Share

Suami Egois

Mendapatkan persetujuan dari Putri, tangan Yuda langsung melanjutkan aksinya untuk melucuti pakaian wanita yang kini resmi menjadi istrinya itu.

Netranya membulat kala tubuh polos Putri hanya tertutup di dua bagian kewanitaannya. Tubuh putih dan bersih semakin membangkitkan gairah kejantanannya.

Terlebih dua buah sintal milik Putri terlihat begitu menyembul, meskipun masih terbungkus tempatnya. Tak pikir panjang Yuda langsung membopong Putri ala bridal style dan menjatuhkannya di ranjang.

Setelah melepas semua pakaian yang dia kenakan, Yuda kemudian membuka dua kain terakhir yang masih menutupi dua bagian sensitif milik Putri.

'Aku benar-benar tidak salah pilih.' Batin Yuda sambil menyeringai, begitu melihat tubuh polos Putri di depannya.

"Hei, kamu kenapa merem gitu?" Tanya Yuda yang sudah menindih wanitanya itu, kini kulit mereka benar-benar bersentuhan tanpa sehelai benangpun membatasi.

"A-aku takut, Mas." Sahut Putri apa adanya, dari yang dia dengar dari teman-temannya yang sudah menikah, katanya pertama kali menunaikan kewajiban sebagai seorang istri di ranjang itu sakit.

Yuda terkekeh, "Jangan takut, aku akan melakukannya dengan perlahan. Kalau kamu merem gitu jadi nggak enak dong nanti."

Perlahan netra Putri pun terbuka, "Nah, gitu 'kan jadi makin cantik." Ucap Yuda setelah Putri membuka kedua matanya.

Untuk mengurangi rasa takut sang istri, Yuda kembali melumat bibir yang sedikit gemetar itu, Putri sungguh polos sekali. Mau melakukan dengan suami saja seperti mau diperkosa orang tak dikenal.

Awalnya Putri diam saja, membiarkan Yuda memainkan bibirnya dengan puas, tapi makin lama Putri terpancing dan membalasnya. Hingga mereka saling berpagutan dalam waktu yang lama.

Merasa Putri sudah semakin rileks, tangan Yuda berselancar ke daerah dada dan memainkan dua buah sintal kepunyaan sang istri.

Semakin lama olahraga ranjang tersebut semakin panas, hingga Yuda mulai ke gerakan inti. "Aku sudah boleh melakukannya sekarang?"

Putri menggigit bibir bawahnya, lalu mengangguk pelan. Saat Yuda mulai melakukan gerakan inti, Putri memejamkan mata dan meringis kesakitan. Tanpa sadar dia menjabat rambut sang suami.

Yuda tak menghiraukan itu, dia benar-benar merasa tertantang untuk menembus selaput dara milik sang istri. "Aaahhh… " Sudah sekuat mungkin Putri menahan agar tidak bersuara, tapi saat merasa ada sesuatu yang robek di bawah sana, dia tidak bisa menahannya lagi.

Keringat sudah bercucuran di wajah dan tubuh pasangan pengantin itu. Yuda menarik kedua sudut bibirnya setelah berhasil menembus kewanitaan Putri.

Cup!

Yuda mengecup kening Putri dengan cukup lama, kemudian dia melanjutkan tugasnya. Setelah sama-sama merasakan pelepasan, kini Yuda berbaring di sebelah Putri.

"Terima kasih ya, Sayang." Ucapnya sambil membelai wajah Putri yang masih penuh dengan peluh.

Putri hanya mengangguk, dia masih lemas akibat serangan yang bertubi-tubi dari sang suami. Tanpa sadar mereka bermain sampai dua jam lamanya, hingga perut mereka kini merasakan lapar.

"Sayang, sekarang kamu bisa melanjutkan tugasmu untuk memasak. Aku mau tidur dulu, nanti bangunkan jika sudah matang ya."

Putri terbelalak, dia bahkan masih belum bisa berjalan dengan baik, karena bagian bawahnya masih terasa sakit akibat permainan tadi. Tapi Yuda sudah menyuruhnya untuk melakukan tugas lain.

"Apa kita tidak pesan online saja, Mas? Tubuhku masih sakit dan lemas." Meskipun takut, tapi Putri mencoba bernegosiasi.

"Nggak perlu, masak yang simpel saja kan nggak lama. Kamu kan seorang istri, tugas kamu sudah pasti melayani suami, baik melayani nafsuku ataupun perutku."

Jika sudah membawa-bawa tentang kewajiban seorang istri seperti itu, Putri sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia pun mengangguk patuh.

Dia membungkus tubuhnya yang masih polos dengan rok, kemudian berjalan menuju kamar mandi. "Aw," baru saja melangkah bagian bawahnya terasa begitu sakit. Akhirnya Putri berjalan dengan sedikit mengangkang.

Saat mandi pun tak henti-hentinya Putri mengaduh kesakitan. Perlahan bulir bening jatuh dari sudut matanya, bersamaan dengan jatuhnya air dari shower.

Putri tidak menangisi keperawanannya yang telah direnggut oleh Yuda, tapi dia hanya sedih karena Yuda sangat egois. Tidak memikirkan bagaimana perasaan wanita.

Sekali lagi, ini adalah nasib yang sudah jadi pilihan Putri. Baik buruknya sang suami, harus dihadapi Putri dengan ikhlas.

Dog! Dog! Dog!

"Mandinya jangan pakai irama, perutku sudah sakit ini!" Seru Yuda dari balik pintu.

"I-iya, Mas." Putri segera menyeka air matanya dan mempercepat mandi. Setelah bebersih, kini tubuhnya jauh lebih segar, meskipun masih sedikit sakit, setidaknya bisa berjalan dengan normal dengan pelan.

Mendengar Yuda yang sudah kelaparan, Putri membuat makanan yang cepat, yaitu nasi goreng seafood. Kebetulan seafood adalah makanan kesukaan Yuda.

Aroma harum dari nasi goreng yang dibuat oleh Putri begitu menyeruak ke seluruh ruangan, bahkan Yuda yang masih berada di kamar semakin merasa lapar begitu mencium aroma tersebut.

Yuda segera bangkit dari tidurnya, dia berniat untuk langsung keluar dan makan. Tapi badannya terasa lengket akibat olahraga ranjang tadi, terpaksa dia harus mandi terlebih dahulu.

"Hmmm, baunya sedap banget. Kamu masak apa, Sayang?"

Putri terkejut karena tiba-tiba Yuda sudah berada di belakangnya.

"Ini, nasi goreng seafood. Kamu suka?" Sahut Putri sambil terus memindahkan nasi goreng dari wajan ke dua piring yang berjajar di meja.

Yuda mengangguk mantap, "Ya udah buruan, aku sudah lapar banget nih." sahutnya kemudian berjalan menuju meja makan.

Segera Putri membawa dua piring nasi goreng yang masih mengepul ke meja makan. Tak lupa dia tambahkan kerupuk udang sebagai pelengkap.

Melihat tampilan nasi goreng yang sangat menggiurkan, membuat Yuda tak sabar ingin melahapnya.

Wanita berambut panjang itu meneguk saliva, dia menunggu komentar sang suami setelah mencicipi masakannya.

"Mmm… enak." ucap Yuda setelah memasukkan suapan pertama ke mulutnya sambil manggut-manggut.

Mendengar komentar Yuda, membuat Putri bernafas lega. Meskipun dia sudah berulang kali masak nasi goreng seafood, tapi ini kali pertama dia memasak untuk Yuda sebagai seorang istri.

Kini Putri turut duduk dan bisa ikut makan. Dia makin sambil sesekali menatap sang suami yang terlihat begitu lahap menyantap nasi goreng buatannya.

Huek!

Baru saja Putri merasa tenang karena Yuda berkomentar baik tentang masakannya. Tiba-tiba saja suaminya itu seperti tersedak sesuatu.

"Minum dulu, Mas." ucap Putri yang dengan sigap menyodorkan segelas air minum.

Sebelum menerima air minum pemberian Putri, Yuda berlari menuju westafel dan memuntahkan makanan yang sudah ada dalam mulut.

"Putri! Sini kamu!" seru Yuda dengan bersungut-sungut setelah muntah.

Perasaan Putri langsung tidak enak, dengan panik dia segera mendekat dan masih membawa segelas air minum. "Ini, Mas." Putri masih berusaha tenang sambil memberikan air minum.

Prank!

Gelas tersebut bukannya diterima dan diminum, tapi yang ada malah ditangkis hingga jatuh berserakan.

Jelas Putri sangat terkejut sampai memejamkan mata dan menutup telinga, mendengar suara gelas pecah yang begitu nyaring.

****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status