Share

Jangan sentuh

Dengan tubuh lemah Tara berusaha berdiri dengan di bantu oleh Bianca, ia sedikit meringis merasakan nyeri yang ada di wajahnya akibat tamparan dari tuan Maxim. Sedangkan tuan Maxim sendiri terdiam melihat kondisi calon istri tuan mudanya tidak bisa dibilang baik baik saja, keringatnya mengalir ketika membayangkan betapa mengerikan reaksi tuannya jika ia mengetahui hal ini.

"Heh , dasar pengecut.' ucap Tara dengan senyum sinis menghadap tuan Maxim

Tuan Maxim menatap Tara dengan nyalang, ia sungguh geram dengan wanita didepannya ini yang sudah berani berteriak kepadanya dan kini menyebutnya pengencut. Habis sudah kesabaran yang ia punya dengan emosi Maxim berjalan mendekat ke arah Tara, persetan jika ia harus menadapatkan hukuman dari tuannya untuk tidak melukai wanita didepannya kini.

"Arg!"

Maxim menarik kuat rambut Tara hingga pengangan Bianca di tangannya terlepas, dengan kekuatan penuh yang ada di rambutnya, Tara merasa jika kulit kepalanya bisa terlepas akibat jambakan dari tuan Maxim.

Bianca langsung ditahan kembali oleh dua orang dari mereka agar tidak bisa melindungi Tara yang sedang kesakitan.

"Siapa dirimu yang berani mengatai ku pengecut hah?" Ucap tuan Maxim tepat ditelinga Tara dengan suara besar yang bisa memecahkan gendang telinga miliknya

"Kau itu hanya jalang yang beruntung akan dinikahi oleh tuan muda oleh Maharka!"

Bianca meraung melihat Tara yang sedang kesakitan akibat perbuatan orang asing yang tak dikenalnya, sedangkan Tara hanya mampu menangis menahan sakit dikepalanya.

"Kurang ajar" Tara membantin marah pada Maxim yang mengatainya jalang, jika saya ia tidak sedang kesakitan bisa di pastikan ia akan membalas perbuatan Maxim padanya, begitupun dengan anak buahnya.

"Ayo jawab! Mana sikap angkuh mu tadi hah? Dan coba berteriak lagi di depan saya."

"Tara!" Teriak Bianca saat Tara kembali di tampar untuk kedua kai

Dada tuan Maxim naik turun dengan nafas yang memburu, tapi ia belum puas melampiaskan emosinya walau wanita di hadapannya sudah mengeluarkan darah dari hidungnya.

"Lepas, cepat lepaskan aku, sungguh kalian kejam." Bianca menangis sambil meronta dari cengkraman dua orang yang menahannya.

"Memang kalian pengecut berani menyakiti kami yang seorang perempuan!" Teriak Bianca

Tamparan kini dirasakan oleh Bianca, Seketika tangisan yang awalnya menangisi sahabatnya kini berubah menjadi tangisan kesakitan yang dirasakannya.

"Bianca." teriak Tara lirih karna tubuhnya sudah lemas. melihat temannya ikut terluka, Tara hanya bisa menangis merasa bersalah.

Tepat saat Maxim ingin memberikan tamparan kedua pada Bianca, tiba tiba sebuah mobil berhenti di dekat mereka. Semua orang yang berpakaian serba hitam begitu pun Maxim menunduk hormat serta takut kepada rombongan yang baru datang.

Rain langsung langsung berlari setelah keluar dari mobil yang dikendarai oleh David, aura gelap yang mengerikan bisa dirasakan Maxim hingga menembus ke tulang saat tuan muda berlari mendekat kearahnya.

Kemarahan tak bisa disembunyikan oleh Rain saat melihat kondisi calon istrinya yang begitu mengiris hatinya. Dengan cepat ia menghampiri Tara tergeletak dengan wajah penuh luka.

Ia menatap satu persatu orang orang yang ada di sana dengan tatapan tajam milinya, bisa di pastikan jika mereka setelah ini akan mendapatkan balasan yang sangat mengerikan, apalagi Maxim yang telah berani melukai miliknya dengan tangan kotor dirinya.

"Tara" panggil Rain lembut sambil menarik Tara yang sudah lah kedalam pelukannya. Bau anyir dari darah tercium oleh indra penciuman Rain. luka yang diterima oleh Tara hari ini akan ia kembalikan kepada pemilik yang telah menorehkannya.

Tara yang masih sadar, melirik kearah Rain yang memangilnya, ia bisa melihat mata laki laki bertopeng yang kini mendekapnya mengkhawatirkannya, tapi ketika melihat mata itu lebih lama tiba tiba kepala Tara di landa sakit yang sangat hebat.

"Aww, Sakit" Teriak Tara sambil memegang kepalanya, tak lama setelah meraung kesakitan Tara kehilangan kesadarannya.

Rain yang panik melihat Tara pinsan segera mengakat tubuh Tara menuju mobil untuk di bawa kerumah sakit. Tuan Alden dan David dengan sigap mengikuti langkah tuan muda yang berjalan cepat Karna panik.

"Tangkap mereka semua! dan urus wanita yang ada disana untuk di obati." Perintah Rain setelah masuk mobil kedalam mobil dengan memangku tubuh Tara yang pingsan. Tuan Alden mengangguk mendengar perintah dari tuan mudanya dan memerintahkan kepada anak buah yang ikut mereka untuk menangkap tuan Maxim dan lainnya.

Tangan Rain terkepal saat melihat banyak luka di wajah Cantik calon istrinya. Ia bersumpah akan membalaskan rasa sakit berkali kali lipat kepada Maxim yang telah lancang menyentuh miliknya.

Hawa membunuh bisa di rasakan oleh David yang berasal dari tuan muda di belakangnya, ia tidak bisa membayangkan betapa mengerikan hukuman yang akan di peroleh oleh Maxim karna perbuatannya ini.

"Kita ke mansion dan hubungi tuan Hansel jika lamaran ditunda!" Perintah Rain pada David yang masih menyetir mobil.

"Baik tuan" jawab David sambil menyetir

Rain menghubungi dokter pribadi keluarganya untuk datang ke mansion miliknya, setelah itu ia kembali mendekap tubuh Tara dengan perasaan khawatir yang tertutup wajah datarnya.

Tara langsung diletakan di kasur king size milik Rain setiba mereka sampai di mansion. Rain membersihkan luka yang ada di wajah Tara dengan air hangat yang dibawakan oleh maid di mansion ini.

Tak berapa lama Dokter Edward datang bersama tuan Mattew yang menjemputnyan tadi. Rain Bergeser saat Dokter Edward mulai memeriksa Tara dengan gegaman tangannya pada tangan Tara tidak ia lepaskan. Setelah beberapa menit dokter Edwar telah selesai memeriksa Tara, Rain langsung menodong dokter Edward dengan beberapa pertanyaan

"Tuan tenang, keadaan nona ini tidak mengkhawatirkan, hanya perlu banyak istirahat dan minum obat yang saya berikan, nona bisa pulih dengan cepat" Rain sekarang bisa bernafas lega ketika mendengar perkataan dari dakter Edward mengenai kondisi Tara.

Dokter Edward pun pamit undur diri kepada Rain dan diantar oleh tuan mattew, setelah kepergian Dokter Edward, Maid mengganti pakaian Tara dengan rain yang menatap jendela memunggungi kegiatan para maid melakukan tugasnya.

Rain kembali menggenggam tangan milik Tara sambil manatap wajah cantik Tara yang belum sadar dari pingsan. Menurut dokter Edwar Tara, sebentar lagi akan sadar dan Rain tidak akan menyia-nyiakan kesempatan agar Tara melihat dirinya sebagai orang pertama saat membuka mata.

"Eugh" Tara melenguh menahan sakit saat mulai tersadar, ia lekas menoleh ke samping dan alangkah terkejutnya ia melihat sosok laki laki yang sedang memeluknya.

Sontak ia mendorong Rain dan bangkit dari posisinya, ia meringis saat merasakan kepalanya masih sakit bekas jambakan dari tuan Maxim.

Rain yang melihat Tara kesakitan, segera memeluk Tara walau mendapat penolakan dari wanitanya.

"Jangan sentuh aku." Dorong Tara kepada Rain yang memeluknya

"Aku tidak akan menyakitimu.' ucap Rain yang masih mencoba menenangkan Tara.

Tara yang masih lemah akhirnya membiarkan laki laki tersebut memeluknya dan membawa dirinya kepangkuannya.

Terdengar kalimat kalimat penenang yang di ucapkan oleh laki laki itu agar Tara tidak merasa takut padanya.

Jauh dalam hati Tara jika ia bisa merasakan pelukan yang begitu nyaman dari laki laki bertopeng yang tidak di kenalnya ini.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status