Share

*Hadiah Misterius*

Suatu pagi, saat Laras tiba di kantornya, sebuah kotak elegan berwarna hitam tergeletak di atas meja kerjanya. Dengan rasa ingin tahu yang besar, dia melangkah mendekat. Kotak itu tidak bertanda, hanya diikat dengan pita merah marun.

Laras mengelus kotak itu dengan jari-jarinya, berhati-hati membukanya. Di dalamnya terdapat sebuah bros emas mewah dengan batu zamrud di tengahnya. Bros itu berkilauan, elegan, namun sederhana. Tidak ada catatan, tidak ada nama. Hanya sebuah bros cantik yang seakan mengatakan seribu kata.

"Siapa yang mengirim ini?" gumamnya pelan.

Sepanjang hari itu, Laras tidak bisa menghilangkan pikiran tentang bros misterius tersebut. Dia bertanya-tanya, apakah dari Alden? Atau mungkin seseorang yang tidak ingin dikenali?

Di akhir hari, saat Laras hendak pulang, Alden memanggilnya ke dalam kantornya. "Laras, apakah Anda menyukai hadiahnya?"

Laras terkejut, "Itu... dari Anda, Tuan Alden?"

Alden mengangguk, "Saya pikir itu cocok dengan Anda. Elegan namun berkesan."

Laras memandang Alden, mencoba membaca ekspresinya. "Tapi mengapa, Tuan Alden? Saya tidak mengerti maksudnya."

Alden berdiri dan berjalan mendekati jendela, memandang keluar ke kota yang terbentang di bawah. "Kadang-kadang, kita memberikan hadiah tidak hanya karena alasan tertentu, tapi karena kita ingin melihat senyum di wajah orang lain. Saya pikir Anda sudah bekerja keras dan ini adalah bentuk penghargaan saya."

Laras masih merasa bingung, "Ini terlalu berharga, Tuan Alden. Saya tidak yakin saya dapat menerima ini."

"Saya menghargai kerja keras Anda," Alden berbalik menghadapnya, "dan saya ingin Anda tahu bahwa saya mengakui dan menghargai apa yang telah Anda lakukan untuk perusahaan ini."

Laras merasa tersanjung, tetapi juga bingung. Hadiah itu tidak seperti biasanya, terlalu pribadi. "Saya berterima kasih, Tuan Alden. Ini benar-benar indah."

"Jangan menyebutnya sebagai kewajiban," Alden berjalan kembali ke mejanya, "Pikirkan ini sebagai tanda terima kasih dari seorang bos kepada sekretarisnya yang berdedikasi."

Laras keluar dari kantor Alden dengan perasaan campur aduk. Dia merasa dihargai, tapi di sisi lain, ada rasa tidak nyaman yang muncul. Apakah ini hanya seorang atasan yang berterima kasih pada karyawannya, atau ada sesuatu yang lebih?

Saat dia melewati koridor, Laras merenung, memegang bros di tangannya. Hadiah itu bukan hanya sebatas perhiasan, tetapi sebuah simbol pengakuan dan mungkin perhatian yang lebih dalam dari Alden. Dia memutuskan untuk menyimpan bros itu, sebagai pengingat atas kerja kerasnya dan mungkin sebagai bukti dari sesuatu yang lebih kompleks dan pribadi yang mulai berkembang antara dia dan Alden.

- -

Ketika Laras sampai di rumah, dia meletakkan bros itu di atas meja riasnya, memandanginya dalam diam. Cahaya lampu meja rias memantulkan kilauan pada batu zamrud tersebut, menciptakan aura misterius. Pikirannya melayang kembali ke hari pertamanya di perusahaan Alden dan bagaimana segalanya telah berubah dengan cepat. Dari seorang pekerja biasa menjadi sekretaris pribadi Presdir, dan sekarang, penerima hadiah mewah yang tidak terduga.

Malampun larut, Laras terbangun dari tidurnya, pikirannya masih dipenuhi pertanyaan tentang niat Alden di balik pemberian bros itu. "Apa benar ini hanya sebagai tanda penghargaan, atau ada arti lain di baliknya?" tanyanya pada bayang-bayang di kamar.

Keesokan harinya di kantor, Laras memutuskan untuk tidak memakai bros tersebut. Dia ingin menjaga profesionalitasnya dan menghindari gosip yang mungkin timbul. Namun, Alden memperhatikan hal ini.

"Apa Anda tidak menyukai bros itu, Laras?" tanya Alden dengan lembut saat mereka berdua di lift.

"Ah, tidak, Tuan Alden. Saya sangat menghargainya. Hanya saja, saya takut akan menarik perhatian yang tidak perlu di kantor," jelas Laras dengan hati-hati.

Alden mengangguk mengerti. "Saya menghargai kepekaan Anda. Saya hanya ingin memastikan bahwa Anda merasa dihargai di sini."

Laras tersenyum, merasa lega bahwa Alden mengerti kekhawatirannya. Dia mulai menyadari bahwa mungkin, di balik sikap serius dan profesionalnya, Alden adalah sosok yang lebih kompleks dan penuh perhatian daripada yang dia kira semula. Ini membuatnya merasa lebih nyaman, namun pada saat yang sama, membuat jantungnya berdebar sedikit lebih cepat setiap kali bertemu tatapan Alden.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status