Share

Bab 3 Ini di Mana?

Author: Tusya Ryma
last update Last Updated: 2024-10-24 07:46:08

Di sebuah kamar mewah dengan dekorasi modern yang indah, Danisha terbangun karena suara seseorang membuka pintu. Saat bangun, Danisha merasakan tubuhnya panas, dan tulang belulangnya terasa sakit. Rambutnya pun basah, entah karena keringat atau karena air hujan. Selain itu, dadanya terasa sesak dan sakit, seperti ada pisau yang mencabik-cabik isi di dalamnya.

"Eh, ini di mana?"

Ia pun menatap seisi kamar yang nampak asing, lalu melihat cairan infusan menggantung di samping tempat tidurnya.

"Awhhh!"

Ketika tangannya diraba, ternyata ada selang yang menempel.

"Oh ...."

Pantas saja punggung tangannya terasa gatal, ternyata karena perekat yang menahan selang infus agar tidak bergeser.

"Nona! Syukurlah Anda sudah bangun!" ucap seseorang dari depan pintu.

Danisha pun seketika terkesiap. Ia menoleh ke samping, melihat seorang wanita paruh baya sedang berjalan ke arahnya sambil tersenyum.

"Sudah lebih dari 5 jam Anda tidak sadarkan diri, Nona! Anda pun mengalami demam tinggi. Semalam dokter sudah memeriksa Anda, untungnya tidak ada hal yang serius. Anda hanya demam, juga luka di bagian luar. Untuk bagian dalam, dokter bilang tidak ada masalah! ” jelas wanita paruh baya itu dengan ramah.

"I-ini di mana? Kenapa saya bisa ada di sini? Dan, Anda? Anda siapa?" tanya Danisha dengan bingung. Ia pun perlahan bangun, lalu duduk dan bersandar di kepala tempat tidur sambil melihat wanita di sampingnya.

Diingat-ingat kembali, tadi malam dirinya kabur dari rumah suami, lalu berkeliaran di jalan sambil memakai gaun pengantin yang sudah dipotong sepaha. Tapi sekarang, Danisha sudah ada di rumah seseorang. Ia pun memakai pakaian tidur panjang yang lengkap dengan pakaian dalam. Dan luka di keningnya, sekarang sudah dijahit dan ditutup dengan perban.

"Ini???" tunjuk Danisha pada baju tidur besar yang ada di tubuhnya.

Wanita paruh baya itu menjawab sambil berdiri di samping tempat tidur Danisha. "Tadi malam, Tuan membawa Anda kemari. Katanya Anda pingsan di jalan. Saya dan para pelayan sudah mengelap tubuh Anda, lalu mengganti semua pakaian Anda. Oh iya, gaun yang Anda pakai semalam, maaf... kami sudah membuangnya! Selain kotor karena tanah dan darah, juga karena sudah kami gunting. Semalam tubuh Anda benar-benar lebam dan lecet. Kami langsung membukanya dengan cara digunting!"

"Oh, ya! " Danisha pun mengerti. Ia tidak akan mempermasalahkan hal itu.

"Lalu .... Tuan yang anda maksud?" tanya Danisha penasaran.

Siapa orang yang membawanya dari jalan di saat semua orang tidak ada yang mau menolongnya? Dan, apa tujuan orang itu menolongnya? Selain itu, semalam Danisha samar melihat wajah tampan yang memakai pakaian rapi datang menghampirinya sambil membawa payung. Tubuhnya mengeluarkan wangi yang enak dan segar. Siapakah orang itu?

"Hehe!"

Wanita paruh baya itu malah tersenyum sambil menarik selimut Danisha. Mengisyaratkan dia agar kembali tidur.

"Oh, ya, Nona! Tuan bilang, beliau minta maaf pada Anda. Tadi malam dokter dan Tuan memotong cincin Anda karena menghambat peredaran darah di jari Anda!"

"Heh?"

Mendengar ucapan wanita paruh baya itu tentang cincin di jarinya, Danisha jadi teringat, semalam tangannya memang bengkak karena diinjak oleh Bian, jari manisnya pun ikut membesar dan sakit. Cincinnya tidak bisa dilepas. Ya, mungkin dipotong adalah solusi yang terbaik untuk membuka cincinnya yang menghambat peredaran darah. Sekarang jarinya masih sedikit bengkak, namun tidak sesakit tadi malam.

"Ah, ya! Terima kasih!" ucap Danisha dengan pelan.

Ia berterimakasih karena tuannya benar-benar menolongnya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Bahkan ia dipinjami pakaian tidurnya yang kebesaran.

"Baiklah, Nona! Ini masih jam 6 pagi. Anda bisa tidur sampai jam 8, nanti dokter akan datang untuk memeriksa Anda!" ucapnya sambil membantu Danisha berbaring.

Danisha pun tidak membantah. Ia menuruti ucapan wanita paruh baya itu dan kembali berbaring di kasur yang sangat luas dan nyaman.

"Eh, Nona! Tuan meminta saya untuk menghubungi keluarga Anda. Mungkin sekarang mereka sedang mencari Anda! Biar saya catat dulu nomornya," ucap wanita yang merupakan kepala pelayan di rumah mewah tersebut.

Dia pun segera mengeluarkan buku kecil dari saku pakaian, lalu melihat Danisha dan bersiap untuk mencatat nomor telepon keluarganya.

"Ah... keluarga?" gumam Danisha dengan hidung yang terasa masam.

Saat ini, dirinya sedang kabur dari rumah suami. Sedangkan orang tua, orang tua Danisha sudah pulang ke Kota C setelah acara pernikahannya selesai. Ayah, ibu, dan juga kakak perempuan yang tinggal di kota ini tidak tahu kalau sekarang Danisha sudah diceraikan oleh Bian. Tidak mungkin Danisha menghubungi ayahnya dan mengadu kalau Bian menyiksanya semalam.

Tapi, kalau memang ada yang harus dia hubungi, siapa orang yang bisa dihubungi? Apa mereka akan senang kalau tahu Danisha baik-baik saja?

"Maaf, Bu! Saya tidak ada keluarga untuk dihubungi!" Akhirnya Danisha mengatakannya.

Ia berkata dengan pelan dan dengan raut wajah yang berubah menjadi sedih.

"Oh, tidak ada, aya? Kalau suami bagaimana? Semalam Anda memakai riasan wajah, juga gaun pengantin yang sudah robek. Saya pikir Anda pengantin baru yang menjadi korban tabrak lari," balas kepala pelayan sambil mengerutkan kening.

"Hehe! Ya, itu memang benar. Tapi bukan korban tabrak lari. Saya hanya ...."

Danisha tersenyum kecut. Merasa kasihan pada dirinya sendiri yang sudah dicerai di malam pertama, juga dihina dan disudutkan oleh keluarga suami. Namun ia tidak diizinkan untuk membela diri dan menjelaskan bahwa dirinya tidak bersalah.

Perlahan air matanya mengalir keluar. Danisha pun segera memalingkan mukanya ke samping dan menyeka basah di pipi. Ia tidak ingin orang lain melihat kehancuran hatinya.

"Owh! Ya, sudah ... ya, sudah! Anda bisa istirahat di sini sampai kondisi Anda membaik. Saya tidak akan menghubungi keluarga Anda! Sekarang, tidurlah!" ucap kepala pelayan yang sudah mengerti dengan perubahan emosi Danisha.

Dia pun kembali memasukan buku kecilnya ke dalam saku, lalu keluar dari kamar itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 62

    Di dalam ruangan yang luas dan bersih, juga dekorasi yang sangat mewah dan modern, Danisha duduk di sofa kulit sambil menatap kagum. Di depannya ada meja kerja yang terbuat dari marmer berwarna abu, sepertinya itu meja kerja Wihaldy."Nona! Anda bisa menunggu Tuan dj sini. Sebentar lagi Tuan kembali!" ucap Fay sesuai dengan apa yang dikatakan oleh sekretaris bosnya di telepon.Mendengar hal itu, Danisha pun mengerti. Ia mengangguk, duduk dengan patuh di sana sambil menatap kiri dan kanan."Baiklah! Kalau ada apa-apa, Anda bisa menghubungi saya!" ucap Fay lagi.Setelah itu, ia keluar dari ruangan itu. Tinggalah Danisha sendirian di sana.Ditinggal sendirian di ruangan mewah itu, Danisha merasa gugup. Ini pertama kali dirinya masuk dan bahkan duduk di ruang kerja Wihaldy. Kalau tiba-tiba seseorang datang dirinya masih ada di sana, entah apa yang harus dilakukannya. Cekrek! Baru saja berpikir demikian, tiba-tiba jantung Danisha hampir loncat keluar. Seorang wanita membuka pintu, lalu

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 61 Di Luar Dugaan

    Di luar gedung perusahaan, Danisha berjalan perlahan sambil melamun. Saat ini, dirinya tidak tahu harus pergi ke mana dan harus bagaimana? Pemecatannya yang tiba-tiba ini membuatnya syok dan juga tidak percaya. Tid! Dari belakangnya, sebuah mobil keluar dari kawasan itu lalu membunyikan klakson saat akan melewati Danisha. Tanpa rasa curiga, Danisha segera menyingkir ke samping. Ia melihat seseorang yang ada di dalam mobil menurunkan kaca mobilnya, lalu menatap Danisha dengan penuh keangkuhan. Setelah berpapasan, kacanya kembali diturunkan, dan mobil itu melaju pergi. "Eh ... itu?" Danisha terdiam sejenak. Ia ingat dengan wajah itu. Wanita yang baru saja lewat di depannya memakai make up tebal, juga kacamata dan topi berjaring hitam yang menutupi mata dan sebagian dari wajahnya. Tapi walaupun begitu Danisha bisa dengan mudah mengenalinya. "Jane! Apa dia dari kantorku?" gumam Danisha sambil terus menatap mobil yang mulai menghilang di balik jalanan yang lumayan padat itu. "Jane?"

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 60 Dipecat

    Di jam 7 pagi, Danisha keluar dari tempat tinggalnya dengan pakaian rapi yang lengkap dengan tas dan sepatu. Ia turun ke bawah, lalu masuk ke dalam mobil yang sudah terparkir di depan gedung apartemen.   Bruk!   Danisha menutup pintu mobilnya. Ia duduk di depan, samping Stefia yang akan mengemudi.   "Ayo!" ajak Danisha sambil memakai sabuk pengaman.   Setelah itu mereka pergi dari sana dan berjalan menuju kantor tempatnya bekerja.   Pagi ini, Danisha sudah menelepon Wihaldy di kamarnya, meminta ijin pada pria itu untuk pergi ke kantor bersama Stefia. Jadi, sopir pribadinya tidak perlu mengantarnya pergi ke kantor.   Di perjalanan, Stefia penasaran apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa teman baiknya itu ingin pergi ke kantor bersama, sedangkan Stefia baru saja punya kendaraan roda empat hasil kreditnya kemarin. Danisha sendiri pun ada mobil dan sopir pribadi yang akan mengantarnya ke manapun dia pergi.   "Ada apa, Sha? Apa kalian bertengkar lagi?"   "Kalau tidak, kau tidak

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 59 Hancur Berkeping-Keping

    Malam ini, Danisha nampak murung selama perjalanan menuju tempat tinggalnya. Ia terdiam, tidak mempedulikan apapun selama berada di dalam mobil. Karena merasa tidak nyaman dengan situasi itu, akhirnya Wihaldy bertanya, "Ada apa?" "Apa kau tidak suka kuajak makan bersama Jane?" tanyanya lagi karena wanita di sampingnya tidak menjawab. Danisha masih terdiam sambil memalingkan muka ke samping, melihat pemandangan yang ada di luar, tidak melihat Wihaldy yang sedang menyetir. "Ya, maaf kalau kau tidak suka! Lain kali, aku akan memberitahumu lebih awal. Tidak akan melakukan apapun tanpa persetujuanmu! Sekarang, maafkan aku, ya!" bujuk Wihaldy sambil memegang tangan Danisha dengan satu tangan. Dan, satu tangannya lagi memegang roda kemudian sambil sesekali menatap ke depan, melihat jalanan yang mulai macet. Sebenarnya Danisha ingin marah, pipinya masih sakit karena ditampar oleh Jane. Tapi, melihat ketulusan dan kebaikan Wihaldy, Danisha menjadi tidak tega. Akhirnya ia menatap Wih

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 58 Riwayatmu Akan Tamat

    Suasana di ruangan itu terasa hening dan sepi. Semua orang terdiam beberapa detik, lalu saling tatap, setelah itu Wihaldy berdiri, mempersilahkan Jane untuk duduk.  "Hemmm!" Jane mengiyakan ucapan Wihaldy dengan enggan. Dia pun langsung duduk di kursi depan Danisha.  "Sayang! Perkenalkan, ini Jane, mantan tunanganku! Eh, ya! Waktu itu kalian sudah pernah bertemu di rumahku," ucap Wihaldy tanpa ragu sedikitpun.  Danisha tergagap sejenak. Namun kemudian ia membungkukkan badan dan menyapa.  Di depannya Jane menatap Danisha dengan sinis. Ia ingin berkata kasar, namun diurungkan karena Wihaldy ada di depannya.  Tadi siang Wihaldy sudah berbicara serius dengan Jane. Ia pun sudah menjelaskan alasan dirinya tidak bisa kembali pada wanita itu. Awalnya Jane tidak setuju. Ia tetap ingin mempertahankan pernikahan itu dan ingin Wihaldy menikah dengannya sesuai dengan apa yang telah dibicarakan oleh kedua keluarga. Namun Jane pun tersadar, keputusan Wihaldy sudah bulat, ia menyetujui keput

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 57 Seseorang Akan Datang

    Di jam pulang kerja, Danisha keluar dari gedung kantornya dengan lesu. Ia pun memikirkan banyak hal, termasuk ucapan teman baiknya tentang Bian, Fandy dan juga Lingga yang menghilang dari Kota A ini. "Apa benar Haldy yang membuat mereka pergi?" "Tapi kenapa?" Tiddd! Ketika Danisha sedang berjalan di trotoar jalan, tiba-tiba sebuah mobil hitam mewah berhenti di depannya, lalu sang sopir membuka pintu belakang untuknya. "Nona, masuklah!" ucap Fay dengan senyum ramahnya pada Danisha. Sedangkan wanita itu hanya terdiam sambil mengerutkan kening. Dari dalam mobil, Wihaldy melihatnya, lalu menyuruh Danisha untuk masuk. "Mau masuk sendiri atau mau digendong olehku?" canda Wihaldy karena wanita itu tidak kunjung merespon. Danisha yang mendengarnya jelas saja sangat malu. Ia bergegas masuk ke dalam mobil karena khawatir pria itu benar-benar akan melakukannya. Bruk! Pintu mobil pun sudah ditutup. Fay segera mengemudikan mobilnya dan melaju di jalanan yang lumayan padat. D

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 56 Jangan Membuatnya Tersinggung

    Di pagi hari, Danisha terbangun karena dering alarm dari ponsel yang ada di dalam tasnya. Ia pun mengulurkan tangan, mengambil tasnya yang ada di lantai samping tempat tidur karena arah suara itu muncul dari sana."Jam berapa ini?" Danisha menggeliat, membuka mata sedikit demi sedikit dan melihat jam di ponselnya."Jam 5! Aku harus segera bersiap pergi ke kantor!"Ini hari Senin, Danisha harus segera bangun, mandi dan pergi ke kantor sebelum kesiangan."Aishhh! Sakit ...." Danisha merasakan sekujur tubuhnya sakit, seperti habis lari maraton berpuluh-puluh mil. Selain itu, kepalanya berdenyut dan pusing."Eh...." Ketika membuka mata, Danisha terkejut, mendapati dirinya ada di kamar asing tanpa berpakaian. "Apa yang terjadi?" tanyanya sambil memeluk selimutnya dengan erat. Ia pun menoleh ke samping, melihat seorang pria tertidur pulas sambil memunggunginya. Yang terlihat hanya punggung polo dengan luka cakar di beberapa bagian. "Opsss ...." Danisha segera menutup mulutnya dengan tang

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 55 Tidak Mau Lihat

     Seketika di kamar yang luas dan mewah itu menjadi hening dan dingin. Baik Danisha maupun Wihaldy, keduanya terdiam tanpa bergerak. Tidak terdengar sepatah katapun sampai akhirnya Danisha mengulurkan tangan, menarik pegangan pintu dan berniat membukanya. "Eh!" Semakin ditarik, pintu itu semakin sulit untuk dibuka. Wihaldy yang ada di belakangnya hanya terdiam sambil melihat Danisha yang terus berusaha keluar dari kamar itu. "Kau tidak lupa, kan! Ini kamarku! Kau tidak bisa keluar dari kamar ini tanpa seijin dariku!""Hah?" Danisha berbalik badan, mendongak, menatap pria di depannya dengan heran."Atas dasar apa kau menahanku di sini?" tanya Danisha dengan lantang.Ia tidak mempedulikan ekspresi wajah pria di depannya yang sudah sangat buruk."Jangan terlalu egois kalau jadi pria! Aku terus kau ganggu, tapi di belakang, kau menikahi mantan tunanganmu! Lebih baik lepaskan aku, menjauh dari hidupku, aku tidak mau bersama dengan pria sepertimu!"Bruk!Baru selesai berbicara, tiba-tiba

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 54 Tidak Bisa Menyangkal

    "Danisha!" panggil Wihaldy sambil menahan emosinya. Dia menekan Danisha ke pintu, lalu menekan kedua pundak polos itu dengan tatapan tajam. Danisha pun tidak bisa bergerak dan tidak bisa melepaskan diri karena cengkeramannya begitu kuat.Di ruangan yang luas itu seketika menjadi hening dan dingin. Baik Danisha maupun Wihaldy, keduanya terdiam tanpa bergerak. Tidak terdengar sepatah katapun sampai akhirnya Danisha mengulurkan tangan, menarik pegangan pintu dan berniat membukanya. "Eh!" Semakin ditarik, pintu itu semakin sulit untuk dibuka. Wihaldy yang di belakangnya hanya terdiam sambil melihat Danisha yang terus berusaha keluar dari kamar itu. "Kau tidak lupa, kan! Ini kamarku! Kau tidak bisa keluar dari kamar ini tanpa ijin dariku!" Sudah lebih dari empat jam Wihaldy duduk di tempat karaoke itu melihat Danisha dan Lingga bermesraan sambil bernyanyi dan berjoged. Mereka pun mengobrol dengan asyiknya, tertawa sambil minum-minum tanpa mempedulikan Wihaldy yang ada di sana. Suda

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status