Share

06 | Daniel

Aвтор: Kaitani_H
last update Последнее обновление: 2021-04-14 08:30:02

MALAM ini terasa begitu dingin. Bahkan untuk seorang vampir seperti Daniel, ia merasakan dingin itu memasuki tubuh dan mulai memeluk relung hatinya. Daniel juga merasakan firasat buruk yang sejak tadi terus mengganggu, seperti tengah mengintai mereka.

Daniel melirik Alin yang tertidur lelap di atas ranjang. Pria itu ingin pergi, tapi ia merasa enggan. Ada sedikit ketakutan meninggalkan Alin malam ini, tapi ada rasa penasaran yang membuatnya harus segera pergi.

Daniel melompat, dia berdiri di atas pagar pembatas balkon, sedang wajahnya menghadap bulan purnama yang berwarna merah.

"Malam yang begitu sempurna," ujarnya bertepatan dengan ponselnya yang berbunyi.

Daniel tidak suka memakai ponsel, tapi ia memang memilikinya. Dia bahkan jarang mengeluarkan benda itu, karena tak ada seorang pun yang akan menghubunginya, kecuali satu orang ... Shinji Akira.

"Apakah sudah ada perkembangan baru?"

"Aku baru mendapat informasi mengenai mayat-mayat korban teror yang telah diotopsi. Sesuai ucapanmu, mereka kehilangan darah terlalu banyak, beberapa luka cakar, dan tusukan yang tepat mengenai jantung. Kurasa, ciri-ciri itu takkan membuat kita ragu jika dalang dari semua ini adalah makhluk sepertimu."

Daniel memejamkan matanya. Dia sudah bisa menebak semua itu, karena semuanya terasa seperti kebetulan. Kenapa semua korban itu menunjuk pada hadirnya vampir di dunia yang dipikir manusia lain tidak mungkin pernah ada?

Siapakah dalang di balik ini semua?

Apakah memang benar-benar rencana sepupunya?

Namun, untuk apa? Apa alasan Carlos mengubah banyak manusia dan memerintahkan mereka untuk menyerang manusia setiap malamnya?

"Lalu?"

"Daniel, apa tak ada cara lain selain membunuh mereka? Apa tidak ada jalan tengah? Aku takut ... kau berubah pikiran dan malah berpihak pada mereka."

"Maksudmu? Aku akan ikut menyerang kalian?" Daniel memejamkan mata.

Memang benar, tidak ada untungnya ia membantu Shinji apalagi manusia. Namun, dia juga tidak akan untung jika menyerang mereka.

Daniel tidak suka berperang dan Carlos pun sama. Itu mengapa, vampir-vampir yang tersisa berusaha membaur bersama manusia dan berusaha hidup layaknya manusia normal.

Walau kenyataannya, hal itu sangat mustahil untuk dilakukan.

Dan kini, ketika hanya ada dua vampir bangsawan tersisa, jelas-jelas Carlos yang menjadi tersangka penyerangan ini.

Namun, apa alasannya? Ia sangat yakin, Carlos terlalu baik untuk memicu perang antar umat manusia dan vampir.

"Iya."

"Entahlah, aku hanya ingin mendengar penjelasan dari sepupuku. Jika dia benar, maka kemungkinan itu akan terjadi, tapi sebaliknya, jika dia salah, aku sendiri yang akan melenyapkannya dari dunia ini."

Daniel menatap langit malam tanpa bintang, awan hitam mulai menutupi langit, dan menyebarkan aura dingin. Daniel mendesah kasar dan bertanya dalam hatinya, Apakah sebentar lagi akan hujan?

Dia mencoba menghirup lebih banyak udara, mencari jejak-jejak air hujan yang mungkin telah jatuh di suatu tempat. Namun, yang ia dapatkan adalah aroma darah.

Mata merahnya keluar tanpa bisa dikendalikan, gigi-gigi taringnya mencuat, dan tatapannya mulai menajam.

Aroma darah yang tercium olehnya berada cukup dekat, itu berarti, ada teror di dekat sini.

"Shinji!"

"Hm?"

"Kau punya berapa banyak anak buah yang siap membunuh vampir-vampir itu?" tanyanya tanpa basa-basi.

"Kurasa, tidak ada. Mungkin hanya Rieki, karena aku belum memberitahu markas mengenai informasi darimu." Shinji terdiam sejenak. "Memangnya kenapa?"

"Kumpulkan beberapa orang yang menurutmu bisa dipercaya dan diandalkan, lalu ikutlah denganku ke Taman Shenshu sekarang."

"Taman Shenshu?"

"Mereka ada di sini." Daniel melompat dan mendarat di sisi bangunan apartemennya. "Aku akan ke sana secepatnya untuk mengecek apa yang terjadi."

"Jangan!" larang Shinji keras-keras.

"Kenapa?"

"Kau bisa menjadi pelaku jika berada di TKP tanpa seorang pun saksi." Shinji menghela napas kasar. "Aku berada di kantor polisi, kau ke sana dulu dan kita pergi bersama."

Daniel mendengkus. "Saat sampai di sana, semuanya hanya akan tersisa mayat, Shinji."

"Apa kau lebih mau dirimu dicurigai sebagai pelaku teror selama ini?" tanya Shinji terdengar emosi. "Ikuti kata-kataku, aku tak mau kau menjadi salah satu tersangka dalam kasus ini."

Daniel memejamkan mata. "Baiklah, tunggu sebentar, aku akan segera sampai di sana."

"Sebentar? Bukannya minimal kau perlu waktu lima belas menit untuk sampai kemari?"

Daniel tertawa pelan, lalu matanya memejam. Membayangkan tubuhnya melebur menjadi angin malam yang berembus menuju kantor polisi yang ada tak jauh dari taman Shenshu.

Daniel membuka pintu kantor polisi dan melihat Shinji sedang mondar-mandir seraya memegangi ponsel.

"Kau pikir, aku manusia biasa, Shinji Akira?"

Shinji menoleh, tubuhnya tersentak. "Sialan! Bagaimana caramu datang?"

Daniel tak menjawab, ia menutup sambungan telepon di antara mereka dan melangkah mendekat. "Hubungi Rieki, suruh dia mengumpulkan beberapa orang yang kuminta tadi."

Daniel berhenti di sisi jendela, mata merahnya menatap lurus, jauh ke arah hutan yang ada di taman Shenshu.

"Kita harus cepat, Shinji. Beberapa dari mereka masih selamat."

"Kau ... bisa melihatnya dari sejauh ini?"

"Aku hanya bisa melihat denyut darah mereka yang masih hidup, sisanya, hanya ada mayat."

"Tapi kenapa mereka bisa berada di taman? Bukannya, pemerintah sudah melarang manusia untuk berkeliaran, terutama di malam hari?"

"Jangan tanyakan hal itu padaku." Daniel mendengkus, dia berbalik dan bersedekap dada. "Tanyakan hal itu pada dirimu sendiri, wahai manusia."

"Mendengarmu mengatakan hal itu membuatku geli." Shinji menghubungi Rieki yang lantas menuruti semua kata-katanya. "Apa kita akan langsung berangkat?"

Daniel mengangguk. "Lebih cepat, lebih baik."

Shinji bergerak menuju almari dan mengeluarkan pedangnya. "Kita akan berangkat menggunakan motor."

_____

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Darah dan Tubuhmu Milikku (INDONESIA)   Epilog | Alin

    AKU akan abadi. Tidak bisa mati maupun terluka. Semuanya menjadi seperti ini karena dua saudara bodoh yang telah mengubah nasibku tanpa bertanya lebih dulu."Kau masih menyesali semuanya?" pertanyaan itu membuatku mendengkus keras.Menyesal? Tentu saja.Manusia biasa pasti akan mati suatu hari nanti, tapi kematian itu terabaikan saat vampir ini menanamkan racun ke dalam tubuhku melalui gigitan dan juga darahnya.Racun yang mengubahku menjadi vampir pengisap darah yang mengerikan."Maafkan aku, aku benar-benar tidak ingin mengubahmu.""Tapi kau tetap mengubahku juga," balasku seraya berlalu.Daniel mengikuti langkahku dengan tergesa-gesa. "Jika aku tak me

  • Darah dan Tubuhmu Milikku (INDONESIA)   21 | Daniel

    SHINJI tidak tahu harus melakukan apa. Terlalu banyak vampir yang menyerangnya dan jelas-jelas, mereka bukan tandingan Shinji. Apalagi, mereka bergerak tanpa ragu untuk membunuh, sedang Shinji akan berpikir puluhan kali untuk membunuh.Ia hanya berharap, bantuan segera datang, tapi nyatanya mustahil. Sejak tadi, belum ada suara sirine polisi maupun ambulan yang telah ia perintahkan melalui Rieki sebelumnya."Apa yang dia lakukan sampai perintahku terabaikan?" gumamnya seraya mengutuk Rieki di dalam hati."Aku butuh bantuanmu."Shinji berjengit, dia nyaris menebaskan pedangnya pada vampir yang baru saja mengejutkannya. Vampir itu kini berada di balik punggungnya, menjaga punggung Shinji yang sejak tadi terbuka lebar."Kau ... Carlos?"Pertanyaan Shinji dibalas dengan senyuman tipis. "Sejauh mana si Bodoh itu memberitahumu tentang aku?"Shinji terd

  • Darah dan Tubuhmu Milikku (INDONESIA)   20 | Daniel

    SHINJI pikir, Daniel akan menerobos masuk tanpa berpikir dua kali. Nyatanya, vampir itu berhenti sejenak dan menjaga jarak dari ruangan yang sejak tadi menjadi fokus tatapannya."Kenapa?" Shinji bertanya-tanya, apa yang membuat Daniel berhenti sejenak tanpa mengalihkan pandangan?"Di sana ada banyak vampir."Shinji mengernyit. "Jangan bercanda, ini bukan tengah malam, harusnya mereka tidak ada di sini, kan?"Daniel menoleh. "Kenyataanya, sebagian besar yang ada di sana adalah vampir. Hanya ada dua manusia dan jelas-jelas salah satunya Alin.""Dan Fukumi?" Shinji mengernyitkan dahi.Otaknya bekerja keras. Apa mungkin vampir-vampir itu berkaitan dengan Fukumi? Atau jangan-jangan mereka bekerja sama? Namun, untuk apa? Kenapa vampir-vampir yang harusnya membunuh manusia malah bekerja sama dengan penjahat seperti Fukumi?"Mungkin." Daniel kembali mena

  • Darah dan Tubuhmu Milikku (INDONESIA)   19 | Alin

    "BENAR, mereka berubah menjadi vampir menggunakan darahku, tapi bukan aku yang mengubahnya."Aku mengernyitkan dahi. "Bagaimana ceritanya? Kalau bukan kau yang mengubah mereka, lalu siapa? Mereka meresahkan sekali, asal kau tahu itu! Gara-gara mereka aku tidak bisa kembali ke negara asalku."Tanpa bisa mencegah diriku sendiri, aku mulai terbuka padanya. Kebingungan serta beban membuat hatiku tak keruan."Fukumi," jawabannya membuatku terkejut. "Jangan menilainya sebagai manusia baik, karena kebalikannya, dia hanyalah manusia licik.""Eh?" Aku hanya bisa menganga lebar, tak mengerti apa yang sebenarnya ingin dia utarakan."Dia menahanku di sini bukan tanpa alasan, dia perlu darahku untuk mengubah manusia menjadi vampir.""Kenapa dia mengubah manusia menjadi vampir? Apa alasannya? Kenapa dia sampai repot-repot melakukan hal tidak berguna seperti itu!" geramku.

  • Darah dan Tubuhmu Milikku (INDONESIA)   18 | Daniel

    "KERJAKAN dengan serius!"Sialan!Sialan!SIALAAAANN!!!Rieki ingin mengumpati vampir yang berdiri di sebelahnya. Yuki hanya menahan tawa di samping Shinji yang tampak puas melihatnya disiksa."Ini juga serius, Tuan!" Rieki mendengkus, Daniel pun melakukan hal yang sama.Sejak tadi mereka berada di rumah Shinji, bergabung dengan Yuki dan Rieki yang ternyata sedang pacaran. Shinji mengganggu mereka dan memaksa Rieki mencari informasi tentang Takigawa Fukumi.Rieki sudah menolak mentah-mentah dan menyuruh Shinji meminta bantuan polisi pusat, tapi karena hanya orang satu yang hilang, dan itu permintaan Daniel yang hanya masyarakat asing biasa, tentunya keinginan Shinji akan sulit dikabulkan.Dan ... Rieki menjadi korban."Ketemu!" Rieki bersorak ria saat menemukan apa yang ia cari. Digesernya laptop agar vampir yang s

  • Darah dan Tubuhmu Milikku (INDONESIA)   17 | Alin

    AKU hanya bisa mematung, melihat pria itu duduk dengan tubuh lemah tampak tak berdaya. Jika memang dia ingin memakanku, kenapa dia tidak lantas menerkamku saja?Tiba-tiba saja pria itu tertawa terbahak-bahak. Suaranya agak sedikit serak. Belum lagi ketika ia bergerak, rantai yang mengikat tangan dan kakinya beradu dengan lantai dan membuat suara nyaring tercipta memenuhi ruangan.Dia tersenyum miring. "Aneh, harusnya kau bertanya-tanya siapa aku, tapi kau langsung mengenaliku sebelum aku mengatakan siapa diriku yang sebenarnya."Aku mendengkus. "Aku mengenal vampir lain yang lebih menyebalkan sebelum ini."Aku ikut duduk agak berjauhan dengannya. Tidak peduli apakah dia benar-benar akan memakanku atau tidak, karena aku sendiri ragu bisa lari darinya.Pria itu mengernyitkan dahi. "Siapa yang kau maksud?""Kuberi tahu pun, kau belum tentu mengenalnya."

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status