Share

Datangnya wanita bar-bar

Putri menatap heran para wanita yang mengelilinginya, dia merasa seperti siswa baru yang akan dirundung oleh kakak kelasnya.

"Selamat ya, aku turut berbahagia, akhirnya ada yang bisa meluluhkan hati Yuda." Celetuk seorang wanita yang mengenakan dress berwarna biru.

Dia kemudian mengulurkan tangan, saat Putri menyambut uluran tangan tersebut, wanita itu langsung menarik dan cipika cipiki.

Sebenarnya Putri sedikit bingung, kenapa orang-orang di apartemen tersebut seperti sangat bahagia saat mendengar Yuda menikah, dan membawa istrinya untuk tinggal di sana.

"Kami pikir Yuda tidak suka perempuan loh." Sambung wanita lain yang mengenakan dress abu-abu. "Nggak taunya dia malah bawa istri secantik ini."

Putri memegang pipinya yang baru saja dicubit oleh wanita tadi, dia terpaksa menyunggingkan senyum karena tidak menyangka jika perangai Yuda di apartemen terkenal cuek dan dingin terhadap wanita.

Disaat mereka semua sedang bersukacita merayakan pernikahan Yuda yang tergolong mendadak, ada wanita yang baru saja datang.

Dia mengernyit heran kenapa di lobi begitu ramai, dia pun semakin mendekat. Saat melihat ke arah tembok dan membaca tulisan "Happy Wedding Yuda and wife", netranya terbelalak.

Hatinya seperti tercubit, dia pun mengedarkan pandangan dan mencari sosok pria yang namanya tertulis di tembok. Saat menemukan, wanita itu langsung melangkah dengan cepat mendekati pria tersebut.

"Yuda! Apa-apa ini?" Sontak semua menoleh ke arah sumber suara yang begitu keras, begitu juga dengan Putri yang kebetulan sedang berjauhan dengan Yuda.

"Sinta? Apa-apaan gimana maksudnya?" Yuda bingung terhadap tetangganya itu, kenapa tiba-tiba datang dan marah.

Wanita yang dipanggil dengan nama Sinta itu mencebik, "Jadi kamu anggap apa aku selama ini? Aku yang sering masakin buat kamu, sering membantu kamu disaat butuh pertolongan. Ta-tapi sekarang kamu malah menikah dengan wanita lain?"

Semua penghuni apartemen saling berpandangan, mereka tidak tahu jika selama ini Sinta begitu peduli dengan Yuda. Mereka pikir tidak ada wanita yang tertarik dengan pria cuek itu.

Yuda pun menggaruk tengkuk lehernya. Dia tidak menyangka jika Sinta pamrih terhadap semua yang telah dilakukan. "Aku tidak pernah meminta bantuan kepadamu, kamulah yang menawarkan diri. Sudah ku tolak, tetap saja ngoyo."

Seketika wajah Sinta merah padam, rasa malu marah, dan kecewa bercampur jadi satu. Dia mengedakan pandangan dan berhenti pada wanita yang sedang dikerumuni oleh para wanita penghuni apartemen.

Sinta mendekati wanita yang masih mengenakan pakaian pengantin itu, "Heh! jadi kamu yang sudah berani merebut Yuda dariku?" Serunya seraya menarik rambut Putri yang masih di sanggul.

Sanggul tersebut rambut aslinya Putri, jadi ketika ditarik akan terasa begitu sakit. "Aw!" Pekik Putri mengaduh kesakitan.

"Sinta sudah lepaskan dia. Kamu itu harus bisa menerima kenyataan." Sela para wanita yang masih mengelilingi mereka, ada yang memegangi Putri ada juga yang memegangi Sinta.

Mendadak pesta tersebut kacau, Putri seperti pelakor yang sedang dilabrak oleh istri sahnya Yuda. Padahal jelas-jelas Sinta bukanlah siapa-siapa.

Dia hanya wanita yang diam-diam menyimpan rasa pada Yuda, tapi tidak berani mengungkapkannya. Hingga saat tau Yuda menikah, dia seperti kebakaran jenggot.

Yuda segera berlari melerai, dia menarik Sinta sekuat mungkin hingga wanita itu jatuh tersungkur. "Sinta cukup! Aku tekankan sama kamu, aku tidak pernah mencintaimu. Aku hanya mencintai Putri istri sahku."

Dada wanita yang menggunakan hot pan levis itu naik turun tidak beraturan. Dia benar-benar merasa dipermalukan oleh Yuda dan semua penghuni apartemen itu.

Meskipun demikian Sinta masih berusaha untuk bangkit dan tegar. "Awas kamu!" Ancam Sinta seraya menjentikkan telunjuknya kepada Putri.

Putri hanya menunduk dan bersembunyi dibelakang Yuda. Orang-orang disana mulai berkomentar, sebagian besar mereka menganggap Sinta tidak waras.

"Mr.Ben dan semuanya, saya minta maaf atas semua kekacauan ini." Ucap Yuda merasa tidak enak hati.

"Tidak apa-apa, saya paham. Kami juga tidak menyangka jika selama ini Sinta memendam perasaan terhadap anda, karena yang saya tahu para wanita malah takut."

Yuda mencebik, orang-orang yang sudah mengenal Yuda lebih jauh, tidak akan takut. Justru yang ada akan jatuh cinta dan tergila-gila seperti Putri dan Sinta.

Tapi sayangnya Yuda lebih tertarik dengan Putri, jika dibantu dengan Sinta, Putri jauh lebih cantik dan seksi. Jadi Yuda tidak akan malu jika membawa Putri untuk acara-acara kantor nantinya.

"Kalau begitu saya permisi naik dulu, istri saya sepertinya sedikit terkejut dengan kejadian ini."

"Ya, benar sekali. Silahkan."

"Mohon maaf karena tidak bisa menyelesaikan acara ini."

"Tidak masalah, kami memang sengaja membuat pesta kejutan. Karena sudah berhasil, tya sudah selesai."

Yuda tersenyum dan menganggukan kepala. Dia pun pamit untuk meninggalkan pesta. Putri memaksakan seulas senyum dan terus berpegangan pada lengan suaminya.

"Tunggu!"

Langkah Yuda dan Putri terhenti saat ada yang menahannya. "Kita bisa foto bersama dulu sebentar? Untuk kenang-kenangan."

Rupanya itu Mr. Ben. Sebenarnya yang meminta untuk foto bersama adalah kaum wanita, tapi jika mereka yang bilang pasti Yuda langsung menolaknya.

Pria beralis tebal itu menoleh sejenak sang istri, dia meminta persetujuan wanita cantik yang tengah bergelayut padanya.

Karena sudah merasa direpotkan telah disiapkan pesta kejutan seperti ini, Putri pun mengangguk setuju.

"Yeay!" Semua wanita bersorak gembira. Kini mereka berkumpul di depan dinding yang ada ucapan selamat.

Setelah beberapa pose, akhirnya Yuda dan Putri benar-benar pamit untuk kembali ke unitnya. Sebelum masuk, mereka mampir ke bagian penitipan barang terlebih dahulu, mengambil belanjaan yang sebelumnya dibawa ke tempat tersebut.

"Selamat datang di rumah kita," Ucap Yuda seraya membuka pintu apartemen. Sejenak rasa takut Putri akibat sikap Sinta yang bar-bar tadi menghilang.

Dia mengedarkan pandangan, khawatir Sinta tiba-tiba datang lagi. "Sinta tinggal di unit yang mana?" Tanya Putri masih celingukan.

Yuda menghela nafas, "Sudahlah, jangan dipikirkan lagi. Yang penting kamu sekarang aman, dia tidak mungkin berani datang kesini lagi."

Putri memicingkan mata, "Kamu sedang tidak menyembunyikan sesuatu darimu 'kan, Mas?"

"Ya ampun, Sayang. Aku tidak ada hubungan apapun sama Sinta. Dianya aja yang kegatelan, kalau kamu masih penasaran dimana Sinta tinggal, tuh di unit sebelah."

Yuda mendorong Putri agar segera masuk dan menutup pintu lalu menguncinya. Sementara Putri masih mematung di tempat, berbagai prasangka berkeliaran dibenaknya.

"Jadi Sinta sering datang kesini?"

"Iya, tapi bukan aku yang minta, udah kenapa si? Kamu cemburu?"

Putri mencebik mendengar pertanyaan tersebut, wanita mana yang tidak cemburu, mendengar suaminya sering didatangi wanita lain. Meskipun saat itu Yuda belum resmi menjadi suaminya.

"Wajar dong, Mas. Aku ini istri kamu, aku berhak cemburu."

"Putri cukup!" Bentak Yuda sambil menjatuhkan belanjaannya di lantai.

****

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Pury alliens
Sinta bikin ribut aja, kasihan selama ini dia cuma jaga jodoh orang, lagian ngapain pakai acara ribut jadi malu sendiri kan, si Yuda emang segitu cueknya ya jadi penasaran bagaimana hubungan Yuda dan putri selanjutnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status