Share

Dikejar Dua CEO Tampan
Dikejar Dua CEO Tampan
Author: Capung

Tantangan Seumur Hidup

"kita putar botol ini, yang diarahkan moncong botol ini, dia yang menerima tantangan, gimana? Truth or dare!!!" Tantang Lestari sambil menunjuk pada ujung botol minuman Bir bintang yang sudah habis dilibasnya.

Empat temannya saling berpandangan, lalu lestari mengerling ke arah Alluna. Meminta ijin gadis itu. Hari ini memang harinya Alluna. Hari ini Alluna merayakan hari penerimaan pertamanya di kantor idamannya, sebuah perusahaan desain game, PT Virtual Arc. Sebuah perusahaan game yang bergerak dalam desain game yang tengah populer saat ini, TREASURE.

Untuk merayakan keberhasilan Alluna karena diterima di perusahaan bonafit yang diimpikan, sohib-sohib karibnya di SMA pergi ke klub di hari kamis-hari ladys night.

Mereka berlima yang terdiri dari Lestari, Imuy, Amba, Sinar dan Alluna memakai pakaian paling cantik dan mengambil satu meja khusus untuk mereka berlima.

Mula-mula mereka memperhatikan para pengunjung, lalu bergosip, kemudian timbullah ide untuk melakukan permainan truth or dare. Tentu saja yang jadi sasaran alat botol minuman yang nyaris kosong di samping Lestari.

"Putar!putar!putar!" Yang lain teriak ketika Lestari memegang badan botol dan siap memutarnya di atas meja.

Badan botol berputar, berpusing-pusing sekejap. Lima wanita yang mengelilingi meja tampak berdebar. Permainan ini selalu membuat debaran aneh yang tidak biasa. Karena mereka selalu dihadapkan pada tantangan.

Makin lama laju putaran botol semakin pelan, lalu dalam hitungan detik, laju botol terhenti dan ujung moncong botol mengarah pada Alluna.

Empat kawannya langsung bersorak melihat ujung botol yang terhenti tepat di depan Alluna.

"Yuuuuhuuuu!!! Alluna kena, bakal seru ini!!" Jerit Sinar sambil mengangkat tangannya. Keuntungan berada di night club malam adalah, walau mereka berteriak, suara mereka akan hilang tertelan degup musik yang menyentak.

Alluna menggaruk-garuk pipinya yang tidak gatal. "Kena deh..." Sahutnya sambil nyengir.

"Truth or dare?" Lestari bertanya pada Alluna sambil menempatkan jari tangannya di atas botol.

"Dare!!! Dare!!" Kawan-kawannya bersorak menyemangati pilihan buat Alluna.

Alluna tertawa kecil. Bila mau bermain aman, memang bagusan dia memilih truth, tapi kalau di pilih itu, ke empat sohibnya tidak akan terima karena mereka sudah tahu rahasia Alluna sampai kerak keraknya. Soalnya kelima sohib ini selalu saling curhat di sesi curahan kalbu kalau kelimanya kumpul. Jadi mana ada rahasia lagi kan. Lagipula permainan truth or dare memang paling seru kalau ngambil tantangan bukan?

"Dare," jawab Alluna yang disambut dengan pekikan riuh dari empat kawannya.

"Apa-apa? Kita tantang apa nih si Luna?" Imuy langsung ribut mencari tantangan.

"Harus yang seru. Jangan tantangan minum, Luna nyetir kan? Bahaya kalau dia mabok!" Sinar mengingatkan teman-temannya. Takut nanti tantangan yang diajukan banyak banyak minum, mengingat hari ini mereka ke night club pakai mobil Alluna.

"Gue sih udah ada ide tantangan terseru!"  Jawab Lestari sambil memamerkan senyuman manisnya.

Glek! Alluna menelan ludah. Dari dulu tantangan dari Lestari suka aneh-aneh. Dulu, waktu mereka memainkan permainan truth or dare di sekolah, tantangannya Alluna disuruh nembak anak paling culun di kelas. Benar-benar tantangan mengerikan. Karena setelah dia nembak si culun di kelas disaksikan kawan sekelasnya, cowok gebetan Alluna kabur dan tidak bisa Alluna raih lagi.

"Lu jangan bikin ulah aneh aneh lagi deh, tantangannya yang biasa aja..." Alluna berusaha meminta syarat.

"Nggak, nggak Kaci kalau begitu. Yang namanya tantangan harus yang paling sulit, paling mendebarkan, paling bikin kamu ketar ketir dan punya nilai dilakukan, iya kan Les?" Amba yang paling pendiam malah jadi provokasi nih. Mendengar tuturan Amba, Lestari mengangguk puas.

Tiga kawannya yang lain mulai memukul-mukul meja sambil berteriak, "Luna! Luna!"

Tuh, kalau disemangati seperti itu, jadinya Alluna merasa mesti melakukannya dong, kan enggak enak sama mereka yang sudah bersemangat melihat aksi yang akan dilakukan Alluna.

"Ya udah, sebutin deh tantangannya," jawab Alluna dengan nada menantang.

"Bagus!" Sinar langsung mengacungkan jempolnya ke arah Alluna. Back to the game!

Lestari mengangkat tangan, meminta kawan-kawannya untuk diam, lalu ketika ke empat karibnya mulai menyimak, lestari pun bicara, "Dari tadi gue udah lihat keliling, nah, coba kalian lihat arah jam lima" ucap Lestari sambil menunjuk dengan ujung jempolnya.

Kontan saja keempat kawan-kawannya langsung melihat ke arah jam lima, seperti yang diperintahkan oleh Lestari.

"Eh, eh yang mana?" Sinar, yang paling tulalit diantara mereka langsung mengangkat kepalanya lebih tinggi sambil mencari-cari.

Mata Alluna yang lebih awas mendapati sesosok lelaki yang terlihat memunggungi mereka sedang duduk sendirian di meja bar. Sangat mudah menemukan lelaki itu karena disekitarnya terlihat kosong karena lelaki itu sendirian.

"Maksud Lo, cowok yang sedang sendirian itu?" Tanya Alluna.

"Tepat!" Lestari menjentikkan jarinya.

Amba, Sinar dan Imuy ikutan melihat ke arah yang ditunjuk Alluna.

"Enggak kelihatan wajahnya," ucap Imuy.

"Nah, inilah asyiknya, kalau ketahuan wajahnya enggak seru lagi dong."

"Trus, gue musti ngapain?" Tanya Alluna dengan mengerutkan alisnya.

"Nah, kamu musti cium cowok itu. Tidak boleh ciuman biasa, harus ciuman yang dalam, basah dan panas!"

"What!?"

"Iya dong. Klo cuma cium sekilas mana seru, tantangannya kurang ngegigit, kalian setuju kan?" Lestari bertanya pada ke tiga temannya yang lain yang langsung disambut anggukan serempak.

Alluna mendecih, merasa konyol, tapi ini kan permainan yang sudah disetujuinya. Jadi, dengan berani dia segera berdiri, lalu kemudian berjalan dengan menguatkan hati

Alluna tidak yakin dia bisa melakukannya dengan baik, soalnya dia hanya pernah dua kali ciuman dengan cowok waktu SMA, itu juga ciuman kasar sekilas.  Makanya pengalaman Alluna soal ciuman jelek banget. Dia tidak tahu apa dia bisa memberi cowok itu ciuman panas yang menggelora, atau cuma ciuman terburuk dari pengalamannya yang sudah karatan.

Alluna mendekat ke arah meja lelaki itu. Pikirannya mencoba untuk fokus dengan dua kata, lalukan lalu tinggalkan!

Lelaki yang dituju tampak tengah membelakanginya, tenggelam dengan gelas minuman di depannya.

Alluna menarik napas, lalu dia menepuk pundak lelaki itu.

Lelaki yang membelakangi Alluna berbalik, dan ketika melihat wajah lelaki itu Alluna tampak menahan napas dan hampir saja terjatuh. Lelaki itu memiliki tampang menawan, tapi matanya tampak menyeramkan.

Lelaki itu menaikkan alisnya, "Apa?" Tanyanya dengan galak.

Alluna menahan napas dan masih memantrai dirinya sendiri, lakukan lalu lupakan!

Jadi, tanpa basa basi, Alluna langsung memegang pipi lelaki itu, menarik kepalanya menghadap ke arah Alluna, lalu dengan keberanian yang kesetanan Alluna langsung menempelkan bibirnya ke bibir lelaki tersebut.

Otak Alluna memberi perintah, tidak boleh ciuman biasa, harus ciuman yang dalam, basah dan panas, tapi Alluna tidak tahu cara melakukan ciuman panas, basah dan dalam itu.

Mendadak lelaki di depannya, menarik pinggang Alluna, dengan tangan kirinya dan tangannya yang lain menyentuh leher Alluna lalu Alluna merasakan lelaki itu membuka mulutnya dan memasukkan lidahnya ke dalam mulut Alluna.

Ya Tuhan, saat itu otak Alluna serasa melompong kosong!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status