru dia ketahui dari orang lain.
“Kamu kenapa melamun sedari tadi?” tanya Desi saat melihat kelakuan aneh sahabatnya.
“Mana ada aku melamun, aku hanya fokus melihat data ini” tunjuk Airin pada layar komputernya.
“Gak usah bohong ! dari tadi aku panggil gak nyahut, ngomong – ngomong CEO yang baru ganteng banget ya, ramah lagi “.
“Tidak baik kita membahas pria yang sudah beristri, fokus kerja !”
“Eh kamu tahu dari mana jika pak Rafael sudah beristri?” tanya Desi heran.
“A....i...itu aku hanya menebak, mana ada laki – laki tampan dan mapan masih single,” jawab Airin sedikit gugup karena keceplosan
“Belum tentu Rin, ada banyak laki – laki mapan malah lebih suka main wanita tanpa mau ada ikatan”.
“Tapi pak Rafael beda Des , dia bukan laki – laki seperti itu,” lagi – lagi Airin tanpa sengaja keceplosan , Desi yang mendengarnya jadi mengeryitkan dahinya seraya menoleh ke arah sahabatnya , di tatapnya saja sahabatnya itu sembari Desi mencari tahu sesuatu dari balik wajah cantik Airin.
“Apaan sih menatap seperti itu?”
“Heran saja , sepertinya kamu sudah mengenal tentang pak Rafael deh” tebak Desi
Uhuk uhuk Airin terbatuk karenanya.
“Rin, apa tebakanku benar ?”
“Fokus kerja Desi Puspita ! gak usah membahas sesuatu yang kita tidak tahu !”
Kedua wanita ini sedang tidak tahu saja jika pria yang sedang mereka bicarakan posisinya sudah tidak jauh dari kantor mereka.
Tak butuh waktu lama Rafael sudah tiba kembali ke kantor tempat Airin, tentu saja kedatangannya kali ini membuat beberapa staff yang ada di lobby heran, begitupun dengan pak Handoko yang sama sekali tidak menyangka jika pimpinannya tiba – tiba masuk ke ruangannya.
“Pak Handoko, bisakah aku meminta bu Airin salah satu staff bapak untuk berbicara sebentar dengan saya?”
“Bi..bisa pak”
“Baik, saya tunggu di ruang meeting”
Bima yang berada di belakang Rafael hanya mengeryitkan dahinya heran dengan tingkah Rafael , namun Bima hanya bisa menggerutu dalam hatinya ‘putar balik ternyata hanya untuk urusan wanita, dasar !”
10 tahun kemudianTampak remaja tampan sedang menggandeng gadis yang juga tak kala cantik, mereka baru saja keluar dari mobil yang mengantarnya ke sekolah.“Hati – hati kak El adik Oliv” ucap Amar kala mendapati anak majikannya itu sudah keluar dari mobilnya.“Makasih sudah diantarkan, uncle Amar hati – hati juga jangan ngebut nanti aku bilang ke daddy kalau ngebut.”“Beres adik Oliv, kalian jangan lupa belajar yang rajin.”Setelah keduanya masuk ke dalam pintu gerbang Amarpun segera berlalu meninggalkan sekolah internasional di depannya, saat ini Eliezer sudah duduk di bangku SMA sementara adiknya duduk di bangku SMP keduanya bersekolah di tempat yang sama.Selama kurun waktu 10 tahun banyak hal terjadi dalam kehidupan rumah tangga Airin dan Rafael. Mereka sungguh beruntung memiliki anak yang penurut, mereka saat ini tinggal di kediaman pribadi Rafael yang tidak jauh dari rumah Bramantyo
Demi tidak mendapatkan respon dari istrinya Rafaelpun mengikuti arah pandang Airin dan dilihatnya dari kejauhan ada Marsha datang bersama dengan mamanya.“Kamu jadi cemberut karena Marsha ya?”“Gak usah aneh – aneh ya mas!” ancam Airin kala mendapati Rafael terkekeh sesaat setelah menyebut nama wanita lain di hadapan istrinya.“Gak usah manyun begitu, ayo kita kesana.”“Mas..”“Sstt..” Rafael meletakkan jarinya di ujung bibir istrinya agar Airin terdiam. Rafael segera merangkul pinggang langsing istrinya serta membawanya menemui Marsha.“Nak Rafael..” sapa Dahlia yang terlebih dahulu melihat kedatangan Rafael bersama Airin. Wajah Airin yang awalnya jutek dan tidak enak di lihat tampak tersenyum di hadapan Dahlia dan Marsha, keduanya pun segera mengulurkan tangannya untuk menyambut kedatangan Marsha.“Kamu makin seger saja nak Rafael, semakin hari semak
Sore hari kala waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang Dani yang selepas menjemput keluarga kakaknya di bandara Abdulrahman Saleh segera menuju ke kota Batu tempat dimana Yohana menginap di rumah bibinya.Yohana gadis asli Surabaya itu sehari sebelum ke rumah Dani sengaja ke rumah bibinya dulu. Dia tidak mau menginap ke rumah Dani karena belum memiliki ikatan apapun.“Semoga perjalanan kalian lancar.” Pesan bibi Yohana saat melepas keponakannya serta Dani untuk menuju kota Malang.“Terima kasih bibi, kami permisi.” Ucap Dani sembari mencium punggung tangan wanita paruh baya itu.Mengingat jika weekend banyak yang menuju kota Batu maka perjalanan Dani serta Yohana membutuhkan waktu hampir 1 jam untuk bisa sampai di kediaman Ningsih.Di tempat ini para pria dan wanita sudah selesai membersihkan diri, kaum wanita pun juga siap menyambut tamu mereka, hanya Olivia yang masih tertidur di pangkuan daddynya, balita ini tampaknya
Satya saat ini sudah berada di hadapan kedua orang tuan Anjani, Satya menyatakan keinginannya untuk menjalin hubungan serius dengan Anjani.Intensnya komunikasi diantara keduanya yang sama – sama menjadi pengawal keluarga Rafael membuat hubungan cinta monyet mereka bersemi kembali.Jelas saja Satya maupun Anjani merasa lega karena restu sudah mereka dapatkan dari orang tua kedua belah pihak.Apalagi ternyata ibu Satya adalah sahabat ibunya Anjani kala mereka masih duduk di bangku sekolah.“Ibu tidak menyangka jika kita akan berbesan dengan Hastuti,” ucap Yayuk ibu kandung Anjani saat bervideo call dengan calon besannya itu.Satya menceritakan tentang asal usul keluarganya kepada pak Arif dan ibu Yayuk akhirnya dari situ mereka tahu tentang Hastuti.Restu sudah di dapat oleh calon pasangan suami istri ini, kali ini keduanya menghabiskan waktu dengan berjalan –jalan di mall di kota Semarang tempat Anjani tinggal.
Hari ini tampak keluarga Rafael sedang berkemas – kemas untuk pulang kampung , rencananya mereka akan berangkat besok pagi menggunakan pesawat pribadi demi kenyamanan Olivia dan Eliezer yang sama – sama tidak bisa diam.“Sudah selesai, sekarang tinggal bersiap – siap ke acaranya Kamila.” Tanpa sadar Airin berbicara sendiri.Ya selepas mengantarkan suaminya sampai teras rumah, Airin segera masuk kembali ke kamarnya untuk beres – beres perlengkapan mereka. Membawa dua anak tentu bekal pakaian Airin jauh lebih banyak dari sebelumnya meski mereka hanya menginap 2 hari disana.Saat baru saja selesai berdandan ponsel Airin berbunyi ada nama Desi disana sedang memanggil dirinya.“Sudah siap belum nyonya.” Terdengar suara canda Desi dari seberang sana.“Apaan sih kamu ini,Des.”“Idih jangan suka ngambek ntar kecantikannya berkurang tahu rasa loe.”“Gampang kal
“Beneran bun Dani mau mengenalkan calon istrinya ?” terdengar suara Airin kala sedang berkomunikasi dengan bundanya mau tidak mau membuat Rafael yang baru saja selesai mandi segera mendekat ke a rah istrinya meski hanya mengenakan handuk yang melilit bagian bawah tubuhnya.“Dani beneran mau mengenalkan calon istrinya sayang ?”“Iya sabtu besuk Dani mengajaknya bertemu bunda.”“Puji Tuhan akhirnya Dani laku juga he he , siapa calon adik ipar aku ?”Airin hanya mengangkat kedua bahunya saja tanda dia memang tidak tahu, namun Ningsih yang mendengar pertanyaan dari menantunya segera menjawab pertanyaan Rafael. Airin memang mengaktifkan mode loudspeaker saat berkomunikasi dengan sang bunda sembari dia menyiapkan pakaian kerja suaminya.“Jadi kisah kakak terulang pada adiknya, sekretaris yang menikah dengan pimpinannya sendiri ceritanya nih bun.” Omongan Airin tentu saja membuat Rafael tersenyum
Yohana sungguh sangat terkejut menatap atasannya yang masih berjongkok disebelahnya, Keterkejutan Yohana membuatnya hanya mampu menutup mulutnya dengan kedua tangannya demi melihat kejadian di sebelahnya, saat mulai dapat menetralkan detak jantungnya gegas Yohana berdiri dari kursinya dan meminta Dani untuk berdiri.“Jangan bercanda pak, bapak tidak pantas berjongkok di depan saya begini, ayo berdiri pak.”“Siapa bilang aku bercanda, aku serius sedang meminangmu secara pribadi, maaf jika caraku kurang berkenan,bagaimana ?”“Tapi pak apa nanti kata…”“Kamu sudah memiliki kekasih ?” potong Dani yang langsung dijawab Yohana dengan menggelengkan kepalanya.“Jadi apa alasan kamu tidak menerimaku, atau aku tidak memenuhi kriteriamu ?”“Bu..bukan begitu pak, bapak tolong berdiri dulu kita bicara sembari duduk.” Tak sabar Yohana segera menarik tangan Dani agar segera berdiri, namun Dani tetaplah Dani yang akan tetap dengan posisinya sebelum Yohana memberikan jawaban.“Jawablah dahulu pertanya
Diskusi antara Dani dengan sekretarisnya akhirnya kelar, beberapa pekerjaan sudah mereka bahas saat ini.Yohana sekretaris yang sangat kompeten, dia sangat teliti sehingga sangat membantu Dani untuk urusan pekerjaannya.Bahkan jika Dani ada kepentingan harus ke Jakarta, Yohana sudah mampu menghandle pekerjaan yang diberikan kepadanya.Yohana saat ini sedang membereskan makan siang yang baru saja mereka nikmati, mereka memesan makanan simpel di kantin perusahaan Dirgantara ini melalui office girl dan mengantarkannya ke ruangan Dani.Di ruangan Dani yang nyaman terdapat meja kecil yang biasa digunakan oleh Dani untuk menikmati makan siangnya, saat Yohana sedang membereskan meja makan Danipun bergerak kembali melangkahkan kakinya menuju sofa tempat dimana dia tadi berdiskusi dengan Yohana.Secara spontan Dani merentangkan kedua tangannya menggerakkan badannya ke kanan dan ke kiri untuk merenggangkan ototnya yang terasa kaku.Yohana pun segera m
Meninggalkan hiruk pikuk dan kejadian beruntun di Jakarta, saat ini di kantor cabang Dirgantara group yang ada di Surabaya tampak Dani adik ipar Rafael sedang mengadakan meeting dengan salah satu perusahaan yang ingin menjalin kerjasama dengan Dirgantara Group.Tidak salah jika Rafael memberi kepercayaan kepada Dani, karena Dani bisa diandalkan. Dani sangat professional dalam bekerja pun demikian dengan Rafael, jika urusan pekerjaan mereka akan bersikap sebagaimana layaknya atasan dengan bawahan.Selama ini Rafael puas dengan hasil kerja Dani.Dalam meetingnya kali inipun Dani juga tampak serius saat mendengarkan presentasi dari pihak PT Ditex Indonesia, meski tidak sekali dua kali Dani menangkap dengan ekor matanya jika wanita yang menjadi sekretaris dari PT Ditex Indonesia bukannya fokus pada presentasi yang disampaikan oleh atasannya tetapi malah fokus melirik ke arah Dani.“Jadi itu yang bisa kami sampaikan pak Dani, jika ada hal yang kurang dari presen