Share

18. Putri Mbok Berek yang Diasingkan

Suara langkah kaki kuda terdengar di jalan setapak. Nampak dua orang pemuda memacu kuda masing-masing melewati alun-alun kota, Khandra menoleh ke arah tengah. Di mana kepala Kanjeng Ibu yang mulai membusuk dibiarkan begitu saja oleh para penjaga. Khandra menarik tali membuat kuda berhenti, disusul kemudian Kayana.

“Biadab sekali mereka!” umpat Kayana.

“Jaga bicaramu, banyak lalat hinggap di sekitar!” Khandra mengingatkan sang sahabat seraya menoleh kanan-kiri. “Entah sampai kapan kepala Kanjeng Ibu akan tergantung seperti itu,” lirih Khandra. Keduanya saling pandang lalu mengangguk, mereka kembali memacu kuda ke arah sebuah kedai.

“Mbok, ada ruangan kosong? Kami berdua ingin minum arak sampai mabuk.” Kayana tersenyum ketika Mbok Berek si pemilik kedai menghampiri.

Mbok Berek membalas senyum, “Ada, mari ikut saya ke bilik ujung, tidak apa kan, bilik lain sudah terisi,” kata Mbok Berek.

Mereka kemudian berjalan masuk, beberapa pengunjung yang tengah ma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status