Pagi itu, terlihat seorang wanita cantik dan anggun sedang menyiapkan makanan untuk keluarganya.
Dari dalam salah satu kamar yang berada di dekat meja makan pun, keluar seorang laki laki yang baru saja bersiap untuk berangkat ke kantor."Sayang, sepagi ini kau sudah memasak makanan lengkap untuk kami?" ucap laki laki tersebut."Hem, tidak apa apa sesekali aku ingin memasak makanan yang lengkap, apa lagi sekarang sudah ada ibu mu, aku tidak ingin beliau makan makanan seperti kita," jawab seorang wanita cantik yang biasa di panggil Jessie tersebut."Kau memang yang terbaik," ucap suami Jessie yang biasa di panggil Hans.Jessie dan Hans merupakan pasangan suami istri yang terlihat sangat harmonis.Jessie merupakan anak dari pemilik perusahaan terbesar di kotanya. sedangkan Hans merupakan anak terakhir dari keluarga yang cukup terpandang.Jessie dan Hans menikah karena hubungan bisnis. keluarga Hans sangat beruntung dapat menikahkan anaknya dengan Jessie anak kedua dari keluarga Julliant. Dengan begitu mereka dapat menaikan status mereka menjadi seperti saat ini.namun, walau pun sudah lama menikah, mereka berdua belum juga di karuniai seorang anak. Terlebih lagi, Hans selalu berpergian keluar kota untuk urusan bisnis. sehingga Jessie pun kerap kali tinggal sendirian di rumah nya yang mewah. Dengan alasan tersebut, akhirnya ibu Hans pun datang dan tinggal bersama mereka.Setelah sarapan bersama, Hans pun berangkat ke kantor seperti biasa, sedangkan Jessie yang memang tidak berkecimpung di dunia perkantoran pun menyibukkan dirinya dengan mengurus rumahnya dan sesekali pergi ke tempat les melukis.Hari itu, karena Jessie merasa banyak sekali lauk yang ia masak, akhirnya dia pun membungkus makanan tersebut dan membawanya ke kantor Hans, Jessie yang memang berkepribadian baik tidak berpikir panjang dan bahkan tidak mengabari suaminya, karena menurut Jessie hal yang wajar seorang istri datang untuk membawakan makanan pada suaminya.Setelah menempuh perjalanan selama 20 menit, Jessie pun sampai di kantor Hans. Ia turun dari mobil dan langsung menuju ruangan Hans.Sesampainya di ruangan Hans, Jessie tidak menemukan siapa pun berada di sana, bahkan sekretaris pun tidak ada di tempatnya. Jessie mengira mungkin suaminya sedang rapat, dan jika seorang pimpinan rapat pasti sang sekretaris ikut bersamanya.Jessie pun ingin membuat kejutan untuk suaminya dengan bersembunyi di sebuah lemari dekat meja kerja suaminya. Lemari tersebut memiliki sedikit celah, sehingga Jessie dapan melihat ke arah meja kerja suaminya.Tak lama setelah bersembunyi, Jessie pun mendengar suara pintu terbuka, ia yakin bahwa itu adalah suaminya.Namun, ada hal yang membuat Jessie tercekat, ia mendengar suaminya sedang terkekeh bersama seorang wanita. Sampai saat itu, Jessie tetap ingin berfikir positif, mungkin memang ada hal yang menggelikan saat rapat sehingga mereka pun terbawa suasana hingga masuk ke dalam ruangan.Dan sekali lagi Jessie terkejut, melihat sang suami menyandarkan badan seorang wanita pada pintu lemari tempat ia bersembunyi."Hari ini kau hebat sekali, kau memang cocok mewarisi perusahaan ini," ucap wanita tersebut.Jessie yang terkejut melihat kejadian tersebut melalui celah pintu lemari pun segera menutup mulutnya karena tidak ingin terdengar oleh suaminya."Dan kau harus bangga memiliki laki laki hebat seperti ku," jawab Hans sembari membelai mesra rambut wanita tersebut."Hah, lagi lagi, kata kata mu itu membuat ku sakit hati, yah kau memang milik ku saat berada di kantor, tapi kau tetap milik istri mu dimana pun kau berada," gerutu wanita tersebut kesal."Hei, sayang, untuk apa kau membahas seseorang yang tidak ada di sini bahkan di hati ku sekali pun, kau kan tahu semua ini ku lakukan agar kita bisa hidup bahagia," rayu Hans sambil beberapa kali mengecup kening wanita itu."Buat aku yakin dengan kata kata mu tuan pemain!" suruh wanita tersebut.Hans pun langsung memegang paha wanita tersebut dan kemudian merebahkan nya ke atas meja kerjanya. Mereka pun berciuman dengan panasnya dan mulai membuka busana mereka mulai dari kancing baju hingga resleting celana.Jessie yang berada di dalam lemari pun tak kuasa menahan tangisnya sambil menutupi mulut agar tidak terdengar hingga keluar.Jessie menyaksikan suaminya tengah berhubungan badan dengan seorang wanita yang ternyata adalah sang sekretaris.Dalam kebingungan nya, Jessie pun mengambil ponselnya dan menelpon sang suami.Hans dan sekretaris nya pun terkejut sehingga berhenti melakukan aktivitas mereka kalau itu. Hans melihat panggilan dari Jessie dan tidak mengangkatnya, sehingga Jessie mengirimkan pesan pada Hans bahwa ia sudah ada di lobi bawah dan minta di jemput.Dengan begitu, Hans dan sekretaris nya pun dengan cepat mengenakan pakaiannya kembali dan keluar ruangan untuk menghampiri Jessie.Setelah yakin tidak ada siapa pun di luar sana, Jessie pun segera keluar dari lemari dan langsung menangis sambil terisak. ia pun meninggalkan rantang yang berisi makan siang milik Hans, dan segera pergi meninggalkan kantor.Hari itu Jessie benar benar terpukul dengan apa yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri, Jessie merasa bingung linglung dan tidak tau harus melakukan apa. ia pun pulang dengan berlinangan air mata.Jessie yang masih terselimuti amarah dan kesedihan pun berusaha tegar dan memikirkan cara yang tepat untuk mengakhiri penderitaannya.Rumah tangga yang ia kira baik baik saja selama ini ternyata memiliki duri yang sangat tajam di dalamnya.Dengan cepat Jessie menyusun rencana diam diam dari suaminya. Ia berencana memindahkan semua kekuasaan yang saat ini di miliki oleh suaminya. Jessie pun berniat membongkar perselingkuhan suaminya secara diam diam. Ia tidak ingin langsung menyebar luaskan berita tersebut dari mulutnya. Jessie ingin hal tersebut di ucapkan langsung oleh sang suami.Di dalam rumah, Jessie bersikap seperti biasa, ia menyiapkan makan malam dan lain nya. Hingga tibalah saat Hans pulang dari kantornya. Jessie tidak merasa panik atau canggung, ia hanya menahan amarahnya dengan terus membereskan dapur."Sayang, ayo kita makan bersama," ajak Hans sambil mendekati Jessie dan memeluknya dari belakang,Jessie merasa jijik pada Hans, ia ingat kalau Hans mencumbu wanita lain di dalam kantornya, namun Jessie tetap bersikap tenang, ia membalikkan badan dan membalas pelukan Hans."Baik lah, setelah aku menyelesaikan pekerjaan ku kita akan makan bersama, ajak lah ibu juga, beliau sedang berada di kamarnya!" suruh Jessie dengan tenang tanpa membuat suaminya curiga.Hans pun mengangguk kemudian mengecup bibir istrinya, dan kemudian pergi menemui sang ibu. Jessie yang kepalang benci pada Hans pun segera menggosok bibirnya yang baru saja Hans kecup.Mata Jessie perlahan terbuka, ia merasakan sakit disekujur tubuhnya. Dengan sekuat tenaga Jessie keluar dari mobil yang telah terbalik dan ringsek. Ia merangkak dengan menahan sakit ditubuhnya.Hingga akhirnya, Jessie berhasil keluar dari dalam mobilnya. Ia pun bergegas mengambil ponselnya yang masih berfungsi.Jessie menghubungi Evan yang kala itu tengah bersiap untuk datang ke acara ulang tahun Hans."Halo, Evan," suara lemah Jessie terdengar sangat jelas, Evan yang langsung khawatir akan keadaan Jessie pun dengan sigap menyuruh Jessie untuk mengirimkan alamatnya sekarang.Jessie pun berhasil selamat dari maut, dan segera dibawa ke rumah sakit. Awalnya Jessie enggan untuk pergi ke rumah sakit,bahkan ia enggan saat Evan ingin menghubungi Hans, namun Evan terus saja memaksanya hingga mereka pun sampai di rumah sakit milik keluarga Evan.Setelah dirawat dan mengganti bajunya, Evan pun mendatangi Jessie di kamarnya."Jessie, aku akan menghubungi Hans," ucap Evan sambil mengeluarkan pons
Hari ini adalah hari pertama Gadi mengikuti Natalie, ia mulai mengikuti Natalie dari rumahnya hingga sampai di butik.Natalie tak merasa curiga sama sekali, ia menjalani harinya seperti biasa. Terlebih hari itu ia sangat sibuk, ada banyak pelanggan yang datang, dan beberapa dari mereka tengah mempersiapkan gaun untuk acara pernikahan.Natalie terlihat sangat menikmati pekerjaannya kala itu. Saat ini, ia dibantu oleh beberapa pekerja yang ia rekrut sendiri. Sehingga, Hans pun jarang mengajak Natalie bermesraan di butik.Gadi terlihat terus memantau gerak gerik Natalie dari dalam mobil sambil menyantap sepotong roti dan sekotak susu.…Hingga malam pun tiba, Gadi terlihat sudah menukarkan mobilnya. Ia melakukan hal itu agar Natalie tak sadar jika sedang dipantau oleh seseorang.Benar saja, Natalie masih tidak sadar jika ada seseorang yang mengikutinya. Ia melakukan semua hal seperti biasa. Beberapa menit kemudian, Hans datang dan memarkirkan mobilnya. Natalie pun menyambut kedatangan
(Flash back Maria dan Gadi)Hari itu pada tanggal 18 Oktober 2015 terjadi kericuhan di salah satu sekolah menengah besar di pusat kota.Terjadi penikaman pada salah seorang murid di Alexander High School. Kala itu, semua murid semester akhir tengah mengadakan upacara kelulusan mereka.Tak di sangka sangka salah seorang murid laki laki menikam temannya yang tengah berpidato di atas panggung untuk menyampaikan pesan dan kesan pada teman teman dan pihak sekolah.Saat itu, Beatrix adalah siswa terpilih untuk menyampaikannya. Beatrix merupakan siswa teladan dengan nilai tinggi, sehingga ia pun di pilih oleh dewan guru.Di tengah pidatonya, Gadi, siswa yang terkenal pendiam dan introvert pun menikam tepat di leher Beatrix.Semua murid dan guru pun panik menyaksikan hal tersebut. Darah mengucur deras melalui luka tusukan Beatrix. Semua guru yang menyaksikan sempat tercengang dan tak berani mendekat karena Gadi tak hanya menusuk Beatrix satu kali, namun Gadi menghujamkan pisaunya berkali kali
Malam itu, Maria menunggu suaminya dengan perasaan yang gelisah, karena ia tak dapat menghubungi Hans. Entah apa alasannya sehingga nomor Hans tidak aktif malam itu, terlebih lagi, ia masih ingat betul reaksi sang mertua ketika Maria menceritakan kecurigaannya pada sang suami.Maria terus saja menuangkan minuman alkohol ke gelasnya, berharap rasa gelisah nya menghilang. Tak lama setelahnya, ia mendengar suara dari arah ruang utama.Maria pun berjalan menuju pintu depan dan melihat sang suami yang baru saja masuk ke dalam rumah."Kenapa baru pulang?" tanya Maria dengan nada yang curiga,"Hah, baru saja aku menginjakkan kaki ke dalam rumah, kau sudah mau mengomeli ku!" jawab Hans dengan nada kesal,"Aku hanya bertanya, kalau kau tak ingin menjawabnya ya sudah," Maria pun pergi melanjutkan minumnya,Hans mengikuti istrinya dari belakang. Ia penasaran apa yang istrinya lakukan di dapur malam malam begini. Hans sedikit terkejut melihat istrinya sedang meminum alkohol kala itu."Maria! Kau!
Keadaan rumah Hans makin tidak terkontrol, Maria merasa jika suaminya kian berubah. Hans mulai sering pulang larut, biasanya Hans selalu mengajak Maria pulang bersama sekitar jam 6 sore.Hal itu sangat mengganggu Maria, ia pun akhirnya mencurahkan isi hatinya pada sang mertua.Hari itu ia dan ibu Hans tengah duduk bersantai di ruang keluarga, di temani secangkir teh dan serial televisi favorit ibu Hans."Ehem, ibu.. Ada yang ingin aku bicarakan," ucap Maria memecah konsentrasi mertuanya."Oo? Apa itu?" tanya ibu Hans tanpa menoleh pada Maria,"Emm bagaimana kalau misalkan saja Hans... Emmmmm..." Maria berbicara dengan gugup membuat ibu Hans pun akhirnya menoleh ke arahnya,"Apa yang ingin kau sampaikan? Kenapa kau gugup seperti itu?" tanya ibu Hans,"Emmm, ibu bagaimana kalau Hans tiba tiba selingkuh? Ee.. Ini hanya perkiraan ku saja, aku hanya ingin tau pendapat ibu," ucap Maria dengan wajah yang khawatir,"Apa yang kau takutkan? Bukan kah kau juga pernah menjadi selingkuhannya?" mer
Setelah kejadian tersebut, Natalie dan Hans pun resmi memiliki hubungan gelap, mereka merahasiakannya dari semua orang.Hans lebih sering datang ke butik Natalie, karena hal itu lebih aman dari pada Natalie yang datang menghampirinya.Hal itu tak di ketahui Maria, Hans sangat pandai menutupi perbuatannya. Bahkan, Hans pun mulai membeli ponsel baru yang ia pakai khusus untuk menghubungi Natalie.Hari demi hari pun berganti, Hans dan Natalie makin sering bertemu. Saat itu mereka sedang berada di ruangan milik Natalie. Ruangan tertutup dan tanpa ada orang yang bisa masuk.Hans mulai merayu Natalie,"Hari ini kau nampak begitu cantik," ucap Hans sambil membelai rambut hitam Natalie,"Ahh, tuan bisa saja," Natalie tersipu mendengar perkataan Hans,Saat itu mereka sedang duduk di sofa yang tersedia di ruangan Natalie, Hans mulai memandangi rok mini milik Natalie, terlihat belahan paha yang begitu bersih dan lembut.Hans mulai menelan ludahnya seakan ia tak sabar untuk mencicipi Natalie. Han