Share

Bab 462

Penulis: Yu.Az.
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-09 21:18:45

Begitu tiba di paviliun naga, Zhao Xueyan baru saja melepas selendangnya saat pinggangnya tiba-tiba direngkuh hangat dari belakang. Suara berat namun akrab terdengar di telinganya.

"Aku pulang dalam keadaan utuh dan sehat," bisik Kaisar Tian Ming, suaranya rendah dan menggoda. "Mana hadiahku?"

Zhao Xueyan menoleh setengah, wajahnya memerah pelan, senyum malu-malu tersungging di bibirnya.

"Hadiah apa yang Yang Mulia inginkan?"

Tatapan mata kaisar berubah tajam namun hangat, dia perlahan memajukan wajahnya hingga hanya sejengkal dari istrinya. “Sesuatu yang hanya bisa diberikan oleh istriku.”

Zhao Xueyan tidak sempat menanggapi. Nafasnya tertahan saat bibir mereka akhirnya bertemu, lembut namun penuh kerinduan. Ciuman itu dalam, memabukkan, seolah mereka menumpahkan semua rasa rindu yang tertahan sejak perpisahan singkat itu. Tak ada kata-kata, hanya desahan napas dan jalinan jemari.

Ketika ciuman itu terlepas, Kaisar Tian Ming memandang wajah istrinya yang merah merona matanya menggela
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 467

    Setelah mengecup kening sang istri dengan lembut, Kaisar Tian Ming menurunkan ciumannya ke ujung hidung Zhao Xueyan, lalu berhenti di bibirnya. Bibir mereka saling bertemu dalam kehangatan, berbagi kasih sayang yang terpendam dalam diam dan kesetiaan.Desiran halus menyelimuti udara ketika Kaisar Tian Ming memperdalam ciumannya. Tangannya perlahan menyentuh pipi sang istri, lalu merambat ke bahu, hendak melepaskan jubah luar yang dikenakan Zhao Xueyan.Tapi Zhao Xueyan buru-buru menahan tangan suaminya dan melepaskan ciumannya. Wajahnya memerah, matanya gugup melirik ke arah pintu ruang kerja."Yang Mulia … jangan di sini. Di luar masih ada prajurit berjaga dan juga pelayan, mereka bisa mendengar," bisiknya canggung.Tapi Tian Ming hanya tersenyum, tatapannya dalam dan penuh tekad."Biarkan mereka tahu kalau kaisarnya mencintai istrinya," ujarnya lembut, tapi tegas.Tanpa menunggu sang istri membalas, Kaisar Tian Ming mengangkat tubuh Zhao Xueyan dalam gendongannya. Xueyan sempat ters

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 466

    Zhao Xueyan membeku, kedua tangannya mengepal di balik lengan jubahnya, namun ia tetap menjaga kesopanannya.“Ibu Suri, aku—”“Diam!” bentak Ibu Suri Gao.“Aku tidak butuh alasan apa pun darimu! Sejak kau masuk ke istana ini, semuanya berubah! Tian Ming bahkan tak lagi mendengarkan ibunya sendiri!” lanjutnya, suaranya tajam seperti cambuk.Zhao Xueyan tetap diam. Matanya yang teduh hanya memandang Ibu Suri dengan tenang. Ia tahu, membalas hanya akan memperkeruh keadaan.Melihat ketenangan Zhao Xueyan justru semakin memancing amarah Ibu Suri Gao. Dengan gerakan keras, ia mengibaskan hanfunya dan membalikkan badan.“Sombong! Jangan pikir kau akan bertahan lama dengan sikapmu itu!”Langkah Ibu Suri Gao terdengar semakin cepat menjauh, menyisakan desiran kain dan aroma dupa di udara.Zhao Xueyan menunduk sejenak. Bibirnya mengatup rapat, lalu ia menghela napas panjang.Niuniu di sampingnya berbisik pelan, “Permaisuri, apakah Anda baik-baik saja?”Zhao Xueyan mengangguk kecil. “Aku tidak a

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 465

    Malam harinya, cahaya lentera berayun lembut di sepanjang lorong istana, menerangi langkah Ibu Suri Gao yang melangkah dengan mantap. Suaranya nyaris tak terdengar, tapi wajahnya menunjukkan tekad yang tak bisa digoyahkan.Setibanya di depan ruang kerja Kaisar, para pengawal yang berjaga segera menundukkan kepala.“Salam hormat kami, Yang Mulia Ibu Suri.”Tanpa mengucap sepatah kata, Ibu Suri Gao melangkah masuk begitu saja. Para prajurit hanya saling pandang, tak satu pun berani mencegah.Di dalam, Kaisar Tian Ming tengah membaca gulungan laporan dengan wajah serius. Mendengar pintu terbuka, dia segera mendongak.“Ibu Suri? Apa yang Ibu lakukan malam-malam begini? Kenapa belum beristirahat?” tanyanya sambil meletakkan gulungan di meja.Ibu Suri Gao menutup pintu perlahan, lalu berjalan mendekat tanpa senyum di wajahnya.“Aku belum mengantuk,” jawabnya pelan, “dan aku punya sesuatu yang ingin kusampaikan.”Kaisar Tian Ming bersandar di kursinya, menautkan kedua tangan di atas meja. “S

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 464

    Beberapa hari berlalu sejak perayaan itu. Matahari pagi menyinari lembut Paviliun Timur. Udara terasa hangat, burung-burung kecil bernyanyi di luar jendela, seakan ikut merayakan kesembuhan Jenderal Zhao Yun.Di dalam kamar, Jenderal Zhao Yun duduk bersandar di dipan, mengenakan jubah dalam sederhana. Wajahnya sudah jauh lebih segar, meski guratan pengalaman hidup masih membingkai tegas setiap lekuk wajahnya. Di sisi tempat tidurnya, nyonya Bing Qing sibuk merapikan selimut suaminya, sementara Zhao Xueyan berdiri di sisi lain sambil tersenyum bahagia.“Ayah benar-benar sudah pulih,” gumam Zhao Xueyan pelan, suaranya mengandung kelegaan tulus.Jenderal Zhao Yun tersenyum kecil. “Itu semua karena ramuan racikanmu. Kalau bukan kau yang membuatnya, mungkin aku belum bisa berdiri hari ini.”Zhao Xueyan hendak menjawab ketika Kaisar Tian Ming yang duduk di kursi dekat jendela akhirnya membuka suara.“Jenderal Zhao,” ucapnya pelan namun tegas. “Sebenarnya ada hal penting yang ingin aku sampa

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 463

    Pagi menjelang di Istana Kekaisaran Tianyang. Cahaya matahari menembus celah-celah jendela ukiran naga, menerangi aula jamuan makan yang megah. Aroma makanan dan minuman menyebar lembut, menandai awal sarapan keluarga kekaisaran.Kaisar Tian Ming duduk tegak di kursi utama. Wajahnya tenang, sorot matanya tajam tapi penuh keteduhan pagi ini. Di sisi kanan, duduk sang permaisuri, Zhao Xueyan, dalam balutan jubah sutra biru pucat. Di sisi kiri, duduk Putri Min Ji menduduki kursi yang seharusnya milik Ibu Suri Gao.Ibu suri sengaja duduk lebih jauh pagi ini, dengan senyum yang terlalu manis untuk dibilang tulus, seolah menyusun langkah tersembunyi.Kaisar Tian Ming menoleh pada istrinya, suaranya dalam namun hangat."Bagaimana kondisi Ayah mertua, Jenderal Zhao Yun?" tanyanya.Zhao Xueyan meletakkan sumpitnya sebentar dan menjawab dengan anggun, "Sudah membaik, Yang Mulia. Semalam kata ibu, beliau tidur lebih nyenyak setelah minum ramuan.""Syukurlah," gumam Tian Ming pelan, seulas senyu

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 462

    Begitu tiba di paviliun naga, Zhao Xueyan baru saja melepas selendangnya saat pinggangnya tiba-tiba direngkuh hangat dari belakang. Suara berat namun akrab terdengar di telinganya."Aku pulang dalam keadaan utuh dan sehat," bisik Kaisar Tian Ming, suaranya rendah dan menggoda. "Mana hadiahku?"Zhao Xueyan menoleh setengah, wajahnya memerah pelan, senyum malu-malu tersungging di bibirnya."Hadiah apa yang Yang Mulia inginkan?"Tatapan mata kaisar berubah tajam namun hangat, dia perlahan memajukan wajahnya hingga hanya sejengkal dari istrinya. “Sesuatu yang hanya bisa diberikan oleh istriku.”Zhao Xueyan tidak sempat menanggapi. Nafasnya tertahan saat bibir mereka akhirnya bertemu, lembut namun penuh kerinduan. Ciuman itu dalam, memabukkan, seolah mereka menumpahkan semua rasa rindu yang tertahan sejak perpisahan singkat itu. Tak ada kata-kata, hanya desahan napas dan jalinan jemari.Ketika ciuman itu terlepas, Kaisar Tian Ming memandang wajah istrinya yang merah merona matanya menggela

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status