Cahaya matahari pagi yang menyelinap masuk lewat celah jendela kamar Almira dan Alex membelai wajah mereka yang masih terlelap. Keheningan pagi masih menggantung di udara, hanya suara hembusan nafas mereka yang terdengar.
Almira, dengan mata yang mulai terbuka, merasakan kehangatan selimut yang membungkus mereka berdua. Dia menggeliat perlahan, mencoba menyesuaikan diri dengan cahaya yang makin lama makin terang. Almira memperhatikan wajah Alex yang masih terlelap di sampingnya, bibirnya membentuk senyum lembut. Dia mengulurkan tangan, dengan hati-hati menyingkirkan sehelai rambut yang menutupi dahi Alex. Mata Alex yang tertutup dan ekspresi damainya membuat Almira merasa begitu beruntung memiliki suami seperti dia. Saat itulah, dengan perlahan, Alex mulai menunjukkan tanda-tanda terbangun. Alisnya berkerut sejenak sebelum matanya yang sayu terbuka dan menatap Almira. Senyum mengembang di wajahnya saat dia menyadari bahwa Almira sudah terjaga dan memperhatikannya. "Selamat pagi sayang ku, bagaimana tidur mu?" tanya Alex dengan suara serak, masih terpengaruh oleh sisa-sisa tidur. Almira menggigit bibir bawahnya, berpikir sejenak, lalu menjawab, "selamat pagi juga honey, tidur ku sangat nyaman karena ada kamu." Alex tertawa kecil, meraih tangan Almira dan menciumnya dengan penuh kasih. "Hm, aku pun begitu. Aku merasa nyaman saat berada dekat dengan mu sayang" Keduanya tertawa, mereka saling berpelukan di tempat tidur untuk memulai hari yang indah bersama, diisi dengan cinta dan kehangatan yang hanya mereka berdua yang tahu. "Pagi ini kau akan ke perusahaan?"tanya Almira dengan perlahan, tangannya membelai surai hitam milik Alex. "Iya, aku ada pertemuan siang nanti."jawab Alex, dia meresapi setiap gerakan tangan Almira yang mengusap kepalanya. "Baiklah, ayo bersiap. Aku akan menyiapkan keperluan mu,"ucap Almira, dia sedikit menjauh dari dari suaminya itu. Namun sayangnya, tangan bima yang ada di pinggangnya tidak mengizinkan dia untuk beranjak. "Aku ingin mandi bersama,"ujar Alex dengan mata yang menatap wajah cantik Almira dengan memelas. Almira mencebikan bibirnya, wajahnya mulai terlihat merona."itu sudah jelas bukan hanya mandi kalau kita berdua bersama di dalam kamar mandi."jawab Almira. "Ayolah sayang, aku butuh vitamin pagi ini sebelum ke perusahaan."mohon Alex, dia tidak mau pagi ini hanya mandi sendiri saja tanpa melakukan olahraga yang nikmat. "Semalam saja kau sudah melakukan berulangkali,"ujar Almira, dia menggelengkan kepalanya mengusir ingatan semalam. "Tetap saja aku kurang, tiga sampai empat ronde itu hanya pemanas sayang. Aku mau dua kali lagi pagi ini,"ucap Alex tanpa beban. "Aah ... Honey kau nakal,"desah Almira saat tangan Alex mulai bermain di bawah sana. "ayo sayangku, pagi ini tidak ada kata ampun bagimu sayang," ujar Alex dengan penuh semangat, tangannya bergerak dengan cepat. "awww ... Honey! Turunkan aku"pinta Almira, kini dia berada di gendongan sang suami. Almira memasang wajah memelas, dia ingin tidak melakukan penyatuan pagi ini. Karena menurutnya penyatuan semalam sudah bisa di bilang cukup. Dia merasa pagi ini dia hanya ingin melayani suaminya dalam keperluan pergi ke perusahaan saja, bukan melayani dalam hal penyatuan. Tapi apakah dia bisa menolak keinginan suaminya itu? Oh ... Tentu saja tidak bisa, karena Alex akan tetap meminta vitaminnya pagi ini juga, tanpa penolakan. "Kita akan berendam di bathtub dengan nikmat sayang,"bisik Alex didepan wajah Almira, dia mengedipkan sebelah matanya untuk menggoda sang istri. Almira yang mendapatkan godaan dari suaminya itu, dia merasa tersipu. Wajahnya kini bersemu merah, dia menenggelamkan wajahnya didada bidang suaminya yang terbuka. Alex tertawa kecil, matanya berbinar menatap Almira yang tersipu malu. Perasaan sukanya semakin memuncak ketika melihat istrinya berlaku manja, menunjukkan sisi feminin yang selalu membuat hatinya berdebar. Alex selalu terpesona, tiap kali Almira memperlihatkan sikap kekanak-kanakannya, menambah kuat rasa cinta yang terpatri dalam relung hati terdalam. Almira merasakan kehangatan air yang mengalir ke dalam bathtub, memenuhi ruang di sekelilingnya dengan sensasi yang menenangkan. Alex, dengan lembut, menurunkannya ke dalam air, perlahan-lahan hingga tubuh mereka sepenuhnya terendam. Dia merasa Alex melingkarkan tangan di pinggangnya, memberi rasa aman dan keintiman yang hanya mereka berdua yang mengerti. Saat Alex mulai mencium punggung Almira, dia merasakan setiap sentuhan bibirnya membakar kulitnya yang terbuka. Udara di kamar mandi terasa hangat dan uap air menambah intensitas momen itu. Almira menutup matanya, menyerah pada sensasi dan emosi yang mengalir di antara mereka. Alex terus memberikan ciuman kecil, setiap satu semakin intens dan penuh kasih, menunjukkan betapa dia menghargai setiap momen bersama Almira. Kesenyapan hanya di isi oleh suara air yang lembut dan sesekali suara nafas mereka yang berat. Di sini, di dalam bathtub yang penuh dengan air hangat, mereka menemukan cara unik mereka untuk mengungkapkan cinta dan kesatuan, jauh dari hiruk pikuk dunia luar. "Aah ... Honey."desah Almira terdengar mendayu, dia tidak tahan untuk tidak mengeluarkan suara kenikmatan itu. "Mendesahlah sayang."bisik Alex, dia suka dengan suara desahan sang istri. Dia merasa suara desahan itu adalah simbol kenikmatan yang dia berikan untuk sang istri.Suara nafas memburu dan desahan mesra saling berpadu, mengalun bak simfoni yang menggoda. Di balik tirai pagi yang lembut, sepasang suami istri terperangkap dalam kehangatan rindu dan gelora yang membara, melukis cinta dalam setiap sentuhan yang membakar jiwa mereka.Pagi itu, gairah mereka meledak tanpa henti. Niat sederhana untuk mandi berubah menjadi pertempuran penuh hasrat, dua tubuh bersatu dalam api yang tak terbendung. Tak ada jejak lelah, hanya semangat yang membakar, menyulut sentuhan demi sentuhan penuh kenikmatan, seolah dunia berhenti berputar hanya untuk mereka.Almira terjatuh lembut di pangkuan Alex, tubuhnya seolah mencari sandaran dari gelombang emosi yang belum reda. Alex duduk di tepi bathtub, tangan kekarnya erat menggenggam pinggang Almira, seakan takut melepaskan satu inci pun dari sosok yang kini sangat ia butuhkan. Suara detak jantung mereka bergema dalam keheningan kamar mandi, membungkus mereka dalam dunia yang hanya milik berdua, di mana rasa rindu dan hara
Almira merasakan jantungnya berdegup kencang, setiap sentuhan Alex membangkitkan gelombang sensasi yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Matanya yang terpejam, membuatnya lebih fokus pada perasaan yang muncul dari dalam.Alex, dengan lembut dan penuh perhatian, mengusap area dada Almira, membuatnya menggigil kecil. Bibir Alex yang hangat, bergerak perlahan menyusuri leher jenjang Almira, meninggalkan jejak ciuman yang membangkitkan rasa hangat menyelimuti seluruh tubuhnya.Almira, terbawa dalam arus emosi yang mengalir deras, menarik napas dalam-dalam, menikmati setiap momen keintiman yang diciptakan oleh suaminya itu.Detik berikutnya, Alex membawa tubuh Almira untuk berada diatas pangkuannya. Dengan perlahan mereka menyatukan tubuhnya dengan penuh hati-hati dan nafsu."Aaahh ... Honey."desah Almira saat milik suaminya sudah masuk sepenuhnya kedalam miliknya."Bergeraklah sayang."bisik Alex, dia meremas area belakang sang istri, dia membuat sang istri untuk mulai bergerak.Karen
Cahaya matahari pagi yang menyelinap masuk lewat celah jendela kamar Almira dan Alex membelai wajah mereka yang masih terlelap. Keheningan pagi masih menggantung di udara, hanya suara hembusan nafas mereka yang terdengar.Almira, dengan mata yang mulai terbuka, merasakan kehangatan selimut yang membungkus mereka berdua. Dia menggeliat perlahan, mencoba menyesuaikan diri dengan cahaya yang makin lama makin terang.Almira memperhatikan wajah Alex yang masih terlelap di sampingnya, bibirnya membentuk senyum lembut. Dia mengulurkan tangan, dengan hati-hati menyingkirkan sehelai rambut yang menutupi dahi Alex.Mata Alex yang tertutup dan ekspresi damainya membuat Almira merasa begitu beruntung memiliki suami seperti dia.Saat itulah, dengan perlahan, Alex mulai menunjukkan tanda-tanda terbangun. Alisnya berkerut sejenak sebelum matanya yang sayu terbuka dan menatap Almira. Senyum mengembang di wajahnya saat dia menyadari bahwa Almira sudah terjaga dan memperhatikannya."Selamat pagi sayang
Setelah melakukan hubungan inti itu, kini Alex dan Almira berbaring di atas ranjang dengan saling berpelukan, mereka mengatur napas mereka yang masih tersengal-sengal.Almira memejamkan matanya menikmati setiap usapan tangan Alex yang berada di punggung polosnya, sejenak mereka hanya terdiam, menikmati waktu yang terus bergulir.Heningnya kamar itu hanya diisi dengann deru napas meraka, setiap detik terasa lebih lambat berjalan. Alex menciumi pucuk kepala istrinya itu dengan lembut, dia memang sangat merindukan Almira."Bagaimana hari mu tanpa aku sayang?"tanya Alex, setelah keheningan yang cukup lama, kini Alex memulai obrolan dengan sang istri.Almira mendongakan kepalanya menatap wajah suaminya yang terlihat begitu tampan, dia menjawab dengann suara yang lembut."Berjalan dengan baik, hanya saja terasa sepi saat kau tidak ada,"dia mendesahkan napasnya dengan pelan."Kau merindukan ku?" tanya Alex, dia sedikit menjauhkan wajahnya dari hadapan istrinya.Alex memandang wajah manis istr
"Aaaaah!"desah Almira saat alat vital besar itu mulai memasuki inti tubuhnya, walaupun belum sepenuhnya masuk, tapi rasanya sudah menusuk hingga dinding rahim. "Ougghhhh!"desah Alexander, dia merasa sangat nikmat saat miliknya sudah masuk sepenuhnya kedalam huanian nikmat milik istrinya itu. Dengan perlahan, Alexander mulai menggerakkan pinggulnya, menciptakan ritme yang lembut dan penuh kasih. Setiap sentuhan yang diberikannya terasa hangat, menyusup ke dalam relung hati Almira. "aaahhh Alexander, ah itu nikmat. lanjutkan sayang, aku suka," desah Almira dengan meminta suaminya terus bergerak di atas tubuhnya. "iya sayang, aku akan memuaskan mu malam ini. persiapkan dirimu untuk ronde ronde berikutnya sayang," jawab Alexander, dia terus menghentakan milik Almira dengan pusaka kokoh miliknya. "aku akan selalu siap honey. kenikmatan itu selalu aku nantikan," ujar Almira, dia sudah biasa melayani sang suami dengan beberapa ronde. bagi Almira melakukan hubungan badan itu adala
Almira mendongakan kepalanya saat lidah hangat Alexander mulai menjelajahi area inti dari tubuhnya, rasa hangat dan nikmat tentu saja dia rasakan di sana. Lidah itu naik turun dan memutar secara teratur, ritme yang pelan dan cepat di lakukan untuk menikmati inti tubunya. Alexander, pria itu terus bergerak di bawah sana. Dia memang sangat suka dengan benda favorit dari tubuh sang istri. inti tubuh yang wangi itu sangat membuat dia bernafsu, milik sang istri yang mempesona itu membuat pusaka besar miliknya selalu mengeras karena nafsu yang tinggi. Kamar yang di terangi dengan cahya remang, menambah intenstasi kedua pasangan suami istri itu untuk bergelut dengan hangat hingga bertukar peluh. Tangan Alexander tidak tinggal diam saja, tangan kokoh itu mulai meraba kulit tubuh Almira, mulai dari mengusap bagian kulit paha hingga pinggang ramping istrinya itu. Tangan itu terus bekerja untuk memberika setuhan yang membuat Almira meremang. Almira hanya bisa mendesah dengan lirih namun