Beranda / Rumah Tangga / Di Balik Senyum Palsu / bab 9 TIDAK TAHU MALU

Share

bab 9 TIDAK TAHU MALU

Penulis: Kasihrindu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-16 13:23:10
"Dasar pelit ya pelit ajalah. Pakai harus beli segala, padahal cuma minta satu. Sisa banyak harusnya di bagi ke tetangga biar berkah," terlihat Nadin(kakak ipar Devita) membagikan story wa miliknya.

"Apa ini?" gumam Devita bertanya tanya dalam hati setelah melihat story wa milik Nadin.

"Seharusnya aku tidak membacanya," Devita merasa menyesal, pikirannya jadi tidak tenang setelah membacanya. Dia ingin mengomentarinya tapi malas untuk ribut. Jika didiamkan Devita sendiri merasa tidak nyaman.

"Mas, lihat deh! kakak ipar mu menyindirku lewat status wa," Devita mengerakkan lengannya, membangunkan Arman untuk menyampaikan keluh kesahnya.

"Yaudah, abaikan saja," gumam Arman. Matanya masih tertutup rapat, hanya mulutnya yang berbicara itupun terdengar seperti orang yang sedang berkumur.

"Ah kamu mah selalu mengabaikan segala hal," Devita melempar pelan ponselnya ke kasur bagian atas kepalanya. Devita menggeser tubuhnya hingga posisinya membelakangi Arman.

"Trus mas harus apa?"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Di Balik Senyum Palsu   bab 10 LICIK ATAU PINTAR

    "Janganlah sus, pagi-pagi kok diutang nggak boleh katanya bisa matiin dagangan." ucap Devita mencari alasan. Padahal Devita sendiri tidak percaya dengan namanya mitos. Dia hanya malas jika berurusan uang dengan tetangganya itu. Susi meskipun orang kaya, tapi dia terkenal susah membayar hutang. Selalu ada aja alasan untuk tidak segera membayarnya. "Halah itu cuma mitos. Jangan percaya begituan nggak baik. Tapi gimana ya? aku bener-bener nggak ada uang kecil," ucap Susi memasang wajah bingungnya. "Yasudah bayar pake 100ribu aja, nanti kembaliannya aku balikin pas sudah balik keliling," ucap Devita. "Nggak ah. Uangnya mau aku pake buat belanja ke pasar makanya aku nggak sempet masak." "Yaudah kalau gitu kamu beli sayur matang di pasar aja, jangan ngutang ke aku. Nanti ujung-ujungnya kamu nggak bayar lagi karena uangnya habis buat belanja ke pasar." Devita berniat memasukkan kembali buntalan-buntalan sayur pilihan Susi ke dalam baskom. Namun dengan cepat Susi meraih semua plastik s

  • Di Balik Senyum Palsu   bab 9 TIDAK TAHU MALU

    "Dasar pelit ya pelit ajalah. Pakai harus beli segala, padahal cuma minta satu. Sisa banyak harusnya di bagi ke tetangga biar berkah," terlihat Nadin(kakak ipar Devita) membagikan story wa miliknya. "Apa ini?" gumam Devita bertanya tanya dalam hati setelah melihat story wa milik Nadin. "Seharusnya aku tidak membacanya," Devita merasa menyesal, pikirannya jadi tidak tenang setelah membacanya. Dia ingin mengomentarinya tapi malas untuk ribut. Jika didiamkan Devita sendiri merasa tidak nyaman. "Mas, lihat deh! kakak ipar mu menyindirku lewat status wa," Devita mengerakkan lengannya, membangunkan Arman untuk menyampaikan keluh kesahnya. "Yaudah, abaikan saja," gumam Arman. Matanya masih tertutup rapat, hanya mulutnya yang berbicara itupun terdengar seperti orang yang sedang berkumur. "Ah kamu mah selalu mengabaikan segala hal," Devita melempar pelan ponselnya ke kasur bagian atas kepalanya. Devita menggeser tubuhnya hingga posisinya membelakangi Arman. "Trus mas harus apa?"

  • Di Balik Senyum Palsu   bab 8 PANTANG MENYERAH

    "Kamu sadar apa yang kamu ucapkan barusan mas?" Devita meletakkan kedua tangannya ke pinggang dengan mata melotot. "Lalu bagaimana kamu mengembalikan modal yang kamu pinjam dari mertuamu dalam waktu sebulan. Coba sekarang jelaskan mas." "hehehhe aku cuma bercanda sayang. Hidup perlu bercanda jangan dibawa serius terus nanti setres," elak Arman sedikit menyunggingkan senyum setelah terkekeh. Padahal awalnya dia benar-benar ingin berhenti karena merasa tidak berbakat untuk berdagang. Tapi melihat reaksi istrinya tadi dia jadi mengurungkan niatnya dengan mengelak bahwa perkataannya tadi hanyalah bercandaan semata. "Ta da, kamu kena prank sayank," ucap Arman langsung berdiri lalu memeluk istrinya. Demi meyakinkan istrinya, Arman mencoba bersikap senatural mungkin. "Nggak lucu mas. Kamu hobi banget bikin aku kesal. Puas kamu, selalu bikin aku marah-marah. Nanti aku cepet tua kalau tiap hari kesal begini. Lihat sudah ada keriput di sini," gumam Devita masih di dalam pelukan suaminy

  • Di Balik Senyum Palsu   bab 7 SEPERTI DUGAANKU

    Devita terpaksa meninggalkan urusannya dengan Arman karena ada yang bertamu. Dia berjalan ke arah pintu sembari merapikan penampilannya yang agak berantakan. Sementara Arman terpaksa diam menunggu sembari berharap-harap cemas. "Astaga, sepertinya hari ini istriku salah makan," gumam Arman. Matanya terus menatap ke arah Devita yang mulai berjalan menjauh. Di depan pintu ruang tamu yang masih terbuka, terlihat tetangga bernama Susi tengah berdiri dengan wajah tersenyum. "Ah Susi, ada perlu apa ya?" Devita mencoba bersikap seramah mungkin dengan senyum menghiasi wajah cantik alaminya. Devita juga merapikan ikat rambut yang agak berantakan. Susi yang melihat penampilan Devita mengira jika Devita dan suaminya baru saja selesai bermain kuda-kudaan. "Maaf kalau saya ganggu kalian yang sedang......," Susi menghentikan ucapannya sembari memperagakan maksut ucapannya dengan kedua telapak tangannya yang di tautkan. "hahaha Ah tidak begitu. Ada perlu apa ya Sus?" Devita tertawa lebar m

  • Di Balik Senyum Palsu   bab 6 TERPAKSA PAKAI KEKERASAN

    "Kamu gila mas? astaga yaampun, duh Gusti Agung kulo nyuwun pangapunten(duh Gusti Agung saya minta maaf)," Devita spontan nyeletuk karena saking kagetnya. Kakinya tiba-tiba terasa lemas hingga tubuhnya hampir terhuyung jatuh kelantai, kalau saja saat itu Arman tidak sigap menangkap lengan Devita. "Auh panas," geram Arman saat lengannya ketumpahan sedikit teh panas yang di pegang oleh Devita. "Kenapa kamu? sini-sini duduk dulu," ucap Arman sembari memapah tubuh Devita. Arman mengambil teh hangat yang ada di tangan Devita lalu meletakkannya ke atas meja. "Untung saja cangkir kesayanganku tidak pecah," gumam Arman sembari memalingkan wajahnya ke arah lain. "Apa mas? bisa-bisanya kamu mikirin cangkir ketimbang keadaanku," Protes Devita yang ternyata masih bisa mendengar ucapan Arman barusan. Arman hanya menyeringai tanpa rasa bersalah. "Mas tolong ambilkan sapu di dapur," ucap Devita setenang mungkin. Devita menundukkan kepala sembari menarik napas panjang demi menahan emosi ya

  • Di Balik Senyum Palsu   bab 5 TERANCAM GULUNG TIKAR

    Devita sedang berbaring di sebelah putranya saat Arman masuk ke dalam kamar. Senyum mengembang terlihat jelas dari wajah Arman. Kebisingan hujan yang sedari tadi menemani cekcok kecil keluarga mereka kini sudah benar benar mereda. "Ini ponselnya," ucap Arman mengulurkan ponsel ke arah Devita. Devita memandang Arman dari atas sampai kebawah, dia menyadari ada kabar melegakan dari raut wajah suaminya. "Ini loh ambil ponselnya, malahan bengong begitu. Kenapa? pasti penasaran ya," ucap Arman masih dengan senyum mengembang di wajahnya. "Kamu bicara apa ke ibuku, apa beliau mau?" tanya Devita yang memang penasaran. "Adalah, yang pasti beliau bersedia meminjami kita modal." "Berapa, jangan kebangetan ya minjem nya!" ucap Devita mencoba mengingatkan suaminya. "Nggaklah, mas cuma pinjem 3 jutaan. Lagian orang tuamu kan banyak uang. Uang segitu kecil bagi mereka," ucap Arman dengan entengnya. "Astaga, 3 juta itu banyak lo mas," Devita melempar bantal ke arah Arman karena saking

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status