“Bagaimana? Kau sudah dapat sesuatu dari mereka?” tanyaku pada Albert.
“Tidak! Entah apa yang dijanjikan oleh bos mereka. Meski sudah babak belur begini, mereka tetap tidak mau memberi informasi apapun!” ucap Albert dengan kesal.
***
Kebetulan sekali aku sedang sangat kesal. Dan seprtinya mereka adalah sasaran yang bagus untuk meluapkan kekesalanku. “Well...budak yang setia ya? Kalian tau? Aku sedang sangat kesal sekarang. Saranku bekrjasamalah dan jangan membuatku marah!”
Tapi apa ini? Bukannya ketakutan mereka bertiga malah menatapku dengan tajam seolah kini akulah penjahatnya. “Katakan padaku, kenapa hari ini bos kalian membuatku kesal?! Dia datang sangat terlambat dari waktu yang dijanjikan, lalu pergi dengan sangat cepat. Jadi...sebaiknya kalian katakan dimana bos kalian sekarang?!” bentakku.
Mendengar ucapanku, salah satu dari mereka malah tertawa terbahak-bahak. Dan kemudian ia pun berkata, &ld
“Tidak masalah. Tapi, aku tidak janji bisa menemanimu setiap saat. Tapi...apa yang kau lakukan di London?”“Um...study. Maksudku, aku sedang melanjutkan study di sini. Dan Hei! Apa kau sering naik itu, Draco?” tanya Myra tiba-tiba seraya menunjuk pada gondola raksasa kebanggaan London.***“Maksudmu gondola raksasa? Sebenarnya...tidak pernah,” jawabku.“Serius? Yang benar saja! Kau hidup di London tapi tidak pernah naik roda besar itu? Lalu apa yang kau lakukan?” kata Myra terkejut.Dia tidak tau saja. Mana sempat aku naik gondola. Aku bahkan sudah lupa kapan terakhir kali aku bermain. Mungkin 15 tahun yang lalu ketika kubuat Calvin menangis karna kutinggalkan dia sendirian di taman bermain.“Jadi, kenapa kita tidak naik bersama saja!”“Apa? Sekarang? Kau lupa kalau sekarang sedang musim dingin?” kataku heran.“Memang kenapa? Gondolanya ditutup ya?&rd
“Tunggu!!!” tiba-tiba Myra mencekal pergelangan tanganku kemudian beranjak dari tempat tidurnya. Dia pun kemudian memelukku dan berkata, “Bukankah kau tidak punya pacar? Lalu kenapa tidak menghabiskan malam denganku saja...” *** Ya ampun! Gadis ini sudah gila. Ternyata dia juga tidak segan mengajakku menghabiskan malam dengannya. Ya...tidak munafik aku memang kerap menghabiskan malam bersama para wanita. Tapi tidak dengan gadis belia yang bahkan usianya jauh di bawahku. Meski secara fisik Myra memang sangat cantik dan juga menggoda. Tapi, kau tau? Itu bukan typeku. Dan dia tidak membiarkanku pergi dengan mudah. Dan sangat mengejutkan! Gadis ini tau bagaimana cara menggoda pria dan tentu saja, aku yang sangat normal ini pun tergoda. Bagaimana tidak? Di depanku ia mulai melepas pakaian yang ia pakai satu persatu. Tak hanya itu, ia pun kembali menempel padaku yang benar-benar terperanga oleh tingkahnya. Junior di bawah sana bahkan mulai bertingkah. Tanpa
Apa ini? Bagaimana aku bisa bertanya? Bahkan dia tidak sadar bahwa dia adalah saksi di mana kami mencari titik terang atas kematian Jerry.“Um...Tom. Begini...ma-maksudku. Sebenarnya, Jerry Thompson...sudah meninggal,”***Aku sangat cemas tapi Tom malah menatapku seolah aku adalah pembual nomer satu. Dengan wajah yang penuh luka dan babak belu seperti itu, ia masih mampu terkekeh dan berkata, “Dengar nak, aku tau kau itu memang tengil. Tapi kali ini aku sangat serius, jadi jangan bercanda padaku!”What!! Dasar pria aneh! Apa tampangku setengil itu? Aku berusaha mengatakan yang sebenarnya tapi Tom berpikir itu hanya bercanda. Lalu dengan cara seperti apa harus kujelaskan padanya?“Maaf Tuan Tom, actualy...aku sangat-sangat serius saat ini!” kataku sedikit kesal.“Apa maksudmu? Bukankah saat itu kau bilang akan mencari Jerry?”“jadi...tiga hari yang lalu. Saat kau menghilang setelah
Dan ketika aku berhasil membukanya, aku sangat syok dengan apa yang kulihat pada layar laptopku...***“Astaga!!! Apa yang telah kulakukan?! Jadi dia...” gumanku.Rencana yang sangat luar biasa. Pantas saja penjahat itu bersedia melakukan berbagai cara untuk mendapatkan flashdish ini. Karna ternyata benda ini adalah jawaban dari semua pertanyaanku selama ini.Tapi...sepertinya aku harus melakukan sebuah rencana juga. Menurutku Albert tidak perlu tau tentang rencanaku. Karna semakin sedikit yang terlibat, maka rencana ini akan berjalan dengan meyankinkan dan natural. Tapi, aku akan tetap memberitaunya nanti.Setelah menyimpan baik-baik benda yang kini seperti pusaka ini, aku pun kembali merebahkan diriku di tempat tidur. Dan mungkin, kali ini aku baru bisa tidur dan beristirahat dengan tenang.Saking nyenyaknya tidurku, ternyata sekarang sudah hampir jam 8 pagi. Dan ya...aku bahkan masih malas untuk beranjak dari tempat tidurku. H
Karna Myra bertanya maka kutunjukkan saja flashdis yang selama ini ia inginkan. Kau tau kenapa Myra menginginkan benda ini? Karna isi dari flashdis ini adalah bukti-bukti yang mengungkap siapa Myra yang sebenarnya.***Myra terlihat sangat kesal ketika mengetahui bahwa ternyata benda yang selama ini ia cari ada padaku. Awalnya dialah yang berniat mempermainkanku, tapi kenyataannya dialah yang kini merasa dipermainkan.“Baiklah, kau sudah melihat semuanya. Memangnya kau apa sekarang?” kata Myra dengan senyum licik di wajahnya.“Menyerahkanmu pada Intelengensi Emyrate tentunya. Lalu mungkin kau akan dahapus dari daftar waris ayahmu,” ejekku.Tapi gadis yang aneh ini malah tertawa terpingkal setelah mendengar ucapapnku. Aku sempat berpikir apa mungkin sebenarnya gadis ini sudah gila? Tapi tidak, orang gila tidak bisa membuat rencana selicik ini.“Kau pikir aku takut kalau ayahku akan mencoretku dari daftar waris ny
Yang pasti, aku sudah menepati janjiku pada Janet. Pelaku yang telah membunuh suaminya telah tertangkap dan membayar apa yang telah ia lakukan...***Well, sudah satu minggu berlalu sejak penangkapan Myra. Hari ini aku pergi menemui Janet untuk menyampaikan perihal uang Jerry yang ia tanamkan sebagai saham pada pabrik kayu yang kini telah disita.Kali ini aku begitu merindukan peternakan kecil milik keluarga Thompson ini. Entahlah, mungkin karna baru kali ini aku datang tanpa membawa masalah. Aku pun akhirnya bisa tersenyum lepas apalagi saat melihat Janet memanen tomat pagi ini.Janet pun berpaling padaku ketika ia menyadari kedatanganku. Dan hari ini senyum Janet pun kembali merekah dan terlihat sekali beban dalam hatinya sudah berkurang. Aku sangat salut pada wanita tua di hadapanku ini.Meski seberat apapun kenyataan pahit yang harus ia jalani, dengan mudah ia berdamai dengan keadaan. Dengan mudah ia memaafkan, dan dengan mudah ia membagi kasih
Aku tau Gwen pasti akan semakin marah dengan tingkahku ini. Aku bahkan sengaja menduduki koper milik Gwen sehingga ia tidak bisa pergi sebelum mengizinkan aku ikut dengannya.***Well, tidak ada pilihan selain mengalah dan mengizinkanku untuk ikut. Atau Gwen akan sama sekali tidak bisa pergi ke manapun. Meski dengan wajah kesal, ia pun tetap masuk ke dalam mobil. Aku sengaja berkendara dengan santai dan berharap Gwen akan mulai mengajakku bicara.Ya, dia memang mengajakku bicara. Tapi bicaranya itu angat pedas dan tidak menyenangkan. “Apa kau tidak bisa mengemudi lebih cepat sedikit?!”“Aku bertanggung jawab atas nyawa kita berdua! Apa kau lupa kalau jalanan masih sangat licin?” kataku.Meski hanya alasanku, tapi nyatanya jalanan memang masih licin. Saat ini memang sudah memasuki akhir musim dingin, tapi salju seolah tak pergi. Dan sepanjang perjalanan, Gwen malah tidur dan menghadapkan wajahnya ke jendela mobil.Wani
“Wow! Kue yang sangat lezat! Jujur saja, aku suka desa ini. Dan apa Bibi tau? Kalian mengingatkanku pada kedua orangtuaku,”***“Kalau begitu, anggap saja kami orang tuamu juga,” kata Bibi Meri.“Keputusan yang salah. Bibi akan kecewa kalau punya anak seperti dia!” celetuk Gwen kemudian pergi begitu saja.Bibi Meri dan Paman Jhon tentu merasa heran dengan sikap Gwen. Ya, karna bukan kebiasaan Gwen bersikap tidak sopan dan kasar seperti itu. Mereka tidak tau saja, sekarang keponakan mereka sangat piawai mengintimidasiku.“Apa kalian bertengkar?” tanya Paman Jhon tiba-tiba.“Um...tidak juga Paman. Hanya saja...mungkin dia kesal padaku,” jawabku.Karna Bibi Meri sudah menyiapkan kamar untukku, maka aku pun memutuskan untuk istirahat setelah makan malam. Well, rumah sederhana ini ternyata sangat nyaman dan membuatku terlelap dalam hitungan detik.Saking lelapnya tidurku, t