Share

Ingin Pulang

Tara tersentak ketika terbangun ia berada di kamar yang bukan miliknya, ia beranjak dari kasur dan mulai mencari ponselnya, karna seingat dirinya ia menaruh ponsel di saku baju yang ia pakai kemarin.

Tunggu, Tara kembali terkejut saat menyadari jika pakaiannya telah berganti dengan yang kamarin ia pakai, jantungnya berdegup kencang mengingat malam tadi ia dipeluk oleh laki laki yang memakai topeng.

"Apakah laki laki itu yang mengganti bajuku?" Dengan panik Tara memeriksa tubuhnya, tapi tak ada tanda tanda ia habis di perkosa, dan juga tak ada rasa sakit di bagian kewanitaannya.

Ia sedikit lega Karna hal yang paling ia jaga selama ini belum terenggut oleh siapa pun, tapi ia masih kesal dengan orang asing itu yang sudah lancang mengganti bajunya tanpa sepengetahuannya dan bisa di pastikan jika orang itu sudah melihat seluruh liuk tubuhnya.

"Ceklek"

Tara menoleh ketika pintu kamar terbuka dan masuklah Rain diiringin dua orang maid yang membawa nampan berisi makanan. Maid tersebut pergi setelah meletakkan makanan yang mereka bawa,dan kini hanya Tara dan Rain yang berada di kamar tersebut.

Rain berjalan mendekat kearah Tara yang masih mematung menatapnya dengan tatapan waspada, sebelah tangannya ia angkat untuk menyentuh pipi Tara yang membuat empunya tersentak mundur.

"Siapa kamu dan dimana aku ini?" Tanya Tara pada laki laki yang memakai topeng didepannya.

Rain memasukkan tangan kedalam kanton celana setelah gagal menyetuh pipi dari wanita di hadapannya.

"Rain, Calon suami mu dan ini kamar ku" jawab Rain sambil menatap intens kearah Tara.

Mata Tara membulat saat mengetahui jika pria di depannya kini adalah tuan muda dari keluarga Maharka sekaligus pria yang telah mengirim lamaran untuknya.

"Mengapa aku bisa disini?" Tara melangkah mundur ketika melihat Rain mulai mendekat kearahnya, sayangnya ia tidak bisa melihat apa yang ada di belakangnya karna kini ia sudah berada di dalam Kungkungan tangan Rain dengan tubuh menempel di dinding.

"Kau terluka kemarin dan aku merawat mu disini." Tangan Rain merapikan rambut Tara yang sedikit berantakan lalu berpindah mengusap keringat di kening Tara.

"Aku ingin pulang " Gerakan tangan Rain terhenti ketika mendengar ucapan dari Tara.

Tara menelan ludah gugup ketika menerima tatapan yang tajam dari Rain, tangan yang semula berada di kening Tara kini menyentuh dagunya dengan lembut.

"Katakan sekali lagi." Tara sedikit merinding mendengar ucapan Rain dengan suara Rendah

"A-aku ingin pulang ke rumahku" jawab Tara pelan dengan gugup.

"Mulai sekarang ini rumahmu dan akan menjadi rumah kita" Rain lalu menarik Tara kedalam pelukannya dan membawa Tara untuk duduk di pinggir ranjang.

Dengan sigap ia mengambil piring yang berisi makanan dan berniat menyuapi Tara yang belum makan dari kejadian kemarin.

Tara menggeleng menolak suapan yang disodorkan oleh Rain, tapi sepertinya Rain tidak menyerah agar Tara menerima makanan di tangannya.

"Jangan memancing emosi ku babe" tekan Rain dengan suara rendah menahan emosi karna Tara tetap menolak untuk makan.

"Aku ingin pulang, aku tidak bisa-"

Prang!!

Bibir Tara seketika terdiam, ia terkejut melihat makanan yang berada di tangan Rain sudah berhamburan karna di banting oleh Rain.

"Akh" tara meringis saat pipinya dicekram kuat oleh Rain,sakit akibat tamparan Maxim kemarin belum hilang sepenuhnya kini ditambah dengan cengkraman kuat oleh Rain.

"Jangan membantah! Kamu tidak pulang kemana mana karna mulai saat ini dan seterusmya kamu akan tinggal disini bersama ku." Setelah mengatakan itu, cengkraman dari pipi Tara melonggar berganti dengan elusan lembut yang dilakukan oleh Rain.

"Aku akan memanggil maid untuk membantu mu membersihkan diri dan juga membawa makanan lagi untuk mu"

Cup

Kecupan singkat didaratkan oleh Rain ke bibir Tara, walau singkat tapi bibir Tara yang manis berhasil menjadi candu untuknya, ia ingin kembali mengecup bibir tipis itu tapi ia urungkan dulu niat tersebut karena ia ada urusan penting sekarang.

Dengan lembut ia mengelus rambut Tara dan beranjak pergi keluar dari kamar. Tara shock atas apa yang barusan terjadi, dengan pelan ia mengangkat tangan menyentuh bibirnya bersamaan air mata yang meluncur di pipinya.

"Ia mencuri ciuman pertamaku." Batin Tara tak terima.

Rain menghampiri keluarganya yang sudah menunggu di ruang tamu, dengan wajah datar yang tertutup topeng dan tatapan tajam mampu membuat keluargana yang sedang asyik mengobrol langsung berubah menjadi diam.

"Apa tujuan kalian datang kemari?" Tanya Rain datar tanpa basa basi.

Semua yang ada di sana bergidik ngeri jika sudah berhadapan dengan Rain yang terkenal sangat misterius ini, walaupun begitu mereka harus menjawab pertanyaan dari Rain.

"Rain kami ingin membahas soal pernikahanmu." Jawab nyonya Melody yang merupakan ibu kandung dari Rain.

Ada 6 orang dewasa dan 3 anak kecil yang datang ke mansion Rain, mereka ialah tuan Altar Maharka dan Nyonya Melody Maharka yang merupakan kedua orang tua Rain , dan juga ada kakak sulungnya Alex Maharka dan istrinya serta adiknya Albert Maharka dengan istrinya.

3 anak kecil yang ikut datang ialah Alzar Maharka dan Kayla Maharka yang merupakan anak dari kakaknya pertama kemudian ada Abian Maharka anak dari adiknya Albert.

Rain menatap kearah 6 orang dewasa yang ada di hadapannya, sedangkan anak anak mereka telah bermain di tempat lain bersama para suster mereka.

"Tidak ada lagi yang perlu di bahas." Jawab Rain dingin yang membuat keluarganya tersentak.

"Rain ini masalah penting asal kau tau." Rain masih menampilkan raut dingin ketika mendengar perkataan ayahnya.

"Bukan hal yang penting jika ingin membatalkan pernikahan ku" sorot mata Rain berubah tajam menatap mereka semua.

"Rain, kamu harus membatalkan pernikahan ini karna kamu sudah kami jodohkan dengan keluarga Adora." Perintah nyonya Melody pada Rain

"Putri dari keluarga adora mau menerima dirimu menjadi suaminya walaupun kamu mempunyai kecacatan wajahmu, dan yang lebih penting keluarga Adora adalah keluarga terpandang dan setara dengan kita." Semua yang berada di sana mengangguk kecuali Rain tak masih tak bergeming dari tempatnya.

" Benar apa yang dikatakan mama Rain, lebih baik kamu menikah dengan Putri keluarga Adora yang sama sama terpandang dengan kita." ucap Alex sang kakak

"Coba kakak pikirkan kembali keputusan kakak untuk menikahi wanita yang levelnya jauh di bawah kita." tambah Albert yang mendukung perkataan Alex

"Tutup mulut kalian semua! sebelum aku membuat mulut bungkam untuk selamanya, Pernikahanku akan tetap dilaksanakan" Alex dan Albert terkejut mendengar ucapan dari Rain, wajah kecewa dan takut terpancar dari mereka berenam.

nyonya Marisa menatap tak percaya kearah Rain , apapun akan ia lakukan agar pernikahan Rain dengan wanita itu bisa batal.

"Kami tidak akan memberi restu untuk pernikahan mu ini kecuali kamu menikah dengan Putri keluarga Adora, selagi tidak ada restu dari kami,maka kamu tidak akan bisa menikah." Ucap nyonya Melody dengan sedikit mengancam berharap putranya bisa luluh dan menuruti keinginannya.

Rain yang mendapatkan ancaman seperti itu hanya tersenyum sinis, ia tidak takut akan apapun dan pernikahan antara dirinya dan Tara tetap akan dilaksanakan, karna dia juga tidak membutuhkan restu dari kedua orangtuanya untuk menikahi Tara.

"Pernikahan ku akan tetap dilaksanakan walau tanpa restu dari kalian" kemarahan dari keluarganya semakin terlihat karna mereka tak mengira akan mendapatkan respon seperti ini oleh Rain.

"Jangan sekali kali untuk mengacau jika kalian tidak ingin hidup dalam kemiskinan." Ancam Rain yang membuat semua terdiam dengan wajah yang pucat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status