공유

Menyesal

작가: Pena Jaya
last update 최신 업데이트: 2025-10-11 22:43:24
“ALAN!!” teriak lelaki itu seperti kehilangan kendali atas dirinya. Tangannya mengepal dengan erat, sementara matanya terus menatap penuh dengan emosi dan rasa kecewa yang begitu mendalam.

Davin berteriak menyusuri koridor dan berjalan menuju ke ruang organisasi fakultas kedokteran. Pikirannya sudah sangat kalut, ia tidak mampu untuk berpikir lebih jernih lagi. Yang ia inginkan sekarang hanyalah meluapkan emosinya.

“Apa yang kau lakukan di sini?” tegur salah seorang mahasiwa yang merupakan sekretaris di organisasi.

“Kau sudah tidak diterima!” celetuk yang lainnya menghalangi Davin dengan kedua tangannya.

“MINGGIR!!” Davin gelap mata, ia tidak peduli dengan semua orang yang menghalanginya. Entah kekuatan dari mana, ia mendorong dan melepaskan tangan-tangan yang berusaha menghentikan dia.

BRAK!!

Pintu ruang organisasi terbuka, dan beberapa mahasiswa yang berada di sana nampak terkejut. Davin mengedarkan pandangannya, dan mendapati Alan tengah duduk berdiskusi di tempat paling ujung.

Tanp
이 책을.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • Dendam Dokter Tampan   Menyesal

    “ALAN!!” teriak lelaki itu seperti kehilangan kendali atas dirinya. Tangannya mengepal dengan erat, sementara matanya terus menatap penuh dengan emosi dan rasa kecewa yang begitu mendalam.Davin berteriak menyusuri koridor dan berjalan menuju ke ruang organisasi fakultas kedokteran. Pikirannya sudah sangat kalut, ia tidak mampu untuk berpikir lebih jernih lagi. Yang ia inginkan sekarang hanyalah meluapkan emosinya.“Apa yang kau lakukan di sini?” tegur salah seorang mahasiwa yang merupakan sekretaris di organisasi.“Kau sudah tidak diterima!” celetuk yang lainnya menghalangi Davin dengan kedua tangannya.“MINGGIR!!” Davin gelap mata, ia tidak peduli dengan semua orang yang menghalanginya. Entah kekuatan dari mana, ia mendorong dan melepaskan tangan-tangan yang berusaha menghentikan dia.BRAK!!Pintu ruang organisasi terbuka, dan beberapa mahasiswa yang berada di sana nampak terkejut. Davin mengedarkan pandangannya, dan mendapati Alan tengah duduk berdiskusi di tempat paling ujung.Tanp

  • Dendam Dokter Tampan   Menyesal

    “Kau sedikit kejam, aku tidak menyangka kau akan menggunakan taruhan ini sebagai keuntunganmu sendiri,” tanya seorang lelaki yang duduk di sebelah Alan persis.“Siapa yang peduli?” sahut Alan dengan enteng.Tangan Davin mengepal dengan eat, darahnya terasa sangat mendidih, jantungnya berdetak dengan begitu cepat. Ia belum pernah merasa semarah ini, benarkah Alan mengatakan hal itu tentang dirinya? Rasanya sungguh tidak bisa dipercaya.Dari ruang tengah, Alan yang melihat bayangan seseorang, segera berdiri dan keluar dari sana. meninggalkan teman-temannya. Ia sedikit terkejut melihat kehadiran Davin di sana. Mata mereka saling bertatapan, tentu saja ada raut kekecewaan dan emosi dari dalam diri Davin.Davin menatap lelaki di hadapannya itu, ia mencium aroma alkohol, apakah Alan minum-minum? Sedikit tidak bisa dipercaya, Alan adalah anak yang baik selama ini, apakah semua itu hanya kedok saja?“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Alan dengan dingin, ia kemudian bersedekap tangan menata

  • Dendam Dokter Tampan   Hancur

    “Tapi-”“Sudahlah, Davin. Kami akan mencoba untuk membantumu nanti, tapi untuk sementara kau harus menerima keputusan ini. Sangat berat harus melepaskan mahasiswa jenius sepertimu, akan tetapi kesalahamu terlalu fatal,” putus Pak Windra tanpa bisa dibantah lagi. Ia menutup buku yang ada di meja, kemudian menarik nafas panjang.Davin menggeleng-gelengkan kepalanya putus asa, ia benar-benar tidak lemas. Tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Hatinya kacau, dirinya tidak tahu bagaimana nanti harus mengatakan pada sang ayah.Ia terlalu takut, siapa yang akan menolongnya sekarang? Hanya tinggal selangkah lagi, dirinya bisa lulus dari sini dan mencapai cita-citanya. Namun dengan kejadian ini, dia memiliki catatan kejahatan, yang mungkin tidak akan baik juga untuk masa depan. Davin benar-benar putus asa.“Dia dikeluarkan aku dengar,” bisik seorang mahasiswa di sudut papan majalah dinding.“Bagus jika begitu. Karena aku tidak ingin juga, satu kampus dengan seseorang seperti itu,” sahut temanny

  • Dendam Dokter Tampan   Kehilangan Semua

    Davin menarik nafas panjang, sejak kejadian itu memang para teman kuliahnya berubah sikap. Mereka memperlakukan dan melihat Davin seperti orang yang tidak layak untuk berada di sana. Davin mungkin memang miskin, namun dia tidak akan melakukan hal terlarang untuk mendapatkan uang. “Kau masih punya nyali untuk datang ke sini? Kau sudah membuat fakultas kedokteran merasa malu! Bisa-bisanya mahasiswa beasiswa melakukan hal kriminal seperti itu!” tegur seorang temannya kala dia hendak keluar dari kelas. “Aku tidak melakukannya,” sergah Davin. “Aku sudah mengatakannya berkali-kali. Kalian bisa tanya pada Alan!” “Cih, kau ingin berlindung di balik sahabatmu yang kaya raya? Pengedar tetaplah pengedar! Kau tidak pantas untuk berada di tempat ini, dasar miskin dan kriminal!” tuduhnya menunjuk ke arah Davin dengan mengejek. Meskipun sakit hatinya begitu dalam, ia berusaha untuk tenang. Davin membuka loker, dan mengambil semua buku-buku yang ada di sana. kemudian memasukkannya ke dalam ta

  • Dendam Dokter Tampan   Usaha Tiada Henti

    “Jadi, kau sama sekali tidak memiliki bukti selain dari ucapanmu itu saja?” tanya salah seorang dosen yang mengintrogasinya. “Kau tahu? Ini adalah masalah serius, sudah banyak mahasiswa kampus ini yang terkandung kasus obat terlarang, dan kami tidak ingin hal ini terus berlanjut.” Davin menatap dosen meminta belas kasihan, “Sungguh, saya bukan pengedar. Saya hanya disuruh oleh Alan, anda bisa untuk menanyai Alan. Dia yang menyuruh saya untuk mengantarkan paket itu ke Pak Dani,” jelas Davin putus asa. “Saya tidak berbohong.” “Kami sudah meminta konfirmasi pada Alan, dia tidak tahu menahu. Dan kami tidak ingin mengganggu kerja prakteknya, karena itu sangat berpengaruh untuk kampus,” kata sang dosen yang bernama Pak Windra itu. “Tapi itu tidak adil!” potong Davin. “Alan benar-benar menyuruh saya, dia yang meminta bantua pada saya!” Pak Windra bersedekap tangan. “Jadi, kau menuduh jika Alan yang sebenarnya pengedar obat terlarang itu?” tanyanya memberikan tatapan yang penuh selidik pa

  • Dendam Dokter Tampan   Terjebak

    “Tapi itu sungguh bukan milik saya!” teriak seorang lelaki yang memakai kemeja biru, celana jeans, dan sepatu rapi itu, seraya meremas tangannya sendiri yang gemetaran. “Beraninya kau melakukan ini pada dosenmu sendiri? Apakah kau ingin menjebaknya? Kau sengaja melakukan semua ini untuk kepentinganmu sendiri? Iya?” balas seseorang yang terlihat berkuasa di sana. Tangannya bersedekap dengan sorotan mata yang begitu tajam. Lelaki yang tengah dihakimi itu, Davin, menggelengkan kepalanya hampir putus asa, “Itu tidak benar sama sekali, saya hanya disuruh oleh Alan untuk mengantarkan itu. Saya bahkan tidak tahu jika isinya benda berbahaya, saya tidak mengeceknya!” cicitnya dengan nada yang begitu lemah, ia berusaha keras menghentikan tangannya yang gemetar. “Jangan membuat banyak alasan, karena bukti sudah berada di tangan kami. Sidang kedisiplinan akan segera dilakukan. Sebaiknya kau segera mempersiapkan diri, karena bisa jadi kau salah satu mahasiswa sindikat pengedar obat terlarang,”

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status