Share

34

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2025-07-24 06:42:39

Mendengar lelakiku ingin bermalam di tempatku segera kau siapkan tempat tidur dan handuk bersih, kuhampiri dia dan kuserahkan handuk tersebut memintanya untuk mandi dan berganti pakaian.

"Mas mau mandi?"

"Enggak, aku mau pergi."

" Katanya tadi mau nginep?"

"Aku hanya melampiaskan kemarahan kepada Valerie. Aku tidak benar-benar akan menginap di tempatmu, aku harus menjaga harga diri dan kau harus terlindungi dari ucapan-ucapan buruk tetanggamu!"

"Baiklah."

"Istirahatlah, sampai jumpa besok di kantor ya," ujarnya sambil menepuk bahuku aku mengangguk lalu pria itu tersenyum dan keluar dari apartemenku.

Lalu malam itu kulanjutkan tidur sendirian sambil berterima kasih pada Tuhan bahwa akhirnya aku bisa keluar dari kantor Polisi setelah selama 2 hari tertahan.

Pagi terasa begitu berbeda, dengan sebuah pesan yang dikirim oleh anak Tuan Ghazali ke ponselku. Pesan itu bernada sangat sedih dan resah karena kami sudah tidak boleh berjumpa lagi.

"Bu, Mamaku sudah melarang Anda untuk mengaja
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dendam Setelah Kematian Suamiku   36

    Sulit berada di situasi setelah mengalami dua kali penolakan, bahkan lebih dari itu. Semua orang menentang kami, ayah ibu dan anak-anak Tuan Ghazali. Kalaupun Valeri mengalah masih ada tiga aral rintangan yang harus dihadapi. Belum lagi koneksi dan keluarga-keluarga Tuan Ghazali yang sebagian besarnya merupakan orang kaya yang punya pengaruh. Tak sulit bagi mereka untuk menyingkirkanku tapi mungkin karena memandang calon suamiku sebagai orang yang dihargai, mereka tidak menyentuh diri ini. Tapi sebelum wanita itu benar-benar pergi dia sempat membalikkan badan dan bertanya lagi. "Aku dengar kepahitan masa lalumu. Aku dengar apa yang dilakukan menantuku yang telah merenggut nyawa suami dan anakmu! Tapi tahukah kamu, bahwa apa yang terjadi adalah ketidaksengajaan, kenapa kau begitu berambisi untuk balas dendam?!" Nyonya reiko melanjutkan pertanyaannya. Aku terdiam, jantungku bergejolak ada sensasi panas yang terus menjalar dari wajah menuju ke rongga mata, ada buliran panas yang mend

  • Dendam Setelah Kematian Suamiku   35

    Aku terpana mendengar ucapan Valerie, kopi dan sup bakso masih mengepulkan asap tapi aku tercekat dan tidak bisa menikmatinya. Mengejutkan sekali tiba-tiba dia ingin mengizinkanku menikahi suaminya. "Kau mungkin sudah lama menungguku menyerah! Kau begitu Ingin melihatku menangis dan berlutut di kakimu, tapi aku hanya akan melakukannya dua kali! Kau bisa memenangkan suamiku, ambil dia sebagai sampah yang sudah aku sumbangkan!" jawabnya dengan senyum sinis."Tapi lelaki itu bukan sampah kau tahu persis dia siapa dan apa posisinya, dia punya kewenangan serta kekuasaan yang bisa membolak balikan kehidupan orang lain. Apa kalian kembali pada kesepakatan awal untuk bercerai tapi kau tetap adalah CEO?"Wanita itu tertawa sambil memijat keningnya. "Aku tahu ada begitu banyak macam wanita nekat di dunia ini, tapi aku tidak pernah melihat yang lebih rendah darimu. Kau menjijikkan, nekat, ambisius dan gila! Sayang sekali, suamiku terjebak dengan wanita sepertimu. Mungkin aku bisa ikhlas kalau

  • Dendam Setelah Kematian Suamiku   34

    Mendengar lelakiku ingin bermalam di tempatku segera kau siapkan tempat tidur dan handuk bersih, kuhampiri dia dan kuserahkan handuk tersebut memintanya untuk mandi dan berganti pakaian."Mas mau mandi?""Enggak, aku mau pergi."" Katanya tadi mau nginep?" "Aku hanya melampiaskan kemarahan kepada Valerie. Aku tidak benar-benar akan menginap di tempatmu, aku harus menjaga harga diri dan kau harus terlindungi dari ucapan-ucapan buruk tetanggamu!" "Baiklah.""Istirahatlah, sampai jumpa besok di kantor ya," ujarnya sambil menepuk bahuku aku mengangguk lalu pria itu tersenyum dan keluar dari apartemenku.Lalu malam itu kulanjutkan tidur sendirian sambil berterima kasih pada Tuhan bahwa akhirnya aku bisa keluar dari kantor Polisi setelah selama 2 hari tertahan. Pagi terasa begitu berbeda, dengan sebuah pesan yang dikirim oleh anak Tuan Ghazali ke ponselku. Pesan itu bernada sangat sedih dan resah karena kami sudah tidak boleh berjumpa lagi. "Bu, Mamaku sudah melarang Anda untuk mengaja

  • Dendam Setelah Kematian Suamiku   33

    Di titik ini aku puas, aku puas melihat jarak antara dia dan suaminya, melihat jarak antara dia dan anak-anaknya juga berseberangan paham dengan mertuanya. Tuan Sanjaya sepertinya tidak akan melarangku lagi dekat dengan putranya, lelaki tua itu nampaknya sudah putus asa untuk membuat diri ini jera. Dia sudah mengancamku, menyuruh orang untuk meneror diri ini, termasuk menyakitiku, tapi aku tetap bertahan di posisi yang sama. Aku dalam mode bertahan dan aku akan memenangkan semua pertarungan berat ini. Aku bertekad dengan niat yang kuat. Aku sedang bersantai di balkon apartemen saat beberapa anggota polisi datang dan mencekal diri ini. Aku terkejut karena mau dibawa ke kantor polisi, aku belum sempat mengganti pakaian atau mengenakan sepatu saat mereka memaksaku keluar dari tempat itu. "Ayo ikut kami!""Tunggu dulu saya salah apa!""Ikut saja kami ke kantor baru anda mengetahuinya!""Tidak saya menolak! Mana surat perintah penangkapannya!""Kami sudah mendapatkannya!" Salah satu da

  • Dendam Setelah Kematian Suamiku   32

    Seiring berjalannya waktu, semakin dekat diri ini pada Tuan Ghazali semakin dekat juga aku pada anak-anaknya, kami bertemu setiap akhir pekan dengan alasan untuk les piano dan bahasa Inggris. Valeri tidak pernah menyadari kalau aku sering datang ke rumah dan berdekatan dengan anak-anaknya. Entah ia tidak peduli atau tidak mendengarkan laporan dari pelayannya kalau anaknya punya guru baru, tapi wanita itu sepertinya tidak menyadari. Belakangan Tuan Ghazali sudah jarang datang ke kantor bersama dengan istrinya, mereka seperti terpisahkan dan enggan berada di gedung yang sama dalam waktu yang sama. Kalau Nyonya datang lebih pagi maka Tuan akan memilih datang siang hari. Dia enggan bertemu dengan istrinya, bahkan dalam rapat pun dia meminta Rudi dan aku untuk mewakilinya. Lelaki tampan itu akhir-akhir ini mulai sibuk dengan berbagai kegiatan di luar kantor, dia enggan terlibat dalam pengambilan keputusan terutama jika itu berhubungan langsung dengan Valerie.Sabtu berikutnya, Dalam 2 m

  • Dendam Setelah Kematian Suamiku   31

    Aku dan Tuhan Ghazali memasuki ruangan Nyonya vallery saat wanita itu sedang melakukan meeting dengan beberapa staf pribadinya. Terlihat beberapa kertas desain yang berserakan di atas meja, dan wanita itu sedang memilih desain terbaik. "Ada apa Mas?" Dia terkejut dan berdiri... Tapi melihat Tuan Ghazali menggenggam tanganku dengan erat, tatapannya langsung berubah tidak suka dan geram. "Aku mau bicara!""Tunggu jam istirahat saja, aku dan desainer sedang meeting!""Aku tidak bisa menunggu lama!""Tapi ini juga penting!""Atau ku beritahu kau keputusanku di hadapan para staf-mu!""Ok Fine!" Valeri menurunkan pulpennya dan memberi isyarat agar kami mengikutinya. Dia mengarahkan kami untuk masuk ke ruang pertemuan. Begitu tiba di sana dia langsung menyilangkan kedua tangannya di dada sambil memberi isyarat agar kami segera bicara. "Baiklah sekarang katakan!""Apa yang kau lakukan!""Hahaha apa lagi sih!""Aku tidak bercanda! Aku sudah memberimu peringatan bahwa jika kau melampaui bata

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status