Share

Gawat Nih

Author: Agung Ahmad S
last update Last Updated: 2024-03-14 15:35:29

Aku masih bergeming, tidak menjawab ataupun menoleh.

"Hei, mau aku antar pulang?" tawarnya lagi dan kini tangannya menyentuh pundakku.

Terpaksa aku menoleh. Awalnya aku pikir dia adalah Saka. Ternyata bukan. Lalu siapa dia? Aku tidak kenal.

"Em ...."

"Aku Aditya Zavir, kamu lupa ya." Pria itu tersenyum setelah menyebut namanya, sedangkan aku malah bengong.

"Nilam Cahaya, aku Aditya Zavir. Si boneng," imbuhnya karena aku masih shock.

Bagaimana tidak kaget coba. Wajahnya sangat jauh berbeda. Tampan. Sekitar 10 12 sama Saka. Kalau Saka, dia memang tampan dan rupawan. Sayangnya dia pria dingin dan angkuh. Kalau Aditya, dia memang baik.

"Aduh lama nggak ketemu, Dit. Maaf," balasku canggung.

"Nggak apa-apa, ayo aku antar pulang."

Tanpa menunggu persetujuan. Aditya menggandeng tanganku masuk ke dalam mobilnya. Pria itu mengantarkan aku pulang.

"Nanti mobilnya biar diambil bengkel. Besok pagi akan diantarkan ke rumah oleh karyawanku," ujarnya setelah kami masuk ke dalam mobil.

"Terima kasih." Hanya itu yang keluar dari mulutku.

"Sama-sama. Oh ya, lama nggak ketemu, makin cantik aja," godanya seraya menyalakan mesin mobil.

Aku hanya tersenyum. Sadar diri jika aku sudah bukan lagi gadis seperti dulu. Jika tahu aku sudah menikah dan bakal jadi janda, pasti Aditya akan ilfil.

"Oh iya, besok malam di acara reunian. Apa kamu mau hadir?" tanyanya memecah keheningan.

"Entahlah, aku tidak memiliki pasangan," jawabku, di mana dalam acara mengharuskan membawa pasangan. Jika sampai aku tidak membawa pasangan, yang ada Si julid akan mengejek dan menghinaku.

"Kalau datang sama aku gimana?" tanyanya dan aku pun tertawa.

"Kok malah ketawa sih. Gimana? Mau nggak datang sama aku?" tawarnya lagi.

"Nanti pacar kamu marah, aku takut diamuk."

"Aku nggak punya pacar," jawabnya.

Seketika tawaku terhenti. Masak lelaki setampan dia tidak punya pacar sih. Kan aneh.

"Gimana? Mau nggak?" tanyanya setelah mobil berhenti di depan rumah.

"Besok lah, aku pikir-pikir dulu," jawabku seraya melepaskan tali pengaman.

"Ya udah kalau mau, besok hubungi nomorku. Aku siap menjemput Tuan Putri." Aditya menyodorkan kartu nama dan aku menerimanya.

Memang, sejak dia melanjutkan S1 ke luar negeri. Kami tidak lagi berhubungan. Bahkan, bisa dikatakan lost contact.

"Oke, terima kasih untuk malam ini," balasku setelah turun dari mobil.

"Jangan lupa hubungi aku ya. Besok malam aku jemput. Kita bikin kejutan buat Putri, Si julid. Kalau kamu tidak datang, dia akan semakin mengejekmu!"

Benar juga. Kalau aku tidak datang, dia pasti akan mengejekku.

"Ok, besok aku akan datang. Aku tunggu kamu menjemput nanti malam."

Tanpa pikir panjang, aku menerima tawaran itu. Toh besok pagi aku dan Saka sudah bukan lagi suami istri setelah aku tanda tangan penyelesaian kontrak.

Setibanya di rumah, Bibi sudah menungguku. Tumben.

"Nilam, duduk sini." Tangannya menepuk sofa di sampingnya.

Ada yang tidak beres nih. Dari wajahnya terlihat jelas jika dia ada maunya.

"Ada apa?" tanyaku ketus.

"Besok adalah hari perceraian kalian. Bibi mohon kamu menolak perceraian itu. Bibi sudah ada bukti biar kalian tidak bercerai." Wanita itu memberikan beberapa foto saat aku dan Saka tidur dalam satu selimut.

Benar bukan. Jika wanita itu baik saat ada maunya. Dasar ular!

Dan ternyata dia sudah merencanakan malam kemarin sedemikian rupa. Dari jebakan menaruh obat di dalam minuman Saka hingga mengambil potret kami berdua.

Bodohnya aku tidak curiga sama sekali, hingga akhirnya aku terjebak malam kemarin. Sial!

"Aku tidak mau. Bibi aja sendiri yang melakukan," sahutku lalu bangkit dan berlenggang pergi.

Terserah apa yang mau dia lakukan. Aku tidak peduli. Cukup sudah aku pusing memikirkan nasibku nanti. Aku tidak mau ditambah beban pikiran dengan foto-foto tak bermoral itu.

"Jika kamu yang memberikan pada nyonya Chintya, pasti dia tidak akan menggugat kamu. Kalau Bibi yang melakukan, pasti dia tidak akan percaya!" teriaknya dan aku tidak peduli sama sekali.

Berkali-kali dia berteriak hingga akhirnya kata-kata kasar keluar dari mulutnya. Aku sih cuek. Anggap aja anjing menggonggong.

Setelah bercerai. Aku akan ambil alih perusahaan. Aku akan urus sendiri perusahaan peninggalan papa.

Malam berlalu dan pagi harinya aku bersiap untuk ke rumah keluarga Abraham. Dandan seperlunya dan tidak perlu menor seperti kata Bibi jika aku harus tampil glamor di depan keluarga Abraham, sedangkan aku tidak suka berpakaian seperti itu.

"Hei, kenapa pakai baju seperti itu!" Si cerewet muncul.

"Aku mau bertemu dengan keluarga Abraham, bukan dengan presiden atau mau karaokean!" tegasku berlenggang pergi meninggalkannya tanpa pamit.

Seperti biasa, mulutnya ngomel-ngomel tidak jelas karena aku sengaja tidak peduli dan tidak mau dengar.

Setibanya di rumah bercat putih bertingkat dengan halaman yang begitu luas, serta banyak tumbuhan hijau yang menyejukkan mata. Ini adalah kedua kalinya aku menginjakkan kaki di rumah mewah ini.

"Selamat datang, Nilam. Silahkan duduk," ucap Mami mertua.

"Terima kasih, Mam," balasku langsung duduk.

"Sebelum tanda tangan perceraian, silahkan kamu ambil kartu di meja. Anggap saja itu adalah uang bayaran selama kamu menjadi istri Saka," ujarnya.

"Maaf, Mam. Aku tidak butuh uang itu," sahutku segera. Akan aku buktikan siapa sebenarnya aku, bahwa selama ini bukan aku yang selalu meminta uang, melainkan Bibi.

Matanya melebar seperti tak percaya dengan apa yang aku ucapkan. Tiba-tiba datang seorang pria dan berbisik, tetapi masih terdengar samar di telingaku.

"Tuan Saka sudah datang."

Seketika aku pun panik. Saka datang. Lalu bagaimana jika dia tahu bahwa yang kemarin malam bersamanya di hotel adalah aku, istrinya. Sedangkan dia menganggapku wanita rendahan. Pasti dia akan semakin jijik jika tahu itu aku.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Indah Pada Waktunya

    Pria renta itu bangkit dari duduknya lalu beralih memandangku. Tatapannya tajam. Hal itu membuatku khawatir dan takut.Apa jangan-jangan Opa tidak suka jika dia memiliki cicit laki-laki?Namun, rasa ketakutan seketika sirna setelah kakek berucap."Baby boy?"Aku mengangguk."Opa senang mendengarnya. Dia akan menjadi pewaris setelah Saka. Terima kasih banyak Nilam," ujar kakek ia mendekat lalu mengusap lenganku."Sama-sama, Kek," jawabku."Aku pikir tadi kakek akan marah," imbuh Saka yang ternyata dia memiliki ketakutan yang sama."Enggak dong, apa pun anak yang dilahirkan. Opa tetap menerimanya. Jaga istri dan anakmu ya," kata kakek kembali ke posisi semula. Duduk di hadapan Saka."Siap, Opa," balas Saka."Ah iya, hari ini Opa rencananya mau menengok Aditya. Apa kalian mau ikut?" tawar Opa."Boleh," jawab Saka, "bagaimana Nilam? Kamu mau ikut?" tanya Saka dan aku pun mengangguk.Siang itu aku, Opa dan Saka berkunjung ke sel. Setibanya di sana, Vika juga sedang menemui Aditya. Saat kam

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Membuat Penasaran

    Saat sedang bucin-bucinan. Tiba-tiba ada aja yang ganggu. Suara pintu diketuk. Entah siapa yang datang.Beberapa saat kemudian, seorang suster muncul di ambang pintu. Wanita cantik berpakaian serba putih itu mendekat. Namun, Saka tetap tidak mau melepaskan genggaman tangannya."Sayang, malu," bisikku dan Saka tetap tidak menggubrisnya."Maaf ya, Tuan, permisi," kata suster mengganti infus yang sudah habis."Iya, Sus, jangan lama-lama ya. Segera keluar karena saya mau bicara penting dengan istri saya," balas Saka dan suster itu pun patuh."Baik, Tuan," jawabnya lalu pergi setelah urusannya selesai."Mau bicara apa sih? Sampai ngusir suster segala?" tanyaku ketika kami kembali hanya berdua di dalam kamar ini."Cuma mau bilang jadilah istriku hingga maut memisahkan kita. Aku mencintaimu Nilam Cahaya," balasnya membuatku tersipu.Kenapa setelah kejadian tadi, Saka berubah semakin romantis. Apa jangan-jangan otaknya juga ikut geser?Aku memegang kening Saka dan beralih mengusap-usap wajahn

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Jagakan Dia Untukku Tuhan

    Saka terjatuh dengan perut terluka. Gegas aku terkesiap memegangi kepalanya karena kesadaran Saka berangsur menghilang. Matanya mulai terpejam. Namun, aku berusaha membuatnya tetap sadar.Entah apa yang terjadi tadi, aku hanya menoleh dan membalas lambaian tangan Vika. Dan tiba-tiba Saka sudah terluka serta tubuhnya limbung, jatuh di atas paving."Sayang, kamu pasti kuat. Bertahan, ya," lirihku disertai dengan tetesan air mata yang tak bisa dibendung lagi.Beberapa orang mendekat dan bersiap membantu Saka."Ya ampun, Saka." Vika datang dan bersiap membantu Saka, membawanya ke rumah sakit."Tolong segera bawa ke mobil. Biar saya yang antarkan ke rumah sakit," ujar Vika.Tanpa menjawab, beberapa dari lelaki yang ada di sampingku langsung mengangkat tubuh Saka dan membawa ke dalam mobil."Ayo," ajak Vika membantuku berdiri.Di area parkiran sebelah kiri, terdengar suara riuh warga. Satpam dan beberapa warga tersebut telah mengamankan seseorang. Pakaiannya acak-acakan dan rambut awut-awut

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Kebenaran Yang Terungkap

    Apa yang sebenarnya terjadi? Hatiku mulai gelisah.Bukannya langsung ganti, Saka malah mendekat padaku dan melempar amplop ke arahku yang masih duduk di tepi ranjang."Apa itu!" Matanya memandang nyalang padaku."Apa maksud kamu?" tanyaku heran mengapa wajah Saka langsung berubah 90° seperti ini.Aku membuka isi amplop tersebut. Seketika tak percaya dengan apa yang ada di depan mata."Aku bisa jelaskan, Saka. Pria ini ....""Siapa dia? Katakan sejujurnya padaku, Nilam!" sentak Saka.Hal yang aku takutkan menjadi kenyataan. Aditya mengirim surat, berisikan tentang cinta dan lain sebagainya. Namun, tulisan itu bukan tulisan tangan Aditya. Pandai sekali dia memfitnah. Dia sama liciknya dengan bibi. Apa aku jujur saja pada Saka. Sudah terlampau basah, sekalian aja nyebur."Dia itu a ...."Belum sempat aku berucap. Di luar rumah terdengar suara orang berteriak. Gegas Saka turun karena terdengar jeritan yang sangat keras. Sedangkan Aku sendiri hanya melihat dari balkon.Sungguh kejam, Adit

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Amplop Misterius

    Vika langsung bersimpuh di hadapanku. Wanita itu memohon padaku. Apa jangan-jangan ...."Ada apa, Vik?" tanyaku khawatir.Saka muncul di ambang pintu. Pria itu langsung mendekat dan membantu Vika bangun lalu mendudukkannya di sofa.Entah apa yang terjadi dengan Vika. Saat dia akan mengatakan apa yang terjadi. Tiba-tiba Aditya datang lalu memukul pintu dengan keras hingga membuatku kaget.Brak!Aku terkesiap dengan menutupi hidung menggunakan apa saja saat Aditya mendekat. Demi meyakinkan jika aku benar-benar tidak tahan bau parfum. Vika sendiri tidak memakai parfum karena tidak ada bau sama sekali pada tubuhnya saat kami berdekatan. Selama ini aku sengaja memblokir banyak kontak, termasuk Aditya dan Vika. Sengaja aku menghindar dari mereka, terutama Aditya.Aditya masuk lalu menyeret Vika dengan kasar. Saka langsung bertindak. Dia memang pria dingin, tetapi tak pernah berlaku kasar terhadap istri meski dia dulu sangat membenciku. Namun, kenapa Aditya bersikap demikian pada Vika. Sebe

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Mulai Curiga

    POV Arshaka"Ya Allah, Opa!"Gegas aku mendekat dan membantu Opa yang jatuh pingsan saat akan menaiki tangga. "Papa!" Mami dan papi ikut mendekat.Papi membantuku membawa Opa ke dalam mobil. Mami pun sama. Ia duduk di belakang menjaga kepala Opa. Sedangkan papi duduk di jok depan.Aku sendiri harus masuk ke kamar. Mengambil kunci di dalam tas. Kebetulan saat itu, Nilam juga akan menyusul keluar."Kamu di rumah saja, takut kelelahan," ujarku memintanya kembali masuk rumah."Tapi, Sayang ....""Nggak usah tapi-tapi, buruan masuk. Ini sudah malam. Kamu sedang hamil. Jaga baik-baik anak kita, ini adalah cicit yang diharapkan oleh Opa." Aku meyakinkan Nilam seraya mengusap perutnya yang masih rata.Wanita itu mengangguk dan nurut. Dia kembali masuk rumah bersamaku. Memasuki kamar bersama. Sebelum aku pergi, kukecup keningnya beberapa saat."Semoga Opa baik-baik saja," lirihnya."Amin," balasku lalu berpamitan dan segera mengantar Opa."Bang," panggil Aditya tetapi aku tidak menjawab. Kese

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status