Share

Saya Calon Suaminya

Author: Brata Yudha
last update Last Updated: 2025-06-30 12:05:24
“Gimana, Mas? Aku bakal ngalah demi ibu. Aku janji akan rawat Ibu baik-baik, jadi Mas nggak perlu repot-repot cari perawat lagi,” bujuk Mia saat Hanif sama sekali tidak menjawab.

Sejenak Hanif menjauhkan ponsel dari telinganya. Sungguh dia tidak habis pikir dengan Mia. Hanif tidak pernah menyuruh Mia untuk mengalah demi ibunya, tetapi jika begini, kedengarannya Hanif yang egois. Apalagi kata-kata Mia sebelum mereka putus sudah sangat menyakitinya. Mustahil Hanif akan menerima Mia kembali setelah tahu tabiat aslinya.

“Mia, apa maksud kamu bicara begini?” tanya Hanif tegas. “Kamu nggak bisa tarik-ulur hubungan kita dengan menggunakan ibu sebagai alasan. Apa kamu kira saya nggak sanggup merawat Ibu saya sendiri?”

Jawaban Hanif membuat Mia di seberang telepon panik. Gawat, Hanif sepertinya tidak terkesan dengan ucapannya. Sambil tergagap, Mia mencoba berkilah, “Co-coba pikir deh, Mas. Bukannya kalau ada aku, Mas akan lebih efektif jagain ibunya? Si pincang itu nggak ada pengalaman, n
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Suci Wahyuni
kapan up ny thor
goodnovel comment avatar
Titis Lestari
semoga selina bisa berteman dgn nilam aja nti klo jdi ibu persit
goodnovel comment avatar
Serli Ati
............ bagaimana Cantika ? kaget kan mangkanya jangan lihat orang dari tampilannya, Cantika cocok berteman dengan Mia satu server tuh mereka ............ sama-sama tak laku ............
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dibuang Ajudan Dinikahi Komandan   Spesial Pangeran 8

    PANGERAN 8Tama terdiam di kursi kemudi, memperhatikan Prita yang menempel dengan manja pada pacar barunya. Sejenak Tama teringat pada kisah mereka yang sudah lalu. Dulu masih ada cinta di antara mereka sebelum Prita menjadi pramugari. Prita adalah wanita lugu yang selalu tersenyum bahkan pada lelucon garing Tama.Namun, manusia memang memiliki seribu topeng di balik wajah mereka. Tama merasa menghabiskan seluruh masa mudanya untuk membahagiakan Prita. Lalu setelah kegunaannya habis, Prita mencampakkannya dengan lari ke pelukan pria lain.Tama menarik napas dalam-dalam, mencoba menghilangkan sesak di hatinya. Sisa-sisa cinta itu masih ada, tetapi tidak sekuat dulu. Luka yang diberi Prita terlalu dalam sehingga Tama merasakan pahit-manis yang membingungkan.“Ternyata kamu cuma manfaatin aku sebagai mesin uang kamu,” ujar Tama lirih. Ia memutuskan untuk mengikuti Prita, mencari tahu pria macam mana yang kali ini berkencan dengan wanita itu.Tama turun dari mobil. Ia menjaga jarak seaman

  • Dibuang Ajudan Dinikahi Komandan   Spesial Pangeran 7

    Astuti membeku merasakan bibir Tama menimpanya. Sejenak dia tidak bisa bergerak maupun berpikir. Tama juga tampak tidak berniat melepas tautan bibirnya dan malah mendorong kepalanya semakin mendekat. Astuti mengerjap cepat ketika tubuh Tama menekannya di kursi mobil. Begitu mendapatkan kekuatannya, Astuti segera mendorong Tama menjauh dan mendaratkan sebuah tamparan keras ke pipinya.Plak!“Apa-apaan kamu, Mas!? Bisa-bisanya kamu ngelakuin hal serendah ini sama saya!?” seru Astuti dengan napas memburu. Telapak tangannya terasa panas dan nyeri setelah menampar Tama. Ia melihat Tama membelalak dengan kepala tertoleh ke samping. Pria itu tampak tidak percaya dengan apa yang baru saja didapatkannya.Tama meraih kerah blus yang Astuti kenakan dan menariknya mendekat. “Kamu berani menampar saya!? Nyali kamu besar juga, hm!?”“Itu karena Mas Tama cium saya tanpa izin!” bentak Astuti sembari menendang-nendang paha Tama agar menjauhinya. “Lepaskan saya! Saya bisa pergi ke rumah sakit sendiri!

  • Dibuang Ajudan Dinikahi Komandan   Spesial Pangeran 6

    PANGERAN 6:Ara menyusul Dipta ke kamar mereka. Ketika dia berdiri pintu, Dipta terlihat sedang mengganti pakaian dengan wajah masam. Ara tidak mengerti apa hal yang sedang suaminya pikirkan. Bukti-bukti yang terkumpul sudah jelas jika Dipta memiliki wanita lain di belakangnya, tapi Ara masih belum berani untuk membahas masalah ini dengan pria itu.“Mas Dipta,” panggil Ara sembari menghampiri Dipta.Dipta menoleh, melihat istrinya entah kenapa membuat dirinya lebih lelah. “Ada apa, Ara?”“Kamu nggak butuh apa-apa? Dibutain kopi atau teh?”“Aku nggak butuh apapun,” jawab Dipta singat.Ara mendesah. “Gimana kalau makan siang? Kamu baru pulang ‘kan, Mas. Aku bisa masakin sesuatu yang cepet biar kamu nggak nunggu lama.”“Nggak perlu. Aku udah makan di jalan tadi. Aku cuma ingin istirahat aja sekarang.”Ara memperhatikan suaminya berjalan gontai menuju kasur. Tubuh pria itu langsung merosot di pinggir kasur sebelum berbaring memunggunginya. Ara menggigit bibir bawahnya, menahan diri supaya

  • Dibuang Ajudan Dinikahi Komandan   Spesial Pangeran 5

    Selama beberapa saat, Astuti membiarkan ponselnya terus berdering. Ia tidak ingin berbicara dengan Dipta saat ini. Apalagi fakta bahwa pria itu telah menyembunyikan sesuatu sepenting itu darinya membuat Astuti merasa dibohongi. Astuti mengatur ponselnya dalam mode hening agar nada deringnya tidak mengganggu istirahat sang ibu. Namum, semakin lama dia mengabaikan Dipta, semakin gelisah juga hatinya. Astuti ingin bertanya mengenai kebenaran pernikahan Dipta, tetapi Astuti langsung teringat pada ancaman Tama yang langsung membuatnya merinding.Asuti benar-benar tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan.“Mbak Tuti, hpnya kedip-kedip tuh. Kayaknya ada telepon deh,” celutuk adik Astuti tiba-tiba, menyadari ponsel kakaknya terus-menerus menyala di karpet.Astuti terkesiap. Adiknya yang sedang memijat kaki ibunya menyadari panggilan Dipta. Astuti segera membalik ponselnya dan meneguk ludah. “Iya, ada telepon, tapi nggak penting kok.”“Tuti, kalau kamu ada yang nelpon mending diangkat, Nak,”

  • Dibuang Ajudan Dinikahi Komandan   Spesial Pangeran 4

    “A-apa!?”Napas Astuti tercekat mendengar bisikan Tama di telinganya. Matanya membola sempurna, sama sekali tak menyangka jika Tama akan mengatakan sesuatu yang tak sopan. Astuti mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Tama mungkin sudah membantunya, tetapi pria itu tidak berhak meminta hal sehina itu darinya.“Maksud kamu apa, Mas?” sergah Astuti cepat. Ia harus memelankan suaranya atau percakapan mereka akan terdengar oleh orang lain yang berlalu-lalang di koridor rumah sakit. “Kamu pikir saya wanita murahan yang akan menuruti semua permintaan kamu hanya demi uang?”“Ya, kamu memang wanita murahan, kan? Bagaimana lagi saya menyebutnya?” Tama menarik pergelangan tangan Astuti semakin dekat. “Jangan sok lugu kamu, Astuti. Kamu kira saya nggak tahu wanita macam apa kamu ini, hah?”Astuti benar-benar tidak memahami ucapan Tama. Pertama, pria itu membantunya dan bahkan terkesan memaksanya menerima uang itu. Astuti akhirnya setuju setelah pertimbangan yang singkat, berpikir Tama benar-benar pem

  • Dibuang Ajudan Dinikahi Komandan   Spesial Pangeran 3

    Mata Tama bergetar melihat sosok wanita di ponsel Ara. Rasanya, baru beberapa jam yang lalu ia berbicara dengan wanita itu, tetapi sekarang Tama mendapati kenyataan jika wanita itu adalah simpanan iparnya. Tama menatap Ara yang masih terguncang dengan perselingkuhan Dipta. Tama menurunkan tangan Ara dan meremas lembut pundaknya.“Mbak minum dulu, ya. Emosi Mbak Ara belum stabil. Duduk di sini. Aku ambilin air,” ucap Tama. Ara mengangguk pasrah. Ia membiarkan Tama membimbingnya duduk di kursi terdekat. Kepalanya tertunduk pada lantai dan semakin lama Ara memandangi foto itu, semakin hancur pula hatinya. Suaminya dekat dengan perempuan lain, yang notabennya mahasiswa di kampus tempatnya bekerja. Mereka terlihat sangat dekat dalam momen yang ditangkap foto itu.Tama kembali sekitar lima menit kemudian dari dapur. Pria itu membawa segelas air sebelum duduk di samping Ara.“Minum pelan-pelan, Mbak. Hati-hati tersedak.”Tama membantu Ara minum dari bibir gelas secara perlahan. Setelah meng

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status