Share

Ziarah Makam

"Maaf, Ning. Aku juga ndak tau kenapa dia begini. Maaf banget, ya, Pak Handoko, mungkin lebih baik kita tunda dulu perundingan ini. Saya sekeluarga benar-benar minta maaf atas kejadian tak terduga ini." Ibu berbicara dengan nada sungkan. Entah bagaimana menghilangkan rasa itu karena kini pun aku merasakan hal yang sama.

Pak Handoko dan Bu Wening saling pandang. Mereka pasti berpikir keluarga kami sangat aneh. Mungkin juga menyesal karena mau menjodohkan putranya denganku. Ah, entahlah jika semua praduga ini benar. Mungkin, aku harus siap menerima cap perawan tua lebih lama lagi.

"Begini saja, Bu Misnah. Menurut saya, akan sangat tidak adil kalau kita tunda lagi niat baik kita. Lagipula, Athaar sudah yakin dengan Ayesha. Hanya tinggal menunggu keputusan Ayesha saja, apakah dia setuju dijodohkan dengan Athaar." Pak Handoko berbicara dengan tegas, tapi tetap lemah lembut. Hal itu yang aku suka dari pribadi beliau.

Sungguh aku tak menyangka Pak Handoko tetap melanjutkan rencana perjodohan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status