Share

Hal Penting

Setelah menelpon Bianca Tara segera keluar dari kelas dan berjalan menuju parkiran tempat dimana mobilnya berada. Dengan langkah cepat Tara berjalan melewati banyak orang yang menatap penuh penasaran kearahnya setelah namanya disebutkan di base campus.

Tara bernafas lega ketika ia telah sampai di parkiran,lekas ia berjalan kearah mobilnya terpakir. Saat ia telah berada disamping mobilnya, terlihat kedatangan Bianca yang sedang berlari kecil arahnya.

"Akhirnya ketemu." Bianca yang datang dengan nafas ngos-ngosan segera membuka minum yang di sodorkan oleh Tara.

"Ayo kita berangkat sekarang." Ajak tara ketika Bianca selesai minum dan dibalas anggukan oleh Tara.

Mereka berdua lalu masuk kedalam mobil, dan tak lama mobil yang dikendarai Tara telah keluar dari lingkungan kampus.

"Darimana sih base campus bisa tau kalo kamu bakal menikah dengan keluarga Maharka?" Tanya Bianca padaTara yang sedang fokus menyetir

"Mungkin keluarga Maharka kali. " jawab Tara singkat tanpa menolehkan wajahnya kearah Bianca.

"Siapa lagi jika bukan mereka?" Batin Tara. Tak ada orang yang lebih berkuasa selain keluarga Maharka untuk menyuruh media menyebarkan hal ini. Ayahnya? Tidak mungkin, karna ayahnya pasti tidak akan berani mengambil tindakan seperti ini tanpa seizin keluarga Maharka.

"Wah! gimana nanti reaksi ayah sama bunda kamu kalo tau kamu kabur dari acara lamaran nanti malam? Apalagi kabar kamu yang mau menikah dengan keluarga Maharka sudah tersebar di media."

Sama seperti Bianca,Tara juga penasaran bagaimana reaksi kedua orang tuanya terutama ayahnya, pasti lelaki itu akan marah besar mengetahui ia telah mempermalukan seorang Hansel di hadapan keluarga Maharka. Tapi ia tak peduli dengan itu semua sekarang yang ia utamakan adalah ia dan Bianca berhasil kabur dari kota ini dengan sementara.

"Kalo bunda sih paling sedih,tapi kalo ayah pasti marah besar, apalagi kemungkinan usaha ayah bakal di bikin hancur oleh keluarga Maharka." Jawab Tara disertai senyum sinis yang telah membayangkan kehancuran seorang Hansel.

Bianca menatap tak percaya kepada sahabatnya disampingnya. Tapi ia mengerti bagaimana luka yang dipendam oleh Tara Karna disebabkan oleh ayahnya sendiri.

Tara terpaksa menginjak rem mendadak ketika sebuah mobil berhenti dengan tiba tiba didepan mereka. Terlihat beberapa orang keluar dengan pakaian hitam hitam dari mobil tersebut.

Tara dan Bianca yang awalnya terkejut kini berubah panik saat orang orang tersebut menghampiri mereka, bukan hanya satu mobil kini telah ada mobil lain yang berisi rombongan orang orang tersebut. Saat ini Tara dan Bianca sepeti merasa telah terkepung dan tak bisa berbuat apa apa.

Saat pintu mobil telah berhasil terbuka,Tara dan Bianca langsung ditarik keluar oleh mereka, rontaan dari mereka berdua tidak mendapat pengaruh apa apa karna tenaga mereka berdua jelas kalah jauh dari orang orang itu.

Rontaan dari Tara berhenti saat matanya melihat tuan Maxim tengah berdiri diantara orang orang ini.matanya seketika membulat saat mengetahui jika salah satu orang dari Maharka berada disini. Tara langsung menyadari jika orang orang disini adalah orang yang berkerja pada keluarga Maharka.

"Ingin melanggar kesepakatan nona?" Tanya Maxim tajam seraya mendekat Kearah Tara yang memandangnya dengan panik

"Siapa pun tolonglah kami." Pinta Tara dalam hati berharap tuhan mengirim seseorang yang bisa menolongnya dari situasi ini

"Heh, berharap ada yang menolongmu nona?" Sinis tuan Maxim pada Tara yang berada dihadapannya kini.

"Jika saya tuan muda tidak memerintahkan untuk Jangan menyakiti anda, sudah saya pastikan saat ini nona sudah mati di tangan saya, karna nona dengan lancang telah menghina tuan muda!"

Glek, Tara menelan ludahnya payah, saat mendengar perkataan tajam dari tuan maxim kepada dirinya. Melihat orang yang berkerja pada keluarga Maharka yang begitu loyal bisa dipastikan jika ucapan Dati tuan Maxim bisa terjadi andai tuan muda mereka tidak mencegahnya.

"A-aku tidak pernah menghina tuan muda kalian." Jawab Tara takut takut yang berhasil membuat tuan Maxim yang ada dihadapannya bertambah murka.

"Argh!" Tara meringis saat tuan Maxim mencekram kuat dagunya dengan tatapan membunuh yang terhunus kepada dirinya.

"Tidak pernah menghina anda bilang? Dengan rencana kabur seperti ini disaat keluarga anda telah menerima lamaran dari tuan muda Maharka sama saja dengan menghina tuan muda kami!" Suara menggelegar dari taun Maxim berhasil membuat suasana menjadi sangat mencekam bagi orang orang disekitar terutama Tara.

"Aku tidak pernah menerima lamaran dari tuan muda kalian! Yang membuat kesepakatan itu adalah ayahku bukan aku!" Teriak Tara dengan cengkraman di dagunya semakin kuat

Plak!!

"Tara!" Teriak keras Bianca saat melihat Tara ditampar dengan seorang laki laki yang tak ia kenal, ia berontak dengan sekuat tenaga agar bisa terlepas dari pegangan orang orang ini untuk menghampiri Tara.

Orang orang disana terkejut melihat tuan Maxim yang telah melanggar perintah dari tuan muda Maharka. Sedangkan tuan Maxim sendiri sedikit menyesal karna sudah kalap manampar calon istri dari tuannya. Ia terbawa emosi karna Tara sudah berani berteriak didepannya.

Tara bisa merasakan betapa kuatnya tenaga dari tuan Maxim yang manamparnya, darah yang keluar dari bibirnya dan telinga yang berdeging serta kepala menjadi pusing menjadi bukti dari tenaga yang dikuarkan oleh tuan Maxim tidak main main.

Bianca segera menghampiri Tara yang masih terduduk setelah ditampar oleh laki laki asing ini. Ia menatap khawatir kearah bibir Tara yang telah mengeluarkan dara, tanpa dicegah airmata miliknya turun tanpa disuruh ketika melihat bekas tamparan kini telah membiru di pipi Tara.

**

Brak!!

Rain mengebrak meja dengan penuh emosi, Aura mengerikan terpancar dari wajah dinginnya. Tuan Alden dan David hanya bisa diam ketika tuan muda mereka telah marah. Apa yang di lakukan Maxim kepada Tara berhasil memancing kemarahan Rain yang begitu besar, selama ini ia begitu menjaga agar gadisnya tidak terluka barang sedikit pun, tapi Maxim telah berani melukai miliknya bahkan melanggar perintah darinya.

Begitupun dengan tuan Alden dan David, mereka tak menyangka jika Maxim berani melukai Tara yang merupakan calon istri dari tuan mereka.

Sebelum diberi tugas ini Maxim telah berkali kali di ingatkan agar tidak melukai calon istri tuan muda. Karna dalam tugas ini tidak membuat Tara terluka adalah hal penting bagi mereka yang di tugaskan. Tapi, Maxim telah melupakan itu dan melanggar perintah dari tuan muda mereka, bisa dipastikan setelah ini Maxim akan mendapatkan hukuman yang sangat kejam dari tuan muda Rain.

"Siapkan mobil kita menyusul sekarang!" Perintah Rain dingin lalu bergegas meninggalkan ruangannya.

Tuan Alden dan David segara menyusul Rain sambil menghubungi penjaga di bawah untuk menyiapkan mobil sesuai perintah dari tuan muda mereka.

"Tamatlah riwayatmu Maxim." Batin tuan Alden seraya menggelengkan kepalanya

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status