Dekapan Hangat Pacar Sahabat

Dekapan Hangat Pacar Sahabat

last updateLast Updated : 2025-05-31
By:  Diary_9Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
36 ratings. 36 reviews
49Chapters
1.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Adip dan Lila, dua sahabat dekat, terjebak dalam skandal saat warga memergoki mereka di kamar kost Lila. Padahal, Lila sudah memiliki kekasih bernama Galang yang juga sahabat baik Adip. Rumor yang beredar memaksa keluarga mereka menjodohkan Lila dengan Adip, membuat hubungan ketiganya semakin rumit. Galang yang merasa dikhianati, dilanda amarah dan cemburu. Di tengah ikatan takdir dan perasaan yang bergejolak, Lila harus memilih antara cinta dan persahabatan. Mampukah mereka bertahan atau justru terpisah selamanya?

View More

Chapter 1

Baku Hantam

“Ngapain kalian di kamar berduaan?”

Adip dan Lila terperanjat ketika pintu di buka dari luar. Dengan santai Adip akhirnya menyerah, ia melepaskan cekalan tangannya dan beralih berbaring di samping Lila dengan tangan kanan ia gunakan sebagai bantalan. Bibirnya menyunggingkan senyum malas disertai decakan samar. Matanya terpejam, sepertinya Adip lebih kecewa karena gagal mencium Lila daripada ketahuan berduaan dengan Lila, oleh Galang.

Sementara Lila, gadis itu tampak panik. Ia beranjak lalu berlari ke arah Galang yang berdiri dengan wajah datar di tengah pintu, tetapi nafasnya memburu.

“Lang, aku sama Adip— Galang!” Galang melangkah cepat ke arah Adip yang tampak santai di tempat tidur. “Duh, gawat.”

Bugh

Galang langsung menimpa tubuh Adip dan menghajar Adip tanpa ampun. Kepalan tangannya menghujam wajah tampan Adip hingga Adip terkulai lemas.

“Galang! Udah, berhenti, Galang!” 

Lila berusaha menarik tubuh Galang, tetapi Galang begitu kuat menghajar Adip yang tidak melawan sedikitpun.

“Sialan, lo! Sahabat macam apa nusuk dari belakang? Mati lo, Dip! Mati!”

Adip seperti tidak mempunyai tenaga melawan Galang, ia hanya menyilangkan kedua tangan di depan wajah sebagai perlindungan.

“Biadab lo, Dip!” nafas Galang memburu, tetapi ia belum mau berhenti sampai puas membuat Adip babak belur.

Bukanya Adip tidak mau melawan, tetapi Adip berpikir ia pantas mendapatkannya karena memang tindakanya menyukai pacar sahabat, tidak bisa dibenarkan.

Padahal jika Adip mau, dia bisa melumpuhkan Galang dengan sekali pukul karena tubuh Adip lebih besar daripada Galang.

“Galang, udah Galang! Nanti Adip mati!” 

Lila mulai menangis menyaksikan Adip yang babak belur dan pasrah di bawah kungkungan Galang. Namun, Galang seperti kesetanan, dia kalap dan tidak bisa dihentikan hingga Lila terpental jatuh ke lantai akibat dorongan Galang.

Saking bingungnya, Lila berlari keluar kamar hendak mencari bantuan. Dia berdiri di di pembatas lantai satu dan dua dengan wajah panik, matanya berpendar mencari keberadaan teman-teman mereka yang ternyata sedang bermain PlayStation di ruang tengah.

“Indra! Tolong!... tolong! Galang mukulin Adip di kamar! Cepet tolong! bego! Malah pada plonga plongo!"

Lila kembali masuk ke dalam kamar lagi, diikuti beberapa teman Galang yang segera berlari ke lantai dua. 

Mereka terperangah melihat adegan tersebut, kelima remaja itu langsung berlari dan naik ke atas ranjang, empat orang memegangi Galang sedangkan satu teman mereka bersama Lila memeriksa keadaan Adip yang pingsan dengan berlumuran darah.

“Lepasin gue, sialan! Biar gue matiin penghianat itu! Bangs*t! Aarrrgghhh!”

Mereka berempat menyeret Galang keluar dari kamar agar situasi tidak semakin buruk.

“Dip, hiks hiks, sadar, Dip.” gumam Lila sembari menangis, ia mengusap sudut bibir Adip, mengangkat kepala cowok itu ke pangkuannya. 

“La, kayaknya Adip pingsan!” Lila berdecak kesal mendengar ucapan indra yang terkesan bodoh. Sudah lihat Adip pingsan kenapa masih menebak?

“Dip, bangun.” Lila menepuk-nepuk pipi Adip pelan, tetapi cowok itu tidak mau membuka matanya. Darah yang mengalir dari hidung serta mulut Adip, Lila elap dengan ujung baju seragam putihnya.

“Dip, bangun, jangan bikin aku khawatir,” Lila terisak, tanganya terulur menggenggam tangan Adip yang dingin. Ibu jarinya ia tempelkan ke pergelangan tangan Adip, ia bernafas lega kala masih merasakan denyut nadi Adip.

Indra terperangah menyaksikan adegan konyol itu, ia menggelengkan kepala dengan mulut terbuka. Memanglah makhluk seperti Lila ini terkesan di luar nalar. Mana ada orang dipukuli sedikit jadi mati, pikir Indra.

“Kamu pikir Adip mati, la?” tanya Adip heran. 

“Ck, diem! Bantu sadarin Adip, aku takut dia kenapa-kenapa!”

“La, bawa ke rumah sakit aja,” usul Indra, Lila tampak berpikir.

“Tapi nanti orang tua Adip tau gimana? Nanti Adip tambah dipukuli lagi karena ketahuan berantem.” jawab Lila. 

Indra tampak menghela nafas berat, Lila serta teman-teman Adip lainnya paham betul bagaimana perlakuan orang tua Adip yang terkesan otoriter.

Bukannya membela, mereka justru tidak akan segan-segan menghajar Adip habis-habisan jika diberi tahu bahwa Adip babak belur dipukuli oleh Galang.

“Jadi gimana?” tanya indra bingung.

“Cari p3k, biar aku yang obatin.” Perintah Lila sambil sibuk mengelap wajah Adip. Cowok itu tidak mau bangun meski Lila menekan lukanya sedikit dalam.

Akan tetapi, tanpa Lila tahu, sebenarnya Adip pura-pura pingsan, dia sesekali mengintip lewat matanya yang menyipit. Dan tersenyum dalam hati melihat kekhawatiran Lila padanya.

Di lantai satu ….

Mereka mendudukkan Galang di sofa ruang tamu, Galang terus memberontak, tetapi mereka berempat memegangi Galang lebih kuat.

“Lepasin! Mana Lila! Biar gue hajar juga dia! Ha?!” 

“Lang udah, Lang, lo bisa bunuh Adip!” 

“Gue nggak peduli, dia udah nusuk gue dari belakang!” 

“Lang, tenang!”

“Iya, Lang, Lo tenang dulu, kita bisa bicarain baik-baik!”

Mereka berempat kewalahan karena tenaga Galang sangat kuat. Saking tidak sabarnya, salah satu teman Galang—Bara, memukul wajah Galang dengan sekuat tenaga agar Galang diam.

Bugh

“Bisa diem nggak lo? Ha?” Dada Bara naik turun setelah melayangkan pukulan tepat di pipi sebelah kiri Galang, suasana menjadi hening seketika, tetapi baiknya Galang akhirnya bisa diam.

“Bar, sabar. Jangan sampai jadi elo yang berantem sama Galang,” ujar Danu. Bara menoleh sekilas ke arah Danu, lalu matanya kembali menatap Galang yang mengusap pipi bekas pukulan Bara.

Galang memainkan lidahnya di pipi sebelah kiri yang sedikit nyeri dan terasa anyir, boleh juga ternyata tinju Bara, sampai bisa merobek bibir bagian dalam Galang.

“Sorry, Lang, gue lepas kontrol,” ucap Bara menghempaskan tubuhnya ke sofa. Lengannya ia gunakan untuk menutup wajahnya karena malu dan merasa bersalah sudah memukul Galang tadi.

“Cuih,” Galang meludah ke arah samping karena rasa anyir darah di mulut membuat Galang semakin kesal. “Panggil mereka berdua ke sini.”

“Sebenarnya ada apa, Lang? Kenapa Lo pukulin Adip sampai babak belur gitu, Lo hampir bikin Adip mati tau nggak?” ucap Bara mencoba mengalihkan pembicaraan. Ketiga teman mereka pun ikut mengangguk penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka berdua. Eh, bertiga dengan Lila.

Akan tetapi, Galang tidak menghiraukan pertanyaan Bara, dia menatap temannya satu-persatu dengan mata elangnya. 

“Kalian mau panggil, atau gue panggil sendiri si pengkhianat itu?” desis Galang muak.

“Bar, panggil!” perintah Danu yng sudah takut dengan wajah menyeramkan Galang ketika marah.

Bara berdecak, tetapi matanya tetap terpejam. “Kenapa nggak lo aja?”

“Elo kan—”

“Lama!” Galang berdiri lalu melangkah ke arah tangga, karena tidak sabaran, ia sedikit berlari menaiki tangga untuk cepat sampai ke lantai 2.

“Woy, Lang, mau ke mana lo?” 

Mereka bertiga mengikuti langkah cepat Galang ke lantai dua, tetapi ketika sampai di tangga, Danu berbalik arah saat merasa Bara tidak mengikutinya.

“Woy, cepet! Lo mau ada huru-hara lagi?”

Bara berdecak kesal, sebenarnya dia malas mengikuti Galang karena bara sudah lebih dulu tahu hal ini akan terjadi. Semua ini gara-gara Adip yang tidak mau menyerah meski Lila sudah menjadi kekasih Galang.

Dengan langkah gontai, akhirnya Bara ikut mengejar Galang yang mungkin sudah kembali menghajar Adip.

****

Di kamar Galang …

Mereka bertujuh duduk di kamar dengan suasana yang menyesakkan. Lila duduk di tempat tidur tepat di samping Galang, dengan tangan yang terus digenggam erat oleh Galang. Dan Adip duduk di sofa besar kamar Galang. 

Di kanan dan kiri Adip, ada Bara dan Indra yang memegang pundaknya. Serta teman-teman yang lain duduk di karpet.

“Jadi selama ini Lo suka sama cewek gue, Dip?”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(36)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
36 ratings · 36 reviews
Write a review
user avatar
salma
Dear author yang baik, sebenarnya aku🥹
2024-12-24 16:15:33
1
user avatar
salma
Ya ampun Thor, Doble up Napa thor
2024-12-16 13:23:01
2
user avatar
salma
kok cuma satu? biasanya dua... itu kenapa lagi si cencen
2024-12-13 12:15:43
1
user avatar
salma
BILANG KAU ORANG MANA THOR! MAU KUKIRIM HAMPERS BIAR GUA DIKASIH NOMER HP SI ADIP. IDAMAN GUA BANGET DIA, AARRRGGHHHH
2024-12-12 08:26:52
2
user avatar
salma
THOR TYPONYA SAMBIL DI BENERIN, UDAH MENDINGAN SIH
2024-12-12 08:25:22
1
user avatar
Tulisansanyuu
adip adip kelakuan rebutin pacar teman ... bagus ceritanya kak lanjutkan
2024-12-10 13:02:49
2
user avatar
salma
Ah, Thor kamu bikin aku kembali ke 17 tahun yang lalu
2024-12-09 23:19:51
1
user avatar
Dayana Quiins
Adip gentle banget ya. bagus banget ceritanya Thor, bikin dag dig dug.
2024-12-09 22:13:44
1
user avatar
salma
When Salma said "Sesakit apapun itu, asal sama kamu, aku nggak papa." Seandainya kaka penulis baca ini, tolong namaku juga Salma. tapi aku tidak mengejar-ngejar cowok kaya adid
2024-12-08 19:29:13
2
user avatar
Bubuk Rengginang
cerita yang menarik
2024-12-04 05:02:55
1
user avatar
Dea azayla Putri
sangat keren dan menarik
2024-11-30 03:34:04
1
user avatar
Happiest Human
Keren banget ihh ceritanyaaaa .........
2024-11-21 09:07:51
1
user avatar
Nina Belvina
Tikungan teman emang ngeri guys
2024-11-21 08:25:53
1
user avatar
Nina Belvina
Tikungan teman emang ngeri guys
2024-11-21 08:25:51
1
user avatar
Cahaya Asha
Baru baca beberapa. Cukup Bagus, lanjutkan, Kak.
2024-11-21 08:21:01
2
  • 1
  • 2
  • 3
49 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status