Share

Mata-mata

Penulis: Yu.Az.
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-25 10:40:27

Setelah perjalanan panjang, Zhao Xueyan dan Niuniu akhirnya tiba di desa Tuotuo yang ramai dengan aktivitas penduduk lokal. Jalan-jalan penuh dengan pedagang, para petani, dan anak-anak yang bermain ceria. Meski suasana desa ini terasa hangat, Zhao Xueyan tetap waspada. Kaisar Zheng Yu adalah orang yang penuh obsesi, dan mata-matanya bisa saja ada di mana-mana.

Zhao Xueyan langsung memesan kamar di sebuah penginapan yang terlihat sederhana namun bersih. Pemilik penginapan, seorang pria tua dengan senyum ramah, menyambut mereka. "Selamat datang, Nona. Kami memiliki kamar yang nyaman di lantai atas. Silakan, jika butuh sesuatu, panggil saja."

Zhao Xueyan mengangguk singkat. Setelah memastikan kuda mereka aman di kandang penginapan, dia dan Niuniu menuju kamar mereka. Namun, sebelum masuk ke kamar, Zhao Xueyan sempat mengamati keadaan sekitar dengan seksama. Setiap gerakan, setiap tatapan orang-orang di penginapan itu dia perhatikan dengan hati-hati. Dia tahu bahwa tidak semua orang yang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 448

    “Serang!” Derap kaki kuda dan teriakan perintah memenuhi medan perang. Pasukan elit Kekaisaran Zhengtang kembali menyerbu setelah kegagalan panah memalukan mereka. Kali ini serangan darat dikerahkan dengan kekuatan penuh.Jenderal-jenderal muda dari Zhengtang memimpin pasukan mereka dari depan, menerobos celah formasi dengan tombak dan pedang berlapis Qi yang menyala-nyala.“Maju! Jangan biarkan mereka bersiap!” teriak salah satu jenderal dengan sorot mata membara.Tapi dari jauh, Kaisar Tian Ming masih berdiri dengan tenang di atas kudanya. Di sisi kirinya, Jenderal Zhao Yun dan Wu Liang telah mempersiapkan barisan khusus.Kaisar Tian Ming menurunkan tangannya perlahan. Sebuah sinyal diam yang langsung dipahami para prajurit elit Tianyang.“Formasi Naga Api! Posisi bertahan ketiga!” seru Wu Liang.Pasukan Tianyang bergerak seolah-olah satu tubuh. Mereka membentuk barisan menyerupai sisik naga yang kokoh, setiap prajurit berdiri tegap dengan senjata spiritual terhunus. Aura spiritual

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 447

    Cahaya fajar baru saja muncul di ufuk timur, langit masih menyisakan warna kelam ketika dua pasukan besar berdiri saling berhadapan di medan perang terbuka, seperti barisan semut hitam yang tak berujung. Aura tekanan Qi dari para prajurit dan jenderal memenuhi udara, menggema seperti dentingan pedang yang belum terhunus.Di sisi barat, pasukan Kekaisaran Tianyang berdiri gagah. Di barisan paling depan, Kaisar Tian Ming duduk tegak di atas kudanya yang gagah berwarna hitam legam. Zirah emas di tubuhnya memantulkan cahaya matahari pagi, menambah aura agung dan tak tergoyahkan.Di sisi timur, pasukan Kekaisaran Zhengtang berbaris rapi. Kaisar Zheng Yu berdiri di atas kuda coklatnya, mengenakan jubah perangnya berwarna merah gelap dengan lambang naga api di dada. Wajahnya angkuh dan dingin.Kaisar Zheng Yu mengangkat tangan, memberi isyarat pada seluruh pasukannya untuk tetap diam, lalu melangkah maju beberapa tapak dengan suara lantang.“Tian Ming! Menyerahlah. Serahkan Permaisuri Zhao X

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 446

    Fajar belum sepenuhnya menyingsing, langit masih menggantungkan semburat biru gelap dan oranye pucat. Angin pagi berhembus lembut namun membawa hawa tegang dari persiapan perang. Derap kaki pasukan elit kekaisaran Tianyang terdengar mantap di pelataran luar gerbang utama. Armor-armor berkilau, panji-panji berkibar, dan beast tunggangan menggeram lirih, seakan ikut merasakan aroma pertempuran yang sudah di ambang waktu.Di tengah pasukan itu, Kaisar Tian Ming berdiri gagah dengan zirah emasnya. Namun matanya hanya tertuju pada satu sosok yaitu Zhao Xueyan, istrinya, yang berdiri di dekat gerbang dengan wajah menahan."Xueyan .…" ucapnya pelan sambil menggenggam tangan istrinya yang dingin."Aku baik-baik saja," jawab Zhao Xueyan singkat, namun jelas nada suaranya bergetar. "Aku hanya, tak menyangka hari perpisahan kita datang secepat ini."Kaisar Tian Ming tersenyum lembut. "Bukan perpisahan. Hanya jeda, aku akan kembali. Kau akan melihatku berdiri di sini lagi, dengan kemenangan."Zh

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 445

    Langit senja di Benua Yunzhu berwarna kemerahan, seakan menyambut datangnya badai. Suara gemuruh dari kaki-kaki monster buas mengguncang tanah. Pasukan elit Kekaisaran Zhengtang muncul di balik awan debu, menunggangi beast monster masing-masing seperti macan bermata tiga, burung baja bersisik, hingga kuda api yang menghembuskan napas panas dari lubang hidungnya.Di barisan terdepan, berdiri tegak seorang pria berjubah ungu gelap, dengan helm perang di kepalanya, Kaisar Zheng Yu. Sorot matanya tajam menatap ke depan. Di hadapan mereka terbentang gerbang kokoh timur Benua Yunzhu, dijaga dua gunung tinggi yang menjulang seperti sepasang penjaga raksasa.Seorang jenderal muda mendekat, menunduk hormat. "Yang Mulia, kita telah mencapai titik perkemahan yang strategis. Lembah di antara dua gunung ini cukup tersembunyi, dan dekat dengan perbatasan Kekaisaran Tianyang."Kaisar Zheng Yu menoleh sekilas, lalu memandang ke lembah yang dimaksud. Angin berembus kencang, membawa aroma tanah basah d

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 444

    Di Paviliun Barat yang sejuk dan megah, Ibu Suri Gao duduk anggun di bawah naungan tirai sutra tipis. Di hadapannya, cawan teh melati menguarkan aroma halus. Matanya tajam menatap ke luar, seolah menunggu sesuatu. Tak lama kemudian, langkah kaki cepat terdengar mendekat. Seorang prajurit berseragam gelap membungkuk dalam di depan pintu. "Masuk," ucap Ibu Suri tanpa menoleh. Prajurit itu melangkah masuk dan kembali membungkuk dengan hormat. "Hamba menghadap, Yang Mulia." Ibu Suri meletakkan cangkir tehnya dan menoleh dengan dingin. “Bagaimana hasil penyelidikanmu?” Dengan suara rendah dan hati-hati, prajurit itu menjawab, “Yang Mulia Kaisar Tian Ming sedang mempersiapkan pasukan dalam diam. Karena Yang Mulia Kaisar akan berperang.” Alis Ibu Suri langsung berkerut. “Persiapan perang?” tanyanya tajam. “Benar, Yang Mulia,” sahut sang prajurit. “Kami mendapat laporan bahwa Kekaisaran Zhengtang akan menyerang Kekaisaran Tianyang.” Ibu Suri Gao berdiri dari duduknya dengan cepat. Tata

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 443

    Mentari pagi menyinari halaman istana dengan lembut, menyusup lewat jendela-jendela besar yang menghadap ke taman bunga. Suasana di ruang makan keluarga kekaisaran tampak hangat. Aroma teh melati dan hidangan sarapan khas kekaisaran memenuhi udara. Di meja utama, Kaisar Tian Ming duduk berdampingan dengan Permaisuri Zhao Xueyan, sementara Jenderal Zhao Yun dan istrinya, Nyonya Bing Qing, duduk di sisi lainnya. Ibu Suri Gao berada di ujung meja, menyendok bubur tanpa bersuara.Kaisar Tian Ming menatap ke arah ayah mertuanya. “Ayah mertua,” panggilnya pelan namun tegas.Jenderal Zhao Yun mengangkat kepalanya, menatap sang kaisar penuh wibawa. “Ada yang ingin dibicarakan, Yang Mulia?”Kaisar Tian Ming mengangguk. “Ayo kita bicara di ruang kerja,” ujar Tian Ming seraya bangkit.Jenderal Zhao Yun mengangguk tenang, lalu menyeka mulut dengan sapu tangan sebelum ikut berdiri. “Baiklah.”Keduanya berjalan meninggalkan ruang makan dengan langkah mantap. Ibu Suri Gao yang melihat itu mengernyit

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status