Share

Kecurangan

Penulis: Daralist
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-01 10:17:08

“Mana? Coba sini kulihat!”

Sira merebut ponsel temannya dan memandangi berita dengan nama Evelyn terpampang sebagai judul besar. Foto berita itu juga menampilkan Evelyn yang tersenyum cerah setelah mendapat kemenangan dengan piala di tangannya.

“Itu benar kakakmu, kan?” Tanya teman Sira dengan sedikit nada mengejek. “Hal apalagi yang dia lakukan agar menarik perhatian orang tuamu?”

Teman Sira tidak asal bicara. Dia bisa menebak seperti itu karena Sira sering bercerita tentang kelakuan sang kakak yang selalu membuat ulah hanya agar diperhatikan.

Dia masih berasumsi demikian tanpa tahu bahwa Evelyn tidak lagi berada di rumah keluarga Rowan.

Sira terdiam sebentar memikirkan jawaban kemudian berkata, “Oh, iya, ini kakakku. Aku tidak tahu apa yang dia lakukan sekarang.”

“Apa ini? Cerita baru tentang kelucuan kakakmu lagi?”

Pertanyaan mengejek itu membuat teman-teman Sira yang lain tertawa. Sira memang terbiasa menceritakan hal buruk Evelyn untuk menciptakan citra murni untuk dirinya sendiri.

“Yah, seperti biasa … dia sedang membuat masalah di rumah,” kata Sira dengan nada halus. Baginya, masalah Evelyn selalu masalah kecil di matanya. “Mungkin nanti ayah akan menegurnya nanti.”

“Bukankah sebelumnya ada gosip yang mengatakan bahwa dia seorang … pengguna?”

Kata terakhir diucapkan dengan pelan. Namun, semua oang yang bermain dengan Sira sedikit tahu dengan ceritanya. Sebab mereka juga kalangan atas yang pasti mendapat berita dari para tetua.

Sira menggeleng kuat seolah mencoba menepis berita buruk sang kakak, “Itu pasti salah paham. Aku percaya padanya”

“Ah, tidak seru! Kamu selalu membelanya.”

Teman yang lain hanya bisa menghela napas. Betapa baik Evelyn mendapat adik yang selalu mendukungnya tetapi dia malah berebut perhatian dengannya.

Di sis lain, Sira tersenyum kecil melihat respon teman-temannya. Inilah yang dia inginkan, menjadi yang paling dibanggakan meski dia seorang anak angkat. Evelyn seharusnya tetap di belakang tanpa mengganggunya.

Ya, Evelyn seharusnya tetap di belakangnya. Dia tidak boleh lebih bersinar darinya.

Sira keluar dan menelepon seseorang, “Lakukan sesuatu untukku.”

Setelah berbicara sekian lama, senyum jahat Sira tampak seperti hendak memakan orang.

Evelyn tidak tahu tentang tindakan Sira dan teman-temannya. Setelah memenangkan lomba yang diadakan restoran Vilma, Evelyn mendapat kontrak kerja di restoran tersebut sebagai Chef de Partie.

Bagi Evelyn ini adalah langkah awal yang baik.

“Kamu yang menang kemarin itu?” tanya seorang senior di bagian yang sam dengannya.

“Iya, itu aku,” jawab Evelyn dengan senyuman. Namun, sikap senior itu agak canggung.

“Kamu dapat resep masakan saat lomba itu darimana?”

Evelyn mulai bingung dengan pertanyaannya, “Maksudnya apa ya?”

“Kamu tidak lihat berita?”

Saat pertanyaan itu disebutkan, Evelyn merasakan tatapan orang-orang di dapur sangat beragam. Terutama orang dengan tatapan meremehkan dan mencibir ke arahnya.

Evelyn sudah terbiasa dengan tatapan di rumahnya sehingga dia bisa merasakannya. Namun, dia masih tidak mengerti apa yang salah.

Senior itu hanya menghela napas. Dia sudah bertemu dengan banyak orang dan mematikan. Jadi, Evelyn bukanlah seperti yang ada di berita. Hanya saja opini publik lebih mematikan, membuat banyak orang berspekulasi buruk tentangnya.

“Istirahatlah sebentar, kemudian kamu boleh bergabung kembali.”

Evelyn sekarang tahu ada yang tidak beres. Saat dia membuka ponsel dan melihat berita viral, napas Evelyn tercekat.

Di berita dengan latar foto dirinya yang tengah memegang piala, dulu berita nya membuat mata Evelyn sakit.

Evelyn dituduh melakukan kecurangan!

Evelyn memasuki kolom komentar. Diskusi online itu lebih banyak yang menghujatnya daripada berpikir positif tentangnya.

“Ya ampun, ternyata aku salah menilai. Aku kira dia anak baik yang mempromosikan hidangan lokal.”

“Sudah kubilang ada yang janggal, kan. Bagaimana mungkin dia bisa menyelesaikan setiap tantangan memasak dengan baik.”

“Dasar curang!”

“Aku akan menjadi pemenang berikutnya jika aku ada uang.”

Kebanyakan kolom komentar diisi dengan lelucon dan hinaan terhadap kecurangan yang tidak dia lakukan.

Evelyn merasa dadanya sesak. Perasaaan sendirian ketika tidak ada yang percaya padanya kembali membuatnya tidak nyaman. Seolah dia kembali pada rumah yang selalu mengecewakannya.

Mengingat tentang rumah, Evelyn tiba-tiba mendapat pencerahan. Namun, sebelum dia sempat melakukan apapun, panggilan datang lebih dulu di ponselnya.

“Eve, jangan lihat berita apapun oke! Fokus saja bekerja!”

Evelyn tertawa atas sikap Mia. Dia melupakan sahabat yang dia punya.

“Jika kamu mengatakan itu, aku akan semakin penasaran,” kata Evelyn dengan nada main-main lalu lanjut bicara sebelum Mia berkomentar. “Aku sudah tahu apa yang terjadi. Aku baik-baik saja, tidak perlu khawatir.”

Ada hening sementara, “Benarkah?”

“Tentu saja itu benar. Tapi aku ingin meminta bantuanmu untuk ini.”

“Oh, apa itu? Katakan saja padaku, aku akan melakukannya demi kamu!”

“Kamu romantis sekali,” jawab Evelyn saat menerima usaha sahabatnya agar dia tidak bersedih.

Sesaat kemudian nada Evelyn berubah serius, “Carikan aku pengacara.”

“Apakah untuk kasus ini, kamu yakin?”

“Aku tahu siapa di balik semua ini.”

“Jangan bilang kalau itu ….”

“Ya, itu dia. Siapa lagi yang tidak suka dengan kesuksesanku selain dia?” ujar Evelyn dengan wajah datar.

“Sial! Dia bahkan tidak melepaskanmu meski kamu sudah diusir dari rumah!”

Evelyn menatap ke kejauhan. “Tidak apa-apa. Setidaknya aku bukan Eve yang dulu.”

Setelah bicara beberapa waktu lagi, Evelyn memutuskan panggilan. Matanya menampakkan kedewasaan yang tidak ada ketika masih di dalam rumah keluarga Rowan. Seolah dia benar-benar menjadi orang yang benar-benar baru.

“Kali ini aku tidak akan membiarkanmu, Sira,” bisik Evelyn dengan pandangan yang dingin.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dibuang Keluarga, Diperistri CEO Berkuasa   56. Kesempatan Terakhir

    Sira menyembunyikan senyum licik di wajahnya atas respon jason pada foto yang dia ambil saat melihat Evelyn bersama pria lain. Isi obrolan Evelyn itu tidak penting. Reputasinya yang buruk sudah cukup untuk membuat Jason berpikir jauh tanpa dia merangkai kata untuk membalikkan fakta. Sira sekarang hanya melakukan hal kecil untuk menambahkan api di dalamnya.“Ayah, sepertinya itu temannya kakak. Dia tidak mungkin mendapat undangan dengan dekat laki-laki, kan?” tanya Sira dengan bingung. Padahal dari ucapannya, Sira sudah menuduh Evelyn dekat dengan laki-laki lain hanya agar mendapat undangan resmi saja.Benar saja, Jason langsung tersulut emosi. Matanya tampak melotot dan rahangnya mengeras menahan marah. Apalagi saat matanya melihat Evelyn dekat dengan seseorang yang terlihat seperti orang elite, Jason merasa malu atas namanya.“Beritahu dia jangan sampai aku mengurungnya untuk kedisiplinan!”“Tapi, ayah … kak Evelyn bilang dia sudah bukan lagi anggota keluarga Rowan.”Jason mendengku

  • Dibuang Keluarga, Diperistri CEO Berkuasa   55. Pikiran yang Seharusnya Tidak Ada

    Evelyn melemparkan pisaunya dengan refleks. Ernest yang tidak jauh dari tempatnya memotong buah pun ikut terkejut.Evelyn hanya bisa menahan sakitnya tangan yang teriris. Meski itu hanya luka kecil, rasa perih dan panas itu benar-benar menjalar. Darah merah segar pun terlihat saat Evelyn membuka tangannya dan melihatnya dengan lebih jelas.Ernest melihat itu sekilas lalu mengambil tisu dan meraih tangan Evelyn tanpa permisi. Evelyn membulatkan matanya tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Ernest.“Tuan Ernest, aku bisa sendiri!” ujar Evelyn panik saat tangannya dipegang.Ernest tampak tidak peduli saat dia dengan cekatan mengelap banyak darah dari jari Evelyn yang terluka. Ernest juga dengan perhatian memberi plester pada luka yang menurut Evelyn tidak perlu dibalut seperti itu.“Seharusnya tidak perlu sampai seperti itu,” kata Evelyn pelan setelah lukanya dibalut plester dengan sempurna.“Apa maksudmu tidak perlu sampai seperti itu?” tanya Ernest dengan alis terangkat. “Aku ha

  • Dibuang Keluarga, Diperistri CEO Berkuasa   54. Cemilan Tengah Malam

    Evelyn akhirnya tersadar dengan pertanyaannya sendiri. Evelyn tersenyum kikuk dan mengalihkan topik pembicaraan, “Saya hanya tidak menyangka Tuan akan bangun di tengah malam. Biasanya di jam ini tidak ada yang terjaga.” Ernest tersenyum tipis tanpa bisa dilihat oleh Evelyn. Dia tidak menjawab dan hanya memilih duduk di kursi meja makan tidak jauh dari kulkas. Evelyn menelan ludah dengan gugup. Tangannya pun tanpa sadar saling menggenggam di depan perut. ‘Apa yang aku lakukan sekarang? Haruskah aku tetap mengambil minum?’ Hati Evelyn gelisah. Dia bahkan tidak menyadari sedang berdiri tidak jauh dari tempat Ernest duduk dalam keheningan total. ‘Jika aku tidak mengambil minuman sekarang, aku akan mati kehausan.’ Pikiran-pikiran Evelyn menjadi semakin liar. Ernest yang tengah duduk di sana pun menyadari perilakunya yang aneh. Meski Ernest menyukai ketenangan seperti ini, bukan berarti dia tidak masalah ada seseorang yang berdiri diam dengan aura gugup yang tidak bisa diabai

  • Dibuang Keluarga, Diperistri CEO Berkuasa   53. Mencari Udara Segar

    Evelyn nyaris terjatuh sampai kemudian sepasang tangan menariknya. Belum sempat kesadarannya pulih, pertanyaan itu meluncur dari pria yang baru saja menabraknya.Setelah stabil dan melihat siapa yang dia tabrak, Evelyn buru-buru melepas pegangannya pada tangan pria itu dan berdiri dengan sedikit panik.“Maaf, Tuan Ernest. Saya tidak melihat jalan,” kata Evelyn dengan tulus. Dia sungguh tidak tahu dan memang tidak melihat jalan dengan benar saat menabrak majikannya itu.Ernest mengerutkan kening sedikit, sebelum kemudian menjadi rileks dalam sekejap.“Kamu sedang apa di sini?” tanya Ernest sekali lagi.Evelyn akhirnya tersadar dan menjawab, “Ah, saya hanya mencari angin segar. Di dalam terlalu ramai untuk saya.”Evelyn mengatakannya dengan jujur. Apalagi setelah bertemu dengan dua orang yang tak ingin lagi dia temui, energinya terkuras habis.Ernest tahu maksud Evelyn. Apalagi dia sempat melihatnya pergi dari meja yang diisi oleh orang yang kemarin bermasalah dengannya saat di resto wa

  • Dibuang Keluarga, Diperistri CEO Berkuasa   52. Ingin Dia Menghilang

    “Memangnya masalah apa sudah aku buat?” balas Evelyn atas pertanyaan Kevin yang sedikit memojokkannya. “Aku hanya memberikan Sira nasehat.”“Bukankah kamu bilang bukan lagi anggota keluarga Rowan? Jika itu benar, seharusnya kamu tidak berhak memberi nasehat apapun pada Sira,” kata Kevin merasa geram dengan cara Evelyn menjawabnya. Evelyn benar-benar orang lain di matanya sekarang.“Apa salahnya memberi nasehat yang baik pada orang lain? Bukankah ibumu yang bukan keluargaku juga memberi nasehat kepadaku?”Ucapan Evelyn membuat beberapa orang menahan tawa. Terutama para nyonya yang hadir menemani suami mereka, jelas masih mengingat kejadian yang memalukan tentang Vera, ibu dari Kevin.Rahang Kevin mengeras saat mendengar tawa tertahan dari para tamu yang hadir. Mengingatkannya pada peristiwa memalukan yang pernah melibatkan Evelyn.Evelyn hanya memandang Kevin setengah hati. Mereka datang lebih dulu padanya. Siapa yang tidak tahu bahwa mereka datang hanya untuk merendahkannya? Jelas di

  • Dibuang Keluarga, Diperistri CEO Berkuasa   51. Jangan Menangis Adikku Sayang

    Pada akhirnya masalah itu selesai dalam diam. Meski Raya menangis dengan keras dan sedih serta mengungkapkan betapa dia mengagumi Ernest, wajah dingin lelaki yang semula dia kagumi itu sudah mengatakannya dengan jelas. Tidak ada pengampunan untuknya.Jangan bertanya tentang Hana atau Hilda. Mereka masing-masing mendapat peringatan. Hana tentu saja menyeret Hilda dan Ernest segera memecatnya. Namun, Hilda tidak terima dan masalah itu ditunda.Mengingat kembali apa yang baru saja dia lalui sebelumnya, Evelyn hanya bisa menghela napas sambil duduk di sudut ruangan sambil memandangi pemandangan yang tersaji di jendela dinding besar di sampingnya.“Kakak, kamu juga ada di sini?!”Teriakan ceria itu membuat Evelyn tersentak. Untuk kesekian detik, Evelyn berharap bukan seseorang yang sudah dia kenal suaranya. Namun, saat membalikkan badan dengan tenang, Sira sudah duduk di seberang meja tempat dia menenangkan diri sekarang.“Kakak, kenapa kamu menatapku seperti itu? Kamu tidak suka aku ada d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status