Share

Chapter 4. Ego

Author: Fatri_e
last update Last Updated: 2025-07-24 15:45:03

Esoknya Shen terbangun di pelukan Sky. Entah kapan lelaki itu pulang dan menemaninya sepanjang malam. Ia tersenyum, ketika mata Sky terpejam ia terlihat tampan. 

Shen menyentuh hidung dan bibirnya bergantian. Ia masih merasakan kecupan hangat Sky sebelum ia pergi. Wanita mana yang tidak menggila mendapatkan Sky? 

Tampan, kaya, dan royal. Ia meratukan Shen meski mulutnya tak selalu mengaku. Di dekatnya, perbedaan sosial itu tak pernah ada, ia mengenal Sky lebih dari siapa pun.

“Kapan kau pulang?” bisik Shen pelan.

Sky tersenyum. Rupanya ia hanya pura-pura memejamkan mata menunggu Shen bangun. Ia terjaga sepanjang malam ditemani beberapa botol alkohol sebelum membaringkan diri di samping Shen.

“Kau tidak berbuat macam-macam, kan?” wajah Shen membulat. Ia baru sadar sesuatu.

 Semalam, ketika ia kabur lewat jendela, ia ingin menemui Sky. Anton berada di rumah sendirian dan menyeretnya ke gedung teater. Seluruh istana Andromeda sangat sepi, hanya beberapa pengawal yang berjaga di depan gerbang, jauh letaknya dari bangunan utama.

Sesampainya di sana, ia melempar tubuh Shen ke atas kursi dan mulai mendekat. Shen berontak, namun tenaganya kalah jauh hingga membuatnya terbanting. Beberapa kali Anton merobek paksa seragamnya, Shen tetap mampu mengelak. 

Tenaganya habis. Ia sudah tak sadarkan diri sebelum ia melihat Orlando meringsek masuk.

“Aku minta maaf atas semua yang terjadi, Shen. Setelah ini, aku pastikan semua baik-baik saja.” Sky membelai wajah Shen dengan lembut, “Tidak akan ada pernikahan antara keluarga Bussara dan Andromeda.”

“Maksudmu?” Shen menatap tak percaya.

“Mama juga tidak akan bisa mengubah keputusanku.”

“Apa kau serius?” Shen masih tak percaya, “Kau paling tidak bisa membantah kata-kata nyonya.”

Sky tersenyum. Kali ini ia merengkuh tubuh Shen dengan erat. Ia seakan tak mau memberikan kesempatan pada siapa pun untuk memisahkan mereka. Mengapa ia sangat mencintai Shenina? Karena Shen adalah satu-satunya orang yang paling peduli dan mengerti soal dirinya. 

 Keluarganya hanya sibuk mengurusi bisnis, sementara Sky kecil yang kesepian menjadi introvert karena keadaan. Sampai sosok gadis kecil datang ke istana Andromeda dengan ibunya. Judy menerima mereka dengan mudah, padahal seleksi untuk menjadi pelayan di keluarga mereka tidak sembarangan. 

Mereka selalu bersama hingga perasaannya berubah menjadi kasih sayang tak terbendung dan menyatakan cinta. Gayung bersambut, Shen ternyata menyimpan rasa yang sama, hingga terciptalah hubungan rahasia antara pewaris Andromeda Group dan pelayannya.

“Kita akan ke luar kota besok.”

“Kenapa? Apa ada sesuatu?”

“Aku harus mengurus beberapa hal dengan Klien terkait akuisisi hotel Le Meredien secepatnya. Persiapkan dirimu, kita akan tinggal 3 hari di sana.” Jelas Sky.

“Hanya kita berdua?”

“Orlando, sepupuku Emily juga akan ikut. Karena  sebagai kepala pengawas, ia harus ikut menyidak kelayakan konstruksi bangunan hotel. Apa kau keberatan?” 

Mungkin Sky berpikir soal  insiden air tumpah itu akan membuat relasi keduanya menjadi tidak nyaman. Emily tak perlu ikut jika memang Shen tidak nyaman. Tapi Judy memaksa Emily untuk berada di sampingnya saat kunjungan kerja itu.

“Tidak, kok. Pekerjaan memang harus menyertakan ahlinya. Aku dan Nona Emily baik-baik saja, Sky.”

“Baiklah. Aku akan mengurus semua kebutuhanmu, kamu hanya perlu berangkat denganku saja, Shen.”

 Esoknya Ruby datang dengan dua koper penuh yang diangkut oleh supir pribadinya. Sky dan Shen kaget. Berbeda dengan mereka, Judy dan Emily tertawa girang akan kehadiran Ruby, mereka menyusun rencana yang tidak semua orang tau. 

Sky langsung menarik tangan Judy ke tempat lain. Ia benar-benar harus mempertanyakan hal itu.

“Mama sudah janji tidak akan memaksa pernikahan kami, kan!?”

“Sky sayang, dengarkan mama,” Judy mengelus telapak tangan Sky, “Mama tak memaksamu, tapi coba pikirkan, kau baru saja tunangan kemarin, tidak mungkin hari ini langsung mengumumkan pembatalan mendadak. Setidaknya hormatilah keluarga Bussara. Hormati citra Ruby sebagai perempuan, tokoh publik , yang semua orang tau bahwa ia wanita terhormat. Kau menunjukkan sikap acuh di depan umum saja sudah menjadi pemberitaan, apalagi pembatalan pertunangan!”

Judy memasang wajah penuh harap. Ia sangat ingin Sky menerima saja idenya, dan perlahan-lahan ia bisa merubah keputusan Sky. Ia memainkan intrik kotor, ia akan bermain secara halus sampai impiannya terlaksana.

“Tunggu lah satu bulan lagi, mama sendiri yang akan bicara dengan keluarga Bussara.”

Yang dikatakan Judy memang ada benarnya. Keluarga Bussara tidak bersalah atas pertunangan mereka. Semakin ia pikirkan, semakin ia menyesal tak menolak dari awal rencana Judy itu. Terbayang raut wajah Shen di matanya, apakah gadis itu akan nyaman dan mau memberikan waktu sedikit?

 Satu bulan lagi, ya, satu bulan dan ia akan menjadi milik Shenina selamanya.

“Baiklah, ma. Setelah itu, tak ada yang bisa menghalangi keputusanku!”

Judy tersenyum puas. Ia menghantar kepergian anaknya dengan ramah yang dibuat-buat. Ruby merebut kursi depan milik Shen yang terpaksa pindah ke belakang. Meski dalam hati berdebar dan bertanya-tanya, soal kemungkinan janji kekasihnya semalam, ia akan tetap percaya sampai Sky mengucapkan sendiri kepadanya. 

Ia memilih maklum. Membiarkan sakit tersembunyi dalam sunyi, walau rasanya terkoyak tercabik-cabik.

Sepanjang jalan Shen hanya diam. Ia hanya menyaksikan interaksi dua manusia di depannya dengan perasaan campur aduk. Ia tak dapat membayangkan jika Sky bisa tersenyum karena gadis lain yang berusaha mencari perhatiannya. 

Hanya ia yang berhak. Seingatnya Sky juga pernah berkata, ia jarang tersenyum jika ia tak menyukai lawan bicaranya. Apa jika ia tersenyum sekarang, lantas mulai menyukai Ruby?

Setelah mendarat dengan mulus sekitar jam 12 siang, mereka memilih untuk istirahat di kamar masing-masing. Esok hari baru mereka melakukan inspeksi bersama. Shen memilih untuk menikmati   aroma laut favoritnya dari balkon kamar yang menghadap ke bibir pantai.

Dari jauh, ia melihat Ruby dan Sky tengah menikmati suasana yang sama dengan bertelanjang kaki. Ia melihat Ruby tersenyum cerah, tatkala mereka dikerubuti oleh fans Ruby, gadis itu mulai menggelayuti tangan Sky. Mereka adalah pasangan paling serasi tahun ini menurut media social yang sedang ia baca sekarang. 

Publik tahu mereka tengah berada di kota itu  hanya dengan satu postingan Ruby. Dengan status mereka sebagai tunangan, Shen hanya bisa meringkuk di atas kasur, mustahil mendekati Sky.

Ia meraih ponsel, mencoba mengirim pesan teks pada kekasihnya berharap pemandangan yang mereka buat segera usai.

[Sky, kau di mana?]

Ia melihat Sky tidak memperhatikan ponselnya dari kejauhan. Hingga pesannya terabaikan, Shen menangis dalam diam. Ia memilih untuk terbaring di atas kasur. 

              Sorenya ia terbangun. Ketika mengecek ponsel ia mendapati pesan Sky. Lelaki itu tak membalas pesan yang sebelumnya. 

Dia hanya bilang akan menjemput Shen saat makan malam nanti. Shen kembali rebah, tubuhnya terasa lemas tak bertenaga. Dunianya tanpa Sky hanyalah muram, ditambah ia menyaksikan dengan mata kepala sendiri bahwa Sky bersikap manis terhadap wanita lain meski hanya sebagai pencitraan.

Pukul 18.30 ia sudah bersiap. Bel pintu kamar berbunyi menandakan bahwa Sky sudah ada di depan pintu. Betapa rindunya ia ketika seharian tak bertemu Sky. Meski hatinya sangat panas, rasa cemburunya lebih besar. 

Saat membuka pintu nanti, ia akan menghambur ke pelukan Sky dan menikmati aromanya lebih lama. Hatinya kembali berbunga. Dengan wajah merah merona ia membuka pintu, dan ...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dibutakan Cinta CEO Tampan   Chapter 110. Menjenguk

    “Bagaimana kabarmu?”“Siapa yang bilang kalau aku di sini?”Wajah yang tadinya cemas kini berubah tersenyum.“Kakakmu. Maaf aku tidak tahu soal kejadian ini! Kemarin aku menjemput istriku pulang dari rumah sakit.”“Seharusnya kau terus menemaninya, pak.” Jawab wanita itu lesu. Berharap apa dia soal pria yang sudah beristri? “Aku juga mengkhawatirkan rekanku. Apalagi itu karena salah satu anggota keluargaku yang melakukannya.”“Aku baik-baik saja. Pergilah pak!”“Kau mengusirku? Aku juga menemui Anggika kalau terjadi sesuatu padanya.”Shen tak bisa berkilah lagi. Jika dia terus mendorongnya untuk pergi, tidak sopan apalagi dia adalah atasannya sendiri. Shen hanya bisa mempersilahkannya duduk.Hansandy entah ke mana setelah ditinggal pergi sebentar ‘katanya’. Kalau ia memberitahu Sky untuk datang, kenapa ia malah pergi?“Bagaimana kejadiannya? Aku harus dengar cerita darimu sebelum memperkarakan Anton.”“Bapak yakin?”Bukan ia tidak percaya Sky, tapi selama ini mati-matian

  • Dibutakan Cinta CEO Tampan   Chapter 109. Terkejut

    Gubrakkkkk!!“Hei! Ada apa? Kau bisa membukanya pelan, kan?”Han langsung masuk. Tak peduli lagi setidak-sopan apa orang menganggapnya, ia hanya perlu bicara dengan Sky saat itu juga. Han berdiri di depan Sky dengan wajah marah. Ketidak-tahuan Sky membuat otaknya berpikir lebih kalut. Kenapa semua orang di kantor tenang-tenang saja sementara adiknya tengah merana di rumah sakit!“Sia-sia papa mengeluarkan semua uangnya di perusahaanmu! Kau tahu apa yang membuatnya yakin? Shen ingin melakukannya. Sebagai balas budi karena ia ditampung di sana dengan baik, meski semua orang juga tahu perlakuan buruk keluargamu kepadanya!”Sky berdiri. Tak mengerti dengan permasalahan yang diucapkan Han tiba-tiba. Tapi ia jelas tahu, ada yang salah.“Kau bisa bicara baik-baik? Aku tak pernah mengizinkan keluargaku menyakitinya.”“Baik, aku akan coba bicara baik-baik.” Han duduk di hadapan meja kerja Sky dengan sedikit senyum paksaan. “Apa kau tahu Shen tak masuk kerja?”Sky sama sekali tak tahu

  • Dibutakan Cinta CEO Tampan   Chapter 108. Pertolongan Kakak Angkat

    “Ehem!”Tanpa sengaja Shen menoleh kepada lelaki yang sedang berdiam di balkon, karena ia berjalan agak jauh, wajahnya belum jelas. Sampai beberapa langkah ia baru sadar, lelaki itu adalah Anton yang memandanginya dengan sorot aneh.“Kau semakin cantik saja!”Tadinya Shen akan berlalu, tapi tangan Anton menahannya untuk tetap di sana.“Sombong sekali, apa kau lupa kalau kita hampir menikah?”Shen masih diam saja, tapi dari kepalan tangannya yang masih dipegang Anton, ia terlihat menahan hati. Mimpi apa dia semalam, sampai bisa dihadang manusia aneh macam dia.“Jangan sok jual mahal, dulu kau murah saja aku tak mau!” Anton semakin mencengkeram tangannya dengan kuat.Ingin melepas pun Shen tak kuat, perbandingan tenaganya dan Anton benar-benar berbeda.“Lepas, tidak?!!”“Akhirnya kau mau buka mulut juga!” Anton menatapi wajah Shen dengan pandangan menjijikkan. Seolah Shen tahu apa yang ada di pikirannya.“Kalau kau tidak mau lepas, aku akan ...”“Mengadukanku pada Sky?” She

  • Dibutakan Cinta CEO Tampan   Chapter 107. Pertengkaran Demi Pertengkaran

    “Kau tidak menginap?” melirik dengan ekspresi dingin kepada istrinya. Ia baru mengantarkan Ruby pulang ke rumah Bussara setelah dinyatakan baik-baik saja oleh dokter. Ia tahu, istrinya itu berusaha mendapatkan perhatiannya, namun entah kenapa rasanya hatinya menolak.Ia hanya memandangi Ruby dengan tatapan kasihan. Tak lepas ia menyalahkan diri sendiri karena bagaimana pun semua dipicu oleh kedekatannya dengan Shen kembali. Sebelum Shen muncul saja, Ruby tetap uring-uringan, apalagi ia melihatnya langsung di depan mata.Ruby berusaha meraih tangan suaminya, ia memandang penuh harap agar Sky mau tinggal sebentar.“Apa kau tidak khawatir padaku?” ucapnya memelas.“Aku punya rapat penting besok. Pagi-pagi sekali ...”“Aku akan membangunkanmu dan menyiapkan sarapan. Kumohon, ya?”Hatinya membenarkan, seharusnya pun, Ruby adalah istri sahnya. Kalau ia mengabaikan, bukankah ia menelantarkannya?Akhirnya Sky membuka jasnya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Wani

  • Dibutakan Cinta CEO Tampan   Chapter 106. Terus Terang Saja

    Nafsu makannya sudah menguap entah ke mana. Sari hanya menggeser sendok, dan menyuap sesekali untuk membuat Dragon tak bersalah. Baju spesialnya malam ini sungguh tak berguna. Untuk apa ia dipandang indah oleh seseorang sedangkan hatinya memikirkan gadis lain.Rupanya Dragon terus memperhatikan, Sari sama sekali merasa tidak nyaman dengan permintaan tolongnya.“Kau ... tidak suka makanannya?”“Eh a-aku suka! Cuma perutku sedikit menolak, jadi harus pelan-pelan.” Jawab sari sembari tersenyum tipis.“Apa asam lambungmu naik?”Asam lambung. Dragon bahkan tahu ia terkena asam lambung yang lumayan parah. Ayla dan Shen tak pernah menyadarinya sedetail Dragon. Apakah ia harus tersenyum? Menangis? Yang pasti ia harus sadar diri. Sari mulai menimbang-nimbang soal perasaannya. Pantaskah?Wanita club malam yang pernah bercerai dengan suaminya meminta hati Dragon, seorang pewaris besar dan dingin yang tidak sembarangan dalam menaruh hati. ‘Cih! Sudah dibantu mendapatkan pekerjaan saja

  • Dibutakan Cinta CEO Tampan   Chapter 105. Tergores Tapi Tak Berdarah

    Sarinah kini bekerja menjadi penerima tamu sebuah hotel. Ia mendapatkan pekerjaan itu dengan bantuan Dragon. Hotel yang merupakan salah satu properti Bussara itu memberikan harapan baru untuk Sari.Ia cantik, bisa berkomunikasi, hanya latar pendidikan yang tidak membuat ia bisa bekerja layak. Kini, berkat Dragon, kehidupannya membaik. Tak banyak yang tahu akhir-akhir ini mereka semakin akrab, kerap bertemu saat membutuhkan satu sama lain.Sari sering menemaninya saat malam-malam sepi. Dunia malam menjadi hiburan mereka saat setiap orang sibuk dengan kehidupan masing-masing. Ayla dengan pekerjaannya, dan Shen dengan keluarga barunya.Hanya dia yang merasa tak berguna sendirian.Seperti malam ini, Dragon sudah mengiriminya pesan. Mereka akan menghabiskan malam di club semalam suntuk karena Sari bekerja hanya sampai jam 5. Yang paling aneh, ia tidak bisa menebak perasaannya.Semenjak mereka akrab, sejak itu hidup dengan Dragon sudah terbiasa. Jika tak ada kabarnya ia resah, saat w

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status