Share

Pengakuan

Di rumah Aisyah masih diam. Matanya masih sangat sulit untuk menghentikan airmata yang seakan ingin terus melihatkan ekstensinya pada dunia yang baru saja dilihat Aisyah. Baginya sangat keterlaluan. Cinta itu memang menyakitkan. Tidak selamanya cinta itu indah.

            Rahman berjalan lesu sambil menundukkan wajahnya. Tangannya ragu untuk meraih gagang pintu kamar. Melihat Aisyah pasti sangat terpukul. Tapi bukankah sebelum bertemu Aisyah, dia sudah begitu.

            Rahman menegakkan posisi dadanya. Bagai seorang laki-laki pemberani. Rahman membuka pintu kamar. Kamar masih kosong tanpa terdengar suara napas istrinya. Rahman mencari setiap sisi kamar.

            “Aisyah…” suara pelan Rahman, berharap Aisyah melihat kedatangannya.

         

Anung DLizta

Terima kasih dukungan like, rating, vote, dan sharenya yah pembaca yang budiman.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status