Beranda / Romansa / Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan / Bab 20. Kepergok Calon Mertua

Share

Bab 20. Kepergok Calon Mertua

Penulis: Saraswati_5
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-26 22:27:28

Ayu dan Ashraf saling menatap, dalam dan cukup lama.

Mata Ayu masih menyimpan kemarahan, tapi juga ada kebingungan dan keraguan. Di hadapannya, Ashraf menatap dengan tatapan yang tidak biasa. Tatapannya tidak arogan dan tidak menggoda seperti sebelumnya, tapi tulus dan penuh penyesalan. Tidak ada kebohongan di sana, yang ada hanya kesungguhan.

Untuk pertama kalinya, Ayu merasa hatinya bergeser sedikit. Sorot mata Ashraf bukan lagi sekadar permainan. Pria itu terlihat bersungguh-sungguh. Ia tidak sedang bermain-main. Ayu bisa melihat luka di balik ketenangannya, dan entah kenapa … itu justru membuat dadanya terasa sesak.

“Ayu, saya mohon maafkan saya,” ucap Ashraf lagi, seakan tidak bosan mengulangi kata maaf pada Ayu.

Namun, sebelum Ayu sempat membuka suara atau menarik tangannya dari genggaman Ashraf, suara pintu terbuka memecah momen hening itu.

Ceklek.

Ayu dan Ashraf spontan menoleh ke arah pintu. Di mana di sana berdiri dua orang pria paruh baya dengan tatapan kaget dan bingung
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 20. Kepergok Calon Mertua

    Ayu dan Ashraf saling menatap, dalam dan cukup lama. Mata Ayu masih menyimpan kemarahan, tapi juga ada kebingungan dan keraguan. Di hadapannya, Ashraf menatap dengan tatapan yang tidak biasa. Tatapannya tidak arogan dan tidak menggoda seperti sebelumnya, tapi tulus dan penuh penyesalan. Tidak ada kebohongan di sana, yang ada hanya kesungguhan. Untuk pertama kalinya, Ayu merasa hatinya bergeser sedikit. Sorot mata Ashraf bukan lagi sekadar permainan. Pria itu terlihat bersungguh-sungguh. Ia tidak sedang bermain-main. Ayu bisa melihat luka di balik ketenangannya, dan entah kenapa … itu justru membuat dadanya terasa sesak.“Ayu, saya mohon maafkan saya,” ucap Ashraf lagi, seakan tidak bosan mengulangi kata maaf pada Ayu. Namun, sebelum Ayu sempat membuka suara atau menarik tangannya dari genggaman Ashraf, suara pintu terbuka memecah momen hening itu.Ceklek.Ayu dan Ashraf spontan menoleh ke arah pintu. Di mana di sana berdiri dua orang pria paruh baya dengan tatapan kaget dan bingung

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 19. Pertengkaran

    Ayu menatap ke arah pintu ruangannya. Ia sedikit terkejut. Ia tidak menyangka kehadiran Ashraf siang itu. Begitu juga dengan Tania dan Nathan, mereka menoleh nyaris bersamaan ke arah pintu di belakang mereka. Keduanya sama-sama kaget, melihat orang yang sudah lama tidak mereka lihat kehadirannya di sana. Tanpa mengucap sepatah kata pun, Ashraf berjalan ke arah Ayu dengan langkah mantap. Di tangannya ada kantong kertas berisi makan siang. Dengan santai, ia mengusap puncak kepala Ayu dengan lembut lalu mencium pipi Ayu di depan Tania dan Nathan. “Halo, sayang. Aku bawain makan siang, nih. Pasti kamu belum makan 'kan?”Ayu membelalakkan matanya. Ia sangat terkejut dengan apa yang dilakukan Ashraf. Apalagi laki-laki itu melakukannya di depan Nathan dan Tania. Ashraf bersikap santai, seolah tidak peduli pada ekspresi terkejut Ayu. Ia juga tidak peduli dengan kedua orang yang duduk di seberang meja kerja Ayu. Ashraf meletakkan bungkusan makan siang di atas meja lalu menatapnya sambil b

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 18. Hilang

    Keesokan harinya, matahari sudah naik tinggi ketika Ayu turun ke ruang makan. Ia mengenakan blouse putih bersih dipadukan dengan jas hitam dan rok kerja pastel. Wajahnya terlihat segar. Namun, sorot matanya masih menyimpan sisa-sisa luka yang belum benar-benar sembuh. Di meja makan, sarapan telah tersaji rapi. Ratna sudah duduk di sana, ditemani oleh Galih yang sedang membaca koran. “Pagi, Ma, Pa,” sapa Ayu sambil menarik kursi. “Pagi, sayang,” jawab Ratna lembut, memperhatikan putrinya. Ayu duduk, menyendok nasi goreng yang masih mengepul di piringnya, tapi matanya sesekali melirik ke arah jam dinding. Waktu sudah menunjukkan pukul 07.15, lebih lambat dari kemarin. Kemarin, di jam seperti ini Ashraf sudah datang dan tengah sarapan dengan kedua orang tuanya. Tapi pagi ini … Ashraf tidak ada. Dan tidak ada kabar sama sekali. Galih melipat korannya dan menatap Ayu. “Oh iya, Ayu, Ashraf nggak bisa jemput kamu hari ini,” ucapnya singkat, seolah sudah membaca isi kepala putrinya.

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 17. Bimbang

    Suasana di dalam mobil terasa begitu menyesakkan. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Ashraf ataupun Ayu. Hanya deru pelan mesin mobil yang menemani keheningan yang menggantung berat. Ayu menatap ke luar jendela sepanjang perjalanan, membiarkan lampu-lampu kota yang mulai menyala melintas jadi pengalih dari luka yang baru saja tertoreh dalam. Ashraf, yang duduk di belakang kemudi, sesekali melirik Ayu, namun segera mengalihkan pandangannya kembali ke jalan. Ia bisa merasakan perubahan sikap Ayu yang sangat jelas menjadi dingin, menjauh, dan penuh dinding tidak terlihat. Tapi ia tak tahu harus berkata apa. Ia sadar telah melampaui batas. Mobil berhenti di depan rumah keluarga Ayu. Ayu segera membuka pintu tanpa menunggu Ashraf berbicara. Ia turun dan menutup pintu dengan pelan, namun langkahnya cepat, seperti ingin secepat mungkin menjauh dari pria itu. Namun saat ia baru berjalan beberapa meter, langkahnya terhenti ketika Ratna muncul dari samping rumah, membawa s

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 16. Hukuman (Lagi)

    Ashraf melangkah mendekat, langkahnya tenang namun penuh intensitas. Senyum yang tadi mengembang di wajah Ayu perlahan memudar. Nathan, yang melihat perubahan di wajah Ayu, ikut menoleh dan memandang laki-laki yang sedang berjalan ke arahnya dan Ayu dengan dahi sedikit berkerut. Ada sesuatu dalam sorot mata laki-laki itu yang membuatnya merasa terintimidasi. “Sudah mau pulang?” Tanya Ashraf lembut saat tiba di hadapan mereka, meskipun nada lembut itu menyimpan tekanan yang sulit dijelaskan. Ayu mengangguk singkat, “Iya.” Ia lalu beralih menatap Nathan dan tersenyum kecil. “Aku duluan ya, Nath. Sampai ketemu besok," pamitnya. Nathan mengangguk pelan, “Iya, Yu. Hati-hati di jalan, ya.” Tanpa memberi kesempatan lebih jauh, Ashraf meraih tangan Ayu dan menggenggamnya erat. Ayu mengerutkan alis bingung, tapi tidak mengatakan apa-apa ketika melihat wajah Ashraf mengeras. Apakah ia kesal karena pekerjaannya? Batin Ayu bertanya-tanya. Tidak menyadari Nathan menatap adegan itu tanpa

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 15. Bertemu Teman Lama

    Tania ikut masuk ke dalam lift, berdiri di samping Ayu dengan antusias. Tatapannya penuh rasa ingin tahu, sementara Ayu hanya diam menatap angka-angka di panel lift yang naik perlahan. “Yuu …,” panggil Tania pelan, menyeret nada suaranya seperti anak kecil yang merengek. “Jawab dong. Masa kamu nggak ngerasa apa-apa si sama dia?” Ayu menghela napas, masih dengan wajah datar. Matanya menatap bayangan dirinya sendiri di pintu lift yang terbuat dari baja mengilat. “Nggak,” jawab Ayu singkat. Tania mengernyit. “Enggak?” ulangnya, tidak puas. Ayu akhirnya menoleh pelan ke arahnya. “Iya. Nggak ada yang aku rasain ke dia, Tan." "Tapi soal malam itu gimana?" tanya Tania dengan suara pelan, sangat pelan sampai terdengar seperti bisikan. Ayu menghela napas panjang, "Soal itu 'kan aku lagi nggak sadar, Tan." Ting! Pintu lift berbunyi pelan sebelum terbuka di lantai tempat divisi mereka bekerja. Ayu segera melangkah keluar tanpa menunggu tanggapan Tania. “Yaaa ... oke deh,” gumam Tan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status