/ Rumah Tangga / Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar / Bab 1 - Pesta Baru Saja Dimulai

공유

Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar
Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar
작가: Night Shade

Bab 1 - Pesta Baru Saja Dimulai

작가: Night Shade
last update 최신 업데이트: 2025-04-28 11:17:23

“Wah, ada apa ini?”

Elok bergumam melihat rumah yang tiba-tiba saja banyak ornament khas perayaan.

“Tadi pagi Mas Damar enggak bilang apa-apa kalau di rumah mau ada acara.” Elok kembali berbicara sendiri.

Seharian Elok pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi wajahnya dan baru pulang menjelang senja. Keadaan rumah yang sepi lalu tiba-tiba ada beberapa pekerja yang memasang berbagai bunga di sudut-sudut ruangan membuat Elok mencari seseorang.

“Mbak!” panggil Elok pada asisten rumah tangganya yang melewatinya seraya membawa sapu. Asisten tersebut berhenti. “Mana Mas Damar?”

“Oh, Pak Damar pergi, Bu. Saya enggak tau ke mana.”

Asisten rumah tangga yang Elok tahu bernama Susi itu menjawab datar.

Elok mengangguk mengerti. “Makasih, Mbak,” jawabnya.

Elok memerhatikan Susi yang pergi tanpa berbicara sepatahpun padanya. Sesaat, Elok menghela napas melihat tingkah tidak sopan Susi. Elok ingin menegur tetapi dia sadar, dirinya pun bukan siapa-siapa di rumah itu. Itulah yang Damar katakan padanya berulang kali setiap kesabaran pria itu menipis melihatnya.

“Elok!”

Suara Rima yang merupakan Ibu mertuanya membuat Elok menoleh ke sumber suara. Rima menuruni anak tangga dengan cepat.

“Kamu ngapain masih berdiri di situ? Cepat ganti baju!”

Elok menatap Rima bingung. “Saya juga ganti baju, Ma?”

Rima memutar matanya. “Emangnya Damar enggak bilang sama kamu?”

Elok menggeleng masih dengan ekspresi bingung. “Tadi pagi Mas Damar enggak bilang apa-apa, Ma.”

Memang benar, Damar bahkan tidak mau melihat wajahnya saat dia pamit mau bertemu dengan dokter.

“Aduh!” Rima menepuk dahinya dengan nada kesal. “Kamu enggak tanya? Ada acara apa setelah ini? begitu? Bisa jadi Damar lupa.”

Elok menggeleng. Mana kepikiran dia untuk bertanya pada Damar yang tergolong tidak memedulikan keberadaannya. Hal itu terjadi selama satu tahun pernikahan mereka.

“Kamu itu!” Rima berdecak. “Sana pakai gaun yang bagus! Kita mau merayakan ulang tahun pernikahanmu dan Damar.”

Mendengar itu, membuat hati Elok berbunga. Senyumnya mekar sempurna seperti bunga matahari yang dia tanam di taman belakang rumah utama yang dekat dengan rumah kecil, begitulah mereka menyebut rumah dengan luas 40 meter persegi di belakang rumah utama.

“Kok Mas Damar malah enggak kasih tau saya, Ma?” Elok kemudian kecewa.

“Mungkin lupa. Sana cepat ganti baju kamu itu.” Rima melihat Elok dari atas sampai bawah. “Heran Mama sama kamu. Suka banget pakai pakaian lusuh begitu.”

Elok tidak menggubris. Dia berjalan cepat menuju kamarnya. Dia berusaha untuk berpikir baik pada Damar. Dia berpikir bahwa Damar sebenarnya peduli padanya walau ditutupi dengan sikap yang menurutnya menyebalkan.

Di kamar, Elok sibuk memilih dan mematutkan diri di depan cermin besar. Beberapa gaun pesta berbagai warna dan model tergeletak di atas tempat tidur. Siap untuk dipilih yang menurutnya terbaik dan tercantik. Sebagian besar gaun itu milik Rima yang tidak terpakai lagi lalu diberikan padanya dengan alasan ketinggalan zaman. Padahal menurut Elok semua gaun itu bagus.

Akhirnya Elok memilih gaun terusan sederhana berwarna biru muda. Dia berusaha berdandan cantik untuk acara pesta ulang tahun pernikahannya itu.

Elok memerhatikan jam di dinding. “Mas Damar belum pulang juga? Padahal sudah jam setengah tujuh.”

Kemudian menghela napas pelan. “Apa yang mau aku harapkan dari dia? Datang memeluk aku? Mimpi!”

Tidak bisa dipungkiri, dia ingin Damar bersikap baik padanya. Dia ingin seperti kebanyakan pasangan lain yang dengan bangganya memperkenalkan istrinya. Sejurus kemudian Elok menyentuh wajahnya.

Akhirnya, Elok berusaha untuk bersikap biasa saja dengan wajahnya. “Aku harus bisa menerima wajah ini. Selamanya.”

Diteguhkan hatinya lalu keluar kamar.

Elok berusaha menyapa para tamu yang sudah berdatangan. Dia tidak kenal semua tamu yang datang itu. Yang jelas menurutnya mereka semua memiliki selera berpakaian yang sangat bagus. Dan, mereka datang berpasangan. Memperkenalkan pasangan masing-masing pada rekan yang dikenal. Elok tersenyum tipis karena masih belum melihat keberadaan Damar.

“Elok, sini ikut.”

Damar tiba-tiba saja menarik Elok menjauh dari kerumunan pesta yang diadakan di ruang tamu rumah itu.

“Mas?” Elok menurut dibawah tarikan Damar. “Dari mana saja?”

Damar menatap Elok. “Bukan urusan kamu,” jawabnya ketus. “Ikut saya sini.”

Kemudian pria itu mengajaknya masuk ke kamar mereka. Di dalam kamar, sudah ada Rima dan Arya yang merupakan kedua orang tua Damar. Senyum yang tadi Elok ulas akhirnya luruh.

Elok tahu bahwa ada yang tidak beres. “Ada apa, Mas?”

Elok menatap Damar yang masih mencengkeram lengannya.

“Saya mau menikah lagi.”

Damar berkata yang membuat Elok seperti tersambar petir.

“Dan kamu harus menyetujui niat Damar.” Arya menimpali.

“Apa?!” Napas Elok mulai tersengal.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 77 - Api yang Tersembunyi

    Teguh tidak mundur. "Aku enggak bilang siapa-siapa. Tapi kamu yang tersinggung duluan."Alis Teguh naik. Dia menatap Damar dengan menantang serta tidak takut sama sekali."Cukup!" bentak Arya. "Kamu semua bikin rumah ini kayak arena adu kambing.""Papa...” Elok akhirnya angkat suara. “Saya cuma pengin tahu, kenapa waktu itu saya dinikahkan? Saya lagi terluka, enggak sadar, tahu-tahu bangun disuruh nikah sama Mas Damar."Arya terlihat tertegun. "Itu... karena kami pikir itu cara terbaik menebus—""Menebus?" potong Elok. Hatinya begitu sakit. "Kalau menebus, kenapa malah saya yang harus keluar dari rumah utama setelah donor ginjal? Kenapa saya yang dijauhi?"Dia tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya ada mertuanya. Sudah lama dia memendamnya. Arya menunduk. Perlahan ia bicara, "Ayahmu, Bagus, malam itu luka parah. Sebelum beliau meninggal, beliau titip pesan... supaya aku jaga kamu, bantu kelangsungan hidupmu."Semua terdiam.Arya melanjutkan lirih, "Aku panik. Aku takut disalahkan.

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 76 - Benturan

    Teguh menatap Arya dengan luka di matanya. Ucapan Arya telah menorehkan luka baru di dalam hatinya. "Uang itu buat beli makan siang!” teriak Teguh kecewa. “Aku udah bilang. Tapi enggak ada yang mau dengar penjelasanku. Kalian cuma cari kambing hitam."Elok menahan napas. Kata-kata Teguh seperti membuka semua lapisan luka yang dia kubur dalam-dalam. Kebakaran, kepergian Ayahnya, dan luka di wajahnya yang tidak akan bisa kembali seperti semula. Gilang melangkah maju. "Papa... Mama... kalian tega menjadikan Teguh tumbal demi nutupin kesalahan orang lain?""Kami cuma jaga nama baik keluarga ini!" seru Rima. Matanya menatap Gilang tajam."Nama baik apa? Yang dibangun di atas kebohongan?" sahut Gilang. Dia tertawa tanpa humor.Arya menatap putra sulungnya dengan sorot kelam. "Kadang, kebenaran enggak seharusnya diungkap, Gilang. Kadang, diam itu lebih aman."Teguh menoleh ke arah Elok. "Aku cuma mau kamu tahu satu hal, Mbak. Kamu enggak salah. Kamu korban. Dan kamu berhak tahu siapa yang

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 75 - Pengakuan Tertahan

    Ucapan itu membuat Gilang berbalik. “Tetap di belakangku, Elok,” ucap Gilang tidak mau dibantah.Tiba-tiba pintu rumah utama dibanting terbuka. Rima keluar dengan wajah penuh amarah. “Kamu mau bikin semua ini jadi tontonan? Mau bikin malu keluarga ini?”Teguh berdiri di belakangnya, wajahnya pucat tapi matanya menyala. “Kalau harus malu demi kebenaran, ya silakan!”Gilang menoleh pada adiknya angkat. “Teguh, kamu yakin?” tanyanya. Tadi Gilang memang mendukung Teguh, akan tetapi setelah melihat betapa rapuh, lelah, dan tersiksanya Elok membuat Gilang tidak tega.Teguh mengangguk. “Kalau aku diem terus, Elok akan terus percaya kalau semua ini salah dia.”Elok yang mendengar itu menunduk. Perlahan tangannya terulur menggenggam erat ujung jaket yang dipakai Gilang lalu menariknya pelan. Dia berusaha mencari pegangan. Jika di rumah kecil, dia bisa menjadikan pintu atau tirai sebagai pegangannya. Gilang merasakan jaketnya ditarik pelan ke belakang. Dia menoleh sebentar pada Elok lalu kemb

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 74 - Luka Menganga

    “Kalau gitu, biar aku yang buka semuanya sekarang!”Kalimat Teguh itu menggema di kepala Elok. Dia berdiri mematung di balik tirai, tangannya gemetar memegang pinggiran kain. Sari yang berdiri tidak jauh darinya hanya menatap dengan cemas.“Mbak… kalau butuh saya, saya enggak akan jauh-jauh,” bisik Sari.Elok hanya mengangguk pelan. Dia tahu Sari cemas, tapi juga tidak tahu harus berbuat apa.Di rumah utama, suara langkah tergesa kembali terdengar. Teriakan Rima dan Arya makin memuncak. Tidak lama, suara Damar terdengar, membentak Teguh dari kejauhan, namun jawaban Teguh malah menambah gaduh.“Diam kamu, Teguh!” teriak Damar. “Kamu cuma buat semuanya kacau!”Elok memejamkan mata. Tangannya masih menggenggam kain penutup jendela itu erat. Mereka terlibat konflik serius dan itu menyangkut dirinya. Akan tetapi, mereka tidak pernah menanyakan bagaimana perasaannya. “Selama ini aku diam karena kupikir aku pantas dihukum!”Teguh kembali bersuara. Lebih tepatnya berteriak lantang. “Tapi maki

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 73 - Pilihan Terjaga

    “Ngapain kamu di sini?!” Suara Damar membahana. Mengulangi kalimat tadi yang tidak dijawab oleh Gilang. Membuat suasana di rumah kecil itu langsung membeku.Gilang berdiri pelan lalu membalikkan badan. “Aku cuma mau bicara. Lima menit. Itu yang Papa izinkan.”Damar masuk tanpa aba-aba. Wajahnya merah padam. “Kamu pikir kamu pahlawan sekarang? Datang-datang, sok jadi penyelamat!”Mata itu terus menatap Gilang seolah akan membakarnya hidup-hidup.Elok berdiri di belakang kursi dengan gugup tapi tetap diam. Dia tahu, ini bukan waktu yang tepat untuk ikut bicara.“Kamu yang selama ini nyaman sudah balik ke luar negeri, tiba-tiba datang lagi dan merasa berhak mencampuri semuanya?” lanjut Damar.Gilang menatap adiknya. Tatapannya berusaha untuk tenang. “Kalau aku nyaman, aku enggak akan pulang. Aku pulang karena tahu ada yang salah,” balasnya. Tiba-tiba dari arah rumah utama terdengar suara gaduh. Pintu utama dibanting terbuka, dan suara teriakan Rima memecah keheningan.“Berani-beraniny

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 72 - Kedatangan Secara Terang-Terangan

    "Itu tadi suara mobil ya, Mbak?" Sari menegakkan tubuhnya dari duduk di lantai dekat kompor kecil. Dia mematikan api dan menoleh ke arah jendela.Hari masihlah gelap. Pukul tiga pagi ketika Sari memutuskan untuk membuat dua cangkir kopi. Dia membuatnya tanpa diminta oleh Elok. Elok yang sedang melipat selimut di kursi kecil ikut menoleh. Jantungnya langsung berdebar. Tidak ada rasa kantuk sama sekali. Dia tadi tidur hanya sepuluh menit lalu salat tahajud pukul tiga pagi. Bunyi pintu pagar besar di sisi samping rumah utama terdengar terbuka jelas. Bukan suara biasa. Langkah kaki berat menyusul setelahnya. Ada suara laki-laki menyapa Seno, satpam yang berjaga malam hingga nanti pukul tujuh pagi."Gilang." Suara Arya terdengar dari arah depan rumah utama, tegas dan tidak terkejut.Elok langsung berdiri dan merapat ke jendela. Dari celah tirai, ia bisa melihat sosok yang tidak asing. Jaket panjang, tas selempang gelap, dan langkah tegap menuju pintu utama. Seno mengikuti di belakang den

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status