Share

Pesta Pernikahan

Rangkaian pernikahan Rain dan Tara terus berjalan, dan sebentar lagi pesta pernikahan mereka akan segera di gelar.

Sengaja puncak acara di gelar pada malam hari dan tamu tamu yang berdatangan juga semakin banyak.

Para pelayan pun semakin sibuk berlalu lalang melayani tamu yang sebagian besar dihadiri oleh kenalan keluarga Maharka.

Tara kini sudah tampil cantik dengan gaun berwarna Lilac miliknya, gaun dengan warna kesukaannya di tamburi dengan banyak mutiara membuat gaun tersebut terkesan mewah selaras dengan pesta yang saat ini di gelar.

"Apakah aku boleh masuk?" Tara menoleh kearah pintu melihat kepala seorang menyembul ketika pintu terbuka sedikit.

"Tentu saja boleh." Jawab Tara dengan senyum senang melihat kehadiran orang tersebut yang tak lain adalah sahabatnya.

Pelukan hangat diberikan oleh Tara saat Bianca menghampirinya, matanya mengembun saat melihat keadaan sahabatnya tampak baik baik saja.

"Hei, jangan nangis nanti make up mu luntur." Tegur Bianca dengan candaan.

"Siapa juga yang nangis aku tuh terharu tahu ngga?" Elak Tara setelah melepas pelukan.

"Kamu terharu udah jadi nyonya Maharka? Padahal kamu waktu itu kekeh buat ngga mau nikah sama keluarga Maharka dan ajak aku kabur." Tara memberengut mendengar perkataan Bianca yang menganggap ia terharu karna menjadi istri dari tuan muda Maharka.

Padahal ia begitu senang melihat keadaan sahabat didepannya dalam keadaan baik baik saja.

"Kalau pun aku terharu, itu Karna melihat kamu baik baik saja bukan karna pernikahan ini. Aku khawatir dengan keadaan kamu waktu kejadian itu, sedangkan ponsel aku entah kemana untuk menghubungi kamu." Bianca tertawa melihat Tara protes yang tidak terima dengan perkataannya, padahal ia hanya bercanda tapi Tara malah menganggap serius.

"Tenang aku baik baik aja kok, bukti nya aku bisa hadir di pernikahan kamu." Ucap Bianca menenangkan Tara yang masih menampilkan raut khawatir padanya.

"Tapi kamu kok bisa hadir di sini? Coba ceritain gimana keadaan kamu setelah kejadian itu sampe kamu bisa hadir di pernikahan aku!" Bianca menarik nafas pelan lalu mengeluarkan sebuah undangan dan diberikan kepada Tara.

"Aku langsung dibawa ke dokter oleh mereka setelah kamu di bawa pergi dalam keadaan pingsan, dan kemarin ada suruhan dari keluarga Maharka yang mengantarkan undangan pernikahan ini." Terang Bianca.

Tara mengangguk paham setelah mendengar penjelasan dari Bianca, lalu matanya beralih manatap sebuah undangan di tangganya.

Undangan yang begitu mewah seperti sudah di siapkan jauh jauh hari, dan mustahil semua ini dibuat secara mendadak apalagi pernikahan ia dan Rain direncanakan Minggu depan dan bukan hari ini.

Ditengah Tara tengah sibuk dengan asumsinya tiba tiba datanglah dua orang maid yang ditugaskan untuk menjemput Tara untuk bergabung bersama Rain karna acara akan segera di mulai.

"Ayo aku akan mendampingi mu." Ajak Bianca yang dibalas oleh anggukan oleh Tara.

**

Pesta pernikahan yang di gelar oleh Rain begitu mewah pada malam ini, banyak tamu dari keluarga terpandang dan juga partner bisnis Rain yang memberikan selamat pada mereka berdua.

Tak ada yang berani mencemooh Tara seperti keluarga Rain yang memandang ia rendah, malam ini semua menghormatinya sebagai nyonya Maharka, istri dari Rain Maharka.

Tara sedikit menikmati pesta malam ini walau dirinya tidak mengharapkan pernikahan ini terjadi. Terpaksa ia harus tersenyum ketika mendapat ucapan selamat dari tamu undangan jika tidak ingin membuat laki laki disampingnya mengamuk.

"Selamat atas pernikahan mu Rain." Tara menoleh ke arah Rain yang sedang memeluk dua orang yang memilki usia yang sudah tua.

"Terima kasih Oma dan kakek ." Ucap Rain setelah melepaskan pelukan dari mereka berdua.

Senyuman bahagia terpancar dari pasangan yang tak lagi muda itu, dengan kikuk Tara membalas senyuman yang mengarah kepadanya.

"Dan selamat juga untukmu yang telah menjadi bagian dari keluarga Maharka, Nenek harap kalian bahagia dengan pernikahan ini hingga maut memisahkan." Ucap wanita tua itu tulus seraya memeluk Tara.

Tara membalas pelukan dari nenek Rain, tak lupa ia berterima kasih kepada beliau atas doa yang ia berikan kepada Tara dan Rain, walaupun sampai sekarang ia masih enggan mengakui pernikahan ini.

"Rain tolong jaga cucu Oma yang cantik ini, jika kamu berani membuat cucu Oma ini menangis siap siap kamu harus berhadapan dengan Oma." Ucap Oma Rain dengan nada mengancam kepada cucunya.

Tara yang melihat ancaman Oma Rain pada pria disampingnya ini hanya bisa tersenyum, ia tak menyangka jika Oma dan kakek dari Rain bisa langsung menerimanya sebagai istri Rain, berbanding terbalik dengan sikap orang tua Rain yang tidak menyukainya.

"Jangan khawatir Oma, percaya pada Rain." Jawab Rain singkat.

Kini giliran Oma dan kakek Rain yang memeluk Tara dengan hangat disertai dengan doa dan harapan untuk kehidupan rumah tangganya ini.

"Selamat ya beb!" Ucap Bianca sambil menghambur ke pelukan Tara dan mengabaikan Rain yang ada disamping temannya.

"Terima kasih bi." Balas Tara pada Bianca yang masih memeluknya.

"Ehem".

Bianca segera melepaskan pelukan pada Tara saat mendengar deheman dari suami sahabatnya, dengan canggung Bianca mencoba tersenyum kepada Rain yang hanya menatapnya datar.

"Selamat atas pernikahan anda dengan sahabat saya." Tara menatap khawatir saat melihat Bianca mengucapkan selamat kepada Rain dengan wajah takut.

Rain hanya mengangguk sebagai balasan dari ucapan selamat yang diberikan oleh teman istrinya ini. Walau Bianca temannya Tara tapi ia kurang menyukai perempuan di hadapannya kini, Karna ia juga terlibat dalam rencana kaburnya Tara pada hari itu.

Bianca bisa merasakan aura kurang menyenangkan yang di keluarkan oleh suami sahabatnya ini kepada dirinya, tak ingin berlama lama ia segera pamit pergi dari hadapan kedua pengantin tersebut.

"Mengapa kau menatap temanku seperti itu?" Tanya Tara kesal karna melihat raut wajah Bianca yang ketakutan.

"Lihat karna ulah mu temanku jadi ketakutan." Rain tetap diam dan hanya menatap datar pada Tara yang bertanya padanya.

Bukannya menjawab Rain malah menarik tubuh Tara untuk menempel pada tubuhnya, Tara terlonjak kaget dan reflek mendorong tubuh Rain agar menjauh darinya walau itu percuma saja.

"Dengar!" Tara mematung saat wajah Rain tepat di depan wajahnya dengan tatapan tajam yang menghunusnya. ia bisa merasakan hembusan nafas Rain mengenai pipinya.

"Kamu tidak boleh membela siapapun selain aku." Tekan Rain kepada Tara yang menatap tajam balik padanya.

Rain akui jika istrinya ini cukup berani, tak ada rasa takut dari tatapan yang diberikan kepadanya. walaupun Rain sudah memberikan tatapan intimidasi yang siapa pun akan berfikir ulang untuk melawannya.

"Atau ku leyapkan mereka yang kau bela itu!" Ancam Rain.

Tara yang akan menjawab, terkejut saat Rain mengangkat tubuhnya. Sontak tangannya langsung berpegangan pada leher Rain karna laki laki itu menggendong nya dengan bridal style.

"Apa yang kau lakukan!' pekik Tara kecil yang hanya didengar oleh Rain. Tapi bukannya menjawab Rain malah terus melangkah meninggalkan pesta yang belum selesai.

"Bersiaplah untuk malam pertama kita!" Ucap Rain saat pintu lift tertutup.

***

halo semuanya

maaf baru bisa update, karena aku kemarin lagi sakit.

insyaallah kedepannya aku akan rutin buat update cerita ini.

jangan lupa vote dan komen ya teman teman.

terima kasih.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status