Home / Mafia / Desah Nikmat Istri Simpanan / 3. Pulang ke Italia

Share

3. Pulang ke Italia

Author: Mira2207
last update Last Updated: 2025-07-30 09:18:20

Matahari pagi baru saja menyingsing, dan Alexander sudah berkemas dengan rapi. Pakaian yang terpilih khusus untuk perjalanan ini tersusun rapi di dalam koper miliknya.

Dia melirik ke arah Camille yang masih terlelap dalam dekapan mimpi, lalu perlahan dia mencium keningnya.

"Maafkan aku, Camille," gumamnya pelan, hampir tak terdengar.

Alexander melangkah menuju ruang tamu dan mengambil telepon genggamnya. Dia mengetik pesan singkat kepada Almira, "Aku dalam perjalanan, sayang. Sampai jumpa nanti sore." Setelah itu, dia memasukkan ponselnya kembali ke saku dan mengambil kunci mobil.

Sebelum meninggalkan rumah, Alexander berpaling sekali lagi memandang istri pertamanya yang masih terlelap. Ada rasa bersalah yang menggelayut di hatinya, namun segera dia mengusirnya.

Dia mengingatkan dirinya sendiri tentang masalah yang katanya terjadi pada anak perusahaannya di Italia. Camille tentu akan mengerti, pikirnya.

Alexander mengemudi menuju bandara dengan pikiran yang melayang ke sosok Almira. Perjalanan ini bukan hanya tentang bisnis semata, tapi lebih kepada pertemuan yang telah dinanti.

Sesampainya di bandara, dia langsung menuju ke gate keberangkatan, hatinya berdebar dalam antisipasi pertemuan yang akan segera terjadi beberapa jam lagi di Italia tersebut.

Alexander duduk termenung di ruang tunggu VVIP bandara, matanya tertuju pada layar Macbook yang terbuka di hadapannya. Sesekali dia menggeser layar, membuka email-email kerja yang masuk.

Namun, pikirannya tak sepenuhnya fokus pada pekerjaannya. Ada kegelisahan yang terus menghantui pikirannya, tentang rumah tangganya yang Kapan saja bisa berakhir.

"Dua istri... bagaimana mungkin aku bisa menyembunyikan ini lebih lama?" gumam Alexander dalam hati. Dia menarik napas dalam, merasa berat dengan beban rahasia yang dipikulnya.

Tiba-tiba, sebuah notifikasi email masuk, membuyarkan lamunannya. Dari Camille, istrinya yang pertama. Isinya singkat, "sayang kau berangkat tidak membangunkan aku lebih dulu." Jantung Alexander berdetak kencang, rasa cemasnya semakin menjadi. Dia bergegas mengetik balasan, berusaha terlihat tenang.

"Aku tidak a tega membangunkan mu, sayang,"balasan darinya, dia memejamkan matanya sejenak, dia sudah banyak berbohong terhadap istrinya itu.

Saat itulah, ponselnya bergetar. Almira, istrinya yang kedua, menelepon. Dengan ragu, Alexander mengangkat telepon itu. "Honey, aku akan menunggumu. Aku tidak sabar bertemu dengan mu," ujar Almira dengan nada serius.

"Iya, baby. Tunggu aku nanti sore, aku akan ke perusahaan terlebih dahulu sebelum pulang kerumah,"jawab Alexander dengan suara yang tenang, dia sadar bahwa istrinya pasti merindukan dia.

"Baiklah honey, aku akan menunggu mu,"jawab Almira, dia mematikan sambungan telepon itu setelah Alexander menjawab, iya.

Alexander menutup laptopnya, pikirannya kacau. Di satu sisi, Camille ingin mendapatkan kabar dari dia selalu, dan di sisi lain, Almira juga memiliki keinginan yang sama. "Astaga, semakin lama disembunyikan, semakin sesak saja," batinnya lagi.

Dia berdiri, mengambil tas kerjanya, dan berjalan keluar ruang tunggu dengan langkah gontai. Di benaknya, hanya satu harapan, semoga kedua istrinya itu tidak pernah mengetahui kenyataan pahit ini.

Namun, di lubuk hati yang paling dalam, Alexander tahu, kebohongan ini tidak akan bertahan lama."aku akan menghadapi semua nya bila terbongkar,"gumam Alexander.

Alexander melangkah pasti memasuki jet pribadi miliknya, hatinya berdebar saat ia duduk di salah satu bangku. Pikirannya melayang seperti kapal tanpa nakhoda, terombang-ambing dalam lautan gelombang bertubi-tubi, diwarnai oleh pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab.

"Bagaimana jika Almira tahu bahwa sebenarnya aku sudah memiliki istri lain,?" desah Alexander di dalam hati.

Rasa takut, penyesalan, dan kekhawatiran bergulir di benaknya, membayangi setiap sudut pemikirannya. "Apa aku harus mengaku, membuka rahasia tersembunyi ini, dan mengambil resiko yang mungkin berujung pada keruntuhan rumah tanggaku?" kegelisahan itu terus menggantung, bagaikan rintik hujan yang tak kunjung reda.

Alexander menghela napas berat, mencoba untuk menemukan jalan terbaik, namun seperti juga sebelumnya, jawaban itu selalu menjauh seiring dengan lajunya pesawat yang semakin meninggalkan daratan.

Entah akan jadi seperti apa, bila semuanya terbongkar. Alexander tidak bisa memikirkan bila dia harus di hadapkan kenyataan yang akan terjadi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Desah Nikmat Istri Simpanan   6. lanjut gerah21+

    "Aaaaah!"desah Almira saat alat vital besar itu mulai memasuki inti tubuhnya, walaupun belum sepenuhnya masuk, tapi rasanya sudah menusuk hingga dinding rahim. "Ougghhhh!"desah Alexander, dia merasa sangat nikmat saat miliknya sudah masuk sepenuhnya kedalam huanian nikmat milik istrinya itu. Dengan perlahan, Alexander mulai menggerakkan pinggulnya, menciptakan ritme yang lembut dan penuh kasih. Setiap sentuhan yang diberikannya terasa hangat, menyusup ke dalam relung hati Almira. "aaahhh Alexander, ah itu nikmat. lanjutkan sayang, aku suka," desah Almira dengan meminta suaminya terus bergerak di atas tubuhnya. "iya sayang, aku akan memuaskan mu malam ini. persiapkan dirimu untuk ronde ronde berikutnya sayang," jawab Alexander, dia terus menghentakan milik Almira dengan pusaka kokoh miliknya. "aku akan selalu siap honey. kenikmatan itu selalu aku nantikan," ujar Almira, dia sudah biasa melayani sang suami dengan beberapa ronde. bagi Almira melakukan hubungan badan itu adala

  • Desah Nikmat Istri Simpanan   5. basah 21+

    Almira mendongakan kepalanya saat lidah hangat Alexander mulai menjelajahi area inti dari tubuhnya, rasa hangat dan nikmat tentu saja dia rasakan di sana. Lidah itu naik turun dan memutar secara teratur, ritme yang pelan dan cepat di lakukan untuk menikmati inti tubunya. Alexander, pria itu terus bergerak di bawah sana. Dia memang sangat suka dengan benda favorit dari tubuh sang istri. inti tubuh yang wangi itu sangat membuat dia bernafsu, milik sang istri yang mempesona itu membuat pusaka besar miliknya selalu mengeras karena nafsu yang tinggi. Kamar yang di terangi dengan cahya remang, menambah intenstasi kedua pasangan suami istri itu untuk bergelut dengan hangat hingga bertukar peluh. Tangan Alexander tidak tinggal diam saja, tangan kokoh itu mulai meraba kulit tubuh Almira, mulai dari mengusap bagian kulit paha hingga pinggang ramping istrinya itu. Tangan itu terus bekerja untuk memberika setuhan yang membuat Almira meremang. Almira hanya bisa mendesah dengan lirih namun

  • Desah Nikmat Istri Simpanan   4. mendesah 21+

    Almira mengenakan gaun tipis berwarna putih yang membungkus tubuh langsingnya dengan indah, rambutnya yang masih basah menambah kesan segar. Alexander, yang baru pulang kerja, merasakan aroma floral yang menenangkan dari tubuh Almira. Dengan lembut, dia memeluknya dari belakang, menempelkan dagunya di pundak Almira sambil memejamkan mata, menikmati kedekatan itu. "Kamu selalu tahu bagaimana membuatku terpikat," bisik Alexander dengan nada hangat. Almira tersenyum, membalikkan badan agar bisa berhadapan dengan suaminya. "Itu harus, agar kau tidak pernah berpaling dariku," jawabnya sambil menatap dalam ke mata Alexander. Alexander mendengar kata-kata itu, terkejut sejenak. Dia berusaha menyembunyikan keterkejutannya, tapi matanya sedikit terbelalak. 'Tidak berpaling?' pikirnya, seraya mengingat bahwa dia telah menjadikan Almira sebagai istri keduanya. Wajahnya berusaha keras mempertahankan senyum. "Bagaimana hari mu di kantor tadi,?" tanya Almira, mengalihkan topik, sambil tan

  • Desah Nikmat Istri Simpanan   3. Pulang ke Italia

    Matahari pagi baru saja menyingsing, dan Alexander sudah berkemas dengan rapi. Pakaian yang terpilih khusus untuk perjalanan ini tersusun rapi di dalam koper miliknya. Dia melirik ke arah Camille yang masih terlelap dalam dekapan mimpi, lalu perlahan dia mencium keningnya. "Maafkan aku, Camille," gumamnya pelan, hampir tak terdengar. Alexander melangkah menuju ruang tamu dan mengambil telepon genggamnya. Dia mengetik pesan singkat kepada Almira, "Aku dalam perjalanan, sayang. Sampai jumpa nanti sore." Setelah itu, dia memasukkan ponselnya kembali ke saku dan mengambil kunci mobil. Sebelum meninggalkan rumah, Alexander berpaling sekali lagi memandang istri pertamanya yang masih terlelap. Ada rasa bersalah yang menggelayut di hatinya, namun segera dia mengusirnya. Dia mengingatkan dirinya sendiri tentang masalah yang katanya terjadi pada anak perusahaannya di Italia. Camille tentu akan mengerti, pikirnya. Alexander mengemudi menuju bandara dengan pikiran yang melayang ke sos

  • Desah Nikmat Istri Simpanan   2. istri kedua

    Almira Vionzela adalah sosok yang memikat hati banyak orang dengan kecantikannya yang alami. Tinggi badannya yang mencapai 168 cm menambah pesona elegannya. Walaupun memiliki paras yang menawan, Almira tetaplah wanita yang sederhana dalam segala hal. Kehidupan di Polandia yang penuh hiruk pikuk ditinggalkannya setelah ia menikah dengan Alexander Nalendra, seorang pria yang telah lama mengagumi kecantikan sekaligus kesederhanaan Almira. Setelah pernikahan, mereka memutuskan untuk pindah dan menetap di Italia, Di sana, Almira menjalani kehidupan yang jauh dari kebisingan ibu kota. Di tengah hutan itu, dia dan Alexander membangun kehidupan bersama yang penuh harmoni dan cinta. Walaupun terpisah dari hingar bingar kota, Almira tidak pernah merasa kehilangan. Di sudut kota yang ia tinggali, telah memberikan kedamaian yang selama ini dia cari. Kehidupannya bersama Alexander di tempat itu adalah gambaran nyata dari impian yang telah lama dia harapkan. Di tengah malam yang sunyi, Almira

  • Desah Nikmat Istri Simpanan   Bab 1. Alexander Nalendra 21+

    Dari luar seorang pria berjas hitam masuk dengan cepat, dia membungkukan badannya untuk menghormati bos nya. "Tuan, sebentar lagi meting akan dilaksanakan,"ucap pria itu yang tak lain adalah asisten Alex, Satria. "Hm, tunggu saya di rumah meting sepuluh menit lagi,"jawab Alex, yang langsung diberi jawaban oleh satria dengan anggukan kepala. "Baik tuan,"Satria keluar dari ruangan Alexander dengan cepat, dia akan menunggu bos nya itu di dalam ruang rapat. Alex perlahan-lahan bangkit dari kursinya, menarik nafas dalam-dalam seiring dengan langkah Satria yang menghilang ke balik pintu ruangan. Dengan gerakan yang terukur, dia merapikan jas yang melingkar di tubuhnya, memastikan setiap lipatan duduk dengan sempurna. Lalu dengan penuh tekad, dia melangkah menuju ruang meeting, membawa beban pikiran tentang diskusi yang akan terjadi. ** Alex menyetir mobilnya dengan pikiran yang melayang jauh. Tangan kanannya yang menggenggam kemudi terasa kaku, sementara matahari terbenam mu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status