Nayra terduduk di teras masjid tempat ia melaksanakan shalat beberapa waktu yang lalu. Gadis itu terdiam dengan memeluk lututnya, matanya menatap kosong kedepan, entah apa yang sedang Nayra fikirkan.
Helaan nafas kasar terdengar jelas dari hidung nya, Nayra menengadahkan kepalanya menatap langit gelap tanpa bintang di atas sana.
" Yaa Allah." gumam nya tanpa suara, hanya kata itu yang sedari tadi ia lontarkan dari mulutnya. Nayra berkali-kali menghelas nafas, menutup rapat matanya dan mengedip-ngedipkan nya menahan air mata yang menggenang.
Beberapa orang disekitar masjid hanya melihatinya tanpa bertanya, terkadang terdengar bisikan yang tidak mengenakkan ditelinganya namun tak membuat Nayra bangun dari duduknya.
Nayra tahu, orang-orang pasti akan mengatakan hal buruk padanya, melihat keadaan nya yang masih mengenakkan seragam sekolah yang belum sempat ia ganti. Rasa marah, kecewa dan sakit hatinya m
"Kenapa?" Adam bertanya dengan nada ketus, pemuda itu menyerahkan kembalian pada Nayra, gadis berseragam mengambil nya cepat."Kenapa apanya?" tanya Nayra yang tak mengerti, padahal Nayra tahu kalau Adam peka dengan ekspresi wajahnya.Adam duduk di samping nya, pak Amin bangkit dari duduknya meninggalkan kedua remaja itu karena ada pelanggan, mereka bergantian membuat pesanan.Adam memperhatikan penampilan Nayra dari atas sampai bawah " kenapa jam segini masih pake seragam?" tanya Adam dengan pandangan yang sudah ia alihkan pada objek yang lain."Kepo" jawaban Nayra tak seperti apa yang diinginkan Adam. Pemuda beraprond itu memang kesal diawal, tapi setelah melihat raut wajah sedih saat dekat dengan bapa nya, Adam mengerti bahwa gadis bernama Nayra disampingnya ini sedang ada masalah. Adam tak mengerti, kenapa dia harus ingin tahu seperti ini, Nayra bahkan hanya orang baru."Kak?" panggil Nayra membuyarkan lamunan Adam."Hem" Adam tak sediki
Seorang gadis tengah berjalan sendirian di malam hari dan masih dengan seragam SMA yang melekat pada tubuhnya.Banyak bisik-bisik dari orang-orang,mengatakan bahwa Nayra adalah gadis yang tidak baik,keluyuran di malam hari dan belum berganti pakaian.Nayra yang mendengarnya hanya bisa menunduk.Ia memang bukan anak baik-fikirnya sendiri.Dan entah harus kemana sekarang ia pergi,ia sedari tadi berjalan tanpa tujuan.Tanpa arah.Malam mulai semakin gelap,apa yang harus dilakukannya.Nayra mengangkat kepalanya, menatap ke setiap arah."Gue didaerah mana ini?..udah gelap lagi!" ujarnya lemas.Pasalnya saat ia pergi,ia tak membawa apapun. Kecuali uang 300 ribu yang ia simpan di saku baju seragamnya, itu pun sisa dari jajan nasi goreng ditempat pak Amin tadi .Hawa dingin mulai menghembus permukaan kulitnya, Nayra hanya bisa memeluk tubuhnya sendiri.Ia berdiri di jalan yang tampak begitu sepi,tak ada siapa
Berkali-kali Nayra membaca do'a tersebut,meminta supaya Allah memberikan keselamatan padanya.Nayra semakin terpuruk saat ke 2 laki-laki itu berusaha membuka pakaian mereka secara bergantian.Mereka menyeringai puas,karena malam ini mereka mendapatkan mangsa. Apalagi melihat Nayra yang terduduk lemah semakin membuat mereka senang.Nayra menutup matanya kuat, jantungnya berdegup begitu kuat, rasa takut dalam dirinya semakin menjadi. Dia tak pernah membayangkan kejadian ini akan pernah ia alami. Kenapa dirinya selalu berada disituasi yang membuatnya lemah. Yang membuatnya tak bisa lari walau dia memiliki banyak kesempatan.Ini bukan apa yang dia inginkan. Nayra menyadari kehidupan nya ternyata semakin menyulitkan saat dirinya mulai merubah titik buruknya.Salah satu dari mereka mendekat ke arah Nayra,dengan perlahan mereka mencoba menyentuh Nayra. Tangan nakal mereka bermain dari bahu Nayra, sesak didada mulai Nayra rasakan."Jangan jadi
Di sebuah rumah mewah berlantai dua dengan chat abu dan hitam, tinggal sebuah keluarga yang cukup harmonis. Keramahan keluarganya sudah terkenal dikalangan tetangga sekitarnya. Jangan lupakan kedua gadis yang ikut tinggal didalamnya yang selalu menghebohkan komplek karena pertengkaran yang selalu terjadi. Hanya saja rumah besar itu kini nampak begitu sepi, ditinggali kedua gadis nya saja. Bukan semata-mata ditinggal, itu pun karena orang tua mereka sedang pergi beberapa hari untuk perjalanan bisnis keluar negeri.Tuan dan nyonya pemilik rumah adalah seorang pengusaha sukses, pemilik dari restoran ternama. Kedua puterinya selalu digadang-gadang sebagai penerus nya. Sedang keduanya malah ogah-ogahan membahas perusahaan tersebut karena memiliki cita-citanya sendiri.Tok.. tok.. tok..Sebuah ketukan pintu terdengar oleh gadis bernama Vivia. Pemilik kamar menatap pintu kamarnya tajam seraya merutuk, pasalnya ia sedang asyik membaca novel kesukaannya di aplikasi orang
***Ingatan tentang ucapan mamanya terus saja memenuhi otaknya, pembicaraannya kala itu selalu membuat hatinya tak pernah tenang. Setiap malam tak dapat tidur nyenyak, di tengah malam Via bahkan sering terjaga tiba-tiba. Bayangan mama dan papanya yang masuk neraka malah menjadi mimpi buruk disetiap malam nya. Dan semua itu masih terjadi hingga sekarang. Via tidak tahu bagaimana cara mengatasinya. Apalagi ditambah dengan pembicaraan singkat pembimbing Claudia di video barusan.Via berbalik badan menatap sang adik, matanya mulai berkaca-kaca. Claudia menatapi heran kakaknya.Awalnya Via menunduk, tangan nya terkepal kuat. Ia ingin mengutarakan ini pada adiknya, tapi keraguan selalu mengalahkan ucapan nya.Via menarik nafas dan menghembuskannya pelan. Pandangan nya terarah menatap Claudia yang masih senantiasa duduk diatas kasurnya seraya melihati dirinya."Hemm...Clau,aneh gak yah,kalau gue pake jilbab ke sekolah?" tanya Via tiba-tiba.Clau ya
***" ayok masuk Nay!" ajak Via dengan tangan membuka pintu kamarnya. Nayra mengangguk pelan, kakinya ikut melangkah membuntuti Via yang berjalan lebih dulu." Sorry ya Vi!" ucap Nayra membuat Via kesal mendengarnya.Via menatap sahabatnya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Keadaan yang terlihat buruk dari biasanya. Via diam tanpa membuka suara. Tangan gadis berpiyama itu menarik Nayra untuk duduk ditepi kasurnya.Nayra diam dengan perlakuan Via. Gadis itu kini berjalan mendekati lemari, mengambil sesuatu dan kembali lagi untuk duduk disamping Nayra."Sebenarnya, lo kenapa sih Nay?" tanya vivia sambil mengulurkan pakaian untuk baju ganti Nayra.Nayra menerimanya dan berterimakasih.Tampak jelas kesedihan di wajah Nayra, gadis itu berusaha menahan tangis nya agar tak mengalir keluar.Via mengerti akan hal itu, langsung saja Via menghambur memeluk Nayra. Dan saat itulah tangis Nayra pecah tiba-tiba."Hati gue sakit
Di kediaman keluarga Karim. Kini mereka sedang khawatir dengan keadaan puteri bungsu mereka yang belum juga pulang, padahal waktu sudah menunjukkan larut malam.Umi Aminah yang mondar-mandir di depan pun semakin resah, kemana puterinya itu. Beliau nampak kacau saat pulang dari kegiatan mingguan tak mendapati Nayra sama sekali. Umi Aminah akan selalu melihat Nayra kedalam kamarnya, tapi nihil. Tak seperti biasanya Nayra belum pulang. Paling lambat Nayra akan pulang sekitar jam setengah sembilan. Kalau tidak akan menghubungi umi Aminah tanpa sepengetahuan anggota keluarga lain jika Nayra tidak pulang dan memilih menginap dirumah salah satu teman nya.Umi sekarang sedang duduk bersandar pasrah dengan mata menatap kedepan gerbang rumahnya, berharap Nayra akan segera menampakkan batang hidungnya."Pulanglah, sayang!" lirih umi dalam diamnya.Sedangkan yang lain seperti abi, Rafka dan Naura sedang duduk di kursi ruang keluarga. Mereka pun ikut khawa
Nayra menyusuri jalan yang sudah mulai ramai. Setelah berdebat dengan Via tadi pagi, Nayra langsung pergi begitu saja dan berakhir Via yang harus berangkat sendiri, karena Clau adiknya sudah di antar oleh sopir pribadi mereka.Nayra menghela nafasnya merasakan penat, sudah berjam-jam ia belum mendapatkan pekerjaan. Ia berjalan seharian penuh, keluar masuk toko dan cafe menanyai adanya lowongan pekerjaan, dan sampai sekarang Nayra belum juga mendapatkan nya."Apa yang harus aku lakukan yaa allah?" gumam Nayra. Penampilan Nayra tidak sebaik tadi pagi, dia bahkan sudah berkali-kali istirahat di bebangkuan sekitarnya guna menghilangkan penat di kakinya, seraya berteduh dari teriknya matahari.Nayra ingin menyerah, tapi kebutuhan nya lebih penting dari lelahnya sekarang. Dia tidak mau jika terlalu lama tinggal dirumah Via tanpa balas budi, setidaknya kalau dia bekerja, dia tidak akan terlalu merepotkan nya bukan?.Gadis berambut diikat itu bangkit dari d