Share

Bab 41

Author: Juwita Liling
last update Last Updated: 2025-07-06 14:38:08

Tanpa menunggu waktu lama, siang harinya berita penangkapan Sandra langsung menjadi topik trending. Siaran televisi nasional, media massa daring, hingga media sosial, semuanya menyorot kasus itu. Dalam hitungan jam, kabar tersebut menyebar dengan sangat cepat. Nama Sandra mendadak menjadi buah bibir di berbagai kalangan.

Judul utama terpampang mencolok di mana-mana, mengguncang publik:

Putri Pengusaha Ternama Diduga Terlibat Penculikan, Ancaman, dan Pencemaran Nama Baik

Video penangkapannya pun viral. Warganet beramai-ramai membagikan cuplikan saat Sandra digiring keluar kantor polisi dengan tangan terborgol. Ekspresi wajahnya yang marah memperkuat citra negatif yang beredar. Tagar berisi namanya langsung merajai daftar trending di berbagai platform media sosial.

Di layar kaca, seorang reporter melaporkan langsung dari depan kantor polisi.

“Saat ini, pihak kepolisian belum memberikan keterangan rinci. Namun, dugaan kuat menyebut bahwa Sandra terlibat dalam serangkaian tindak kriminal,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 67

    Dengan hati yang diliputi amarah dan harga diri yang tercabik, Cindy melangkah keluar dari ruangan Eric. Namun ia berhenti di ambang pintu dan menoleh ke belakang, memandang wajah Eric yang masih berdiri menatapnya dengan sorot tajam dan menusuk, seolah mencabik dan mempermalukannya tanpa belas kasihan.Eric menaikkan sebelah alisnya, seolah bertanya, untuk apa kamu masih berdiri di situ?Cindy mendengus pelan, menahan gejolak amarah dan rasa malu dalam dadanya. Ia menarik napas panjang, lalu melanjutkan langkahnya. Tubuhnya sedikit ditegakkan, seakan sedang mengobati rasa malu yang menggerogoti harga dirinya.”Aku belum menyerah. Bahkan jika harus melewati batas,” gumamnya dalam hati.Sepeninggal Cindy, Eric duduk kembali di kursinya. Ia mengusap kasar wajahnya yang masih diliputi oleh kekesalan terhadap sekretarisnya itu. Sejenak, ia memandangi berkas-berkas yang bertebaran di atas meja.“Lebih baik aku menyelesaikannya di rumah saja,” ucapnya pelan.Eric melirik jam yang melingkar

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 66

    Eric menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Matanya memandang Cindy dengan sorot yang tenang, tanpa menyiratkan ekspresi apa pun. Ia hanya diam, tak mengucapkan sepatah kata pun, lalu pandangannya beralih ke nampan berisi cangkir kopi yang masih berada di tangan Cindy.Melihat ketenangan Eric, seketika Cindy menjadi gugup. Ia menunduk, menatap lantai marmer yang dingin, sama dinginnya dengan tatapan mata Eric padanya. Sejenak, Cindy menghela napas, berusaha menetralkan kegugupannya, lalu memberanikan diri untuk membalas tatapan pria itu.Setelah meletakkan salah satu cangkir kopi di atas meja, Cindy melangkah pelan menuju sofa dan duduk di sana. Matanya kembali tertuju pada Eric yang masih tak menunjukkan reaksi sedikit pun.“Pak Eric, silakan diminum kopinya,” ucapnya pelan.Suaranya terdengar lembut, namun kelembutan itu terasa seperti sengaja dibuat-buat olehnya. Cindy mengulas senyum tipis di wajahnya, ia menatap Eric yang tampak begitu tampan di balik sorot matanya yang di

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 65

    Eric tersenyum begitu melihat istrinya yang tampak segar. Wajah cantik Kasih menyambut kepulangannya dengan senyuman hangat yang selalu berhasil menenangkan hatinya. Seketika, rasa lelah yang menumpuk setelah seharian bekerja seolah menguap begitu saja. Ia menunduk perlahan, lalu mengecup kening Kasih dengan penuh kelembutan.Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Kasih mengambil tas kerja dari tangan suaminya, lalu merangkul lengannya. Keduanya melangkah masuk ke kamar dengan langkah tenang penuh kehangatan.Saat pandangan Eric jatuh ke meja yang sudah tertata rapi dengan secangkir teh hangat, Kasih berujar pelan, "Istirahat dulu, ya. Minum tehnya. Mama siapkan air hangat buat Papa mandi.""Hmm, oke," balas Eric singkat, tapi suaranya itu mengandung kehangatan dan kelembutan.Ia melepas jas hitamnya dan meletakkannya di sandaran sofa. Sementara itu, Kasih sudah berjalan ke kamar mandi, mulai menyiapkan air hangat untuk suaminya.Eric duduk di sofa, meraih cangkir teh, lalu menyeruputnya

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 64

    Pukul lima sore. Saat sebagian besar karyawan mulai bersiap untuk pulang, Cindy masih tetap duduk di kursinya. Tatapannya menyapu setiap sudut ruangan, seolah mencari sesuatu yang dirinya pun tak tahu. Sejak tadi, pikirannya dipenuhi dengan bayang-bayang yang membuatnya enggan untuk beranjak pulang.Perlahan, ia bangkit dari duduknya dan melangkah menuju pintu. Di ambang pintu, ia berhenti. Matanya menelusuri deretan meja yang kini sudah mulai kosong. Hanya tersisa beberapa orang yang masih sibuk menatap layar laptop atau menyelesaikan berkas-berkas.Pandangannya pun beralih ke pintu ruangan CEO yang membuat dadanya bergetar pelan. Di balik pintu itu, Cindy tahu jika atasannya masih tenggelam dengan pekerjaannya, sama seperti biasanya."Pria pekerja keras dan juga sangat tampan," gumamnya.Tiba-tiba, ucapan istri atasannya kembali terngiang di telinganya. Cindy juga mengingat sikap dingin Eric di restoran beberapa hari lalu. Tatapan pria itu dingin dan tidak memperdulikannya, bahkan E

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 63

    Di ruangannya, Cindy berjalan mondar-mandir tak tenang. Sepatu hak tingginya beradu dengan lantai marmer, menghasilkan bunyi ketukan yang tak beraturan. Raut wajahnya dipenuhi dengan kegelisahan. Napasnya memburu, kedua telapak tangannya sesekali digenggam dan dilepas lagi, menunjukkan betapa paniknya ia saat ini.Wanita dengan stelan kerja berwarna krem itu benar-benar diliputi kecemasan. Bayangan wajah Eric yang menatapnya dingin siang tadi terus menghantui pikirannya. Bentakan pria itu terasa membekas, menggema jelas di telinganya, membuat dadanya terasa sesak.Perintah Eric kepada Bima untuk segera mencari sekretaris baru terasa seperti pisau yang menancap langsung ke hatinya. Cindy merasa harga dirinya runtuh. Ia tahu benar, dari sikap dingin dan tatapan tajam itu, bahwa Eric sudah benar-benar jengah melihat keberadaannya di perusahaan ini. Namun, ia belum siap. Tidak sekarang. Tidak dengan cara seperti ini.“Itu tidak boleh terjadi,” ucapnya.Cindy duduk di kursinya. Kedua tanga

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 62

    Sore hari, Kasih duduk di pendopo rumah. Ia mengulas senyum di wajahnya, teringat pada pendopo di mansion Eric yang berada di Jakarta. Kenangan masa-masa ketika ia masih tinggal di sana kembali memenuhi pikirannya.Kasih ingat benar, saat itu ia sering duduk diam di pendopo, memperhatikan Eric yang baru saja pulang dari perusahaan. Ya, waktu itu ia masih menjadi istri kedua Eric. Diam-diam, ia sering mencuri pandang ke arah wajah tampan Eric yang tampak lelah sepulang bekerja.Kala itu, ingin rasanya Kasih menghampirinya, menyambut suaminya yang baru pulang. Namun, semua itu hanya ia simpan dalam hati. Ia tidak berani mendekat, apalagi sampai memeluk Eric."Waktu begitu cepat berlalu, dan sekarang semua telah berubah," gumam Kasih dalam benaknya.Ya, sekarang semuanya sudah berubah. Eric telah menjadi miliknya seutuhnya. Di balik semua masalah, Kasih akhirnya menemukan hikmahnya. Mulai dari skandal yang sengaja dilakukan oleh Cintya, hingga penculikan dirinya dan Nayla, semua peristiw

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status